Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Desember 02, 2024, 08:58:05 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 154
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 28
Total: 28

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Cukup sudah berhutang

Dimulai oleh Farabi, Mei 22, 2012, 05:35:05 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Dhantez

Kutip dari: Farabi pada Mei 27, 2012, 08:35:07 PM
Pangkal dari krisis di yunani adalah riba dimana beban pemerintah menjadi sangat berat karena hutang terus menerus tidak ada habisnya. Semua negara yang menerapkan riba sudah pernah merasakan krisis ekonomi, justru ekonomi negara yang tidak menerapkan riba yang ekonominya stabil contohnya iran dan arab saudi. Riba membuat banyak negara bangkrut.

Keuntungan bagi bank tidak melulu harus dari riba, bisa juga dari biaya transaksi atau biaya pengiriman uang, atau bisa dari biaya administrasi perbulan.

Bukan Riba yg membuat mereka bangkrut, tetapi Kredit.

Spt dalam penjelasan Farabi sendiri, dalam ekonomi Islam pun mengenal kredit - hanya saja pendekatan pengambilan margin untung memakai metode yang berbeda. Tetapi, dalam praktiknya (dg sampel Bank2 syariah di Indonesia) hampir tidak ada bedanya dg sistem bunga pada umumnya.

Semangat pinjaman dalam dunia Islam mestinya adl profit (and loss) sharing, bukan sekedar profit sharing saja. Pinjaman produktif (kredit usaha) di bank syariah tdk mengenal profit & loss sharing, jadi anda tetap harus mengangsur meskipun anda mengalami kerugian dalam usaha (saya bisa menjamin pernyataan ini, krn pengalaman pribadi sendiri). Dalam sistem kredit konsumtif (KPR) juga demikian, meskipun satu saat anda mengalami kesulitan ekonomi shg tdk bisa mengangsur, anda akan tetap ditagih.

Nah, krisis finansial tahun 2009 merupakan efek domino dari kemacetan kredit dalam skala yang besar (baik sistem konvensional maupun syariah).

Kenapa negara Arab seolah tidak mengalaminya?

Sebenarnya bukan hanya negara Arab saja. Tetapi hampir semua negara2 miskin & berkembang yang:
1. Pertumbuhan ekonomi negaranya bertopang pada Konsumsi (Bukan Investasi) (Dari sudut pandang komponen GDP)
2. Tidak ada industri berat di negaranya dalam skala internasional (mobil, elektronik, dsb)

Silakan dicek, negara2 yg mengandalkan industri berat dan investasi (properti) pasti terpukul oleh krisis finansial kemarin.. :)
Belum lagi negara2 Arab punya ladang minyak sbg motor ekonomi mereka.

DAN..
Kebangkrutan negara2 Eropa bukan sekedar akibat krisis kemarin. Sebagian besar adalah krn salah manajemen pemerintahan: Anggaran subsidi kesehatan yg berlebihan. Kebanyakan negara barat sudah bergeser menjadi welfare state, di mana negara menjamin kesejahteraan warganya (dg asuransi kesehatan). Asuransi ini juga meliputi para tuna wisma (gelandangan).

Meskipun terlihat mulia, tetapi saat ini hampir semua negara yg menerapkan kebijakan ini mulai terlilit utang ke rumah sakit-rumah sakit. Jika anda tertarik, silakan baca artikel tulisan Malcolm Gladwell berjudul Murray Satu Juta Dolar (Million Dollar Murray). Tulisan itu berkisah ttg gelandangan bernama Murray yg membebani anggaran subsidi kesehatan Amerika sebesar 1 juta dolar jika kelakuannya di jalanan berlanjut 10 tahun ke depan.

Bayangkan, negara harus mensubsidi 100 ribu dolar (1 miliar rupiah) per tahun untuk SATU orang tuna wisma!

Kebijakan itulah yg menyeret negara2 barat menuju jurang kebangkrutan.

Dan saat ini pemerintah kita tengah bangga dg kebijakan serupa bernama JAMKESMAS.. ;)
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Farabi

Terima kasih dante atas koreksinya.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Saya hanya tahu sedikit tentang masalah syariah ini, tapi dari penjelasan rekan di myquran memang seperti yang telah saya jabarkan. Saya pun dulu pernah memperingatkan bahwa pada akhirnya harus diwaspadai bahwa bank syariah pada akhirnya hanya akan menjadi bank riba versi nama islam. Tapi mereka menjamin bahwa bank syariah tidak akan seperti itu. Itu sebabnya saya merasa terganggu saat ada orang yang menyatakan bahwa bank syariah sama ribanya seperti yang lain. Tapi sekarang setelah saya pikir piir lagi, saya ingin melihat lagi apakah ternyata benar bank syariah adalah ternyata benar adalah bank riba versi islam. Karena tidak ada keterangan tentang bank syariah versi islam, idealnya bank hanya menampung uang saja tidak mengurusi pinjaman.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Kembali ke masalah hutang negara. Ekonomi macam apa yang lebih besar pasak daripada tiang yang disebut baik? Orang dengan penghasilan hanya 800 rb perbulan seperti saya pun bukan berarti harus berhutang supaya bisa beli peralatan elektronik setiap hari dan pulsa untuk menunjang standard gaya hidup saya tapi saya harus berhemat atau cari akal mendapatkan uang lebih bukan berhutang. APBN Indonesia defisit terus karena ada pengeluaran lain yang sebetulnya tidak diperlukan. Tapi entah benar entah tidak utang negara kita kalau bukan 1800 Triliun dan itu hutang swasta, maka saya akan memuji pemerintahan kita.

Tanpa pinjalam luar negeri pun kita masih bisa hidup selama kita punya tanah untuk digarap untuk makan, dan punya pekerja untuk mengerjakan semua hal tersebut, apa lagi yang kurang?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: Dhantez pada Juni 15, 2012, 06:58:04 PM
Meskipun terlihat mulia, tetapi saat ini hampir semua negara yg menerapkan kebijakan ini mulai terlilit utang ke rumah sakit-rumah sakit. Jika anda tertarik, silakan baca artikel tulisan Malcolm Gladwell berjudul Murray Satu Juta Dolar (Million Dollar Murray). Tulisan itu berkisah ttg gelandangan bernama Murray yg membebani anggaran subsidi kesehatan Amerika sebesar 1 juta dolar jika kelakuannya di jalanan berlanjut 10 tahun ke depan.

Bayangkan, negara harus mensubsidi 100 ribu dolar (1 miliar rupiah) per tahun untuk SATU orang tuna wisma!

Kebijakan itulah yg menyeret negara2 barat menuju jurang kebangkrutan.

Dan saat ini pemerintah kita tengah bangga dg kebijakan serupa bernama JAMKESMAS.. ;)

Haha, sayangnya orang-orang kalau liat negara luar cuma terfokus pada apa yang kelihatannya baik-baik, tanpa tau bahwa sebenarnya di dalamnya justru lebih parah dari kita...
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.