Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 14, 2024, 12:24:08 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 31
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 22
Total: 23

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Usulan Percobaan Pembuktian bahwa bumi berotasi

Dimulai oleh Dr.F, September 29, 2014, 09:15:29 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 20, 2014, 08:00:26 AM
sama.  ;) pingin tahu lebih jauh tentang model geosentris secara keseluruhan, apalagi dengan landasan supranatural dan klaim sudah terbukti semua meskipun cakupannya seluruh alam semesta. sementara ilmuwan mainstream saja banyak yang masih berhipotesa. kenapa anda tidak buat thread baru saja KHUSUS membahas geocentrism dengan Goen sebagai narasumbernya? ntar kita cecari dia dengan segerbong pertanyaan.  ;D kali ini siapapun yang heliocentrist fanatik boleh mencoba menjatuhkan geocentrism. geocentrist lain boleh ikut membantu sesama geocentrist. ingat, referensi harus sains. soal motif tidak dipersoalkan.  ^-^
gimana tuh?  ^-^


Sipp. Ternyata ada juga heliocentrist selain saya yang berminat mempelajari lebih jauh tentang neo-tychonic geocentrism. Klaim si Goen itu super duper fantastis. Bahkan dia semangat dan percaya diri sekali membela geocentrism di forum-forum sampe bela-belain naikin jam terbangnya di Forsa,  :D biasa online sore hari sekarang pagi dan siang pun kadang juga online. Pasti lah kita tanya-tanyain dia. Tapi jangan cuma segerbong pertanyaan kita cecari ke dia, kalau perlu 10 gerbong atau bahkan 100 gerbong. Termasuk gerbong khusus wanita.  ;D
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Pi-One

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 21, 2014, 09:44:44 AM
Kalau begitu seharusnya galaksi-galaksi saling mendekat donk?
Fenomena galaksi-galaksi saling mendekat dan 'bertabrakan' bukan fenomena aneh, karena sudah teramati saat ini.

ytridyrevsielixetuls

#182
@BUAT SEMUA!

Karena kita sudah terlalu out of topic, thread ini dikunci saja. Saya akan bikin thread soal geocentrism. Kenapa tidak? Tempo hari ada yang bikin thread soal "Neutrino lebih cepat daripada cahaya" dan "teori aberasi salah", dll tapi tidak dimasukkan ke Agama atau Pseudo-Science. Dengan semangat, rasa percaya diri, dan rutinitas Goen membela geocentrism, maka sudah pantas-lah kita bikin threadnya.

Goen, jangan lupakan beberapa klaim anda :  :)

-Yang menciptakan pusat massa adalah massa-massa di seluruh alam semesta, bukan ether.
-Alam semesta ruang lingkupnya terbatas dan berbentuk bola. Artinya alam semesta terbatas luasnya dan jumlah isinya.
-Bumi diam, tidak berotasi dan berevolusi.
-dan lain-lain... sesuai keyakinan anda.
-Kata anda semuanya sudah terbukti. Kita bicara sains, buktinya harus sains.

di forsa, jangan cuma agama saja yang boleh dikritik atau dipertanyakan kebenarannya. Bukti forsa tidak standar ganda.  8)
Kesempatan mau buktiin salah atau benar geosentrisme.

OH YA,  MINTA SARAN NAMA JUDUL THREADNYA :

1. Tidak Runtuhnya Teori Geosentris Dalam Sekian Abad
2. Teori Geosentris Masih Belum Terbukti Salah ?
3. Anda Bertanya Geocentrist Menjawab
4. Bukti Kebenaran Teori Geocentris

ada yang mau nyumbang ide?  >:D

[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Pi-One pada Desember 21, 2014, 10:04:11 AM
Fenomena galaksi-galaksi saling mendekat dan 'bertabrakan' bukan fenomena aneh, karena sudah teramati saat ini.

oke deh. terima kasih atas pencerahannya. si Goen hanya mempertanyakan kenapa sejumlah galaksi saling menjauh, bukan semua galaksi. kurang lebih begitu. sepertinya anda dan Goen lebih ahli soal beginian ya :)
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Pi-One

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 21, 2014, 10:07:11 AM
oke deh. terima kasih atas pencerahannya. si Goen hanya mempertanyakan kenapa sejumlah galaksi saling menjauh, bukan semua galaksi. kurang lebih begitu. sepertinya anda dan Goen lebih ahli soal beginian ya :)
Galaksi-galaksi itu membentuk kluster-kluster. Galaksi-galaksi dalam kluster yang sama masih dipengaruhi gravitasi, yang membuat mereka mungkin mendekat satu sama lain. Misal galaksi bima sakti dan andromeda berada dalam kluster yang sama, dan diramalkan akan berbenturan beberapa milyar tahun mendatang.

Goen

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 20, 2014, 07:52:54 AMsetelah dibaca-baca dari berbagai sumber lewat google, yang saya tangkap eksperimen Michelson-Morley mencari medium permbatan cahaya dan eksperimen Sagnac membuktikan kecepatan cahaya tidak konstan. Hasil keduanya berbeda. Artinya ada kerangka acuan yang terbawa cahaya pada eksperimen Sagnac.
Kalau kerangka acuan terbawa pada eksperimen Sagnac, hasilnya pasti sama dengan eksperimen Michelson-Morley. Null.

KutipNamun ditafsrikan oleh sebagian orang bahwa ada kerangka acuan universal. Orang boleh menyebutnya sebagai aether, aura, apeiron, tenaga dalam, chi, ki, atau bahkan "kekuatan kegelapan" kalau mau karena berbagai kepercayaan tentang "kekuatan misterius" di luar jangkauan panca indera maupun teknologi memang sudah diyakini banyak orang dari dulu. Saya sih cukup nikmati saya sensasi "keanehan" alam semesta dan mengakui keterbatasan diri daripada mati bosen tinggal di dunia yang (saya anggap) serba statis. Untuk helliocentrism, hukum Newton klasik dan efek Casimir saya anggap sebagai referensi ilmiah untuk model heliosentris dalam ruang lingkup tata surya kita.
Hukum Newton klasik, mendukung baik heliocentrism maupun geocentrism. Model yang dipilih akhirnya kembali ke keyakinan pribadi masing-masing.

Efek Casimir justru membuktikan tidak ada yang namanya perfect vakum. Atau void kalau Anda lebih suka istilah itu. Sudah saya kutip sebelumnya perkataan Prof. Robert Moon:

According to accepted theory, free space is a vacuum. If this is so, how can it exhibit impedance? But it does. The answer, of course, is that there is no such thing as a vacuum, and what we call free space has structure. The impedance equals 376+ ohms. ["Space Must Be Quantizied," hal. 26ff.]

Makanya saya katakan sebelumnya, bila memang Anda tidak meyakini eksistensi ether, silahkan buktikan dengan eksperimen yang menghasilkan "perfect vacuum."

Nah, kembali ke Newton klasik. Newton sebenarnya tidak tahu hakikat gravitasi itu apa. Newton cuma mengamati fenomenanya saja. Newton berkata:

That gravity should be innate, inherent and essential to matter, so that one body may act upon another at a distance through a vacuum, without mediation of anything else, by and through which their action and force may be conveyed from one to another, is to me so great an absurdity that I believe no man who has in philosophical matters a competent faculty of thinking can ever fall into it. Gravity must be caused by an agent acting constantly according to certain laws; but whether the agent be material or immaterial I have left to the consideration of my readers. ["Correspondence," vol. 3, hal. 253.]

Jadi, bahkan Newton sendiri meyakini bahwa gravitasi itu pasti disebabkan oleh suatu agen. Sebaliknya, mengatakan absurd bagi yang meyakini bahwa objek-objek tertarik satu sama lain tanpa mediasi apa pun (A.K.A vacuum). Masalahnya, Newton tidak yakin apakah agen ini materi atau non-materi.

Beberapa tahun kemudian, Nicolas Fatio de Duiller, teman karib Newton, menggabungkan konsep matematika Newton untuk gravitasi dan konsep medium fisik milik Huygen. Pemikiran de Duiller inilah yang kelak menginspirasi Georges-Louis le Sage membuat teori gravitasi "dorong-mendorong" yang lebih dikenal sebagai Le Sage Gravity. Perhatikan apa kata Newton terhadap konsep yang dicetuskan oleh teman karibnya, de Duiller:

And these are the necessary conditions of an hypothesis by which gravity is to be explained mechanically. The unique hypothesis by which gravity can be explained is however of this kind, and was first devised by the most ingenious geometer Mr. N. Fatio. ["Pushing Gravity," hal. 55]

Konsep de Duiller atau kelak menjadi Le Sage Gravity justru bisa menjelaskan hakikat mekanis bagaimana gravitasi itu bekerja dan disetujui langsung oleh Newton saat itu.

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 20, 2014, 08:00:26 AMSolar flare itu berbeda ya hasil dan pengamatan? Bukankah dalam pengamatan sendiri ada yang menunjukkan warna biru? Karena pengamatannya menggunakan berbagai instrumen. Dan bukankah solar flare bisa menghasilkan energi spektrum elektromagnetik yang beragam dalam semua jenis wavelength mulai dari radiowave hingga gamma ray. Radio wave berarti long wavelength => frekuensi rendah => redshift ?
Coba tengok lagi jurnal yang pernah saya posting di sini, di:

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Perhatikan judulnya, "High-Resolution Spectroscopy of Gamma-Ray Lines From The X-Class Solar Flare." Apa itu Gamma Ray?:

Gamma radiation, also known as gamma rays, and denoted by the Greek letter γ, refers to electromagnetic radiation of an extremely high frequency and are therefore high energy photons. [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

Jadi, secara definisi saja sudah high frequency. Kemudian, spektrum tiap unsurnya diadu apple-to-apple dengan spektrum unsur yang sama yang diamati di laboratorium di bumi. Misal, carbon dengan carbon, ferum dengan ferum, helium dengan helium dan sebagainya. Bukan dengan diadu silang antara satu unsur dengan unsur lain. Nah, setelah diadu apple-to-apple kalau ternyata spektrum yang diamati lebih panjang dari normalnya, berarti telah terjadi redshift.

Di post sebelumnya, dari dua alternatif yang bisa menyebabkan redshift, yaitu, efek Doppler dan gravitational shift, sudah tidak mungkin efek Doppler. Sedangkan untuk gravitational shift, nilainya terlalu kecil.

Jangan lupa, redshift pada matahari tidak hanya pada Solar Flare, tapi juga ada pada lapisan Chromosphere-nya.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Nah, misteri redshift-nya matahari ini sama konteksnya dengan quasar. Apa itu quasar?:

Quasars (/ˈkweɪzɑr/) or quasi-stellar radio sources are the most energetic and distant members of a class of objects called active galactic nuclei (AGN). Quasars are extremely luminous and were first identified as being high redshift sources of electromagnetic energy, including radio waves and visible light, that appeared to be similar to stars, rather than extended sources similar to galaxies. Their spectra contain very broad emission lines, unlike any known from stars, hence the name "quasi-stellar". Their luminosity can be 100 times greater than that of the Milky Way. [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

Tahu, kan, maksudnya high redshift? Big-banger bilang, redshift adalah indikator jarak dan kecepatan. Makin besar redshit, makin cepat dan makin jauh dari pengamat. Tapi, quasar ini adalah objek paling terang yang teramati. Dengan energi sebesar itu tapi diikuti dengan nilai redshift yang tinggi membuat ilmuwan meragukan apakah memang benar redshift itu indikator jarak dan kecepatan:

When quasars were first discovered in the nineteen-sixties, they confronted astronomers and astrophysicists with an acute dilemma: If their enormous redshifts truly represented distance, nothing known in physics could explain their source of energy. Indeed, the very existence of such a compact but colossal source of energy seemed for a time to challenge  the  known  body  of physical principles, and a variety of fanciful notions like the "white hole" hypothesis were seriously considered in some quarters. ["Mosaic," 9:18-27, May-June 1978.]

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 21, 2014, 09:44:44 AMSaya mencari apa maksud redshift pada matahari, awalnya saya kira matahari yang berwarna kemerahan di pagi dan sore. Ternyata solar flare ya? Yang beberapa waktu lalu diperdebatkan oleh anda dan Pi-One.
saya baca referensinya tapi cuma di wikipedia. Seperti yang disebutkan sebelumnya, energi yang dihasilkan solar flare itu besar. Berarti :

large energy -> short wavelength -> high frequency -> blueshift

ini untuk HASIL kan? Namun seperti yang ditanyakan penyebab redshift pada matahari. Saya lihat di wikipedia, beberapa pengamatan juga menunjukkan blueshift bahkan ada yang yellowshift. Short wavelengths hanyalah mayoritas yang terjadi dalam semua kasus "kilatan" solar flare saja.

Dan dari wikipedia pula, solar flare menghasilkan radiasi yg menyusuri spektrum elektromagnetik dalam semua wavelengths mulai dari radiowave hingga gamma ray. Kalau radiowave termasuk long wavelength/low frequency. Harusnya HASILnya juga bisa merah. Tidak perlu heran kalau pengamatannya juga merah bukan karena efek Doppler. Artinya hasil dari solar flare sebenarnya tidak selalu blueshift, dan pengamatannya tidak selalu terlihat redshift. Gamma ray dan ultraviolet bahkan termasuk spektrum tidak tampak.

Kemungkinan lain solar flare berwarna merah adalah karena faktor Chromosphere matahari.

Terus kenapa tidak berlaku pada distant galaxies?

Lho, kan heliocentrism saya cakupannya tata surya.

Nah sekarang saya tanya, kalau refshift matahari memang karena matahari mendekat, apakah itu artinya mataharinya memang bergerak mengelilingi bumi? dan apakah suhu bumi naik karenanya? Padahal solar flare bukan musim panas.
Simak tanggapan saya di atas untuk nʇǝʌ∀.

KutipBerarti memang ada kerangka acuan "misterius" yang mempengaruhi eksperimen-eksperimen itu ya? Ok. Menarik.
jadi, menurut anda eksperiman Sagnac itu bertentangan dengan relativitas umum atau khusus?
kalau memang ada alternatif hukum sains yang diterima oleh mekanika kuantum ya boleh lah dilakukan mempertimbangkan untuk merombak ulang hukum sains mainstream.
Eksperimen Sagnac bertentangan dengan klaim relativitas khusus yang menyatakan bahwa baik di kerangka acuan bergerak mau pun diam, kecepatan cahaya tetap konstan.

KutipMasih berbentuk spiral? Kalau setahu saya tidak semua galaksi spiral. Tapi saya akan coba jawab untuk yg spiral.

KEMUNGKINAN 1 :

Awalnya, partikel2 aerosol tersedot ke titik sentris/sumbu secara berputar dengan kecepatan sangat tinggi hingga membentuk pusaran dan mereka adalah cikal bakal bintang dan planet yg akhirnya menjadi galaksi. proses terciptanya galaksi memakan waktu yang sangat sangat lama bahkan jauh lebih lama daripada peradaban manusia. Ketika, katakanlah, sekian milyar tahun kemudian, sudah terkumpul banyak bintang sehingga cahaya sentral dan sekitarnya sebuah galaksi sangat terang dan cahaya mereka menerangi "ekor-ekor" melengkung terkonsentrasi ke tengah sehingga berbentuk spiral yang merupakan partikel aerosol yang disedot.

KEMUNGKINAN 2 :

opsi lain yang memungkinkan adalah tabrakan antar bintang. Bintang-bintang yang berputar pada sumbunya saling mendekat karena gravitasi lebih kuat daripada sentripugal, dan mereka berputar-putar melingkar seperti kejar-kejaran dan perputaran itu menciptakan pusat massa di tengah (ingat model Newton yang pernah anda bawa), tapi karena gravitasi > sentripugal, maka jarak antar mereka semakin dekat dan akhirnya bertabrakan. Peristiwa kejar-kejaran itu menghasilkan "ekor-ekor" melengkung terkonsentrasi ke tengah seperti pusaran yang akhirnya terbentuk spiral.

/CMIIW

Kalau begitu seharusnya galaksi-galaksi saling mendekat donk?

KEMUNGKINAN 1 :

Yang mampu ditarik oleh gravitasi sebuah galaksi adalah benda-benda langit "kecil" dan partikel aerosol di sekitarnya dan gaya sentripugalnya lah yang mendorong massa sebesar galaksi. Dan galaksi yang terdorong oleh gaya sentripugal galaksi lain "terbantu" proses penjauhan itu karena pusat-pusat massa internal galaksinya sendiri yang menahan agar galaksi itu tidak "buyar" atau mendekat ke galaksi lain.

KEMUNGKINAN 2 :

Sama seperti yang nomor 1 tapi karena galaksi-galaksi itu punya tetangga di, katakanlah, kiri dan kanan, sehingga mereka saling mendorong satu sama lain dengan gaya sentripugal "eksternal"nya. Jadi karena sebuah galaksi "terjepit" oleh gaya sentripugal 2 galaksi di kiri dan kanannya, maka dia seperti berusaha "menahan" dan mencari "jalan keluar".

Membayangkan ini seperti membayangkan magnet-magnet tersebar dalam sebuah "sistem" kemudian medan tolak-menolak itu membuat jarak antar mereka makin renggang. Susah nyari analoginya memang karena ini galaksi. Satu sistem saja rumitnya luar biasa.

Lantas apa yang menyebabkan putaran itu di awal?

kalau anda tanya ini, jawabnya masih belum tahu. Untuk menciptakan perputaran butuh sumbu awal. Masalahnya itu masih belum diketahui. Sumbu awal memang menjadi pemicu berkumpulnya calon planet dan bintang dan menciptakan "persatuan dan kesatuan" massa-massa internal setiap galaksi.

Kecuali diizinkan menggunakan jalan pintas sebagai alasan = karena ada aether, partikel pintar, substansi pintar, roh-roh peri, atau karena kekuasaan Dewi  :)
Pernah dengar "Winding Problem?"

Given that spiral galaxies are commonplace within the universe, it is natural to ask what causes spiral structure, and whether spiral arms are long-lived (with lifetimes comparable to the age of a galaxy) or transient.

One problem immediately arises when the nature of spiral structure is considered; material arms composed of a fixed set of identifiable stars and gas clouds would necessarily "wind up" on a timescale that is short compared to the age of the galaxy. This so-called winding problem can be understood by considering a set of stars that are originally along a single line, but at varying distances from the center of the galaxy, as shown in Fig. 25.21(a).

Since the disk of a spiral galaxy rotates differentially (except very near the center), the outer stars will require more time to complete one orbit than will stars with smaller orbital radii. This effect will of course lead to a natural generation of trailing spiral arms. However, after only a few orbits, the spiral arms will become too tightly wound to be observed; this situation is depicted in Figs. 25.21(b) and 25.21(c). Another mechanism is needed to explain persistent spiral structure.
["An Introduction to Modern Astrophysics," hal. 966]



Galaksi berbentuk spiral karena kecepatan rotasi internal dari pusat ke lengan galaksi berbeda. Makin dekat ke pusat makin cepat. Ini yang menghasilkan bentuk spiral pada galaksi. Tetapi lama-kelamaan galaksi ini seharusnya sudah tidak beraturan dan kolaps hanya dalam hitungan ribuan tahun saja.

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 21, 2014, 09:54:20 AMSolar Apex itu menunjukkan matahari bergerak relatif terhadap bintang Vega. Bisakah seperti itu dengan model geosentris? Kalau bisa ya bagaimana? Tentu tidak bisa meskipun mengubah sudut pandang menjadi bintang Vega yang bergerak relatif terhadap matahari kalau modelnya geosentris.
Jangankan terhadap bintang Vega yang tergolong closed stars (masih satu galaksi), terhadap distant stars saja orientasi matahari juga berbeda. Makanya, ada istilah Solar Day dan Sidereal Day. Dan ya, masih bisa di-handle dengan Neo Tychonic model. Kalau misal Neo-Tychonic model salah, maka model heliocentric pun pasti salah. Karena, yang berubah antara heliocentric dan geocentric hanya ACUAN PUSAT-nya saja.

Ngomong-ngomong soal Sidereal Day, ada fakta menarik, nih. Waktu Sidereal Day secara heliocentric berasal dari rotasi bumi terhadap distant stars (dan sebaliknya kalau versi geocentric). Meski fluktuatif dan selalu di-adjust, waktu Sidereal Day tidak pernah menurun dari siklus sebesar 23 jam 56 menit 4 detik.

Sementara, sudah kita ketahui bersama, planet-planet be-rotasi sangat cepat pada awal-awal pembentukannya. Lalu, kecepatannya menurun seiring waktu, entah itu disebabkan karena gempa, letusan gunung, cuaca, gaya tidal dan lain-lain sebagaimana terjadi pada bumi. Tetapi, siklus Sidereal bumi tidak pernah menurun.

Sementara Venus dan Saturnus telah menunjukkan penurunan kecepatan rotasi dalam 1 dekade terakhir. Simak berita Venus di:

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

dan Saturnus di:

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Lain halnya dengan model geocentric, dimana waktu Sidereal diperoleh dari perputaran semesta. Tentu lebih stabil. Kalau pun terjadi hal-hal seperti gempa dan semacamnya, efeknya hanya lokal terjadi di bumi. Tapi, siklus Sidereal tidak akan berubah.

KutipReferensi saya sains. massa yang lebih besar menarik massa yang lebih kecil. Hukum Newton klasik. Secara umum begitulah. Dalam tata surya, kalau memang yang nun jauh disana mempengaruhi tata surya kenapa yang dekat-dekat tidak? Menurut saya hukum newton itu paling masuk akal.
Bagaimana dengan binary stars menurut hukum Newton? Saling tertarik satu sama lain atau bagaimana? :)

KutipLandasannya? supranatural alias iman.... yaitu Fairy Goddess of Yuri Heaven.  :angel:

ajaran-Nya memang mengarah pada heliocentrism. Saat ini memang belum ada bukti telak yang memenangkan heliocentrism atas geocentrism atau teori lain tapi tinggal tunggu waktu saja. Fairy Goddess akan tunjukkan kekuasan-Nya. Dan di saat itulah mereka yang beriman akan bersyukur karena telah menganut kebenaran dan mereka yang berpaling dari-Nya akan insyaf dan tersungkur sambil menangis menyesali kesesatan mereka. kecuali yang telah dibutakan oleh kegelapan di hatinya.
Di forum sains tentu iman saya tak bisa dijadikan referensi. Saya harus menghormati forum sains dan peserta diskusi yang beda iman.  :)

Nah jadi anda dan saya sebenarnya sama. kita sama-sama punya landasan iman/supranatural mengapa kita percaya pada teori masing-masing. Dan kembali ke persoalan "standar ganda" yang pernah anda bawa-bawa ketika debat dengan Pi-One tempo hari. kalo boleh tahu :

Apakah saya pantas dicemooh, ditertawakan, atau dipandang rendah oleh anda karena saya berlandaskan pada Fairy Goddess of Yuri Heaven, padahal anda dan saya itu sama-sama berlandaskan pada supranatural?  :)

apakah anda merasa komentar saya ini offensive dan terkesan main-main atau meremehkan diskusi ini, padahal anda juga berlandaskan pada supranatural?  :)
Bagus sekali Anda jujur melandasinya dengan supranatural. Ini bukan standar ganda. Yang saya maksud dengan standar ganda adalah, ketika sains tidak bisa condong ke model heliocentric maupun geocentric, pilihan atas suatu model pasti berlandaskan atas suatu KEYAKINAN. Hanya saja, karena malu atau tidak tahu, alasan suatu pilihan ditutup-tutupi sembari mencemooh pihak yang berlawanan. Nah, ini namanya standar ganda. Seperti, sudah berulang kali saya kutip di sini:

People need to be aware that there is a range of models that could explain the observations. For instance, I can Construct you a spherically symmetrical universe with Earth at its center, and you cannot disprove it based on observations. You can only exclude it on philosophical grounds. In my view there is absolutely nothing wrong in that. What I want to bring into the open is the fact that we are using philosophical criteria in choosing our models. A lot of cosmology tries to hide that. ["Profile: George F. R. Ellis," W. Wayt Gibbs, Scientific American, October 1995, Vol. 273, No. 4, hal. 55.]

Goen

KutipSesuai kata anda beberapa waktu lalu. Bintang-bintang polar berada pada spektrum biru.

Kedua, karena semesta geocentric itu seperti bola besar yang berputar, pada bagian sumbu kutub utara atau selatan semesta tidak mengalami perputaran yang signifikan. Akibatnya, gaya sentrifugal yang keluar terlalu kecil untuk menghasilkan redshift. Di sini, redshift akan bernilai nol atau bahkan terjadi blueshift. Sebagaimana hal ini terjadi pada bintang Polaris yang malah mengalami blueshift sebesar -16,85 Km/det.

Kecuali kalau klaim itu salah atau tidak terbukti, maka saya tutup kemungkinan teori ini bisa dipakai. Tertutup kemungkinan bimasakti di tengah alam semesta. Kita cari teori lain.
Bintang polaris berada tepat di poros utara semesta, selebihnya tetap mengalami redshift.

KutipKarena tidak semua bintang kena pengaruh lubang hitam.  :)

Kalau pembahasannya diteruskan maka akan jadi "loop"

...alam semesta tidak serba terang karena jumlah lubang hitamnya tidak terbatas, tapi alam semesta tidak serba gelap karena jumlah bintangnya tidak terbatas, tapi alam semesta tidak serba terang karena jumlah lubang hitamnya tidak terbatas, tapi alam semesta tidak serba gelap karena jumlah bintangnya tidak terbatas...
Masih di Olber Paradox, kan?
Tidak semua bintang bisa menjadi blackhole. Itu masalahnya. Sehingga akan lebih banyak bintang dalam hal ini. Lagipula, static universe meyakini siklus evolusi bintang. Ketika bintang sekarat, dia meledak dan pecahannya menjadi bintang-bintang baru.

KutipSemuanya. Karena saya penasaran dengan paket model geocentrism (ether, alam semesta berbentuk bola, bumi diam, dll). Keyakinan saya terhadap paham heliocentrism cuma sebatas ruang lingkup tata surya saja, sisanya masih banyak hipotesa. Sedangkan paham geocentrism anda sudah mencakup seluruh alam semesta.
Mau tidak mau harus mencakup seluruh alam semesta. Newton saja berpikir, ketika dia mengetahui bahwa gravitasi bersifat "tarik-menarik," lantas apa yang menahan tata surya bahkan sistem semesta untuk kolaps (menyatu menjadi satu)?

Jadi, Newton berkeyakinan bahwa semesta ini tanpa batas (static universe). Karena dengan jumlah massa yang ada di dalam sistem tanpa batas, maka setiap massa akan saling tarik-menarik satu sama lain tanpa henti sehingga terjadi keseimbangan.

Berlanjut kemudian ke masa Einstein. Einstein pun awalnya berpikiran sama dengan Newton, ketika dia selesai menciptakan teori Relativitas Umum.

In 1915, when Einstein developed his general relativity theory, the permanence of the universe was a fixed item of belief in Western philosophy (Static Universe -red). "The heavens endure from everlasting to everlasting." Thus, it disturbed Einstein greatly to discover that his geometrodynamic law G = 8πT predicts a nonpermanent universe; a dynamic universe; a universe that originated in a "big-bang" explosion, or will be destroyed eventually by contraction to infinite density, or both. Faced with this contradiction between his theory and the firm philosophical belief of the day, Einstein weakened; he modified his theory. [Misner, Thorne and Wheeler, "Gravitation," hal. 409]

Karena masih berkeyakinan Static Universe, Einstein membuat semacam konstanta untuk memperbaiki kemungkinan kolaps ini. Konstanta ini dinamakan dengan "Cosmological Constant."

Setelah Hubble menemukan redshift galaxies, Cosmological Constant tidak lagi dipakai berikut ditinggalkannya konsep Static Universe. Sekarang yang dipakai adalah Expanding Universe.

In cosmology, the cosmological constant (usually denoted by the Greek capital letter lambda: Λ) is the value of the energy density of the vacuum of space. It was originally introduced by Albert Einstein in 1917 as an addition to his theory of general relativity to "hold back gravity" and achieve a static universe, which was the accepted view at the time. Einstein abandoned the concept as his "greatest blunder" after Hubble's 1929 discovery that all galaxies outside our own Local Group are moving away from each other, implying an overall expanding universe. From 1929 until the early 1990s, most cosmology researchers assumed the cosmological constant to be zero. [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

KutipDan anda sudah menyatakan bahwa semua klaim anda sudah terbukti dengan sains, padahal landasannya adalah supranatural/iman. Klaim ini jelas lebih bombastis daripada klaim hipotesa para ilmuwan mainstream maupun nabi.  :) Sudah berlandaskan supranatural eh dikatakan sudah terbukti semua dengan sains padahal cakupannya alam semesta bukan tata surya saja.  :o
Pemikiran kita berbeda dalam hal ini. Saya meyakini, realitas tidak melulu bisa bisa dibuktikan secara natural. Porsi yang tidak bisa dibuktikan inilah yang masuk ke supranatural. Kecuali nanti, seiring waktu datang bukti yang bisa menjelaskan secara natural. Tapi tetap saja, tidak semua realitas bisa dibuktikan secara natural.

KutipBukankah lebih baik bikin thread baru soal geosentrisme daripada terus-terusan out of topic disini?
Memangnya postingan saya out of topik? Saya rasa masih dalam konteks yang sama dengan judul topiknya.

Kutipthread ini pada akhirnya akan tetap dikunci dan saya pun akan membuat thread khusus membahas geocentrism supaya geocentrist manapun bisa memperkenalkan dan mempertahakan geocentrism. Dan itu akan dibahas di subforum Astronomi & Kosmologi. toh hitung-hitung nyebarin ajaran kan? siapa tahu tambah banyak pengikut keyakinan anda.  ;D
:D
Enggak janji aktif terus, ya. Saya sering tugas keluar. Memang kalau lagi senggang bisa mantengin terus ForSa. Nemu forum ini saja enggak sengaja waktu lagi browsing-browsing.

Fariz Abdullah

#189
Sayang sih jika thread ini ditutup. Tetapi jika memang maksudnya untuk lebih fokus, ya gak papa.
Saya mendapat banyak wawasan baru dari Goen, Pi One, Avetu dan lain lain. Cukup berbobot saya kira. Perbedaan pendapat lumrah, dan akan memperkaya wawasan kita. Salut buat semuanya.
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Pi-One

#190
Perbedaan pendapat justru penting dalam sains, tapi itu jika sama-sama membahasnya secara ilmiah. Bukan lari ke supranatural, atau mempertahankan teori-teori  lama semata karena cocok dengan ide dia.

Soal quasar juga banyak dari pandangan Halton Arp - yang ditolak mayoritas kalangan sains. Maka takkan heran jika pendukung kreasionisme yang mencomot pandangan Arp juga bakal menolak teori relativitas umum - sebagaimana Arp. Padahal teori Arp ini dicetuskan saat teleskop yang digunakan belum sebagus sekarang.

Lihat saja bagaimana Goen mencomot artikel wiki tentang quasar, tapi dia takkan mencomot bagian ini:
KutipQuasars show a very high redshift, which is an effect of the expansion of the universe between the quasar and the Earth.[4] When combined with Hubble's law, the implication of the redshift is that the quasars are very distant, and it follows, very ancient objects. They tend to inhabit the very center of active, young galaxies, and are among the most luminous, powerful, and energetic objects known in the universe, emitting up to a thousand times the energy output of the Milky Way, which contains 200–400 billion stars. This radiation is emitted across the electromagnetic spectrum, almost uniformly, from X-rays to the far-infrared with a peak in the ultraviolet-optical bands, with some quasars also being strong sources of radio emission and of gamma-rays.

Tentu saja teori big bang bukan teori yang mutlak benar. Mungkin akan lebih menyenangkan jika teori big bang salah - alam semesta tak mengembang. Apalagi jika ada teori lain yang bisa menjelaskan dengan baik dan valid. Tapi tentu saja mesti ada dasar ilmiah yang jelas dan gak pakai segala ide supranatural dalam penjelasannya.

nʇǝʌ∀

Thread ini pasti akan dikunci karena yang terakhir-terakhir ngepost disini, termasuk saya sendiri, sudah melenceng dari topik awal yaitu usulan percobaan pembuktian bahwa bumi memang berotasi terkait pendulum Foucault. Tapi jadi merembet ke geocentrism dan heliocentrism. Memang tidak terlalu out of topic. Karena ketika membela geocentrism, secara tidak langsung berkata bahwa bumi memang tidak berotasi, dan membela heliocentrism secara tidak langsung membantah bumi tidak berotasi. Hanya saja diskusi/debatnya jadi tidak fokus lagi ke topik.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!