Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 05, 2024, 11:50:11 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 31
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 32
Total: 32

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Usulan Percobaan Pembuktian bahwa bumi berotasi

Dimulai oleh Dr.F, September 29, 2014, 09:15:29 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ytridyrevsielixetuls

#165
Goen, saya waktu itu hanya mengamini 3 faktor yang mempengaruhi spektrum bintang yang telah disebutkan oleh Pi-One. Cuma tiga faktornya saja. Bukan penyangkalan atas argumen anti-copernican principle atau anti-big bang. Tidak perlu mengulang-ngulang menyodorkan argumen yang melemahkan big bang theory dan copernican principle. Dulu memang saya hanya berpedoman pada efek Doppler, ternyata ada faktor lain. Dan ternyata hanya ada 2 faktor seperti yg sudah dikatakan.

Kalau anda tersulut oleh komentar Pi-One itu urusan anda sama dia.

By the way, hasil Michelson-Morley experiment kalau tidak salah kecepatan cahaya sama di mana saja. Dan opsinya ether tidak ada atau bumi diam. Dan kerangka acuan cahaya itu sebenarnya terbawa oleh bumi kalau opsi bumi diam ditinggalkan. Tapi kenapa ether yang berputar 23 jam lebih yang menyeret matahari yang dianggap sebagai kerangka acuan? Kenapa bukan "ether" atau "aura" yang terpancar dari bumi sebagai hasil rotasi bumi saja? kan lebih cocok dengan klaim bumi berotasi dan berevolusi terhadap matahari. dan massa matahari lebih besar. so tidak bertentangan dengan hukum Newton juga.

Soal big bang, masih ada opsi lain. Misal galaksi saling menjauh justru karena gaya sentripugal antar sesama mereka sendiri. begitu juga kenapa galaksi2 berputar, keseimbangan antara gravitasi massa2 di galaksi2 tsb dengan gaya sentripugal mereka yang menyebabkan mereka berperilaku begitu. saya terpaksa mengatakan ini just in case, anda menggunakan galaksi2 berputar sebagai pembenaran ether yang berotasi 23 jam lebih. dan anda boleh membawanya lagi kalau anda mau. kalau tujuannya memang bukan bermaksud meruntuhkan kepercayaan saya terhadap teori big bang dan copernican principle, karena memang dari awal nggak pernah fanatik.

teori big bang sendiri juga tidak harus dipegang teguh. karena bukan model yang terbukti valid. Karena ada yang bilang kalau alam semesta tidak bertepi. bahkan ada teori big bounce.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 17, 2014, 02:16:23 PMGoen, saya waktu itu hanya mengamini 3 faktor yang mempengaruhi spektrum bintang yang telah disebutkan oleh Pi-One. Cuma tiga faktornya saja. Bukan penyangkalan atas argumen anti-copernican principle atau anti-big bang. Tidak perlu mengulang-ngulang menyodorkan argumen yang melemahkan big bang theory dan copernican principle. Dulu memang saya hanya berpedoman pada efek Doppler, ternyata ada faktor lain. Dan ternyata hanya ada 2 faktor seperti yg sudah dikatakan.

Kalau anda tersulut oleh komentar Pi-One itu urusan anda sama dia.
Ini bukan masalah tersulut atau gak tersulut. Coba tengok sedikit ke belakang. Saya waktu itu tanya Anda, apakah Anda setuju dengan interpretasi Edwin Hubble bahwa redshift pada distant galaxies itu karena efek Doppler?

Nah, Anda 'kan malah nge-refer ke postingan Pi One. Wajar, dong, saya komentari bagian itu?

Pertanyaan saya malah enggak dijawab soal apakah Anda setuju bahwa distant galaxies itu menjauh, kan?

KutipBy the way, hasil Michelson-Morley experiment kalau tidak salah kecepatan cahaya sama di mana saja. Dan opsinya ether tidak ada atau bumi diam. Dan kerangka acuan cahaya itu sebenarnya terbawa oleh bumi kalau opsi bumi diam ditinggalkan. Tapi kenapa ether yang berputar 23 jam lebih yang menyeret matahari yang dianggap sebagai kerangka acuan? Kenapa bukan "ether" atau "aura" yang terpancar dari bumi sebagai hasil rotasi bumi saja? kan lebih cocok dengan klaim bumi berotasi dan berevolusi terhadap matahari. dan massa matahari lebih besar. so tidak bertentangan dengan hukum Newton juga.
Nah, ini mulai ada kemajuan sedikit bahas soal eksperimen Michelson-Morley. Meski sudah dibahas sebelumnya, tidak apa diulang lagi.

Jika memang jawaban Anda bahwa kerangka acuan itu terbawa oleh bumi, kenapa eksperimen Sagnac malah tidak?

Itu dulu, ya. :)

KutipSoal big bang, masih ada opsi lain. Misal galaksi saling menjauh justru karena gaya sentripugal antar sesama mereka sendiri. begitu juga kenapa galaksi2 berputar, keseimbangan antara gravitasi massa2 di galaksi2 tsb dengan gaya sentripugal mereka yang menyebabkan mereka berperilaku begitu. saya terpaksa mengatakan ini just in case, anda menggunakan galaksi2 berputar sebagai pembenaran ether yang berotasi 23 jam lebih. dan anda boleh membawanya lagi kalau anda mau. kalau tujuannya memang bukan bermaksud meruntuhkan kepercayaan saya terhadap teori big bang dan copernican principle, karena memang dari awal nggak pernah fanatik.
Berarti masih meyakini bahwa galaksi-galaksi itu menjauh, kan? Oke, tidak masalah.

Asalnya dari perputaran sehingga muncul gaya sentrifugal? Perputaran itu harusnya kenceng banget, lho. Kok, bisa tidak tercerai-berai isinya? Apa karena kerangka acuannya ikut terbawa, seperti kasus rotasi dan revolusi bumi versi heliocentric?

Kutipteori big bang sendiri juga tidak harus dipegang teguh. karena bukan model yang terbukti valid. Karena ada yang bilang kalau alam semesta tidak bertepi. bahkan ada teori big bounce.
Teori Big-bang kebawa-bawa di sini lantaran prinsip yang ada di dalamnya yang menyatakan bahwa tidak ada objek spesial di semesta ini, tidak ada pusat (baca: Copernican Principle). Ya, mau gak mau harus dibahas.

Untuk semesta tak bertepi, Anda pernah dengar Olber's Paradox? Bagaimana Anda menjawabnya?

Pi-One

#167
Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:27:06 AM
AFAIK, ini klaim terbodoh yang pernah saya dengar. ;D ;D ;D
Celoteh konyol dari makhluk yang suka mengeluarkan komentar tolol :P
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:27:06 AMPerbandingan spektrum cahaya Solar Flare itu diadu dengan spektrum cahaya normal yang ada di laboratorium di bumi. Tidak mungkin spektrum yang dihasilkan oleh Solar Flare itu lebih rendah daripada yang ada di bumi.
Dan terus, mungkin menentukan redshift atau blueshift dari matahari untuk menentukan matahari mendekat atau menjauh dari bumi, saat bumi mengorbit matahari dalam lintasan elips? Ada ilmuwan yang cukup tolol memakai nilai itu? Ini yang namanya blasphemy :P

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:27:06 AMObjek yang diamati itu sama, spektrum cahaya. Penyebabnya yang diperselisihkan. Tapi, untuk distant galaxies ngotot diklaim sama Big-Banger sebagai efek Doppler.  :P
Bukannya lu yang ngotot itu bukan karena pergerakan galaksi?

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:27:06 AMSemesta memang punya batas, bahkan versi Big-Banger sekalipun. Supranatural-kah ini?  :P

Dan cangkang (shell) di sini adalah istilah distant masses (galaxies, quasars, dll) yang membentuk kumpulan hingga pinggir semesta. Seperti ditunjukkan pada CMB.
Dan batas itu stagnant? Tidak!
Dan lu gak bahas soal galaksi yang sudah gak bisa teramati lagi dari bumi?

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:27:06 AM
Karena medium ether itu memang interpretasi fisik dari ruang-waktu Einstein. Mau jungkir-balik bagaimana pun juga, gak akan menutup fakta bahwa Einstein sendiri berkata:
Dan mau jungkir balik sampai berbuih juga gak bakal ethernya Einstein itu berputar menyeret matahari atau galaksi atau bintang berputar melebihi kecepatan cahaya. Gak bosan juga makai quote mining yang sama? :P

Konsep relativitas Einstein berarti bicara gravitasi sebagai kelengkungan ruang-waktu akibat massa. Bukan bicara gravitasi klasik Newton. Juga batasan kecepatan cahaya. tau tidak ada ether yang menyeret obyek/massa untuk bergerak, apalagi sampai melebihi kecepatan cahaya. Tapi peduli setan buat lu kan, yang penting bisa lu quote mining?

Lu belajar untuk bikin orang mati bosan?

ytridyrevsielixetuls

#168
Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 03:57:00 PM
Ini bukan masalah tersulut atau gak tersulut. Coba tengok sedikit ke belakang. Saya waktu itu tanya Anda, apakah Anda setuju dengan interpretasi Edwin Hubble bahwa redshift pada distant galaxies itu karena efek Doppler?

Nah, Anda 'kan malah nge-refer ke postingan Pi One. Wajar, dong, saya komentari bagian itu?

dulu cuma berpedoman pada Doppler effect tapi kemudian ada masukan bahwa gravitasi juga menjadi faktor perubahan spektrum bintang.
yang saya maksud waktu itu cuma faktornya saja. karena males copy paste postingan Pi-One. bukan setuju tidak setuju galaksi menjauh atau Doppler effect satu-satunya faktor.

maksud saya tersulut adalah cara anda merespon postingan saya dan nʇǝʌ∀ semakin mirip cara anda merespon postingan Pi-One.
tapi cuma pandangan pribadi saya saja. saya kirain anda mulai memukul rata semua heliocentrist di sini.

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 03:57:00 PM
Pertanyaan saya malah enggak dijawab soal apakah Anda setuju bahwa distant galaxies itu menjauh, kan?

pertanyaan anda saya jawab kok. mungkin anda tidak menangkap maksudnya. atau mungkin karena saya secara tersirat menjawabnya.
tapi sudahlah, pertanyaan anda kan adalah apakah saya setuju bahwa efek Doppler sesuai pengamatan Hubble benar yang mana artinya galaksi menjauh?

awalnya iya karena efek Doppler tapi jadi netral lagi karena ada faktor gravitasi. dan ada observasi yang mengarah pada pelanggaran Copernican Principle. dan juga karena ada teori2 lain saya baca. makanya saya jawab dengan menunjuk post Pi-One bahwa ada 3 faktor (yang ternyata ada 2 seperti kata anda). artinya kan bukan cuma efek Doppler saja. berarti maksudnya bukan berarti saya setuju atau tidak setuju galaksi menjauh.

sudah cukup menjawab pertanyaan anda?

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 03:57:00 PM
Nah, ini mulai ada kemajuan sedikit bahas soal eksperimen Michelson-Morley. Meski sudah dibahas sebelumnya, tidak apa diulang lagi.

Jika memang jawaban Anda bahwa kerangka acuan itu terbawa oleh bumi, kenapa eksperimen Sagnac malah tidak?

Itu dulu, ya. :)

belum pernah dengar eksperimen Sagnac. kalaupun pernah dengar mungkin nggak terlalu perhatikan juga.

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 03:57:00 PM
Berarti masih meyakini bahwa galaksi-galaksi itu menjauh, kan? Oke, tidak masalah.

bukan masih meyakini. cuma "seandainya saja kalau memang galaksi2 itu menjauh."

jadi komentar saya tsb maksudnya, kalau memang galaksi2 tsb saling menjauh maka "penjelasan itu" cuma salah satu opsi yang bisa diambil kalau mau penjelasan tentangnya. big bang sendiri bukan kebenaran absolut bagi saya.

mungkin lain kali saya mesti pakai kata "kalau pun memang" atau "seandainya pun"

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 03:57:00 PM
Asalnya dari perputaran sehingga muncul gaya sentrifugal? Perputaran itu harusnya kenceng banget, lho. Kok, bisa tidak tercerai-berai isinya? Apa karena kerangka acuannya ikut terbawa, seperti kasus rotasi dan revolusi bumi versi heliocentric?

bukan perputaran galaksi karena galaksinya bulat dan berotasi seperti Bumi, tapi karena massa-massa di galaksinya yang berputar meskipun tidak semua. jelasinnya susah, seperti roda-roda bergerigi yang semua berputar dan menciptakan putaran solo. seperti satu roda besar yang berputar karena di dalamnya ada banyak kecil roda yang berputar... jadi karena ada banyak putaran "internal" itulah sebuah galaksi jadi berputar. dan itu terjadi pada galaksi-galaksi sehingga perputaran "solo" per galaksi ini yang menyebabkan jarak antar galaksi merenggang.

(sekali lagi, penjelasan tadi pun termasuk dalam kategori : "kalaupun memang galaksi-galaksinya saling menjauh")

pernah dengar tentang Solar Apex ? kurang lebih semacam itu.

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 03:57:00 PM
Teori Big-bang kebawa-bawa di sini lantaran prinsip yang ada di dalamnya yang menyatakan bahwa tidak ada objek spesial di semesta ini, tidak ada pusat (baca: Copernican Principle). Ya, mau gak mau harus dibahas.

jadi big bang itu wajib percaya prinsip Copernican? saya sih tidak berfanatik pada big bang theory maupun Copernican principle meskipun saya heliocentrist.
misal kalau alam semesta memang memuai tapi ternyata galaksi bimasakti ada di tengah, bagaimana tuh?

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 03:57:00 PM
Untuk semesta tak bertepi, Anda pernah dengar Olber's Paradox? Bagaimana Anda menjawabnya?

bukan saya yang bilang alam semesta tak bertepi lho. paradox Olber tsb belum pernah saya dengar juga.


[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Goen

Kutip dari: Pi-One pada Desember 17, 2014, 10:52:01 PMCeloteh konyol dari makhluk yang suka mengeluarkan komentar tolol :P
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Dan terus, mungkin menentukan redshift atau blueshift dari matahari untuk menentukan matahari mendekat atau menjauh dari bumi, saat bumi mengorbit matahari dalam lintasan elips? Ada ilmuwan yang cukup tolol memakai nilai itu? Ini yang namanya blasphemy :P

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Kasihan Anda ini. Bukannya introspeksi diri dan mengkoreksi klaim bodoh Anda itu sebelumnya. Masih hangat:

Kutip dari: Pi-One pada Desember 16, 2014, 03:00:38 PMAFAIK, solar flare menghasilkan baik redshift maupun blueshift.
Tinggal soal apa yang diamati
Pengamatan terhadap dampak solar flare tentu berbeda dengan pengamatan efek dari pergerakan benda.
Gak bisa membedakan antara MENGHASILKAN dan MENGAMATI?  ::)  ::)  ::)

Solar Flare takkan pernah sampai kapan pun juga MENGHASILKAN redshift. Secara definisi saja Anda sudah salah. Seperti postingan saya sebelumnya:

A solar flare is a sudden flash of brightness observed over the Sun's surface or the solar limb, which is interpreted as a large energy release of up to 6 × 1025 joules of energy (about a sixth of the total energy output of the Sun each second or 160,000,000,000 megatons of TNT equivalent, over 25,000 times more energy than released from the impact of Comet Shoemaker–Levy 9 with Jupiter)... [en.wikipedia.org/wiki/Solar_flare]

Large energy release => higher frequency => shorter wavelength => BLUESHIFT!

Setelah ngubek-ngubek internet seharian yang didapat cuma link berbayar dan link tanya-jawab yang sama sekali tidak mendukung klaim Anda itu. Makin terlihat Anda itu cuma klaim modal dengkul. ;D ;D ;D

KutipBukannya lu yang ngotot itu bukan karena pergerakan galaksi?
Lha, memang mekanismenya bukan cuma efek Doppler, kok. Jangan suka membolak-baliklah. Masa cuma segitu saja argumen Anda?

Sains 'kan nyuruh skeptis. Masa saya disuruh percaya begitu saja kata Big-banger kalau redshift itu karena pergerakan galaksi? Memangnya teori Big-Bang itu dogma apa? ;D ;D ;D

KutipDan batas itu stagnant? Tidak!
Dan lu gak bahas soal galaksi yang sudah gak bisa teramati lagi dari bumi?
Mau jungkir-balik bagaimana pun juga tetap saja punya batas. ;D ;D ;D

Oh, sungguh supranatural yang mengagumkan. :P

KutipDan mau jungkir balik sampai berbuih juga gak bakal ethernya Einstein itu berputar menyeret matahari atau galaksi atau bintang berputar melebihi kecepatan cahaya. Gak bosan juga makai quote mining yang sama? :P

Konsep relativitas Einstein berarti bicara gravitasi sebagai kelengkungan ruang-waktu akibat massa. Bukan bicara gravitasi klasik Newton. Juga batasan kecepatan cahaya. tau tidak ada ether yang menyeret obyek/massa untuk bergerak, apalagi sampai melebihi kecepatan cahaya. Tapi peduli setan buat lu kan, yang penting bisa lu quote mining?

Lu belajar untuk bikin orang mati bosan?
Nambah lagi klaim bodohnya. ;D ;D ;D

Makanya belajar yang lebih giat, ya. Jangan malu-maluin relativist yang lainlah. Nih, baca prinsip dalam Relativitas Umum: Equivalence Principle.

In the physics of general relativity, the equivalence principle is any of several related concepts dealing with the equivalence of gravitational and inertial mass, and to Albert Einstein's observation that the gravitational "force" as experienced locally while standing on a massive body (such as the Earth) is actually the same as the pseudo-force experienced by an observer in a non-inertial (accelerated) frame of reference. [en.wikipedia.org/wiki/Equivalence_principle]

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 17, 2014, 11:50:18 PMdulu cuma berpedoman pada Doppler effect tapi kemudian ada masukan bahwa gravitasi juga menjadi faktor perubahan spektrum bintang.
yang saya maksud waktu itu cuma faktornya saja. karena males copy paste postingan Pi-One. bukan setuju tidak setuju galaksi menjauh atau Doppler effect satu-satunya faktor.

maksud saya tersulut adalah cara anda merespon postingan saya dan nʇǝʌ∀ semakin mirip cara anda merespon postingan Pi-One.
tapi cuma pandangan pribadi saya saja. saya kirain anda mulai memukul rata semua heliocentrist di sini.
Saya tidak memukul rata heliocentrists. Coba lihat postingan-postingan saya sebelumnya. Heliocentrist saya beri versi-versian dan masing-masing saya bantah secara berbeda. ;D ;D ;D

Kutippertanyaan anda saya jawab kok. mungkin anda tidak menangkap maksudnya. atau mungkin karena saya secara tersirat menjawabnya.
tapi sudahlah, pertanyaan anda kan adalah apakah saya setuju bahwa efek Doppler sesuai pengamatan Hubble benar yang mana artinya galaksi menjauh?

awalnya iya karena efek Doppler tapi jadi netral lagi karena ada faktor gravitasi. dan ada observasi yang mengarah pada pelanggaran Copernican Principle. dan juga karena ada teori2 lain saya baca. makanya saya jawab dengan menunjuk post Pi-One bahwa ada 3 faktor (yang ternyata ada 2 seperti kata anda). artinya kan bukan cuma efek Doppler saja. berarti maksudnya bukan berarti saya setuju atau tidak setuju galaksi menjauh.

sudah cukup menjawab pertanyaan anda?
Oke. Berarti Anda netral, ya.

Pertanyaan selanjutnya, lantas apa yang menyebabkan spektrum cahaya dari distant galaxies mengalami redshift?

Kutipbelum pernah dengar eksperimen Sagnac. kalaupun pernah dengar mungkin nggak terlalu perhatikan juga.
Coba perhatikan halaman ke-9 dari thread ini. Tepatnya di:

www.forumsains.com/fisika/usulan-percobaan-pembuktian-bahwa-bumi-berotasi/msg143377/#msg143377

Kutipbukan masih meyakini. cuma "seandainya saja kalau memang galaksi2 itu menjauh."

jadi komentar saya tsb maksudnya, kalau memang galaksi2 tsb saling menjauh maka "penjelasan itu" cuma salah satu opsi yang bisa diambil kalau mau penjelasan tentangnya. big bang sendiri bukan kebenaran absolut bagi saya.

mungkin lain kali saya mesti pakai kata "kalau pun memang" atau "seandainya pun"

bukan perputaran galaksi karena galaksinya bulat dan berotasi seperti Bumi, tapi karena massa-massa di galaksinya yang berputar meskipun tidak semua. jelasinnya susah, seperti roda-roda bergerigi yang semua berputar dan menciptakan putaran solo. seperti satu roda besar yang berputar karena di dalamnya ada banyak kecil roda yang berputar... jadi karena ada banyak putaran "internal" itulah sebuah galaksi jadi berputar. dan itu terjadi pada galaksi-galaksi sehingga perputaran "solo" per galaksi ini yang menyebabkan jarak antar galaksi merenggang.

(sekali lagi, penjelasan tadi pun termasuk dalam kategori : "kalaupun memang galaksi-galaksinya saling menjauh")

pernah dengar tentang Solar Apex ? kurang lebih semacam itu.
Jika perputaran "solo" per galaksi ini menyebabkan antar galaksi merenggang, kenapa perputaran internal di dalam galaksi tidak membuat internalnya merenggang?

Kutipjadi big bang itu wajib percaya prinsip Copernican? saya sih tidak berfanatik pada big bang theory maupun Copernican principle meskipun saya heliocentrist.
Big-bang, Cosmic Inflation atau pun Expanding Universe itu satu paket. Dan hal ini didasari atas prinsip Copernican Principle. Prinsip inilah yang memotivasi para ilmuwan untuk mencari bukti-buktinya. Men-disprove Big-bang, Cosmic Inflation atau pun Expanding Universe itu otomatis akan men-disprove prinsip ini.

The Copernican principle has never been proven, and in the most general sense cannot be proven, but it is implicit in many modern theories of physics. Cosmological models are often derived with reference to the Cosmological principle, slightly more general than the Copernican principle, and many tests of these models can be considered tests of the Copernican principle. [en.wikipedia.org/wiki/Copernican_principle#Tests_of_the_principle]

Kutipmisal kalau alam semesta memang memuai tapi ternyata galaksi bimasakti ada di tengah, bagaimana tuh?
Kalau semesta memuai, ya berarti gak bakalan ada yang di tengah. Semua akan saling menjauh.

Kutipbukan saya yang bilang alam semesta tak bertepi lho. paradox Olber tsb belum pernah saya dengar juga.
Saya musti jelas posisi Anda dimana supaya jangan sampai saya dituduh menyamaratakan lagi. ;D ;D ;D

Untuk Olber' Paradox.

In astrophysics and physical cosmology, Olbers' paradox, named after the German astronomer Heinrich Wilhelm Olbers (1758–1840) and also called the "dark night sky paradox", is the argument that the darkness of the night sky conflicts with the assumption of an infinite and eternal static universe. The darkness of the night sky is one of the pieces of evidence for a non-static universe such as the Big Bang model. If the universe is static, homogeneous at a large scale, and populated by an infinite number of stars, any sight line from Earth must end at the (very bright) surface of a star, so the night sky should be completely bright. This contradicts the observed darkness of the night. [en.wikipedia.org/wiki/Olbers%27_paradox]

Jadi, kalau semesta itu gak ada batas otomatis gak ada awal dan akhir dong, ya. Otomatis jumlah bintang pun gak ada batasnya. Dan meski cahaya terlimit pada kecepatan c, karena tidak ada awalnya, kita akan dapati malam akan terang karena cahaya dari mana-mana. Ilustrasinya:


ytridyrevsielixetuls

#171
Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:10:15 AM
Saya tidak memukul rata heliocentrists. Coba lihat postingan-postingan saya sebelumnya. Heliocentrist saya beri versi-versian dan masing-masing saya bantah secara berbeda. ;D ;D ;D

Heliocentrism saya itu cakupannya tata surya. Jadi matahari adalah pusat tata surya dan bumi mengelilinginya. Karena kalau hukum/prinsip yang cakupannya alam semesta ya pasti akan bertemu banyak paradox dan ketidak-pastian. Jadi tak bisa langsung membenarkan suatu hukum/prinsip begitu saja. Kecuali kalau saya dipaksa mesti menganut salah satu hukum/prinsip alam semesta tertentu, tapi jadi dogmatis nantinya. Memang kalau saya tidak mau memilih hukum/prinsip alam semesta tertentu, saya bakal dianggap penyihir dan dibakar gitu?  ;D

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:10:15 AM
Oke. Berarti Anda netral, ya.

Pertanyaan selanjutnya, lantas apa yang menyebabkan spektrum cahaya dari distant galaxies mengalami redshift?

Lha, kan sudah terjawab pertanyaan anda ini. Dulu saya percaya karena efek Doppler. Ternyata ada faktor lain yaitu gravitasi, jadinya netral. Kenapa saya merasa harus netral? karena yang jadi kendala adalah bagaimana memastikan suatu bintang di spektrum merah itu memang menjauh atau tidak kalau ada faktor lain selain atribut jarak dan kecepatan? khususnya yang di distant galaxies.

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:10:15 AM
Coba perhatikan halaman ke-9 dari thread ini. Tepatnya di:

www.forumsains.com/fisika/usulan-percobaan-pembuktian-bahwa-bumi-berotasi/msg143377/#msg143377

saya masih belum menangkap inti eksperimen itu.
yang dot warna merah dan biru itu ceritanya cahaya? Cahaya apa yang dipakai? Kelihatannya yang dot biru sampai duluan ke "Finish" kalau interferometer-nya bergerak. Jadi apakah cahaya mengalami percepatan/perlambatan karena ada medium ether atau karena interferometer-nya bergerak? Tapi bukankah kontradiktif dengan kecepatan cahaya yang konstan dimana saja? Mungkin saja ada kesalahan pada alat itu sehingga harusnya diperiksa.

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:10:15 AM
Jika perputaran "solo" per galaksi ini menyebabkan antar galaksi merenggang, kenapa perputaran internal di dalam galaksi tidak membuat internalnya merenggang?

Karena ada pusat2 massa di setiap galaksi dan tata surya2 di dalamnya. Kan ada keseimbangan antara gravitasi dan gaya sentripugal. Perenggangan internal bisa saja terjadi meskipun tidak signifikan, seperti jarak bulan yang menjauh sedikit demi sedikit dari bumi. kelihatannya memang tidak menjauh. padahal sebenarnya menjauh.

Perlu saya tekankan disini, ini adalah hipotesa.

By the way, yang Solar Apex sudah dibaca belum?

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:10:15 AM
Big-bang, Cosmic Inflation atau pun Expanding Universe itu satu paket. Dan hal ini didasari atas prinsip Copernican Principle. Prinsip inilah yang memotivasi para ilmuwan untuk mencari bukti-buktinya. Men-disprove Big-bang, Cosmic Inflation atau pun Expanding Universe itu otomatis akan men-disprove prinsip ini.

The Copernican principle has never been proven, and in the most general sense cannot be proven, but it is implicit in many modern theories of physics. Cosmological models are often derived with reference to the Cosmological principle, slightly more general than the Copernican principle, and many tests of these models can be considered tests of the Copernican principle. [en.wikipedia.org/wiki/Copernican_principle#Tests_of_the_principle]

Wah kalau begitu saya tak bisa ngambil paket hukum itu. Meskipun dikasih korting.
Untungnya sih bukan dogma bagi saya. Apakah kalau penganut hukum tsb murtad atau tak mau tunduk pada hukum tsb, terus dia akan dihukum mati oleh pemuka agamanya?  ^-^

Kalau tidak, berarti boleh donk saya bikin aliran baru. Karena tak ada istilah bid'ah atau heretic dalam sains   ;D

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:10:15 AM
Kalau semesta memuai, ya berarti gak bakalan ada yang di tengah. Semua akan saling menjauh.

ya benar, kecuali kalau langit utara dan selatan merapat. Jadi yang memuai hanya langit timur dan barat. Jadi itu sebabnya ada yang tertahan di tengah sedangkan yang lain makin menjauh. Kalau bimaksakti dah kegencet baru jadi kiamat, dengan asumsi galaksi tsb ada di tengah. Dan itu namanya titik kritis. Kemudian memantul lagi. jadi yg langit sudah memuai akan merapat, dan langit yang sudah merapat akan memuai. Ganti-gantian. Jadi seperti big bounce gitu.

Tapi saya sendiri bukan penganut big bounce theory atau teori apapun yang seperti saya gambarkan di atas (sepertinys sih memang gak ada namanya). Itu semua hanyalah hipotesa. Saya cuma memberikan alasan bahwa tetap ada kemungkinan bimasakti tertahan di tengah meski alam semesta memuai. Mungkin terdengar tidak masuk akal bagi anda. ya namanya juga model kok. Bukan bukti.

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:10:15 AM
Saya musti jelas posisi Anda dimana supaya jangan sampai saya dituduh menyamaratakan lagi. ;D ;D ;D

Posisi saya tidak menganggap big bang theory atau copernican principle sebagai kebenaran absolut, cuma heliocentrism dalam cakupan tata surya. sama seperti bro nʇǝʌ∀. saya dulu termasuk big banger. tapi dulu kirain tepiannya yang memuai. Kalau Copernican principle, saya justru baru pertama kali dengar di thread ini. Dalam debat anda dengan Pi-One.

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:10:15 AM
Untuk Olber' Paradox.

In astrophysics and physical cosmology, Olbers' paradox, named after the German astronomer Heinrich Wilhelm Olbers (1758–1840) and also called the "dark night sky paradox", is the argument that the darkness of the night sky conflicts with the assumption of an infinite and eternal static universe. The darkness of the night sky is one of the pieces of evidence for a non-static universe such as the Big Bang model. If the universe is static, homogeneous at a large scale, and populated by an infinite number of stars, any sight line from Earth must end at the (very bright) surface of a star, so the night sky should be completely bright. This contradicts the observed darkness of the night. [en.wikipedia.org/wiki/Olbers%27_paradox]

Jadi, kalau semesta itu gak ada batas otomatis gak ada awal dan akhir dong, ya. Otomatis jumlah bintang pun gak ada batasnya. Dan meski cahaya terlimit pada kecepatan c, karena tidak ada awalnya, kita akan dapati malam akan terang karena cahaya dari mana-mana. Ilustrasinya:



ini mungkin bukan jawaban atas paradox tsb. Tapi menurut anda apakah alasan di bawah ini masuk akal?

Jumlah lubang hitam juga tidak ada batasnya, jadi cahaya yang tersedot lubang hitam dan tidak sampai ke bumi juga tidak terbatas jumlahnya. Sehingga hal itu mempertahankan kegelapan di alam semesta.

[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Oh ya. Kan anda sudah punya kepastian keyakinan. Jadi posisi anda sudah fixed dan jelas. Saya ingin dengar dari persepsi anda sekarang. selain Neo-Tychonic model dan ether saya mau tahu keyakinan yang anda anut tentang bentuk dan prinsip alam semesta. Anda kan percaya bahwa ruang alam semesta terbatas dan berbentuk seperti bola.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 18, 2014, 12:37:09 PMHeliocentrism saya itu cakupannya tata surya. Jadi matahari adalah pusat tata surya dan bumi mengelilinginya. Karena kalau hukum/prinsip yang cakupannya alam semesta ya pasti akan bertemu banyak paradox dan ketidak-pastian. Jadi tak bisa langsung membenarkan suatu hukum/prinsip begitu saja. Kecuali kalau saya dipaksa mesti menganut salah satu hukum/prinsip alam semesta tertentu, tapi jadi dogmatis nantinya. Memang kalau saya tidak mau memilih hukum/prinsip alam semesta tertentu, saya bakal dianggap penyihir dan dibakar gitu?  ;D
Yah, paling Anda akan dikucilkan dan dicemooh seperti saya. ;D

KutipLha, kan sudah terjawab pertanyaan anda ini. Dulu saya percaya karena efek Doppler. Ternyata ada faktor lain yaitu gravitasi, jadinya netral. Kenapa saya merasa harus netral? karena yang jadi kendala adalah bagaimana memastikan suatu bintang di spektrum merah itu memang menjauh atau tidak kalau ada faktor lain selain atribut jarak dan kecepatan? khususnya yang di distant galaxies.
Oke, untuk distant galaxies tidak pasti, ya. Saya ganti saja pertanyaannya dengan yang pasti-pasti saja.

Apa penyebab redshift pada matahari?

Kutipsaya masih belum menangkap inti eksperimen itu.
yang dot warna merah dan biru itu ceritanya cahaya? Cahaya apa yang dipakai? Kelihatannya yang dot biru sampai duluan ke "Finish" kalau interferometer-nya bergerak. Jadi apakah cahaya mengalami percepatan/perlambatan karena ada medium ether atau karena interferometer-nya bergerak? Tapi bukankah kontradiktif dengan kecepatan cahaya yang konstan dimana saja? Mungkin saja ada kesalahan pada alat itu sehingga harusnya diperiksa.
Tidak ada kesalahan pada interferometer Sagnac. Pengujian dilakukan antara diam dan bergerak serta dilakukan berulang-ulang kali. Ini untuk membuktikan apakah kecepatan cahaya selalu sama di kerangka acuan yang bergerak mau pun diam. Tidak terbukti, bukan?

Penemuan Sagnac ini dikenal sebagai Sagnac Effect dan dipakai hingga sekarang. Satelit-satelit GPS kita di luar angkasa sana ditanamkan program berdasarkan Sagnac Effect ini.

Nah, sekarang bandingkan dengan percobaan Michelson-Morley. Hasil eksperimen Sagnac berupa fringe, nilainya konsisten dengan kecepatan putaran interferometernya. Tetapi, kenapa nilai fringe Michelson-Morley tidak konsisten (sangat kecil sekali) dengan kecepatan bumi mengelilingi matahari?

KutipKarena ada pusat2 massa di setiap galaksi dan tata surya2 di dalamnya. Kan ada keseimbangan antara gravitasi dan gaya sentripugal. Perenggangan internal bisa saja terjadi meskipun tidak signifikan, seperti jarak bulan yang menjauh sedikit demi sedikit dari bumi. kelihatannya memang tidak menjauh. padahal sebenarnya menjauh.

Perlu saya tekankan disini, ini adalah hipotesa.

By the way, yang Solar Apex sudah dibaca belum?
Sudah.

Pertanyaan saya selanjutnya. Kenapa bentuk galaksi-galaksi yang berputar itu masih spiral?

KutipWah kalau begitu saya tak bisa ngambil paket hukum itu. Meskipun dikasih korting.
Untungnya sih bukan dogma bagi saya. Apakah kalau penganut hukum tsb murtad atau tak mau tunduk pada hukum tsb, terus dia akan dihukum mati oleh pemuka agamanya?  ^-^

Kalau tidak, berarti boleh donk saya bikin aliran baru. Karena tak ada istilah bid'ah atau heretic dalam sains   ;D
Tidak masalah. Silahkan.

Tapi, saya jadi bertanya-tanya. Landasan Anda meyakini heliocentrism itu apa?

1. Murni keyakinan.
2. Ilmu sains.
3. Ikut-ikutan.

Kutipya benar, kecuali kalau langit utara dan selatan merapat. Jadi yang memuai hanya langit timur dan barat. Jadi itu sebabnya ada yang tertahan di tengah sedangkan yang lain makin menjauh. Kalau bimaksakti dah kegencet baru jadi kiamat, dengan asumsi galaksi tsb ada di tengah. Dan itu namanya titik kritis. Kemudian memantul lagi. jadi yg langit sudah memuai akan merapat, dan langit yang sudah merapat akan memuai. Ganti-gantian. Jadi seperti big bounce gitu.

Tapi saya sendiri bukan penganut big bounce theory atau teori apapun yang seperti saya gambarkan di atas (sepertinys sih memang gak ada namanya). Itu semua hanyalah hipotesa. Saya cuma memberikan alasan bahwa tetap ada kemungkinan bimasakti tertahan di tengah meski alam semesta memuai. Mungkin terdengar tidak masuk akal bagi anda. ya namanya juga model kok. Bukan bukti.
Jika merapat utara-selatan, kita akan dapati distant galaxies belahan utara-selatan mengalami blueshift karena mendekat. Ingat efek Doppler?

KutipPosisi saya tidak menganggap big bang theory atau copernican principle sebagai kebenaran absolut, cuma heliocentrism dalam cakupan tata surya. sama seperti bro nʇǝʌ∀. saya dulu termasuk big banger. tapi dulu kirain tepiannya yang memuai. Kalau Copernican principle, saya justru baru pertama kali dengar di thread ini. Dalam debat anda dengan Pi-One.
Berarti debat sama saya nambah wawasan dong, ya. ;D ;D ;D

Kutipini mungkin bukan jawaban atas paradox tsb. Tapi menurut anda apakah alasan di bawah ini masuk akal?

Jumlah lubang hitam juga tidak ada batasnya, jadi cahaya yang tersedot lubang hitam dan tidak sampai ke bumi juga tidak terbatas jumlahnya. Sehingga hal itu mempertahankan kegelapan di alam semesta.
Jadi kegelapan di langit malam sekarang adalah karena blackhole yang tak terbatas? Tapi, kenapa tidak gelap total sekalian kalau begitu? Bahkan kita masih bisa melihat bintang-bintang nun jauh di sana, bukan?

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 18, 2014, 12:42:45 PMOh ya. Kan anda sudah punya kepastian keyakinan. Jadi posisi anda sudah fixed dan jelas. Saya ingin dengar dari persepsi anda sekarang. selain Neo-Tychonic model dan ether saya mau tahu keyakinan yang anda anut tentang bentuk dan prinsip alam semesta. Anda kan percaya bahwa ruang alam semesta terbatas dan berbentuk seperti bola.
Ya, betul ini keyakinan saya. Tapi, saya kurang mengerti maksud pertanyaan Anda ini. Apa Anda ingin tahu, misalnya, prinsip gravitasi?

Pi-One

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:06:25 AMMBEKKK...
Ya ya.
Kirain kalau pakai bahasa ngawur seperti lu, lu akan lebih aware. :p
Intinya, kapan juga pengamatan terhadap blueshift/redshift matahari dipakai untuk menentukan matahari mendekat atau menjauhi bumi?
Ada ilmuwan yang cukup tolol untuk menyimpulkan secara tolol seperti lu?

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:06:25 AMSains 'kan nyuruh skeptis. Masa saya disuruh percaya begitu saja kata Big-banger kalau redshift itu karena pergerakan galaksi? Memangnya teori Big-Bang itu dogma apa? ;D ;D ;D
Jika lu percaya, lu gak lagi bicara sains.
Oops. lu kan bicara pseudo sains :P

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 09:06:25 AMOh, sungguh supranatural yang mengagumkan. :P
Ya, mengagumkan seperti bicara soal ether yang berputar super cepat menyeret bintang dan galaksi.
Kapan ya Einstein mengaitkan gerak dengan 'ether' dalam bahasan dia?

nʇǝʌ∀

#175
setelah dibaca-baca dari berbagai sumber lewat google, yang saya tangkap eksperimen Michelson-Morley mencari medium permbatan cahaya dan eksperimen Sagnac membuktikan kecepatan cahaya tidak konstan. Hasil keduanya berbeda. Artinya ada kerangka acuan yang terbawa cahaya pada eksperimen Sagnac. Namun ditafsrikan oleh sebagian orang bahwa ada kerangka acuan universal. Orang boleh menyebutnya sebagai aether, aura, apeiron, tenaga dalam, chi, ki, atau bahkan "kekuatan kegelapan" kalau mau karena berbagai kepercayaan tentang "kekuatan misterius" di luar jangkauan panca indera maupun teknologi memang sudah diyakini banyak orang dari dulu. Saya sih cukup nikmati saya sensasi "keanehan" alam semesta dan mengakui keterbatasan diri daripada mati bosen tinggal di dunia yang (saya anggap) serba statis. Untuk helliocentrism, hukum Newton klasik dan efek Casimir saya anggap sebagai referensi ilmiah untuk model heliosentris dalam ruang lingkup tata surya kita.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

nʇǝʌ∀

#176
Solar flare itu berbeda ya hasil dan pengamatan? Bukankah dalam pengamatan sendiri ada yang menunjukkan warna biru? Karena pengamatannya menggunakan berbagai instrumen. Dan bukankah solar flare bisa menghasilkan energi spektrum elektromagnetik yang beragam dalam semua jenis wavelength mulai dari radiowave hingga gamma ray. Radio wave berarti long wavelength => frekuensi rendah => redshift ?

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 18, 2014, 12:42:45 PM
Oh ya. Kan anda sudah punya kepastian keyakinan. Jadi posisi anda sudah fixed dan jelas. Saya ingin dengar dari persepsi anda sekarang. selain Neo-Tychonic model dan ether saya mau tahu keyakinan yang anda anut tentang bentuk dan prinsip alam semesta. Anda kan percaya bahwa ruang alam semesta terbatas dan berbentuk seperti bola.

sama.  ;) pingin tahu lebih jauh tentang model geosentris secara keseluruhan, apalagi dengan landasan supranatural dan klaim sudah terbukti semua meskipun cakupannya seluruh alam semesta. sementara ilmuwan mainstream saja banyak yang masih berhipotesa. kenapa anda tidak buat thread baru saja KHUSUS membahas geocentrism dengan Goen sebagai narasumbernya? ntar kita cecari dia dengan segerbong pertanyaan.  ;D kali ini siapapun yang heliocentrist fanatik boleh mencoba menjatuhkan geocentrism. geocentrist lain boleh ikut membantu sesama geocentrist. ingat, referensi harus sains. soal motif tidak dipersoalkan.  ^-^
gimana tuh?  ^-^

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

Pi-One

Referensi bisa saja ilmiah, tapi jika modal quote mining, lain soal.

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Yah, paling Anda akan dikucilkan dan dicemooh seperti saya. ;D

Oh gitu, kirain bakal disiksa selama-lamanya di neraka.  :) yah masih mending lah. Toh gak semua orang mengucilkan kita kok. Jadi sejahat-jahatnya mereka ya nggak Maha Jahat kan?  :)

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Oke, untuk distant galaxies tidak pasti, ya. Saya ganti saja pertanyaannya dengan yang pasti-pasti saja.

Apa penyebab redshift pada matahari?

Saya mencari apa maksud redshift pada matahari, awalnya saya kira matahari yang berwarna kemerahan di pagi dan sore. Ternyata solar flare ya? Yang beberapa waktu lalu diperdebatkan oleh anda dan Pi-One.
saya baca referensinya tapi cuma di wikipedia. Seperti yang disebutkan sebelumnya, energi yang dihasilkan solar flare itu besar. Berarti :

large energy -> short wavelength -> high frequency -> blueshift

ini untuk HASIL kan? Namun seperti yang ditanyakan penyebab redshift pada matahari. Saya lihat di wikipedia, beberapa pengamatan juga menunjukkan blueshift bahkan ada yang yellowshift. Short wavelengths hanyalah mayoritas yang terjadi dalam semua kasus "kilatan" solar flare saja.

Dan dari wikipedia pula, solar flare menghasilkan radiasi yg menyusuri spektrum elektromagnetik dalam semua wavelengths mulai dari radiowave hingga gamma ray. Kalau radiowave termasuk long wavelength/low frequency. Harusnya HASILnya juga bisa merah. Tidak perlu heran kalau pengamatannya juga merah bukan karena efek Doppler. Artinya hasil dari solar flare sebenarnya tidak selalu blueshift, dan pengamatannya tidak selalu terlihat redshift. Gamma ray dan ultraviolet bahkan termasuk spektrum tidak tampak.

Kemungkinan lain solar flare berwarna merah adalah karena faktor Chromosphere matahari.

Terus kenapa tidak berlaku pada distant galaxies?

Lho, kan heliocentrism saya cakupannya tata surya.

Nah sekarang saya tanya, kalau refshift matahari memang karena matahari mendekat, apakah itu artinya mataharinya memang bergerak mengelilingi bumi? dan apakah suhu bumi naik karenanya? Padahal solar flare bukan musim panas.

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Tidak ada kesalahan pada interferometer Sagnac. Pengujian dilakukan antara diam dan bergerak serta dilakukan berulang-ulang kali. Ini untuk membuktikan apakah kecepatan cahaya selalu sama di kerangka acuan yang bergerak mau pun diam. Tidak terbukti, bukan?

Penemuan Sagnac ini dikenal sebagai Sagnac Effect dan dipakai hingga sekarang. Satelit-satelit GPS kita di luar angkasa sana ditanamkan program berdasarkan Sagnac Effect ini.

Nah, sekarang bandingkan dengan percobaan Michelson-Morley. Hasil eksperimen Sagnac berupa fringe, nilainya konsisten dengan kecepatan putaran interferometernya. Tetapi, kenapa nilai fringe Michelson-Morley tidak konsisten (sangat kecil sekali) dengan kecepatan bumi mengelilingi matahari?

Berarti memang ada kerangka acuan "misterius" yang mempengaruhi eksperimen-eksperimen itu ya? Ok. Menarik.
jadi, menurut anda eksperiman Sagnac itu bertentangan dengan relativitas umum atau khusus?
kalau memang ada alternatif hukum sains yang diterima oleh mekanika kuantum ya boleh lah dilakukan mempertimbangkan untuk merombak ulang hukum sains mainstream.

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Pertanyaan saya selanjutnya. Kenapa bentuk galaksi-galaksi yang berputar itu masih spiral?

Masih berbentuk spiral? Kalau setahu saya tidak semua galaksi spiral. Tapi saya akan coba jawab untuk yg spiral.

KEMUNGKINAN 1 :

Awalnya, partikel2 aerosol tersedot ke titik sentris/sumbu secara berputar dengan kecepatan sangat tinggi hingga membentuk pusaran dan mereka adalah cikal bakal bintang dan planet yg akhirnya menjadi galaksi. proses terciptanya galaksi memakan waktu yang sangat sangat lama bahkan jauh lebih lama daripada peradaban manusia. Ketika, katakanlah, sekian milyar tahun kemudian, sudah terkumpul banyak bintang sehingga cahaya sentral dan sekitarnya sebuah galaksi sangat terang dan cahaya mereka menerangi "ekor-ekor" melengkung terkonsentrasi ke tengah sehingga berbentuk spiral yang merupakan partikel aerosol yang disedot.

KEMUNGKINAN 2 :

opsi lain yang memungkinkan adalah tabrakan antar bintang. Bintang-bintang yang berputar pada sumbunya saling mendekat karena gravitasi lebih kuat daripada sentripugal, dan mereka berputar-putar melingkar seperti kejar-kejaran dan perputaran itu menciptakan pusat massa di tengah (ingat model Newton yang pernah anda bawa), tapi karena gravitasi > sentripugal, maka jarak antar mereka semakin dekat dan akhirnya bertabrakan. Peristiwa kejar-kejaran itu menghasilkan "ekor-ekor" melengkung terkonsentrasi ke tengah seperti pusaran yang akhirnya terbentuk spiral.

/CMIIW

Kalau begitu seharusnya galaksi-galaksi saling mendekat donk?

KEMUNGKINAN 1 :

Yang mampu ditarik oleh gravitasi sebuah galaksi adalah benda-benda langit "kecil" dan partikel aerosol di sekitarnya dan gaya sentripugalnya lah yang mendorong massa sebesar galaksi. Dan galaksi yang terdorong oleh gaya sentripugal galaksi lain "terbantu" proses penjauhan itu karena pusat-pusat massa internal galaksinya sendiri yang menahan agar galaksi itu tidak "buyar" atau mendekat ke galaksi lain.

KEMUNGKINAN 2 :

Sama seperti yang nomor 1 tapi karena galaksi-galaksi itu punya tetangga di, katakanlah, kiri dan kanan, sehingga mereka saling mendorong satu sama lain dengan gaya sentripugal "eksternal"nya. Jadi karena sebuah galaksi "terjepit" oleh gaya sentripugal 2 galaksi di kiri dan kanannya, maka dia seperti berusaha "menahan" dan mencari "jalan keluar".

Membayangkan ini seperti membayangkan magnet-magnet tersebar dalam sebuah "sistem" kemudian medan tolak-menolak itu membuat jarak antar mereka makin renggang. Susah nyari analoginya memang karena ini galaksi. Satu sistem saja rumitnya luar biasa.

Lantas apa yang menyebabkan putaran itu di awal?

kalau anda tanya ini, jawabnya masih belum tahu. Untuk menciptakan perputaran butuh sumbu awal. Masalahnya itu masih belum diketahui. Sumbu awal memang menjadi pemicu berkumpulnya calon planet dan bintang dan menciptakan "persatuan dan kesatuan" massa-massa internal setiap galaksi.

Kecuali diizinkan menggunakan jalan pintas sebagai alasan = karena ada aether, partikel pintar, substansi pintar, roh-roh peri, atau karena kekuasaan Dewi  :)
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Sudah.

Solar Apex itu menunjukkan matahari bergerak relatif terhadap bintang Vega. Bisakah seperti itu dengan model geosentris? Kalau bisa ya bagaimana? Tentu tidak bisa meskipun mengubah sudut pandang menjadi bintang Vega yang bergerak relatif terhadap matahari kalau modelnya geosentris.

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Tidak masalah. Silahkan.

Tapi, saya jadi bertanya-tanya. Landasan Anda meyakini heliocentrism itu apa?

1. Murni keyakinan.
2. Ilmu sains.
3. Ikut-ikutan.

Referensi saya sains. massa yang lebih besar menarik massa yang lebih kecil. Hukum Newton klasik. Secara umum begitulah. Dalam tata surya, kalau memang yang nun jauh disana mempengaruhi tata surya kenapa yang dekat-dekat tidak? Menurut saya hukum newton itu paling masuk akal.

Landasannya? supranatural alias iman.... yaitu Fairy Goddess of Yuri Heaven.  :angel:

ajaran-Nya memang mengarah pada heliocentrism. Saat ini memang belum ada bukti telak yang memenangkan heliocentrism atas geocentrism atau teori lain tapi tinggal tunggu waktu saja. Fairy Goddess akan tunjukkan kekuasan-Nya. Dan di saat itulah mereka yang beriman akan bersyukur karena telah menganut kebenaran dan mereka yang berpaling dari-Nya akan insyaf dan tersungkur sambil menangis menyesali kesesatan mereka. kecuali yang telah dibutakan oleh kegelapan di hatinya.
Di forum sains tentu iman saya tak bisa dijadikan referensi. Saya harus menghormati forum sains dan peserta diskusi yang beda iman.  :)

Nah jadi anda dan saya sebenarnya sama. kita sama-sama punya landasan iman/supranatural mengapa kita percaya pada teori masing-masing. Dan kembali ke persoalan "standar ganda" yang pernah anda bawa-bawa ketika debat dengan Pi-One tempo hari. kalo boleh tahu :

Apakah saya pantas dicemooh, ditertawakan, atau dipandang rendah oleh anda karena saya berlandaskan pada Fairy Goddess of Yuri Heaven, padahal anda dan saya itu sama-sama berlandaskan pada supranatural?  :)

apakah anda merasa komentar saya ini offensive dan terkesan main-main atau meremehkan diskusi ini, padahal anda juga berlandaskan pada supranatural?  :)

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Jika merapat utara-selatan, kita akan dapati distant galaxies belahan utara-selatan mengalami blueshift karena mendekat. Ingat efek Doppler?

Sesuai kata anda beberapa waktu lalu. Bintang-bintang polar berada pada spektrum biru.

Kedua, karena semesta geocentric itu seperti bola besar yang berputar, pada bagian sumbu kutub utara atau selatan semesta tidak mengalami perputaran yang signifikan. Akibatnya, gaya sentrifugal yang keluar terlalu kecil untuk menghasilkan redshift. Di sini, redshift akan bernilai nol atau bahkan terjadi blueshift. Sebagaimana hal ini terjadi pada bintang Polaris yang malah mengalami blueshift sebesar -16,85 Km/det.

Kecuali kalau klaim itu salah atau tidak terbukti, maka saya tutup kemungkinan teori ini bisa dipakai. Tertutup kemungkinan bimasakti di tengah alam semesta. Kita cari teori lain.

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Berarti debat sama saya nambah wawasan dong, ya. ;D ;D ;D

Ya wawasan memang bertambah karena baca-baca komentar beberapa member di thread ini. Saya sih nggak merasa sedang berdebat dengan anda. Makanya saya tidak ngotot. Anda dan Pi-One ilmunya jelas lebih tinggi daripada saya.  :)

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Jadi kegelapan di langit malam sekarang adalah karena blackhole yang tak terbatas? Tapi, kenapa tidak gelap total sekalian kalau begitu? Bahkan kita masih bisa melihat bintang-bintang nun jauh di sana, bukan?

Karena tidak semua bintang kena pengaruh lubang hitam.  :)

Kalau pembahasannya diteruskan maka akan jadi "loop"

...alam semesta tidak serba terang karena jumlah lubang hitamnya tidak terbatas, tapi alam semesta tidak serba gelap karena jumlah bintangnya tidak terbatas, tapi alam semesta tidak serba terang karena jumlah lubang hitamnya tidak terbatas, tapi alam semesta tidak serba gelap karena jumlah bintangnya tidak terbatas...

Kutip dari: Goen pada Desember 18, 2014, 02:27:23 PM
Ya, betul ini keyakinan saya. Tapi, saya kurang mengerti maksud pertanyaan Anda ini. Apa Anda ingin tahu, misalnya, prinsip gravitasi?

Semuanya. Karena saya penasaran dengan paket model geocentrism (ether, alam semesta berbentuk bola, bumi diam, dll). Keyakinan saya terhadap paham heliocentrism cuma sebatas ruang lingkup tata surya saja, sisanya masih banyak hipotesa. Sedangkan paham geocentrism anda sudah mencakup seluruh alam semesta. Dan anda sudah menyatakan bahwa semua klaim anda sudah terbukti dengan sains, padahal landasannya adalah supranatural/iman. Klaim ini jelas lebih bombastis daripada klaim hipotesa para ilmuwan mainstream maupun nabi.  :) Sudah berlandaskan supranatural eh dikatakan sudah terbukti semua dengan sains padahal cakupannya alam semesta bukan tata surya saja.  :o

Bukankah lebih baik bikin thread baru soal geosentrisme daripada terus-terusan out of topic disini? thread ini pada akhirnya akan tetap dikunci dan saya pun akan membuat thread khusus membahas geocentrism supaya geocentrist manapun bisa memperkenalkan dan mempertahakan geocentrism. Dan itu akan dibahas di subforum Astronomi & Kosmologi. toh hitung-hitung nyebarin ajaran kan? siapa tahu tambah banyak pengikut keyakinan anda.  ;D
:D
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|