Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 13, 2024, 02:08:22 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 55
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 16
Total: 16

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Membuat Api

Dimulai oleh Anton_Soepriyanto, Januari 23, 2012, 07:08:47 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Anton_Soepriyanto

Bagaimana sih cara membuat api dg kayu? Ada yg bilang kayu digesekan sampai panas akhirnya terbakar. Tapi kok rasanya nggak masuk akal. Kayu yg ditempelkan ke setrika panas saja tidak terbakar, paling cuma hangus. Ada yg bisa memberi pencerahan?
No One Is Perfect. I'm a no one. It makes me perfect

Farabi

Harus cepet muternya, dulu waktu saya masih ikut pencinta alam diajari cara survival, salah satunya pake kayu. Jadi anda talikan kayu sedemikian rupa seperti sebuah gasing, sudah itu tinggal tarik gasing secepat mungkin maju-mundur dengan cepat, kemudian tiup. Tapi saya udah lupa, di tivi juga biasanya ada.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

mhyworld

Secara praktis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain kandungan air dalam kayu. Seperti halnya bahan bakar yang lain, kayu memiliki flash point dan autoignition point.
KutipSolid fuels

The act of combustion consists of three relatively distinct but overlapping phases:

    Preheating phase, when the unburned fuel is heated up to its flash point and then fire point. Flammable gases start being evolved in a process similar to dry distillation.
    Distillation phase or gaseous phase, when the mix of evolved flammable gases with oxygen is ignited. Energy is produced in the form of heat and light. Flames are often visible. Heat transfer from the combustion to the solid maintains the evolution of flammable vapours.
    Charcoal phase or solid phase, when the output of flammable gases from the material is too low for persistent presence of flame and the charred fuel does not burn rapidly and just glows and later only smoulders.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Dalam kasus menggosok kayu, tampaknya harus mengandalkan autoignition point yang nilainya relatif tinggi. Jika kita memanaskan kayu dengan menggosoknya, energi panas yang diberikan akan terlebih dahulu dipakai untuk memanaskan dan menguapkan air yang terkandung pada kayu tersebut sebelum dapat menaikkan suhunya hingga mencapai autoignition point. Dengan demikian kayu yang kering/sedikit kandungan airnya akan lebih mudah terbakar.
KutipThe autoignition temperature or kindling point of a substance is the lowest temperature at which it will spontaneously ignite in a normal atmosphere without an external source of ignition, such as a flame or spark. This temperature is required to supply the activation energy needed for combustion. The temperature at which a chemical will ignite decreases as the pressure increases or oxygen concentration increases. It is usually applied to a combustible fuel mixture.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

hal lain yang perlu diperhatikan adalah luas permukaan bidang sentuh antara bahan bakar dengan udara, karena pada dasarnya pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar dengan oksigen. Untuk memperoleh luasan yang besar, biasanya di sekeliling kayu yang digosok, ditaruh juga serutan kayu, serbuk gergaji, atau jerami kering.

Api akan lebih mudah terbentuk jika kandungan oksigen di udara lebih banyak atau tekanan udara lebih tinggi, dengan kata lain, tekanan parsial oksigen dalam udara tinggi.
Kelembaban udara juga mempengaruhi penguapan kandungan air dari kayu, sehingga berpengaruh pula pada usaha pembuatan api tersebut.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: Anton_Soepriyanto pada Januari 23, 2012, 07:08:47 PM
Kayu yg ditempelkan ke setrika panas saja tidak terbakar, paling cuma hangus. Ada yg bisa memberi pencerahan?
Itu artinya suhu setrika belum mencapai autoignition point dari kayu. Pada setrika, panas yang dihasilkan oleh heating elemen di dalamnya disebarkan oleh logam yang memiliki konduktifitas panas yang bagus, sehingga panas yang dihasilkan oleh elemen itu sama dengan panas yang dibuang oleh badan setrika ke udara pada suhu yang relatif rendah, sekitar 200 Celcius. Pada setrika modern biasanya bisa disetel sesuai jenis kain yang akan disetrika.

Kalau anda ingin membuat api dengan bahan bakar kayu dan setrika listrik sebagai pemanasnya, anda dapat mencoba cara berikut :
- buka setrika anda, dan gunakan heating elemennya saja, tanpa logam body setrika itu. Dengan demikian, panas yang dihasilkan tidak cepat  dibuang ke udara, sehingga temperatur local pada elemen itu bisa menjadi lebih tinggi.
- gunakan serutan kayu kering, serbuk kayu, atau sekam (seperti api dalam sekam) untuk menimbun heating elemen tersebut. Jangan terlalu banyak dulu agar sirkulasi udara dapat berjalan lancar di sekitar heating elemen itu.
- sambungkan elemen tersebut ke sumber tegangan listrik.

Keberhasilan eksperimen ini tergantung pada suhu elemen yang mencapai autoignition kayu, serta supply oksigen ke kayu yg terbakar. Jadi ada semacam kesetimbangan di sini. Kalau sirkulasi udara terlalu bagus, heating elemen akan terlalu banyak membuang panas, sehingga sulit mencapai autoignition point. Sebaliknya jika tidak ada sirkulasi udara, oksigen tidak bisa mencapai bahan bakar, sehingga tidak terjadi pembakaran. Semakin besar power dari heating elemen yang dipakai, lebih mudah mencapai autoignition point sehingga tidak perlu terlalu ketat membatasi sirkulasi udaranya.
once we have eternity, everything else can wait

semut-ireng

Untuk menghasilkan nyala api,  flash point dan autoignition point dari suatu bahan membutuhkan oksigen.   Jika kadar oksigen kurang dari 12 %,  tidak bisa timbul nyala api.   Teorinya seperti itu,  yang baru saya dapat dari pelatihan ( yang diinfokan oleh om skuler ). :D

Anton_Soepriyanto

ok... makasih semuanya... saya sih pernah buat api tapi pakai reflektor senter, bukan menggosok kayu. Kapan kapan yg sampeyan2 sarankan saya coba ah..
No One Is Perfect. I'm a no one. It makes me perfect

topazo

#6
Sebetulnya yang paling penting dari membuat api dengan gaya gesek kayu dan kayu (ataupun teknik membuat api lainnya), ada di starternya... Biasanya para petualang dan survivalist sudah mempersiapkan starter api tersebut dari rumah, yang umumnya digunakan adalah serabut katun yang dicampur sedikit dengan parafin, lalu dikeringkan...

Dalam situasi genting, biasanya starter dibuat dari yang ada di alam, kalau ada dari serabut kapuk/randu, atau serabut rumput kering, atau kita bisa membuat serabut katun sendiri dari potongan baju yang dipakai dan dipisahkan menjadi gulungan benang... Yang jelas biar apinya gampang jadi, starternya biasanya berbentuk serabut tipis2 dan kering, tujuannya, starter harus lebih mempunyai kecendrungan terbakar daripada sang kayu...

Coba deh menggesek2 2 kayu kering dan kuat, lama kelamaan kayunya akan agak berasap dan gosong, tapi gak akan keluar api, di sinilah starter dibutuhkan... Pada saat digosok, harus ada starter dibagian panas kayu, nanti lama kelamaan akan ada asap dari starter, itu berarti hampir berhasil... Tiup2 starternya sampai keluar bara... Dan kalau mujur, baranya akan jadi api...

Kalau pake metode seperti ini, siap2 tangan jadi pegel... Kalau menurut saya sih lebih mudah pake bantuan matahari dan kaca pembesar... Intinya, kalau sudah berasap, itu sudah hampir berhasil... (Untuk kawan2 forsa yang ingin bertualang, saya sarankan bawa2 kaca pembesar... Yang kecil aja yang pas kantong... Mudah2an bakal berguna pada saatnya...)

@Boss Anton_Soepriyanto, kayaknya reflektor senternya berfungsi sebagai cermin cekung ya... Wah, boleh juga tuh...
Kalau ada senter, baterenya juga bisa dibikin untuk membuat api (pake prinsip yang sama dengan konsleting listrik)...

BSJS... Dulu pas Pramuka penah diajarin kayak gini...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Anton_Soepriyanto

Ngga pernah ikut pramuka jadi ngga tahu beginian. Ngomong2, kira2 berapa lama nggosok kayunya?
Iya reflektornya buat cermin, di tengahnya dikasih daun kering.
No One Is Perfect. I'm a no one. It makes me perfect

semut-ireng

#8
Kutip dari: semut-ireng pada Januari 26, 2012, 10:41:34 PM
Untuk menghasilkan nyala api,  flash point dan autoignition point dari suatu bahan membutuhkan oksigen.   Jika kadar oksigen kurang dari 12 %,  tidak bisa timbul nyala api.   Teorinya seperti itu,  yang baru saya dapat dari pelatihan ( yang diinfokan oleh om skuler ). :D

berkat pelatihan itu,  jadi bisa buat analogi ( tapi oot ) :  kalau oksigen di dalam tubuh manusia kurang dari 12 % dibanding keadaan normalnya,  maka terjadilah hipoksia jaringan ( tissue hypoxia ),  dan  " apinya "  bisa padam deh..........

oot sedikit gpp yah ?  sorry. :)

topazo

Ada beberapa teknik menggosok kayu, bisa memutar dipilin dan bisa dibantu pake busur, seperti yang Boss Farabi bilang, ada dengan cara menggosok maju mundur (seperti menggesek korek api batangan tapi dengan cara lebih ekstrim), ada juga, seperti beberapa suku di papua, memakai serabut tali dari bambu untuk digesek2an ke kayu dengan teknik seperti menggergaji dengan tali...

Kalau jago sih, di bawah 3 menit udah ada asap dan bara, semenit kemudian setelah jadi bara, starter bisa terbakar dengan cara ditiup2...

Kalo bagi pemula sih, seperti saya, kadang lebih dari 5 menit asapnya gak keluar2 karena kurang kuat menekan dan menggesekkan (pokoknya, semakin besar friksi antar 2 kayu, semakin cepat dia panas)...

Sebetulnya, untuk membuat api, ada dua teknik yang perlu dikuasai... yang pertama dari benda dingin menjadi berasap dan membara, yang kedua dari bara menjadi api (biasanya ditiup2, menambahkan oksigen ke bara)...

BSJS...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Monox D. I-Fly

Kutip dari: topazo pada Februari 02, 2012, 10:07:16 PM
BSJS... Dulu pas Pramuka penah diajarin kayak gini...

Heck... Dulu waktu Pramuka aku nggak pernah diajari kayak gini...  :'(

Kutip dari: topazo pada Februari 02, 2012, 10:07:16 PM
(Untuk kawan2 forsa yang ingin bertualang, saya sarankan bawa2 kaca pembesar... Yang kecil aja yang pas kantong... Mudah2an bakal berguna pada saatnya...)

Btw, kalo' pake' kaca pembesar, ukuran kaca pembesar tsb berpengaruh nggak sama besar kecilnya api yang dihasilkan? Atau yg berpengaruh adalah ketebalan lensanya?
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

mhyworld

Diameter kaca pembesar sebanding dengan luas penampang sinar matahari yang dikumpulkan pada titik fokus. Bentuk dan tebal lensa mempengaruhi posisi titik fokus.
once we have eternity, everything else can wait

topazo

#12
@Boss Monox, saya pernah buat api dari kaca pembesar yang mirip2 gini:


Intinya menurut saya, yang penting fokus sinarnya bisa membakar benda... Sekecil apapun titiknya, kalau sudah berasap dan membara, bisa dibesarkan dengan ditiup2... Dan ini juga butuh skill... Saya kurang pandai yang beginian, saya bisanya kadang2 cuman sampe tahap satu doank (dari benda dingin, menjadi berasap dan membara)...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

semut-ireng

hehehe,  tehniknya memang begitu,  setelah membara lalu ditiup-tiup,  tujuannya untuk nambah oksigen supaya timbul nyala api ........ ^-^

Monox D. I-Fly

Kutip dari: topazo pada Februari 06, 2012, 11:14:50 PM
Intinya menurut saya, yang penting fokus sinarnya bisa membakar benda... Sekecil apapun titiknya, kalau sudah berasap dan membara, bisa dibesarkan dengan ditiup2... Dan ini juga butuh skill... Saya kurang pandai yang beginian, saya bisanya kadang2 cuman sampe tahap satu doank (dari benda dingin, menjadi berasap dan membara)...
Kutip dari: semut-ireng pada Februari 07, 2012, 06:08:52 AM
hehehe,  tehniknya memang begitu,  setelah membara lalu ditiup-tiup,  tujuannya untuk nambah oksigen supaya timbul nyala api ........ ^-^

Lah, lah, lah...? O_O
Api bukannya kalo' ditiup2 malah mati karena nafas mengandung banyak karbon dioksida dan sedikit oksigen?  :o
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.