Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 13, 2024, 01:54:10 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 55
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 17
Total: 17

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Industri atau Pertanian - Ketahanan Pangan

Dimulai oleh syx, September 26, 2011, 03:56:51 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

syx

tanah jawa adalah daerah paling subur sekaligus paling padat di indonesia. karena itu banyak banget persawahan yang berubah jadi perumahan dan perindustrian. nah, beberapa taun lalu ada pejabat tinggi negara yang berujar mending sawah itu diubah jadi kawasan industri biar bisa menampung banyak tenaga kerja. mohon opini untuk hal ini.

danzJr

kalau pendapat saya pribadi memang lebih baik indonesia jadi pensuplai makanan (pertanian) daripada pensuplai benda.

hal ini sudah terbukti kan pada jaman soeharto. indonesia sang "macan asia" .

tapi pasti sulit untuk membuat era kejayaan tersebut
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]

syx

sepertinya susah karena anggaran untuk sektor pertanian kecil sekali. masyarakat petani juga seringkali kesulitan dalam menjual hasil taninya karena harga seringkali jatuh pas masa panen, selain karena permainan pasar juga karena pemerintah mengimpor hasil tani yang sama.

Dhantez

Klo menurutku kawasan industri baiknya diarahkan keluar Jawa saja.. Ada banyak lahan nganggur yg tidak subur (tdk bisa dijadiin kawasan pertanian).. Kalimantan atau Sumatera bagus tuh, sekalian transfer SDM & teknologi juga.. :)

Tapi tentu dg catatan.. Agar kesejahteraan petani terjamin, pemerintah harus cerdas dalam proteksi harga hasil tanaman pangan lokal dari serbuan produk impor (jangan malah mereka sdiri yg bikin kebijakan impor demi nebelin kantong pribadi...:().. selain itu penelitian di pertanian juga harus digalakkan. Malu lah sama Jepang yg luas lahannya jauh lebih sempit & kena musim salju jg, tapi justru mampu menghasilkan produk pangan yg melimpah..
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

semut-ireng

Di daerah saya,  anak2 mudanya gak ada yang mau jadi petani,   sudah habis saudara-saudara ............mereka lebih suka pergi ke LN jadi TKA.  ::)  

Duh nyesel dan capek deh,   udah sempat ikut sekolah di pertanian,  jadinya ikut-ikut terlempar juga ............... :D

syx

ya mo gimana lagi. petani kurang terurus. dari segi riset dan teknologi, kurang mendukung. ada ketergantungan terhadap pupuk sintetik yang harganya juga sering ga jelas. harga jual hasil panen sering kali hancur, keuntungan lebih banyak di tengkulak.

topazo

Kita juga jangan terlalu bergantung dengan pertanian murni... Harus lebih dari itu...

Bayangkan, kita punya kakao terbesar dan terbaik dunia, tapi merk cokelat yang enak selalu dari Swiss... Tanya kenapa...
Kita punya perkebunan karet paling besar di dunia... Tapi adakah produk ban atau sarung tangan kita dibanggakan? tidak ada...
Kenapa semua yang terkenal bagus itu ada label "bangkok/thailand" nya... Durian bangkok, ayam bangkok, beras thailand, dll... Kita kalah jauh kalau dalam industri pertanian sama tetangga kita ini...

Menurut saya, jangan sekadar tani... Tapi harus tani yang berteknologi, industi agrikultur...
Di thailand, saya diceritakan bahwa daerah sana panen beras bergilir, jadi tidak ada harga anjlok pas musim panen... Kenapa kita gak bisa?

Sebetulnua banyak yang bisa ditingkatkan di negeri ini, tinggal keseriusannya aja... Teknologi kita gak kalah kok...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Farabi

Lebih baik pertanian saja. Saya sih pengennya industri pertanian itu diotomatiskan, jadi kita semua tinggal bengong sambil ngupil dapet makan.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Kutip dari: syx pada September 27, 2011, 07:12:00 AM
sepertinya susah karena anggaran untuk sektor pertanian kecil sekali. masyarakat petani juga seringkali kesulitan dalam menjual hasil taninya karena harga seringkali jatuh pas masa panen, selain karena permainan pasar juga karena pemerintah mengimpor hasil tani yang sama.

Sebaiknya memang pemerintah yang membiayai pertanian, tapi tahu sendiri kan PEMDA kinerjanya gimana? Pasti berantakan kalo pemerintah yang urus. Dan kalau mau serahkan ke swasta, jangan harap harganya murah biarpun kualitas baik. Harus dipikirkan sebuah sistem baru untuk mengurus ini semua. Bagaimanapun sistem uang adalah sistem terbaik untuk mengatur manusia, tinggal dari sistem uang ini kita harus membuat sistem manajemen baru untuk pertanian supaya kita semua kebagian makanan.

Inget loh, kita punya SDM,SDA dan uang dari pajak. Kalo pengelolaannya baik pasti bisa.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Kutip dari: syx pada September 27, 2011, 11:42:37 AM
ya mo gimana lagi. petani kurang terurus. dari segi riset dan teknologi, kurang mendukung. ada ketergantungan terhadap pupuk sintetik yang harganya juga sering ga jelas. harga jual hasil panen sering kali hancur, keuntungan lebih banyak di tengkulak.

Karena harga beras diatur pemerintah. Soalnya kalo harga beras naik masyarakat protes, padahal ya begitulah jadinya. Jadi solusinya bagaimana?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

topazo

Kutip dari: Farabi pada September 27, 2011, 02:29:17 PM
Lebih baik pertanian saja. Saya sih pengennya industri pertanian itu diotomatiskan, jadi kita semua tinggal bengong sambil ngupil dapet makan.
Itu namanya industrialisasi pertanian dan agrikulutur... Ini juga yang saya mau, pertanian iya, industri juga iya...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Dhantez

Kutip dari: Farabi pada September 27, 2011, 02:31:40 PM
..Dan kalau mau serahkan ke swasta, jangan harap harganya murah biarpun kualitas baik.

Kok bisa?? biasanya sesuatu yg diserahin ke swasta justru memberi konsumen byk pilihan - mulai dari kualitas hingga ke harga - persaingan cm akan membawa kebaikan di pihak konsumen. Tinggal bagaimana pemerintah mengawasi agar tdk terjadi persaingan yg tidak sehat..

Btw sejak kapan sektor pertanian tdk dipegang swasta?? Petani2 dari yg kecil hingga yg multijutawan macam Bob Sadino kan 'swasta'..  ;)

Kutip dari: Farabi pada September 27, 2011, 02:35:41 PM
Karena harga beras diatur pemerintah. Soalnya kalo harga beras naik masyarakat protes, padahal ya begitulah jadinya. Jadi solusinya bagaimana?

Serahin ke harga pasar.. yg diatur pemerintah biasanya malah merugikan.. ;D

Kutip dari: topazo pada September 27, 2011, 01:21:46 PM
Kita juga jangan terlalu bergantung dengan pertanian murni... Harus lebih dari itu...

Bayangkan, kita punya kakao terbesar dan terbaik dunia, tapi merk cokelat yang enak selalu dari Swiss... Tanya kenapa...
Kita punya perkebunan karet paling besar di dunia... Tapi adakah produk ban atau sarung tangan kita dibanggakan? tidak ada...
Kenapa semua yang terkenal bagus itu ada label "bangkok/thailand" nya... Durian bangkok, ayam bangkok, beras thailand, dll... Kita kalah jauh kalau dalam industri pertanian sama tetangga kita ini...

Menurut saya, jangan sekadar tani... Tapi harus tani yang berteknologi, industi agrikultur...
Di thailand, saya diceritakan bahwa daerah sana panen beras bergilir, jadi tidak ada harga anjlok pas musim panen... Kenapa kita gak bisa?

Sebetulnua banyak yang bisa ditingkatkan di negeri ini, tinggal keseriusannya aja... Teknologi kita gak kalah kok...

Nah setuju banget nihh...

Salah satu penyebab anjloknya harga komoditas pangan adl panen yg tidak terencana - sekali ada panen raya di suatu daerah, spt tomat misalnya, harga di seluruh pulau Jawa langsung anjlok!! Petani juga banyak yg memilih jenis tanaman dg 'latah'.. Lombok mahal, tanam lombok semua... tomat mahal tanam tomat semua.. Akhirnya, panennya bebarengan dan harga hancur.

Mestinya dinas pertanian mau mendata peta tanam dan kemudian menggerakkan petani agar mau mengikuti jadwal tanam mereka. Tapi mungkin hal semacam ini di Indonesia lebih serupa mimpi drpd kenyataan *pesimis* ;D...

Tp klo soal teknologi pertanian tdk kalah, sy kurang setuju.. sebuah penelitian di Jepang mampu 'memaksa' satu batang pohon tomat utk memproduksi 13.000 buah tomat! itu setara dg 600 kg tomat.. Petani kita mah bisa produksi 5 kg per pohon udah sujud syukur ;D
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

topazo

Kutip dari: Dhantez pada September 27, 2011, 05:46:06 PM
Tp klo soal teknologi pertanian tdk kalah, sy kurang setuju.. sebuah penelitian di Jepang mampu 'memaksa' satu batang pohon tomat utk memproduksi 13.000 buah tomat! itu setara dg 600 kg tomat.. Petani kita mah bisa produksi 5 kg per pohon udah sujud syukur ;D
Kita punya... Serahkan ke spesialisnya... IPB, LIPI, dan kawan2nya... Berikan mereka kesempatan, dan kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari Jepang... Sayangnya semua intan berlian di institusi ini tidak terlihat, jadi sangat sangat sangat sedikit yang teraplikasi di kehidupan dan berakhir di rak arsip...
Kabarnya, orang2 IPB malah di ekspor ke thailand dan mengembangkan pertanian sana... Semata2 karena tidak di perhatikan di bumi sendiri...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Farabi

Nah sekarang mendingan kita pikirkan sistem manajemen baru biar semua otomatis.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

topazo

#14
Memikirkan dan mengonsepkan sih bisa... Mengaplikasikan... Tunggu dulu...
(paling2 keluar alasan klasik... Gak ada dana...)

Kecuali konsep2 ini diaplikasikan oleh lembaga non pemerintah... Swasta, dan masyarakat...

Oiya, sebetulnya otomatisasi juga kayaknya punya dampak negatif...
Ada korelasi gak ya, antara otomatisasi dengan pengangguran... Nanti kalo otomatis semua, ternyata semuanya jadi nganggur... Walah, kacau dunia persilatan...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?