Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 09:45:14 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 144
Total: 144

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Nobel Prize in Physics

Dimulai oleh ksatriabajuhitam, Oktober 09, 2010, 07:25:39 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ksatriabajuhitam

The Nobel Prize in Physics



Thread ini didedikasikan untuk memberikan info dan membahas mengenai Hadiah Nobel dalam bidang Fisika dari tahun ke taun.

Tahun 2010

official link: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Press Release
5 October 2010

The Royal Swedish Academy of Sciences has decided to award the Nobel Prize in Physics for 2010 to
Andre Geim
University of Manchester, UK
and
Konstantin Novoselov
University of Manchester, UK

"for groundbreaking experiments regarding the two-dimensional material graphene"
Sorry but you are not allowed to view spoiler contents.


Biography



Andre Geim
Born: 1958, Sochi, Russia
Affiliation at the time of the award: University of Manchester, Manchester, United Kingdom
Prize motivation: "for groundbreaking experiments regarding the two-dimensional material graphene"



Konstantin Novoselov
Born: 1974, Nizhny Tagil, Russia
Affiliation at the time of the award: University of Manchester, Manchester, United Kingdom
Prize motivation: "for groundbreaking experiments regarding the two-dimensional material graphene"

not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

suharibunadi

Terima kasih bapak/ibu atas posting-nya;

Adalah selalu bagus untuk menjadi pemenang Nobel Prize di mana pun di seluruh pelosok planet bumi kita tercinta ini.

Tapi untuk problematika kekurangan ilmuwan di Indonesia saya lebih setuju untuk produksi massal dari separuh atau setengah kwalitas dari pemenang Nobel, dari pada full nobel prize winner.

mengapa ? ini soal quantitas versus qualitas. yang kita perlu adalah 10.000.000 PhD atau S2 di Indonesia.

Wassalam and God Bless,

Prof. Suhari Bunadi
Massachusetts Institute of Technology
Open Learning Support

Haryanto

apa yg disampaikan Prof. KBH dan Prof. Suhari Bunadi di atas sama- sama benar.. Kita perlu kualitas dan kuantitas.. Orang-orang muda yg idealis akan tetap berjuang, mengasah kualitas nya, sampai akhirnya bersinar.. Di sisi lain, negara harus lebih cerdas mengalokasikan anggaran, cermat dan tepat, agar jumlah PhD dalam negri dapat meroket.. kualitas univ top seperti UI, ITB, UGM, IPB, ITS, sudah bisalah untuk mencetak doktor2 muda yg lalu nantinya kembali ke propinsi masing2 di seluruh penjuru negri..
Anggaran-Pendidikan-APBN-2010-Rp1956-Triliun...
sangat2 besar.. mgkn menyekolahkan S3 ke luar negri cukup mahal, dalam negri saja di tempat2 spt di atas.. penelitian di kampus tsb akan lebih bergairah, krn sorg dosen senior/profesor butuh mahasiswa untuk menggodok penelitian. Adanya mahasiswa akan memberinya pemasukan tambahan, ada peluang dana proyek, kampus2 tsb akan naik peringkatnya di internasional krn banyak melakukan riset..

baru saja saya rapat jurusan, dan Prof. Benny Soeprapto (fisika ITB/Unpar) mengatakan dengan lantang:
"..tidak ada univeritas yg terkenal karena banyak mahasiswa nya, tapi kualitas risetnya.."

nah semua pihak menang bukan, khan sudah ada dananya, 20% APBN.. senyum

kalau kita pintar, maka kita akan bisa mengelola tanah air yg sebenarnya makmur ini dengan baik untuk kemakmuran rakyatnya, tidak jadi sapi perahan lagi.. (perahan berbagi pihak tentunya).. he he he.. ketawa
We must know — we will know!
-David Hilbert -

LUTFI_FAISAH

Saya kalo cari Tutorial tentang Ilmu, di website Indonesia kenapa Susah ya pak, kadang dapat tpi tak jelas... Tapi kalo di website Luar negeri, lebih banyak dapatnya , tapiii bahsa inggris, itulah kendala saya untuk belajar, dan mungkin bukan saya saja..

LUTFI_FAISAH

Tapi saya berterima kasih atas ilmu2 yang saya telah dapat dari website2 di indonesia...

LUTFI_FAISAH

Kutip dari: Haryanto pada Januari 16, 2011, 11:15:13 AM
apa yg disampaikan Prof. KBH dan Prof. Suhari Bunadi di atas sama- sama benar.. Kita perlu kualitas dan kuantitas.. Orang-orang muda yg idealis akan tetap berjuang, mengasah kualitas nya, sampai akhirnya bersinar.. Di sisi lain, negara harus lebih cerdas mengalokasikan anggaran, cermat dan tepat, agar jumlah PhD dalam negri dapat meroket.. kualitas univ top seperti UI, ITB, UGM, IPB, ITS, sudah bisalah untuk mencetak doktor2 muda yg lalu nantinya kembali ke propinsi masing2 di seluruh penjuru negri..
Anggaran-Pendidikan-APBN-2010-Rp1956-Triliun...
sangat2 besar.. mgkn menyekolahkan S3 ke luar negri cukup mahal, dalam negri saja di tempat2 spt di atas.. penelitian di kampus tsb akan lebih bergairah, krn sorg dosen senior/profesor butuh mahasiswa untuk menggodok penelitian. Adanya mahasiswa akan memberinya pemasukan tambahan, ada peluang dana proyek, kampus2 tsb akan naik peringkatnya di internasional krn banyak melakukan riset..

baru saja saya rapat jurusan, dan Prof. Benny Soeprapto (fisika ITB/Unpar) mengatakan dengan lantang:
"..tidak ada univeritas yg terkenal karena banyak mahasiswa nya, tapi kualitas risetnya.."

nah semua pihak menang bukan, khan sudah ada dananya, 20% APBN.. senyum

kalau kita pintar, maka kita akan bisa mengelola tanah air yg sebenarnya makmur ini dengan baik untuk kemakmuran rakyatnya, tidak jadi sapi perahan lagi.. (perahan berbagi pihak tentunya).. he he he.. ketawa


iya benar pak, Ini kembali Masalah Moral..
Moral Harus di benahkan dulu..
baiklah saya akan membenahkan Moral2 orang indonesia..
tapiii saya harus membenahkan Moral saya terlebih dahulu........

afitzone

hanya menyimak saja.....
belum bisa berkomentar

Anton_Soepriyanto

sebenarnya apa sih kriteria suatu karya ilmiah bisa memenangkan nobel fisika? apa harus terbukti secara eksperimental, ataukah harus aplikatif, atau apa?
No One Is Perfect. I'm a no one. It makes me perfect

Im

Alokasikan Dana Pendidikan Untuk Membangun Lembaga Riset Fisika Terapan Di Setiap Propinsi Yang ada Di NKRI, Gimana Pak?! Biar Ntar Lahir Penemu-Penemu Jitu Dibidang Fisika Di Negeri Ini ....

mhyworld

Kutip dari: Anton_Soepriyanto pada September 27, 2011, 06:53:56 PM
sebenarnya apa sih kriteria suatu karya ilmiah bisa memenangkan nobel fisika? apa harus terbukti secara eksperimental, ataukah harus aplikatif, atau apa?

kriteria aslinya begini:
    "The said interest shall be divided into five equal parts, which shall be apportioned as follows: /- - -/ one part to the person who shall have made the most important discovery or invention within the field of physics ..."
    (Excerpt from the will of Alfred Nobel)

prakteknya, ada tambahan berikut (wiki)
The Nobel Prize in Physics requires that the significance of achievements being recognized is "tested by time." In practice it means that the lag between the discovery and the award is typically on the order of 20 years and can be much longer.

Tambahan kriteria tersebut mungkin merupakan reaksi dari munculnya banyak teori-teori baru yang terkesan spekulatif dan sulit dibuktikan kebenarannya. Mereka tidak ingin mempertaruhkan reputasi dengan memberikan penghargaan pada suatu penemuan/teori yang pada akhirnya terbukti salah.
once we have eternity, everything else can wait

Anton_Soepriyanto

Lho belum diupdate ya? nobel fisika 2011 tentang akselerasi pengembangan alam semesta.....
No One Is Perfect. I'm a no one. It makes me perfect