Berita dari jurnal Nature edisi 448 bulan Agustus 2007 yang lalu berjudul Behavioural neurobiology: Females can also be from Mars (1). 

Umumnya, perbedaan perilaku maskulin dan feminin diasumsikan terbentuk sejak awal masa perkembangan otak. Teori yang dipercaya sampai saat ini menjelaskan peranan kromosom Y dari ayah yang menyebabkan diferensiasi organ gonads menjadi testes (dan bukan indung telur). Testes akan mensekresi hormon-hormon yang berfungsi me-maskulin-kan seluruh tubuh. Dua dari hormon tersebut adalah: hormon antimullerian, yang berfungsi menekan perkembangan organ reproduksi wanita, dan hormon steroid testoteron yang berfungsi menstimulasi perkembangan organ reproduksi pria. Testoteron berfungsi me-maskulin-kan struktur otak dan jaringan syaraf pusat. Sexual dimorphism otak ini juga menyebabkan perbedaan perilaku dalam memilih pasangan / kopulasi dan perilaku terhadap keturunan (parental behaviour).(2)

Namun, penelitian terbaru mengindikasikan kemungkinan pembedaan perilaku maskulin dan feminin dalam berpasangan bukanlah sesuatu yang terbentuk sejak masa perkembangan dan tidak bisa diubah. Dalam artikel yang disebutkan di atas (Nature 448, August 2007), Kimchi et al menunjukkan peranan feromon yang bisa mengubah perilaku seksual mencit betina menjadi maskulin.

Feromon, yang sering disebut-sebut sebagai senyawa kimia pembangkit cinta itu (coba aja gugling  ), bisa diendus oleh dua organ sensori yang terletak di kaviti nasal vertebrata, yaitu main olfactory epithelium (MOE) dan vomeronasal organ (VNO). Penelitian Kimchi et al (3) terutama berkaitan dengan fungsi VNO, menggunakan mencit transgenik yang tidak memiliki senyawa Trpc2. Senyawa Trpc2 ini merupakan bagian penting dari transmisi signal yang menyebabkan organ VNO dapat mendeteksi feromon. Pada mencit transgenik yang Trpc2-nya telah termutasi (Trpc2-/-), organ VNO-nya juga tidak berfungsi. Mencit betina mutan homozigot (Trpc2-/-) kemudian menunjukkan perilaku seksual dan maternal yang sama seperti mencit jantan normal.

Hasil penelitian tersebut tentu menimbulkan berbagai pertanyaan baru yang menarik. Organ VNO pada manusia selama ini diasumsikan tidak berfungsi dan tentu perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkorelasikan hasil pada mencit tersebut pada manusia. Namun barangkali, teori perkembangan dimorfisme seksual melalui testoteron yang kita tahu selama ini perlu direvisi. Kimchi et al mengusulkan model di mana perkembangan transmisi signal sebenarnya sama-sama terbentuk baik pada jantan maupun betina, hanya dibedakan pengaktifannya oleh sensori organ. Jika diumpamakan seperti sirkuit listrik, semua komponen-komponen yang diperlukan sebenarnya sama-sama terbentuk baik pada jantan maupun betina. Tombol on-off-nya adalah, antara lain, sensori organ, yang menentukan perilaku maskulin atau feminin. Ini kebalikan dari teori testoteron yang mengatakan ada perbedaan susunan komponen sirkuit antara jantan dan betina yang terbentuk sejak masa awal perkembangan.

Pertanyaan-pertanyaan yang menarik lain tentu berkisar pada asal-usul orientasi seksual, terutama pada manusia. Jika pada dasarnya sirkuit yang sama terbentuk, apakah diferesiansi maskulin dan feminin pada mamalia akibat dari evolusi? Bagaimanakah pada manusia? Apakah perbedaan peran gender lebih disebabkan karena lingkungan sosial? (misal: seorang anak dilahirkan dengan fisik perempuan, akan dibesarkan sebagai perempuan dan diajarkan perilaku tertentu, akibatnya dia juga akan bersikap seperti tipikal perempuan sekalipun dia mempunyai potensi untuk bersikap sebaliknya (bayangkan penelitian mencit tersebut)). Ataukah sebaliknya kah yang terjadi? Dapatkah itu diintervensi?


mengapa begini? mengapa begitu?... dum dam dubidum... 


Referensi:
1.Behavioural neurobiology: Females can also be from Mars, Nature 448 (30 August 2007)
2.Sexual differentiation of the vertebrate nervous system, Nature Neuroscience 7 (2004)
3.A functional circuit underlying male sexual behaviour in the female mouse brain, Nature 448 (30 August 2007) >> rangkuman singkat hasil penelitian Kimchi et al ada di Featured Article di nalaryogya juga, ga dikopas ke sini soalnya ini aja udah kepanjangan 

Bagi yang berminat, artikel-artikel asli dan beberapa video hasil penelitian Kimchi et al juga ada di nalaryogya. Berikut ini salah satu video yang menggambarkan 4 mencit betina mutan (Trpc2-/-) (coklat) mengejar-ngejar 2 ekor mencit jantan normal (hitam)

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

aduh pusing bacanya....
mau nanya nih,,,
knp bisa ada cwo yang perilakunya feminim???
apa pengaruh dari kromosom atau pengaruh yang timbul dari lingkungan tempatnya tumbuh??

bukan di kromoson deh. mungkin lebih tepat kalo dari lingkungannya. ato faktor lain seperti mutasi? iih, masa bencong dibilang mutan. x-men kaleee...

Halo,

pengen ngobrol-ngobrol soal orientasi seks nih. Yang kita tau kan normalnya adalah heteroseksual, cewe dan cowo.
Tapi ternyata ada juga yang homoseksual (gay dan lesbi) dan biseksual (kanan kiri ok ).
Kepikiran ini juga karena barusan abis baca artikel tentang biseksual pada binatang.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Nah, sebenernya bagaimana ini bisa ternyata. Gimana caranya seseorang orientasi seksualnya berbeda-beda?

Sori, setelah baca topik ini, keliatannya mirip dengan apa yang mau gw tanyain, tentang orientasi seks (satu post di atas ini).

KutipNamun, penelitian terbaru mengindikasikan kemungkinan pembedaan perilaku maskulin dan feminin dalam berpasangan bukanlah sesuatu yang terbentuk sejak masa perkembangan dan tidak bisa diubah. Dalam artikel yang disebutkan di atas (Nature 448, August 2007), Kimchi et al menunjukkan peranan feromon yang bisa mengubah perilaku seksual mencit betina menjadi maskulin.

Gimana caranya feromon mengubah perilaku seksual mencit betina menjadi jantan?
Terus untuk yang biseksual, gimana lagi ceritanya?
Masih bingung nih.

Artikel tentang bisexual species-nya menarik Bon   

Tentang eksperimen Kimchi et al di atas, memang belum diteliti secara mendetail mekanisme dan signaling molecules apa saja yg diaktifkan oleh feromon pada mencit tsb. Penelitiannya sendiri baru th 2007 kan, sepertinya masih butuh waktu lama sebelum kita bisa mengerti lebih jauh.

By the way, mencit betina mutan dalam eksperimen tsb. berperilaku seperti mencit jantan dalam hal agresivitas dan parenting, tapi orientasi seksualnya sendiri tidak berubah lho.

Jadi kita ngomong ttg orientasi seksual dulu ya (bukan ttg transgender / pertanyaannya izumi)    Secara umum diterima kalau baik faktor fisik (genetik, hormon) maupun lingkungan berpengaruh terhadap orientasi seksual seseorang. Pertanyaannya, faktor mana yg lebih besar pengaruhnya? Ini masih jadi perdebatan para ahli sampai sekarang. Bisa jadi jawabannya memang berbeda2 utk setiap kasus / orang. Ada homoseksual yg terjadi akibat faktor lingkungan dan ternyata bisa sembuh setelah diterapi. Tapi ada juga homoseksual yg bahkan tidak pernah menyadari bahwa dia tidak straight, krn lingkungannya tidak mengijinkan dia berpikir seperti itu (secara fisik dia tertarik terhadap sesama jenis, tapi ketertarikan ini ditekan).

Udah pernah ada yg baca buku "The Sexual Spectrum"? Saya belum baca sendiri sih  cuma diceritain teman. Singkatnya, orientasi sexual seseorang itu seperti spektrum, yg katakanlah ditandai dg angka 1 sampai 10. Spektrum 1 berarti dia straight. Spektrum 10 berarti dia belok / homoseksual.
Nah, buat saya yg menarik: banyak homoseksual murni, pada masa awal2 pencarian jati dirinya    merasa dia berada di spektrum 5, yg berarti biseksual. Berarti orientasi seksual pada manusia itu bukan hanya terjadi krn faktor fisik dan lingkungan, tapi banyak ditentukan oleh mindset orang tsb, bagaimana dia memandang dirinya sendiri. Mungkin krn itu, ada pendapat yg mengatakan bahwa orientasi seksual itu tidak ditentukan sejak lahir, tapi berkembang sejalan dengan pengalaman hidup seseorang.


Kalau katanya Freud sih, all human are born bisexual    tapi yah, itu Freud 

 "mereka2" sebenarnya sadar ga sih dengan kelainan2 itu???
eh maksudnya gini.....
prilaku itu emank mereka sadari, atau ada diantara mereka yang ga menyadari???
pusing2 dah dengan pertanyaanku

maksudnya ga menyadari itu gimana? ngga ngerti saya 

Ada riset menarik lagi mengenai orientasi seksual. Hasil risetnya kembali mengatakan bahwa faktor genetik (cytochrome P17) ikut berperan. Bahwa identitas seksual dan orientasi seksual seseorang dipengaruhi oleh hormon seks; kombinasi gen tertentu - selain peranan lingkungan dan budaya - juga membuat seseorang rentan mengalami kelainan seksual.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

The variation is in the gene for an enzyme called cytochrome P17, which is involved in the metabolism of sex hormones. Its presence leads to higher than average tissue concentrations of male and female sex hormones, which may in turn influence early brain development.

Clemens Tempfer and his colleagues at the Medical University of Vienna in Austria discovered the variant after analysing DNA samples from 49 female-to-male (FtM) and 102 male-to-female (MtF) transsexuals, as well as 1669 non-transsexual controls.

The variant was more common in men than women, although it doesn't seem to be implicated in MtF transsexuality as the proportion of MtF transsexuals with it was similar to that in non-transsexual men. In women, however, there were some differences: 44% of FtM transsexuals carried it, compared with 31% of non-transsexual women.
Testosterone boost

While there are many women with the variant who are not transsexual and many FtM transsexuals who lack it, the finding raises the possibility that the variant makes women more likely to feel that their bodies are of the wrong sex, and that this is a result of their brains having been exposed to higher than average levels of sex hormones during development.

Kok ada ya orang yang kayak Ryan??

@Vinchemz
OOT. topik ini ga berhubungan dengan ryan kok.

wah izumi cantik, boleh minta FS nya ngga?

maaf OOT..

Menurut gw pribadi, struktur biologi kita emang butuh waktu lumayan lama untuk adaptasi dengan kultur, cewe yang dikasih mainan Barbie tetep suka HotWheels adalah bukan penyimpangan genetik. itu bersifat sementara.

entah dimana dan apa hormonnya (ini bukan bidang saya), kenapa cewe lebih suka hal simple daripada cowo yang maunya membawa hal simple menjadi rumit.

Kutip dari: dopamine pada Agustus 02, 2008, 12:49:36 AM
kenapa cewe lebih suka hal simple daripada cowo yang maunya membawa hal simple menjadi rumit.

ga kebalik nih? contonya aja, cowo paling males kalo disuruh belanja pake acara tawar menawar, ribet... kalo cewe gile bener, senengnya bukan main, nawarnya bisa sadis banget. blom lagi ga puas ngeliat di satu toko, musti bandingin ke beberapa toko. alangkah ribetnya belanja bareng cewe.

ada contoh lagi begini nih..

cowo : "say, kamu mau mobil yang bagaimana? kalo bisa yang convertibel ya, mesinnya yang DOHC terbaru aja, atau kalo bisa yang Hybrid, terus aku maunya yang automatic aja, manual udah ngga jaman say... menurut kamu gimana?"

cewe : "aku sih yang penting warnanya ngejreng say"

-----------------------------------------------------------------------------

cowo : "bosen gw, tiap hari game-nya ini melulu, gw pengen ganti VGA yang Crossfire ah, terus memory-nya 5 gigabyte yang Corsair, mumpung masih ada duit sekalian aja motherboardnya AMD socket2 keatas, maunya yang Phenom biar gw bisa maen next-gen"

cewe : "Monopoly Spongebob udah cukup, yang penting fun"

selalu ada perbedaan di setiap persamaan. .
maap OOT