Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 09:30:54 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 188
Total: 188

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Reaktor Nuklir untuk Tenaga Listrik

Dimulai oleh Mat Dillom, Juni 28, 2010, 03:18:30 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Takagi Fujimaru

Hahaha... Yang susah memang menghilangkan 'perasaan terjajah' dari bangsa2 kita yang pendidikannya minim. Diberi teknologi sedikit, protesnya segudang. Pernah lihat kan kalau ada orang yang takut sama HP karena bisa bunyi? Mungkin masih memahami paham 'dinamisme'? :D

Tugas kita bukan merancang teknologi nuklir yg sangat canggih, tapi sebaiknya merancang cara meyakinkan bangsa kita yang berbagai suku. :)
Belajar itu buat cari ilmu, bukan cari nilai.

Siau.lung

@Takagi: Saya setuju dengan anda, bahwa harus dirancang cara untuk meyakinkan bangsa kita ini. bangsa kita ini bukan bangsa yang bodoh, malah "terlalu pintar" sehingga memakai kepintarannya bukan untuk kemajuan bangsa tetapi untuk kantong sendiri.

Pi-One


Mat Dillom

Kutip dari: Takagi Fujimaru pada Juli 08, 2010, 06:16:30 PM
Hahaha... Yang susah memang menghilangkan 'perasaan terjajah' dari bangsa2 kita yang pendidikannya minim. Diberi teknologi sedikit, protesnya segudang. Pernah lihat kan kalau ada orang yang takut sama HP karena bisa bunyi? Mungkin masih memahami paham 'dinamisme'? :D

Tugas kita bukan merancang teknologi nuklir yg sangat canggih, tapi sebaiknya merancang cara meyakinkan bangsa kita yang berbagai suku. :)

Tapi terkadang "kebodohan" adalah kearifan loh takagi. Sebenarnya ada baiknya kritikan atau penolakan itu juga diperhatikan.

Tugas ilmuwan menjelaskan dan mengusahakan kondisi NOL BAHAYA dari setiap perangkan teknologi yang diciptakannya.

Takagi Fujimaru

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 09, 2010, 01:52:32 AM
Tugas ilmuwan menjelaskan dan mengusahakan kondisi NOL BAHAYA dari setiap perangkan teknologi yang diciptakannya.
Hm, tapi walau dijamin 100% tak berbahaya, diterangkan ke penduduk desa pun 90% pasti mereka menolak. Alasannya, "Gunakan cara lama saja kan lebih enak toh?"

Contohnya gas elpiji 3kg. Waktu itu pemerintah menjamin bahwa bahayanya seminimal mungkin kan? Tapi tetep aja ditolak. "Ga tuh! Buktinya sekarang banyak yg pake elpiji!" Karena minyak tanah tidak di subsidi lagi dan perangkat2 kompor gas dibagi gratis. Walau begitu, ada loh yg malah pindah pake kompor kayu daripada kompor gas!
Belajar itu buat cari ilmu, bukan cari nilai.

Mat Dillom

Kutip dari: Takagi Fujimaru pada Juli 09, 2010, 03:04:37 AM
Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 09, 2010, 01:52:32 AM
Tugas ilmuwan menjelaskan dan mengusahakan kondisi NOL BAHAYA dari setiap perangkan teknologi yang diciptakannya.
Hm, tapi walau dijamin 100% tak berbahaya, diterangkan ke penduduk desa pun 90% pasti mereka menolak. Alasannya, "Gunakan cara lama saja kan lebih enak toh?"

Contohnya gas elpiji 3kg. Waktu itu pemerintah menjamin bahwa bahayanya seminimal mungkin kan? Tapi tetep aja ditolak. "Ga tuh! Buktinya sekarang banyak yg pake elpiji!" Karena minyak tanah tidak di subsidi lagi dan perangkat2 kompor gas dibagi gratis. Walau begitu, ada loh yg malah pindah pake kompor kayu daripada kompor gas!

Mereka sebenarnya bukan karena gak biasa pake gas. Tapi karena tabung gas banyak dipalsu dan diimpor dari china. Kebetulan pabrik di china itu abal-abal yg gak jamin kualitas.

Tabung yang gak aman itu yang membuat mereka menolak. Mestinya polisi khan tangkapin bos-bos china geblek indonesia. Yang memalsukan tabung gas. Sayangnya polisinya juga kesogok kali. Kalau nggak banyak bos China Indonesia yg ketangkep. Bajingannya khan mereka sebenarnya. Kalau China yang baik mah kita dukung dah bisnis di Indonesia. (Ane gunakan kata China buka rasis, tapi untuk sedikit memunculkan identitas penjahat tabung gas itu).

Masalahnya bukan di kompornya kalo gitu. Di hukum Indonesia yg kagak bener.

Takagi Fujimaru

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 09, 2010, 08:05:18 AM
Mereka sebenarnya bukan karena gak biasa pake gas. Tapi karena tabung gas banyak dipalsu dan diimpor dari china. Kebetulan pabrik di china itu abal-abal yg gak jamin kualitas.

Tabung yang gak aman itu yang membuat mereka menolak. Mestinya polisi khan tangkapin bos-bos china geblek indonesia. Yang memalsukan tabung gas. Sayangnya polisinya juga kesogok kali. Kalau nggak banyak bos China Indonesia yg ketangkep. Bajingannya khan mereka sebenarnya. Kalau China yang baik mah kita dukung dah bisnis di Indonesia. (Ane gunakan kata China buka rasis, tapi untuk sedikit memunculkan identitas penjahat tabung gas itu).

Masalahnya bukan di kompornya kalo gitu. Di hukum Indonesia yg kagak bener.
Pernah tau ada orang yg nolak pake elpiji alasannya "Tabung gas nya dipalsu orang cina tuh!"? Yang ada mah, "Ga deh, bahaya klo pake elpiji."
Belajar itu buat cari ilmu, bukan cari nilai.

Pi-One

#67
Kutip dari: Mat asbun pada Juli 09, 2010, 08:05:18 AM
This message is hidden because Matt Dillom is asbuner
Tabung abal-abal? Tabung yang mereka pakai itu asli dari pemerintah! Justru karena itu pemerintah yang dituding saat terjadi ledakan gas, bukan pihak ketiga. Dan apa pembelaan pemerintah? Menurut mereka, yang bermasalah bukan tabung gas, tapi kepala selang, atau selang, atau perlengkapan lain. Atau kesalahan pihak pemakai. Singkat kata, gak ada tuh yang bilang penyebab ledakan gas karena tabung abal-abal.

Tapi itu bukan hal yang bsia dipahami asbuner yang sekarang malah berasis ria...

Siau.lung

@Pi-One:
bila seseorang kita sudah anggap "terlalu" untuk didiskusikan, maka abaikan saja, abaikan tulisannya , mau rasis kek,mau fitnah kek,dsb. toh lama2 hilang sendiri/capek sendiri.

Takagi Fujimaru

Kutip dari: Siau.lung pada Juli 09, 2010, 12:27:22 PM
@Pi-One:
bila seseorang kita sudah anggap "terlalu" untuk didiskusikan, maka abaikan saja, abaikan tulisannya , mau rasis kek,mau fitnah kek,dsb. toh lama2 hilang sendiri/capek sendiri.
Betul. Seperti ngerjain orang. Semakin jengkel dia, semakin girang 'si jail'.
Walah, jadi OOT nih...
Belajar itu buat cari ilmu, bukan cari nilai.

Pi-One

Kutip dari: Siau.lung pada Juli 09, 2010, 12:27:22 PM
@Pi-One:
bila seseorang kita sudah anggap "terlalu" untuk didiskusikan, maka abaikan saja, abaikan tulisannya , mau rasis kek,mau fitnah kek,dsb. toh lama2 hilang sendiri/capek sendiri.
Masalahnya dia bukan cumanyerang personil, tapi sekaligus menyebarkan kebohongan. Apa yang diakui sebagai kebenaran sains, dia bantah, seabgai gantinya dia malah promosi pseudosains antah berantah, gak jauh beda dari si tukang obat 'you know who'. Malah kadang dia bawa-bawa kitab suci dan agama lagi, aku malah kasihan pada yagn lain karena kepercayaan mereka sampai dilibatkan...

ksatriabajuhitam

OOT: udah kebanyakan junk, tempat sampah bisa penuh nih. tar deh disapu. silakan kalo ada yg mau menanggapi* sebelum junk-junk nya saya buang ke tempat sampah
* maksudnya menanggapi junk nya

silakan lanjutkan berdiskusi
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

ir_lupy

wow..
br masuk ke forum sains ini ternyata seru yaaa

kebetulan saya sangat tertarik dengan dunia nuklir!hahaha
dan saya sangat setuju dengan pembangunan PLTN di Indonesia,,sebenernya dengan memperluas penyebaran informasi/ workshop2 untuk masyarakat umum mungkin akan membantu memahami bahwa nuklir tidak seserem yg mereka bayangkan, jika pemanfaatanny optimal.

untuk segi keselamatan dan keamananny,,berdasarkan referensi waktu sya menulis skripsi tentang nuklir, teknologi nuklir memiliki sistem keamanan atau keselamatan berlapis,,sehingga dapat meminimalisir resiko yang dapat terjadi.
dan untuk limbahny pun bisa diolah menjadi bahan bakar lagi..

semut-ireng

bakal makin seru nih !

ayo mas lupy dilanjut aja penjelasannya,  kalo limbah bisa diolah menjadi bahan bakar lagi ........pengolahan limbahnya bisa dikerja-samakan dengan negara tetangga terdekat,  bangun PLTN-nya di perbatasan .....

The Houw Liong

Decrease Oil Dependency Leads to Nuclear Revival

The Nuclear Regulatory Commission (NRC) is considering three new configurations for licensing nuclear power now that the nuclear industry is planning to expand due to the United States' decreasing dependence on oil. 

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
HouwLiong