Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 08:49:11 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 215
Total: 215

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Usulan Percobaan Pembuktian bahwa bumi berotasi

Dimulai oleh Dr.F, September 29, 2014, 09:15:29 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Pi-One

#45
Kutip dari: Sandy_dkk pada November 06, 2014, 01:31:09 PM
padahal sebenarnya pohon2 tsb tidak bergerak. begitukah? yakin?
berarti disini bumi dianggap diam.

bagaimana kalau kita melaju dengan mobil dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan rotasi bumi ditempat kita berada, namun dengan arah yang berlawanan dengan arah rotasi bumi. maka siapa atau apa yang sebenarnya bergerak?

haha, lagi2, acuan diam mutlak yang dipakai adalah acuan relatif, hanya dianggap diam, sementara tak ada cara untuk mengetahui yang nana yang mutlak diam.



baik geosentris, heliosentris, prikitiewsentris, atau apa saja, sama2 tak bisa dijadikan landasan aqidah atau kepercayaan atau keyakinan, tapi semuanya sama2 bisa dijadikan model matematis untuk penyusunan kalender astronomis. jadi santai saja.....
Sudah dipost sebelumnya, realitas yang kita kenal adalah realitas bergantung model. Kita bisa memakai model dimana kita yang diam dan pohon serta benda di sekitar yang bergerak, atau sebaliknya. Tapi itu akan memerlukan set hukum/aturan yang berbeda pada berbagai sisi.

Saat kita bergerak dengan mobil, kita bergerak relatif terhadap titik awal kita. Saat kita diam di mobil, sejatinya kita bergerak relatif terhadap posisi awal kita, karena mobil kita ikut bergerak seiring pergerakan permukaan bumi dalam rotasinya (lebih jauh lagi ikut bergerak bersama bumi dalam revolusi mengelilingi matahari, matahari bergerak relatif terhadap pusat galaksi, dst dst).

Dan ya, dalam hal ini, kita tak bisa menerapkan acuan mutlak. Kita bisa memakai model yang mana saja, tapi mesti menyesuaikan lagi set hukum yang dipakai, karena bisa jadi set hukum untuk satu model gak berlaku untuk model lain.

Dalam hal geosentris atau heliosentris, kita bisa saja memakai geosentris. tapi kita akan harus merombak besar-besaran pemahaman kita akan gerak matahari, planet, bintang dsb, dan percayalah, itu akan amat sangat rumit untuk kita pahami. Kita gak bisa memakai model dimana orbit planet-planet lain adalah bulat ataupun elips, kita harus membuat model dimana planet bisa bergerak melingkar maju-mundur, dan itu artinya hukum pergerakan planet harus direvisi total.

Lebih mudah memakai model heliosentris.

Goen

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada November 08, 2014, 03:15:30 AM
ini penjelasan yang paling menarik bagi saya.
jarak Bumi-Matahari bisa dijadikan pertimbangan manakala kita ingin membenarkan teori geosentris dimana Matahari lah yang mengitari Bumi.
Mars memang seharusnya lebih panas daripada Merkurius apabila Mars berada di titik perihelium, kalau memang Matahari yang berevolusi mengelilingi Bumi karena jarak 140-150 juta km dari Bumi itulah merupakan posisi di antara orbit Mars dan orbit Jupiter (sekali lagi, kalau Mataharinya yang mengelilingi Bumi).
eksperimen dan teori pendukung geosentris sama sekali tidak menjelaskan dimana letak kesalahan posisi dan pergerakan ke-8 (atau 9) planet dalam tata surya kita terhadap matahari berdasarkan versi heliosentris. dan tidak menjelaskan mengapa hingga sekarang Merkurius masih menjadi planet yang selalu lebih panas daripada Mars.
Jadi bingung. Apa korelasinya antara jarak planet-planet dengan perbedaan sistem geocentric dan heliocentric. Karena, perbedaan sistem geocentric dan heliocentric hanya masalah sudut pandang belaka. Seperti animasi di bawah, dimana, sistem geocentric memakai model Neo-Tychonic:



Kutip dari: Pi-One pada November 08, 2014, 12:30:27 PMDalam hal geosentris atau heliosentris, kita bisa saja memakai geosentris. tapi kita akan harus merombak besar-besaran pemahaman kita akan gerak matahari, planet, bintang dsb, dan percayalah, itu akan amat sangat rumit untuk kita pahami. Kita gak bisa memakai model dimana orbit planet-planet lain adalah bulat ataupun elips, kita harus membuat model dimana planet bisa bergerak melingkar maju-mundur, dan itu artinya hukum pergerakan planet harus direvisi total.

Lebih mudah memakai model heliosentris.
Dalam banyak kasus, justru model geocentric lebih mudah. Misalnya, dalam peluncuran satelit GPS. Bisa dibayangkan, meskipun tidak mustahil, bagaimana rumitnya mengkonversi koordinat GPS dari geocentric ke heliocentric. Komunikasi dengan probe-probe di planet-planet lain pun menggunakan sistem geocentric, atau ECI (=Earth Centered Inertial). Sebagaimana dikatakan oleh dua mantan teknisi NASA, Ruyong Wang dan Ronald Hatch, berikut:

"...NavCom Technology, Inc. has licensed software developed by the Jet Propulsion Lab (JPL) which, because of historical reasons, does the entire computation in the ECI frame." [Conducting a Crucial Experiment of the Constancy of the Speed of Light Using GPS, ION GPS 58th Annual Meeting / CIGTF 21st Guidance Test Symposium, 2002, hal. 500.]

Pi-One

#47
Kutip dari: Goen pada November 11, 2014, 11:23:45 AM
Jadi bingung. Apa korelasinya antara jarak planet-planet dengan perbedaan sistem geocentric dan heliocentric. Karena, perbedaan sistem geocentric dan heliocentric hanya masalah sudut pandang belaka. Seperti animasi di bawah, dimana, sistem geocentric memakai model Neo-Tychonic:

Coba cek jarak bumi dengan mars, apakah titik terdekat dan terjauhnya sesuai dengan data itu? Kita juga harus menyesuaikan dengan jarak terdekat dan terjauh orbit masing-masing planet termasuk bumi, dan juga menguji kondisi retrogade. Atau alasan kenapa planet-planet tertentu mesti bergerak jauh lebih cepat/lebih lambat pada saat tertentu agar sesuai model heliosentris.

Belum lagi hukum yang mengatur pergerakan planet termasuk alasan pergerakan itu terjadi, harus dirombak juga.

*Sori, gak tertarik dengan kecap geosentris plus bumi usia muda :)

nʇǝʌ∀

Kutip dari: Goen pada November 11, 2014, 11:23:45 AM
Jadi bingung. Apa korelasinya antara jarak planet-planet dengan perbedaan sistem geocentric dan heliocentric. Karena, perbedaan sistem geocentric dan heliocentric hanya masalah sudut pandang belaka. Seperti animasi di bawah, dimana, sistem geocentric memakai model Neo-Tychonic:



berarti menurut Geosentris, gravitasi Bumi bisa menarik Matahari yang ukuran dan massanya jauh lebih besar daripada Bumi? dan di situ jarak Bumi ke Mars digambarkan selalu lebih jauh daripada jarak Bumi ke Matahari. padahal, apakah jarak Bumi ke Mars selalu lebih jauh daripada jarak Bumi ke Matahari?
jarak Bumi ke Mars apabila seperti itu terus seperti model Geosentris, maka nggak akan pernah berubah ketika dilihat dari Bumi. makanya perlu diperhatikan jarak antar planet untuk menilai.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

ytridyrevsielixetuls

tadinya saya kira model geosentris itu menganggap semua planet selain bumi + matahari mengitari bumi. dan setelah meliat gambat visualisasi tsb, yg saya tangkep sepertinya menurut geosentris, semua planet di tata surya adalah "satelit" matahari kecuali bumi. sehingga gravitasi matahari mampu menarik merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus meskipun total massa mereka jauh lebih besar daripada bumi. dan gravitasi matahari juga mampu menarik planet-planet yang jaraknya lebih jauh daripada bumi meskipun jarak matahari ke bumi lebih dekat. lalu pertanyaannya mengapa pusat tata surya bukan bintang melainkan planet dan bukan benda langit terbesar di dlm tata surya itu. darimana kekuatan gravitasi yg besar sehingga mampu menarik matahari, tapi di sisi lain, mengapa planet2 lain malah ngikut gravitasi matahari dan bukan gravitasi bumi sebagai pusat tata surya?
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Pi-One

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada November 12, 2014, 03:10:26 AM
tadinya saya kira model geosentris itu menganggap semua planet selain bumi + matahari mengitari bumi. dan setelah meliat gambat visualisasi tsb, yg saya tangkep sepertinya menurut geosentris, semua planet di tata surya adalah "satelit" matahari kecuali bumi. sehingga gravitasi matahari mampu menarik merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus meskipun total massa mereka jauh lebih besar daripada bumi. dan gravitasi matahari juga mampu menarik planet-planet yang jaraknya lebih jauh daripada bumi meskipun jarak matahari ke bumi lebih dekat. lalu pertanyaannya mengapa pusat tata surya bukan bintang melainkan planet dan bukan benda langit terbesar di dlm tata surya itu. darimana kekuatan gravitasi yg besar sehingga mampu menarik matahari, tapi di sisi lain, mengapa planet2 lain malah ngikut gravitasi matahari dan bukan gravitasi bumi sebagai pusat tata surya?
Model yang dibawa goen itu model geosentrisnya Tyco Brahe, yang merupakan revisi dari model Ptolomeus. Dan Goen ini percaya keberadaan ether, atau bahwa revolusi matahari dan planet-planet gak terkait massa mereka berbanding bumi.

Goen

Kutip dari: Pi-One pada November 11, 2014, 09:14:37 PM
Coba cek jarak bumi dengan mars, apakah titik terdekat dan terjauhnya sesuai dengan data itu? Kita juga harus menyesuaikan dengan jarak terdekat dan terjauh orbit masing-masing planet termasuk bumi, dan juga menguji kondisi retrogade. Atau alasan kenapa planet-planet tertentu mesti bergerak jauh lebih cepat/lebih lambat pada saat tertentu agar sesuai model heliosentris.
Dalam sistem Neo-Tychonic, cuma bulan dan matahari yang be-revolusi langsung terhadap bumi. Planet-planet dalam tata surya tetap me-revolusi matahari. Jadi, tidak ada perubahan secuil pun terhadap jarak planet maupun pergerakan. Yang berubah, hanya sudut pandang pusatnya saja.

Untuk retrograde. Perhatikan dua ilustrasi geocentric dan heliocentric berikut (tidak ada perbedaan sama sekali):





KutipBelum lagi hukum yang mengatur pergerakan planet termasuk alasan pergerakan itu terjadi, harus dirombak juga.
Sepanjang sepengetahuan saya, belum ada satu pun hukum yang bisa menjelaskan secara akurat posisi dan pergerakan planet. Dengan kata lain, belum ada solusi untuk "n-body problem." Prediksi pergerakan planet saat ini tidak lebih dari tabel hasil observasi belaka.

Kutip*Sori, gak tertarik dengan kecap geosentris plus bumi usia muda :)
Harus diakui, geocentrists memang mengincar kemenangan filosofis atas perdebatan geocentric vs. heliocentric. Kemenangan filosofis yang didasari atas dogma agama samawi. Heliocentrists tentu "alergi" dengan hal ini.

Heliocentrists pada prinsipnya meyakini bahwa segala sesuatu pasti berlaku secara natural, bukan supranatural. Kasarnya, seperti perkataan Paul Davies:

"...we are godless and making it on our own." ["Cosmic Heresy?" Nature, 273:336, 1978.]

Itu sebabnya, berbagai cara untuk membuktikan bahwa bumi bukan planet spesial dan tak jauh berbeda dengan planet-planet lain di seluruh semesta akan dilakukan. Ironis, untuk melakukan hal itu, heliocentrists justru menciptakan dogma baru, turunan naturalism, yang dinamakan Copernican Principle. Dan hanya bermodalkan ini saja heliocentrists membantah sistem geocentric.

George Ellis berkata:

"People need to be aware that there is a range of models that could explain the observations. For instance, I can construct you a spherically symmetrical universe with Earth at its center, and you cannot disprove it based on observations. You can only exclude it on philosophical grounds. In my view there is absolutely nothing wrong in that. What I want to bring into the open is the fact that we are using philosophical criteria in choosing our models. A lot of cosmology tries to hide that."["Profile: George F. R. Ellis," W. Wayt Gibbs, Scientific American, October 1995, Vol. 273, No. 4, hal. 55.]

Tantangan bagi heliocentrists justru seharusnya membuktikan bahwa Copernican Principle itu benar, bukan sekedar dogma.



Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada November 12, 2014, 01:06:49 AMberarti menurut Geosentris, gravitasi Bumi bisa menarik Matahari yang ukuran dan massanya jauh lebih besar daripada Bumi? dan di situ jarak Bumi ke Mars digambarkan selalu lebih jauh daripada jarak Bumi ke Matahari. padahal, apakah jarak Bumi ke Mars selalu lebih jauh daripada jarak Bumi ke Matahari?
jarak Bumi ke Mars apabila seperti itu terus seperti model Geosentris, maka nggak akan pernah berubah ketika dilihat dari Bumi. makanya perlu diperhatikan jarak antar planet untuk menilai.
Semesta dalam sistem geocentric itu:
1. Tertutup, seperti bola besar.
2. Tidak vakum, tetapi terisi oleh substansi yang dinamakan "ether."
3. Berputar 23 jam 56 menit (sidereal day).
4. Perputaran ini membawa "ether" ikut berputar bersama seluruh isinya (bintang, planet, dll).
5. Perputaran ini menghasilkan "center of mass" atau pusat massa yang sifatnya universal.
6. Bumi terkunci di pusat massa tersebut, tidak bergerak.

Jadi, matahari di sini berputar terhadap pusat massa universal, bukan terhadap bumi. Bumi, cuma berada di pusat massa tersebut. Ada atau tidaknya bumi, matahari dan objek-objek lainnya tetap mengitarinya.

Gravitasi yang diaplikasikan bukanlah gravitasi tarik-menarik versi Newton atau pun space-time curvature versi Einstein. Gravitasi yang digunakan adalah gravitasi versi Le Sage yang berdasarkan ether (baca: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]). Gravitasi ether ini pada awalnya dicetuskan oleh Nicholas Fatio de Duiller. Sahabat karib Isaac Newton. Yang kemudian, diteruskan oleh Georges-Louis Le Sage.

Terkait "center of mass", Newton berkata:

"That the center of the system of the world is immovable: this is acknowledged by all, although some contend that the Earth, others that the sun, is fixed in that center." [Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, Book 3: The System of the World, Proposition X, Hypothesis I]



Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada November 12, 2014, 03:10:26 AMtadinya saya kira model geosentris itu menganggap semua planet selain bumi + matahari mengitari bumi. dan setelah meliat gambat visualisasi tsb, yg saya tangkep sepertinya menurut geosentris, semua planet di tata surya adalah "satelit" matahari kecuali bumi. sehingga gravitasi matahari mampu menarik merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus meskipun total massa mereka jauh lebih besar daripada bumi. dan gravitasi matahari juga mampu menarik planet-planet yang jaraknya lebih jauh daripada bumi meskipun jarak matahari ke bumi lebih dekat. lalu pertanyaannya mengapa pusat tata surya bukan bintang melainkan planet dan bukan benda langit terbesar di dlm tata surya itu. darimana kekuatan gravitasi yg besar sehingga mampu menarik matahari, tapi di sisi lain, mengapa planet2 lain malah ngikut gravitasi matahari dan bukan gravitasi bumi sebagai pusat tata surya?
Dalam suatu sistem yang berputar, 2 objek atau lebih yang ada di situ akan mengitari pusat massa (center of mass) yang tidak bergerak. Pusat massa ini dikenal sebagai Barycenter (baca: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]). Letaknya akan berada di suatu titik abstrak dimana titik tersebut semua massa terdistribusi secara seimbang.



Umumnya, letak pusat massa ini akan berada pada objek yang massanya paling besar dari semua massa-massa objek di dalam suatu sistem. Contoh: bulan, satelit buatan dan bumi letak pusat massanya akan berada di bumi (meskipun tidak persis di tengah). Karena, meskipun semua massa-massa satelit buatan digabungkan dengan massa bulan hasilnya tidak bisa mengalahkan besarnya massa bumi.

Bagaimana bila semua objek di dalam suatu sistem hampir sama besar massanya? Letak pusat massa akan bergeser ke tengah dari semua objek-objek di dalam sistem tersebut. Tidak berada di satu objek pun di dalam sistem tersebut. Ilustrasinya seperti di bawah ini:



Lengkapnya, silahkan lihat di: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Dalam satu sistem hanya akan ada satu pusat massa. Sistem yang memiliki sub-sub sistem pun hanya akan ada satu pusat massa untuk sub-sub sistem tersebut. Ilustrasi secara heliocentric bisa dibayangkan seperti: satelit-satelit mengelilingi planet, kemudian planet-planet mengelilingi bintang, kemudian bintang-bintang yang membentuk tata surya mengelilingi pusat galaksi, dan seterusnya dan seterusnya.

Semesta itu sendiri secara geocentric adalah satu sistem. Oleh karena itu, hanya akan ada satu pusat massa yang sifatnya universal. Di pusat massa universal inilah bumi itu berada.

Berdasarkan hukum Newton, heliocentrists sering membawakan bantahan untuk sistem geocentric dengan alasan bahwa massa yang kecil akan selalu mengitari massa yang lebih besar. Hal ini tidak tepat. Seperti kutipan Newton di atas, semua objek akan mengitari "center of mass" yang tidak bergerak. Letaknya, tergantung distribusi massa di dalam suatu sistem. Hal ini hanya berlaku bila sistem tata surya hanya terdiri atas bumi dan matahari saja. Akan tetapi, dengan mengikutsertakan seluruh objek di tata surya berikut objek-objek selain itu, "center of mass" bisa bergeser kemana saja.

Mengutip perkataan Fred Hoyle:

"Although in the nineteenth century this argument was believed to be a satisfactory justification of the heliocentric theory, one found causes for disquiet if one looked into it a little more carefully. When we seek to improve on the accuracy of calculation by including mutual gravitational interactions between planets, we find – again in order to calculate correctly – that the center of the solar system must be placed at an abstract point known as the 'center of mass,' which is displaced quite appreciably from the center of the Sun. And if we imagine a star to pass moderately close to the solar system, in order to calculate the perturbing effect correctly, again using the inverse-square rule, it would be essential to use a 'center of mass' which included the star. The 'center' in this case would lie even farther away from the center of the Sun. It appears, then, that the 'center' to be used for any set of bodies depends on the way in which the local system is considered to be isolated from the universe as a whole. If a new body is added to the set from outside, or if a body is taken away, the 'center' changes."[Nicolaus Copernicus, hal. 85]

#Belum_bisa_posting_link  :'(

Pi-One

Kutip dari: Goen pada November 12, 2014, 02:00:19 PM
Dalam sistem Neo-Tychonic, cuma bulan dan matahari yang be-revolusi langsung terhadap bumi. Planet-planet dalam tata surya tetap me-revolusi matahari. Jadi, tidak ada perubahan secuil pun terhadap jarak planet maupun pergerakan. Yang berubah, hanya sudut pandang pusatnya saja.
Lalu, sesuaikah posisi planet-planet tersebut? utamanya dalam orbit penuh?

Untuk retrograde. Perhatikan dua ilustrasi geocentric dan heliocentric berikut (tidak ada perbedaan sama sekali):

Kutip dari: Goen pada November 12, 2014, 02:00:19 PMSepanjang sepengetahuan saya, belum ada satu pun hukum yang bisa menjelaskan secara akurat posisi dan pergerakan planet. Dengan kata lain, belum ada solusi untuk "n-body problem." Prediksi pergerakan planet saat ini tidak lebih dari tabel hasil observasi belaka.
Harus diakui, geocentrists memang mengincar kemenangan filosofis atas perdebatan geocentric vs. heliocentric. Kemenangan filosofis yang didasari atas dogma agama samawi. Heliocentrists tentu "alergi" dengan hal ini.
Hukum tidak menjelaskan, hukum memprediksi. yang menjelaskan itu teori. Kita menghitung jarak atau prediksi posisi dengan hukum, kita menjelaskan pergerakan atau sifat dengan teori.

Perhitungan dan teori yang ada disesuaikan dengan data.

Kutip dari: Goen pada November 12, 2014, 02:00:19 PMHeliocentrists pada prinsipnya meyakini bahwa segala sesuatu pasti berlaku secara natural, bukan supranatural.
Memangnya ada teori dan hukum ilmiah yang melibatkan supranatural?

Kutip dari: Goen pada November 12, 2014, 02:00:19 PMSemesta dalam sistem geocentric itu:
1. Tertutup, seperti bola besar.
2. Tidak vakum, tetapi terisi oleh substansi yang dinamakan "ether."
3. Berputar 23 jam 56 menit (sidereal day).
4. Perputaran ini membawa "ether" ikut berputar bersama seluruh isinya (bintang, planet, dll).
5. Perputaran ini menghasilkan "center of mass" atau pusat massa yang sifatnya universal.
6. Bumi terkunci di pusat massa tersebut, tidak bergerak.
Lalu, mana yang sudah terbukti secara ilmiah dari poin-poin di atas?

Kutip dari: Goen pada November 12, 2014, 02:00:19 PMJadi, matahari di sini berputar terhadap pusat massa universal, bukan terhadap bumi. Bumi, cuma berada di pusat massa tersebut. Ada atau tidaknya bumi, matahari dan objek-objek lainnya tetap mengitarinya.
Dan apa alasan bumi berada di pusat massa?
Alasan supranatural?

Kutip dari: Goen pada November 12, 2014, 02:00:19 PMBagaimana bila semua objek di dalam suatu sistem hampir sama besar massanya? Letak pusat massa akan bergeser ke tengah dari semua objek-objek di dalam sistem tersebut. Tidak berada di satu objek pun di dalam sistem tersebut.
Ini bisa diterapkan apda sistem binari/bintang ganda dengan massa relatif sama. Tapi kondisi ini tak ditemukan di tata surya kita.

Lagipula, kenapa matahari mengelilingi bumi/pusat massa, sedang planet-planet lain mengelilingi matahari? Misal pluto, jarak pluto ke matahari apa lebih dekat ke jarak ke pusat massa/bumi? :D

Goen

Kutip dari: Pi-One pada November 12, 2014, 08:07:46 PM
Lalu, sesuaikah posisi planet-planet tersebut? utamanya dalam orbit penuh?
Sesuai.


KutipHukum tidak menjelaskan, hukum memprediksi. yang menjelaskan itu teori. Kita menghitung jarak atau prediksi posisi dengan hukum, kita menjelaskan pergerakan atau sifat dengan teori.
Maksudnya "menjelaskan" disini adalah "menggambarkan". Intinya yang ingin saya sampaikan adalah tidak ada satu pun hukum yang bisa memberikan prediksi akurat atas posisi dan pergerakan planet-planet di tata surya. Hal ini dikenal dengan istilah "n-body problem".


KutipPerhitungan dan teori yang ada disesuaikan dengan data.
Ambil contoh Hukum Kepler III untuk "2-body problem" : P^2 = R^3. Dimana, P adalah waktu orbit (dalam tahun) dan R adalah sumbu semi-mayor (jarak antara planet dan matahari dalam Astronomical Unit). Dengan hukum ini, cuma merkurius saja yang akurat. Selebihnya, tidak.

1. Merkurius, P = 0,24 tahun dan R = 0,39 AU. Hasilnya, P^2 = 0,06 dan R^3 = 0,06.
2. Venus, P = 0,62 tahun dan R = 0,72 AU.  Hasilnya, P^2 = 0,39 dan R^3 = 0,37.
3. Mars, P = 1,88 tahun dan R = 1,52 AU. Hasilnya P^2 = 3,53 dan R^3 = 3,51.
4. Jupiter, P = 11,9 tahun dan R = 5,20 AU. Hasilnya P^2 = 142 dan R^3 = 141.
5. Saturnus, P = 29,5 tahun dan R = 9,54 AU. Hasilnya P^2 = 870 dan R^3 = 868.
6. Uranus, P = 84 tahun dan R = 19,191 AU. Hasilnya P^2 = 7056 dan R^3 = 7068.
7. Neptunus, P = 165 tahun dan R = 30,071 AU. Hasilnya P^2 = 27225 dan R^3 = 27192.

Lagipula, hukum ini hanya diperlakukan untuk planet-planet di dalam tata surya, tidak bisa untuk satelit-satelit terhadap planetnya (contoh: bulan terhadap bumi).

Newton kemudian memasukkan komponen massa ke dalam Hukum Kepler III, menjadi: (M1 + M2) P^2 = R^3. Tapi, malah muncul konsep "center of mass" yang bisa berada di mana saja ketimbang satu objek (matahari) yang berfungsi sebagai pusat orbit planet-planet versi Keppler.

Ini baru "2-body problem", bagaimana dengan "n-body problem?" Makin berantakan.


KutipMemangnya ada teori dan hukum ilmiah yang melibatkan supranatural?
Karena lingkup ilmiah itu sendiri yang membatasi hanya pada hal-hal natural saja yang menyebabkan hal-hal yang supranatural menjadi tidak terlibat.

Tidak masalah bila lingkup ilmiah hanya pada hal-hal natural. Tapi, menjadi masalah ketika realita yang tidak terbatas oleh lingkup apapun harus DINIHILKAN oleh aturan ilmiah yang memiliki lingkup yang lebih sempit.


KutipLalu, mana yang sudah terbukti secara ilmiah dari poin-poin di atas?
Terbukti semua.


KutipDan apa alasan bumi berada di pusat massa?
Alasan supranatural?
Iya.


KutipIni bisa diterapkan apda sistem binari/bintang ganda dengan massa relatif sama. Tapi kondisi ini tak ditemukan di tata surya kita.
Pusat massa suatu sistem itu tergantung jarak dan massa semua objek di dalam sistem tersebut. Ilustrasi sebelumnya itu cuma contoh untuk dua objek  saja yang bermassa sama dalam satu sistem dalam rangka mengkoreksi pemikiran bahwa "yang bermassa kecil akan selalu mengitari massa yang lebih besar."

Tata surya kita itu terdiri dari banyak objek bermassa yang kesemuanya harus diperhitungkan. Ini baru lingkup lokal tatasurya, belum memasukkan lingkup universal dari semesta.


KutipLagipula, kenapa matahari mengelilingi bumi/pusat massa, sedang planet-planet lain mengelilingi matahari? Misal pluto, jarak pluto ke matahari apa lebih dekat ke jarak ke pusat massa/bumi? :D
Secara harian (diurnal), semua mengelilingi pusat massa akibat putaran semesta sehari-semalam. Secara tahunan (annual), dengan kehadiran massa-massa di dalam jarak tertentu (terutama matahari) dari suatu objek menyebabkan perubahan arah orientasi pergerakan objek yang bersangkutan secara perlahan-lahan. Gravitasi dari massa-massa lain inilah yang dikenal dengan istilah "gangguan" (perturbation). Dan gangguan semacam ini belum bisa dirumuskan oleh satu hukum pun. Seperti yang saya katakan sebelumnya, belum ada solusi atas "n-body problem."

"Now so long as there are but two bodies in the system, these six elements are constant, and the smaller body will travel for ever around and around in its unvarying path. From these elements the actual position of the body at any time, past, present, or future, can be calculated by very simple formulas. If, however, a third body be introduced into our ideal universe, then the motions of the bodies are no longer simple and easily calculated. In fact, the paths of the three bodies become so complicated as to defy any mathematical description. Newton failed to find a solution to this problem; and every mathematician since his time has likewise failed." [Charles Lane Poor, Gravitation versus Relativity, hal. 122]

Pi-One

Kutip dari: Goen pada November 13, 2014, 01:20:56 PMKarena lingkup ilmiah itu sendiri yang membatasi hanya pada hal-hal natural saja yang menyebabkan hal-hal yang supranatural menjadi tidak terlibat.
Karena sains memang membahas hal-hal natural.
maksain supranatural hanya akan menjadikannya pseudo sains.

Dan jika yang lu ajukan pseudo sains, maka tak ada alasan melanjutkan bahasannya, karena jelas-jelas tak ilmiah.

Goen

Kutip dari: Pi-One pada November 13, 2014, 08:47:50 PM
Karena sains memang membahas hal-hal natural.
maksain supranatural hanya akan menjadikannya pseudo sains.

Dan jika yang lu ajukan pseudo sains, maka tak ada alasan melanjutkan bahasannya, karena jelas-jelas tak ilmiah.
Jawaban supranatural itu terkait pertanyaan anda sendiri:

"Dan apa alasan bumi berada di pusat massa?
Alasan supranatural?"

Di pikiran saya, pertanyaan alasan ini konteksnya motif, tujuan, latar-belakang dan semacamnya. Sebagai geocentrist, tentu jawaban saya akan masuk kategori supranatural karena alasan spesialnya bumi dibandingkan planet-planet lain memang sudah kehendak Tuhan sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab samawi. Bukan jawaban ilmiah memang, saya akui itu.

Sama halnya, ketika ada pertanyaan:

"Dan apa alasan diciptakannya makhluk hidup?
Alasan supranatural?"

Sebagai creationist, tentu jawaban saya pun akan masuk kategori supranatural karena alasan makhluk hidup itu diciptakan agar mereka menghambakan diri kepada Tuhan. Bukan jawaban ilmiah memang, saya akui itu.

Tapi, jawaban supranatural ini hanya pada tahapan awal, motif, tujuan, latar-belakang dan semacamnya. Tahapan setelah itu, baik geocentrism maupun creationism, dalam keberlangsungannya tetap berjalan secara natural sesuai dengan hukum-hukum alam yang sudah digariskan-Nya.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: Goen pada November 14, 2014, 02:12:57 PM
Sebagai geocentrist, tentu jawaban saya akan masuk kategori supranatural karena alasan spesialnya bumi dibandingkan planet-planet lain memang sudah kehendak Tuhan sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab samawi.

Apakah spesial harus berarti menjadi pusat dari yang lain?
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

Pi-One

Kutip dari: Goen pada November 14, 2014, 02:12:57 PM
Jawaban supranatural itu terkait pertanyaan anda sendiri:

"Dan apa alasan bumi berada di pusat massa?
Alasan supranatural?"

Di pikiran saya, pertanyaan alasan ini konteksnya motif, tujuan, latar-belakang dan semacamnya. Sebagai geocentrist, tentu jawaban saya akan masuk kategori supranatural karena alasan spesialnya bumi dibandingkan planet-planet lain memang sudah kehendak Tuhan sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab samawi. Bukan jawaban ilmiah memang, saya akui itu.
Apa alasan matahari yang menjadi pusat tata surya?
Jawabannya ilmiah.
Apala alasan bumi yang menjadi pusat alam semesta?
jawabannya supranatural.

Spesial karena kehendak Tuhan.
Makin gak ilmiah.
Ini mah namanya kebenaran dibengkokkan demi iman.

Goen

Kutip dari: Monox D. I-Fly pada November 14, 2014, 07:26:17 PM
Apakah spesial harus berarti menjadi pusat dari yang lain?
Kalau gak begitu, ya gak spesial lagi namanya. Sama saja dengan planet-planet lain yang mungkin kelebihannya hanya dari sisi bisa menunjang kehidupan. Mengutip perkataan Carl Sagan:

"We find that we live on an insignificant planet of a humdrum star lost in a galaxy tucked away in some forgotten corner of a universe in which there are far more galaxies than people." ["A Gift for Vividness," Time Magazine, 20 Okt 1980, hal. 61.]

John Richard Gott III juga berkata hal serupa malah dikait-kaitkan dengan darwinism:

"The Copernican revolution taught us that it was a mistake to assume, without sufficient reason, that we occupy a privileged position in the universe. Darwin showed that, in terms of origin, we are not privileged above other species. Our position around an ordinary star in an ordinary galaxy in an ordinary supercluster continues to look less and less special. The idea that we are not located in a special spatial location has been crucial in cosmology..." ["Implications of the Copernican Principle for our Future Prospects," Nature, 27 Mei 1993, vol. 363, hal. 315.]

Tambah lagi, dari Richard Feynman:

"I suspect that the assumption of uniformity of the universe reflects a prejudice born of a sequence of overthrows of geocentric ideas. When men admitted the earth was not the center of the universe, they clung for a while to a heliocentric universe, only to find that the sun was an ordinary star much like any other star, occupying an ordinary (not central!) place within a galaxy which is not an extraordinary galaxy.... It would be embarrassing to find, after stating that we live in an ordinary planet about an ordinary star in an ordinary galaxy, that our place in the universe is extraordinary.... To avoid embarrassment we cling to the hypothesis of uniformity." [Feynman Lectures on Gravitation, Addison-Wesley, 1995, hal. 166.]






Kutip dari: Pi-One pada November 14, 2014, 11:17:16 PM
Apa alasan matahari yang menjadi pusat tata surya?
Jawabannya ilmiah.
Apala alasan bumi yang menjadi pusat alam semesta?
jawabannya supranatural.
Bukan pertanyaan mengenai motif? Kalau begitu, sudah berlalu penjelasan saya bahwa semesta sebagai satu sistem membentuk satu pusat massa universal dimana bumi berada di situ. Itulah yang membuat bumi menjadi pusat alam semesta.


KutipSpesial karena kehendak Tuhan.
Makin gak ilmiah.
Ini mah namanya kebenaran dibengkokkan demi iman.
Jangan standar ganda-lah. Coba buktikan saja dulu Copernican Principle itu benar sesuai kaidah ilmiah, biar tidak dianggap dogma. :)

Pi-One

Kutip dari: Goen pada November 15, 2014, 12:05:53 PMBukan pertanyaan mengenai motif? Kalau begitu, sudah berlalu penjelasan saya bahwa semesta sebagai satu sistem membentuk satu pusat massa universal dimana bumi berada di situ. Itulah yang membuat bumi menjadi pusat alam semesta.
Sudah dibilang, gak ilmiah.
Gak tertarik dengan jawaban supranatural.
Entar juga mesti percaya makhluk hidup bisa tuing nongol begitu aja di muka bumi, dengan alasan 'supranatural' juga.

Kutip dari: Goen pada November 15, 2014, 12:05:53 PMJangan standar ganda-lah. Coba buktikan saja dulu Copernican Principle itu benar sesuai kaidah ilmiah, biar tidak dianggap dogma. :)
Emang konsep Copernicus sepenuhnya benar?
Wong dia aja gak tahu kalau orbit itu gak bulat sempurna kok...

Realitanya perkembangan sains memang menunjukkan kalau bumi gak menempati posisi istimewa di alam semesta. Wong usianya jauh lebih muda dari usia alam semesta. Gak ada perlunya terpaku pada copernican principle.

Semoga lu gak jadi menteri pendidikan dan kebudayaan, karena kalau kejadian bisa-bisa kreasionisme (bumi usia muda) jadi menu wajib di sekolah-sekolah :D

Intinya?
Jika bawa supranatural ke sains, tawarin aja kecapnya ke orang lain :)