Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 04:19:20 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 127
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 116
Total: 116

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Artikel ForSa - Fungsi Gelombang Dapat Diukur Secara Langsung

Dimulai oleh reborn, November 04, 2011, 10:31:38 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

reborn

Penulis : Kang Tenso

Fungsi gelombang pertama kali diciptakan oleh fisikawan Austria Erwin Schrodinger, untuk menangani salah satu fenomena dunia kuantum dualisme gelombang partikel. Namun, fungsi gelombang itu sendiri tidak memberikan gambaran fisik apa pun sampai Max Born mengusulkan untuk mengkuadratkan nilai mutlaknya. Selanjutnya, amplitudo fungsi gelombang yang telah dikuadratkan itu ditafsirkan sebagai kemungkinan menemukan partikel berada pada tempat dan saat tertentu. Bersamaan dengan itu, Born juga memperkenalkan metode pengukuran di bawah aturan-aturan yang ditetapkannya.

Baca selengkapnya


The Houw Liong

Panjang gelombang elektron dapat diukur dalam experimen Davisson & Germer.
HouwLiong


Fariz Abdullah

#3
Menarik juga percobaan Lundeen di atas..apakah suatu saat fisika quantum akan runtuh? dualisme partikel dan gelombang dan terutama ketidakpastian Heisenberg adalah keniscayaan dalam fisika quantum..Walaupun Einstein sendiri yg merupakan salah satu Bapak Fisika Quantum adalah pengkritik Heisenberg.

Tentang dualisme partikel gelombang, mengapa tidak kita jumpai dalam skala makroskopik ya? Maksud saya dalam realitas kita sehari hari..Atau ini hanya masalah model dependant realism? Bahwa kita ini sejatinya adalah gelombang (wavelike particle) dari sudut pandang 'raksasa'..Jangan jangan kita ini ada di kuku raksasa..

Saya sendiri sedang mengamati eksistensi conciousness, sehubungan begitu banyak kesaksian Near Dead Experience..Benarkah conciousness adalah semacam immortal software? Tentu saja dalam fisika quantum tidak mengenal conciousness ini. Menurut Hawking, kita adalah mesin biologis..Freewill adalah ilusi..Karena kita adalah sekumpulan atom yang tunduk pada hukum fisika quantum..Walaupun begitu, masih menurut Hawking, determinasi yang bekerja pada kita adalah determinasi yang tidak pasti sesuai ketidak pastian Heisenberg. Berdasarkan Fisika Quantum, mungkin kita adalah robot biologis tanpa freewill tapi juga tanpa suratan takdir yang pasti..

Apakah kira kra sederhananya seperti itu?

[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Fariz Abdullah

Percobaan Davisson Germer pada tahun 1999 dikembangkan oleh team fisika Canada juga dengan celah ganda yg terkenal sebagai buckyball experiment. Selain menguatkan dualisme gelombang partikel, kita juga bisa menyaksikan ketidakpastian Heisenberg..Percobaan ini juga mengindikasikan bahwa tidak ada masa lalu yang tunggal. Bahkan observasi kita pada masa kini, menentukan juga masa lalu..

Fisika quantum memang menakjubkan dan selalu menarik..Banyak hal hal aneh yang sangat sulit dipahami orang awam seperti saya..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 06, 2015, 09:30:02 PM
Menarik juga percobaan Lundeen di atas..apakah suatu saat fisika quantum akan runtuh? dualisme partikel dan gelombang dan terutama ketidakpastian Heisenberg adalah keniscayaan dalam fisika quantum..Walaupun Einstein sendiri yg merupakan salah satu Bapak Fisika Quantum adalah pengkritik Heisenberg.

Einstein bukannya "anti" fisika kuantum ya? Soalnya teori relativitas kedengeran seperti menentang fisika kuantum. Dalam kasus lain, Stephen Hawking mempercayai dunia paralel, yang mana konsep ini diterima oleh fisika kuantum tapi bertentangan dengan teori relativitas. Kalau fisika kuantum runtuh, berarti teori relativitas menang. Setidaknya itu yg saya tangkap dari ucapan orang dan media massa.

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 06, 2015, 09:30:02 PM
Tentang dualisme partikel gelombang, mengapa tidak kita jumpai dalam skala makroskopik ya? Maksud saya dalam realitas kita sehari hari..Atau ini hanya masalah model dependant realism? Bahwa kita ini sejatinya adalah gelombang (wavelike particle) dari sudut pandang 'raksasa'..Jangan jangan kita ini ada di kuku raksasa..

Menurut asumsi saya, dualisme gelombang-partikel bisa dilihat dari perilaku atom yang punya kecenderungan untuk saling mengikat, atau partikel penyusun atom dapat melompat keluar dan masuk ke atom lain (koreksi kalau salah). Dalam skala makro, itu mungkin bisa menjelaskan mengapa dalam "kehampaan" (nyaris vakum) di luar angkasa dapat tercipta sumbu putar sendiri yang akhirnya menciptakan bintang dan galaksi. Menurut asumsi saya, sifat partikel penyusun atom ini yang menyebabkan atom-atom dalam "kehampaan" punya kecenderungan untuk saling mendekat dan menciptakan sumbu putaran. CMIIW

Mudah-mudahan kalau terbukti benar, tidak dicocok-cocokkan sebagai alam semesta juga ikut berthawaf...

Oh ya, cahaya sendiri dalam perspektif lain bisa dianggap sebagai fenomena dualisme gelombang-partikel kan? Benar tidak? Tapi kemudian dikatakan bahwa cahaya itu punya foton dan tidak punya massa diam dan kecepatannya konstan dimana saja dalam kerangka acuan mana saja. Artinya seperti mencari "pembenaran" menentang fisika kuantum... CMIIW

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 06, 2015, 09:30:02 PM
Saya sendiri sedang mengamati eksistensi conciousness, sehubungan begitu banyak kesaksian Near Dead Experience..Benarkah conciousness adalah semacam immortal software? Tentu saja dalam fisika quantum tidak mengenal conciousness ini. Menurut Hawking, kita adalah mesin biologis..Freewill adalah ilusi..Karena kita adalah sekumpulan atom yang tunduk pada hukum fisika quantum..Walaupun begitu, masih menurut Hawking, determinasi yang bekerja pada kita adalah determinasi yang tidak pasti sesuai ketidak pastian Heisenberg. Berdasarkan Fisika Quantum, mungkin kita adalah robot biologis tanpa freewill tapi juga tanpa suratan takdir yang pasti..

Apakah kira kra sederhananya seperti itu?

entah ini nyambung atau tidak. pernah ngalamin nggak?

anda pernah bermimpi dalam sebuah cerita panjang bahwa anda diteror monster. dan di akhir mimpi monster itu teriak. seketika itu anda bangun. ternyata teriakannya berasal dari keluarga anda. padahal keluarga anda baru saja teriak. tapi mimpi anda diteror monster sudah dimulai jauh sebelumnya. tentu jadi aneh mengapa seolah-olah ada sinkronisasi teriakan keluarga anda dengan mimpi diteror monster yang teriak di akhir cerita. kalau anda memang diteror monster dari sebelum keluarga anda teriak, berarti ada kemungkinan keluarga anda memang sudah diplot untuk berkontribusi sebagai akhir cerita mimpi anda, yaitu pengisi suara monster.

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 06, 2015, 11:06:03 PM
Percobaan Davisson Germer pada tahun 1999 dikembangkan oleh team fisika Canada juga dengan celah ganda yg terkenal sebagai buckyball experiment. Selain menguatkan dualisme gelombang partikel, kita juga bisa menyaksikan ketidakpastian Heisenberg..Percobaan ini juga mengindikasikan bahwa tidak ada masa lalu yang tunggal. Bahkan observasi kita pada masa kini, menentukan juga masa lalu..

Fisika quantum memang menakjubkan dan selalu menarik..Banyak hal hal aneh yang sangat sulit dipahami orang awam seperti saya..

Bukannya kalau tidak ada masa lalu yang tunggal berarti perjalanan waktu adalah dinamis artinya kemungkinan dunia paralel bisa saja benar? Artinya malah jadi melenceng dari kepercayaan Einstein. CMIIW
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Fariz Abdullah

Iya sih..Kayaknya memang Einstein gak sreg dgn teori quantum..Walaupun Teori Quantum telah sukses melewati banyak eksperimen..Banyak yang berpendapat Einstein merasa Teori Quantum incomplete..Saat awal Relativitas Khusus, nampaknya masih compatible dgn Teori Quantum..tetapi setelah Relativitas Umum, Einstein cenderung skeptis dengan Teori Quantum..Mungkin karena Teori Gravitasi baru yg diusung Relativitas umum bersifat determinastik..Berlawanan dengan Teori Quantum yang probability nature nya sangat menonjol..Tuhan tidak bermain dadu, kata Einstein dengan sinis.

Banyak Fisikawan masa kini yang berpikir bahwa Einstein adalah Old Fashion..Jika dia berumur lebih panjang sedikit, dia akan bisa menerima Teori Quantum..Bahkan Hawking sendiri menyebut Fisika Einstein adalah Fisika Klasik, walaupun kita tahu bahwa dilatasi waktu dan idea dimensi space-time yang melengkung sangat besar sumbangannya bagi Fisika modern dan telah juga melewati eksperimen dgn sukses.

Menyatukan dua idea besar ini dalam Fisika Modern menjadi satu Theory of Everything saat ini menjadi idaman para ilmuwan, bahkan menjadi semacam holy grail dalam fisika..

[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Fariz Abdullah

#7
Tentang dunia pararel, awalnya bermula dari double slit experiment Davisson Germer yang menggemparkan itu..Eksperimen ini menunjukkan bahwa partikel dalam skala mikroskopik ternyata menunjukkan sifat gelombang..Dari sini mulainya idea quantum..Feynman kemudian mengajukan formula perhitungan sum over hystory yang menunjukkan perjalanan partikel dari point A ke poin B adalah jumlah seluruh probabilitas tak hingga dari path partikel tersebut..Tidak seperti fisika Newtonian yang menunjukkan single path..Dengan demikian masa lalu adalah tidak tunggal..History tidak menyebabkan masa kini. Tetapi pengamatan masa kinilah yang menciptakan history..Ganjil? Iyalah..seperti kata Feynman : tidak ada orang yang mengerti fisika kuantum
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Fariz Abdullah

Masalah conciousness bagi saya masih misterius..Saya mengamati kesaksian Near Dead Experience atau Out of Body Experienced..Mereka secara klinis sudah dinyatakan mati..Tetapi ketika siuman, mereka bisa menceritakan secara detil ketika dokter mengotatik atik tubuhnya..suasana ruangan dan sebagainya..ini menimbulkan spekulasi bahwa conciousness tetap exist ketika kita secara klinis mati..Kesaksian itu begitu banyak sehingga sulit untuk diabaikan..

Apakah itu juga berkaitan dengan mimpi yang Anda ceritakan? Saya tidak tahu..

Apakah juga ada kaitannya dengan multiverse? Entahlah..Dalam realitas keseharian, kita mengalami 4 dimensi dalam universe kita..Menurut teori quantum, sebenarnya ada 11 dimensi, yaitu 10 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu..tetapi 7 dimensi yang lain tidak berkembang cukup besar untuk kita 'rasakan'..Universe yang lain bahkan memiliki dimensi yang lain dan hukum alam yang lain lagi..Apakah ketika mati kita merasakan dimensi lain, atau universe yang lain?
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Pi-One

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 08, 2015, 10:21:16 PM
Iya sih..Kayaknya memang Einstein gak sreg dgn teori quantum..Walaupun Teori Quantum telah sukses melewati banyak eksperimen..Banyak yang berpendapat Einstein merasa Teori Quantum incomplete..Saat awal Relativitas Khusus, nampaknya masih compatible dgn Teori Quantum..tetapi setelah Relativitas Umum, Einstein cenderung skeptis dengan Teori Quantum..Mungkin karena Teori Gravitasi baru yg diusung Relativitas umum bersifat determinastik..Berlawanan dengan Teori Quantum yang probability nature nya sangat menonjol..Tuhan tidak bermain dadu, kata Einstein dengan sinis.

Banyak Fisikawan masa kini yang berpikir bahwa Einstein adalah Old Fashion..Jika dia berumur lebih panjang sedikit, dia akan bisa menerima Teori Quantum..Bahkan Hawking sendiri menyebut Fisika Einstein adalah Fisika Klasik, walaupun kita tahu bahwa dilatasi waktu dan idea dimensi space-time yang melengkung sangat besar sumbangannya bagi Fisika modern dan telah juga melewati eksperimen dgn sukses.

Menyatukan dua idea besar ini dalam Fisika Modern menjadi satu Theory of Everything saat ini menjadi idaman para ilmuwan, bahkan menjadi semacam holy grail dalam fisika..


Einstein tidak suka teori kuantum, karena penuh ketidakpastian.
Makanya dia mengeluarkan ungkapan "God doesn't play dice" - meski dia sendiri bukan theis.

Fariz Abdullah

#10
Iya Einstein tidak suka probability nature pada teori quantum..Tuhan Einstein bukan tuhan personal..Konsep ketuhanan Einstein lebih mirip filosofi Spinoza..Einstein sendiri enggan disebut atheist..Bagi Einstein, Tuhan adalah semacam The Single Principal Underlying The Creation..Tuhan adalah the beauty of harmony..Dalam konteks ini dan hanya dalam konteks ini, Einstein mengaku sebagai seorang relijius..

Ungkapan Tuhan tidak bermain dadu, hanya ungkapan 'for the sake of argument', untuk mengungkapkan ketidaksukaannya pada ketidakpastian Heisenberg yang menjadi acuan teori quantum..

Ah jadi ngomongin filosofi..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

sirius.A

hukum ketidakpastian muncul karena kita tergantung pada dimensi waktu   :)

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 08, 2015, 10:21:16 PM
Iya sih..Kayaknya memang Einstein gak sreg dgn teori quantum..

terus kenapa Einstein disebut Bapak Fisika Kuantum ?

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 08, 2015, 10:41:09 PM
Tentang dunia pararel, awalnya bermula dari double slit experiment Davisson Germer yang menggemparkan itu..Eksperimen ini menunjukkan bahwa partikel dalam skala mikroskopik ternyata menunjukkan sifat gelombang..Dari sini mulainya idea quantum..Feynman kemudian mengajukan formula perhitungan sum over hystory yang menunjukkan perjalanan partikel dari point A ke poin B adalah jumlah seluruh probabilitas tak hingga dari path partikel tersebut..Tidak seperti fisika Newtonian yang menunjukkan single path..Dengan demikian masa lalu adalah tidak tunggal..History tidak menyebabkan masa kini. Tetapi pengamatan masa kinilah yang menciptakan history..Ganjil? Iyalah..seperti kata Feynman : tidak ada orang yang mengerti fisika kuantum

"History tidak menyebabkan masa kini" terdengar absurd. kedengarannya seperti dihubung-paksaan dengan "partikel menunjukkan sifat gelombang". saya tak melihat ada hubungannya. saya pikir perlu "filter" dalam menerima semua model teori kuantum. kalau 1 jam lalu anda makan sate dan anda kenyang karena makan sate ya itulah yang menentukan keadaan anda sekarang, yaitu anda kenyang.

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 09, 2015, 06:34:52 AM
Masalah conciousness bagi saya masih misterius..Saya mengamati kesaksian Near Dead Experience atau Out of Body Experienced..Mereka secara klinis sudah dinyatakan mati..Tetapi ketika siuman, mereka bisa menceritakan secara detil ketika dokter mengotatik atik tubuhnya..suasana ruangan dan sebagainya..ini menimbulkan spekulasi bahwa conciousness tetap exist ketika kita secara klinis mati..Kesaksian itu begitu banyak sehingga sulit untuk diabaikan..

berarti anda masih terbuka dengan binaural beats atau brainwave atau semacamnya? pernah dengar iringan musik supaya bisa meraga sukma dan mengatur mimpi ?

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 09, 2015, 06:34:52 AM
Apakah itu juga berkaitan dengan mimpi yang Anda ceritakan? Saya tidak tahu..

cerita soal mimpi diteror monster yg tempo hari saya ceritakan itu sebagai tanggapan atas komentar anda tentang teori "manusia tak punya free will" semacam itulah... jadi sepertinya keluarga anda seperti sudah diplot untuk jadi kontributor dalam ending mimpi anda.

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Januari 09, 2015, 06:34:52 AM
Apakah juga ada kaitannya dengan multiverse? Entahlah..Dalam realitas keseharian, kita mengalami 4 dimensi dalam universe kita..Menurut teori quantum, sebenarnya ada 11 dimensi, yaitu 10 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu..tetapi 7 dimensi yang lain tidak berkembang cukup besar untuk kita 'rasakan'..Universe yang lain bahkan memiliki dimensi yang lain dan hukum alam yang lain lagi..Apakah ketika mati kita merasakan dimensi lain, atau universe yang lain?

jadi mungkin itulah sebabnya kenapa masih ada fenomena yang masih membingungkan kita misal : Black Hole bisa menarik cahaya dan menciptakan kelengkungan ruang dan waktu, atau alam semesta mengembang, atau alam semesta tak bertepi, de ja vu, out of body, clairvoyance, vakum fluktuasi, dll.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Fariz Abdullah

#13
Selain Bohr dan Planck, Einstein bisa dikatakan Founding Father ke-3 untuk fisika quantum..khususnya untuk partikel quantum cahaya seperti deskripsinya pada efek photoelectric. Hawking dalam The Grand Design juga menyebut Einstein sebagai Bapak Teori Quantum..Nama nama lain di antaranya Schrodinger, Feynman dll.

Teori Quantum memang absurd, seperti sinyalemen Feynman, bahkan Einstein sendiri mengkritiknya..Tetapi Teori Quantum adalah teori yang paling banyak diuji dalam sejarah fisika..dan seluruhnya sukses..

Tentang makan sate, menurut teori quantum logika Anda keliru, walaupun secara Newtonian klasik benar..Bukan makan sate yang membuat Anda kenyang..Tetapi Anda kenyang karena makan sate..

Apakah binaural beats atau brainwave berkorelasi dengan conciousness? Saya belum paham..Saat ini saya berpikir bahwa conciousness masih di luar jangkauan science..mungkin lebih tepatnya di filosofi kali ya..

Statement saya masalah freewill adalah dalam konteks fisika quantum..Dan itu dalam realitas ketika kita sedang terjaga..masalah mimpi saya kurang paham..apakah mimpi adalah intersection antar dimensi? Atau bahkan antar universe?
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]