Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 13, 2024, 02:02:32 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 55
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 18
Total: 18

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

marketing

Dimulai oleh cignus, November 10, 2009, 08:12:20 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

cignus

mo nanya nih sama orang marketing (ada gak ya), yg pernah gua baca dari salah satu buku marketing dikatakan bahwa bila qta ingin menang dalam sebuah persaingan pasar faktor utama yg menentukan adalah pengkhususan produk karena sebuah produk dapat dikenal oleh konsumen melalui keahlian khusus dibidangnya, contohnya kodak merupakan perauk pasar terbesar dibidang kamera foto, konsumen kurang mengenal sony ato samsung karena mereka ahli dibidang lain. ato ferari terkenal dalam bidang mobil sport, tapi konsumen tidak percaya pada keahliannya pada bidang lain misalnya truk. karena pasar ditentukan oleh image konsumen maka perlulah perusahaan mengkhususkan dalam bidang tertentu, dan tidak mengejar pangsa pasar lainnya.

1 nah yg mau saya tanyakan, bagaimana dengan yamaha, selain motor sport, qta juga mengenal motor bebek, bahkan ada alat musik bermerek yamaha. ato honda qta mengenalnya sebagai produsen mobil dan motor, ato mungkin contoh yg jelas uniliver. jadi disini tidak ada pengkhususan?
2 apakah image konsumen dapat dikelabui dengan menggunakan nama merk yg berbeda, misalnya uniliver mempunyai dove untuk kecantikan, dan walls untuk es krim

alvin pratama

#1
saya bekerja di bidang marketing perbankan.
meskipun bidangnya berbeda, dasarnya masih sama ....
menjawab  kedua pertannyaan anda diatas :
1. hal itu bergantung kepada permintaan pasar, kebutuhan konsumen.
yang telah di pantau sedemikian rupa oleh seorang market leader.
YAMAHA sendiri merasa kurang mumpuni apabila dia hanya bergerak di bidang motor saja, makanya pada era 70 an, yamaha mengeluarkan sejumlah jenis alat musik untuk di pasarkan.
alasannya karena Yamaha sendiri sudah memiliki nama yang besar di kalangan pasar internasioanal saat itu.
begitu halnya dengan pabrikan Honda.

kalau Unilever, adalah sebuah perusahaan Distributor resmi yang memasarkan produknya di pasaran.
begini, produsen mengirim beberapa sampel untuk dilakukan pengujian layak kualitas oleh pihak unilever, alasan para produsen untuk tidak memasarkannya sendiri adalah masalah pangsa pasar yang kecil yang berakibat barang tersebut tidak laku di pasaran.
karena produsen beranggapan apabila barang tersebut di pasarkan sendiri, barangnya akan kurang laku di pasaran.
dan akan jauh lebih menguntungkan apabila produsen bekerjasama dengan pihak distribuor ternama.

2. Konsumen hanya mengenal merk dan label.
jadi, misalnya produsen eskrim walls memasarkan produknya sendiri secara, konsumen akan menilainya sebagai barang murah atau tiruan dari aslinya.

mungkin sederhanannya seperti itu aja.
apabila kurang jelas, silahkan ditanyakan..
[move]"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasih

cignus

Kutip dari: alvin pratama pada November 10, 2009, 08:30:33 PM
1. hal itu bergantung kepada permintaan pasar, kebutuhan konsumen.
yang telah di pantau sedemikian rupa oleh seorang market leader.
YAMAHA sendiri merasa kurang mumpuni apabila dia hanya bergerak di bidang motor saja, makanya pada era 70 an, yamaha mengeluarkan sejumlah jenis alat musik untuk di pasarkan.
alasannya karena Yamaha sendiri sudah memiliki nama yang besar di kalangan pasar internasioanal saat itu.
begitu halnya dengan pabrikan Honda.

nah iya itu yg saya tanyakan, kenapa yamaha tidak takut bila konsumen berimage "yamahakan produsen motor, apabisa dia buat alat musik" karena sepertinya konsumen hanya mengenal satu perusahaan untuk satu bidang tertentu, karena itu pakar marketing mensyaratkan pengkhususan. apa karena diindonesia belum banyak saingan yg membuat alat musik, sehingga yamaha berani memproduksi alat musik juga.

Kutip dari: alvin pratama pada November 10, 2009, 08:30:33 PM

2. Konsumen hanya mengenal merk dan label.
jadi, misalnya produsen eskrim walls memasarkan produknya sendiri secara, konsumen akan menilainya sebagai barang murah atau tiruan dari aslinya.


ooh jadi semua produk bukan dihasilkan oleh uniliver sendiri, ada juga yg menggunakan marger perusahaan gitu (oh iya saya lupa). apakah uniliver hanya sebagai pendokrak image produk dimata konsumen. lalu mengapa produsen berfikir bahwa bila bergabung dengan uniliver produknya akan dinilai baik oleh konsumen, bukankah pakar marketing sendiri yg bilang kalau konsumen hanya berfikir bahwa "sebuah perusahaan hanya baik dalam bidang tertentu bukan dalam semua bidang" seperti kodak yg saya contohkan tadi. artinya mengapa produsen kecap bango memilih berkerja sama dengan uniliver yg sudah dikenal sebagai produsen barang kesehatan keluarga seperti sabun ato odol. kenapa mereka tidak takut nantinya klo kecap tersebut akan ditolak oleh konsumen karena konsumen berfikir bahwa uniliver hanya baik dalam bidang sabun2an dan odol2an

alvin pratama

Kutip dari: cignus pada November 10, 2009, 09:43:14 PM

nah iya itu yg saya tanyakan, kenapa yamaha tidak takut bila konsumen berimage "yamahakan produsen motor, apabisa dia buat alat musik" karena sepertinya konsumen hanya mengenal satu perusahaan untuk satu bidang tertentu, karena itu pakar marketing mensyaratkan pengkhususan. apa karena diindonesia belum banyak saingan yg membuat alat musik, sehingga yamaha berani memproduksi alat musik juga.



ooh jadi semua produk bukan dihasilkan oleh uniliver sendiri, ada juga yg menggunakan marger perusahaan gitu (oh iya saya lupa). apakah uniliver hanya sebagai pendokrak image produk dimata konsumen. lalu mengapa produsen berfikir bahwa bila bergabung dengan uniliver produknya akan dinilai baik oleh konsumen, bukankah pakar marketing sendiri yg bilang kalau konsumen hanya berfikir bahwa "sebuah perusahaan hanya baik dalam bidang tertentu bukan dalam semua bidang" seperti kodak yg saya contohkan tadi. artinya mengapa produsen kecap bango memilih berkerja sama dengan uniliver yg sudah dikenal sebagai produsen barang kesehatan keluarga seperti sabun ato odol. kenapa mereka tidak takut nantinya klo kecap tersebut akan ditolak oleh konsumen karena konsumen berfikir bahwa uniliver hanya baik dalam bidang sabun2an dan odol2an

knp harus takut ?
karena dengan nama besar dan kualitas motor yamaha yang diproduksinya itu akan membawa nama yamaha musik lebih gampang dikenal masyarakat.
dari pada harus membuat nama baru yang harus diperkenalkan lagi ke pasaran.

kalau soal syarat pengkhususan, itu kan hanya teori saja
gak sepenuhnya bisa kita jadikan sebuah patokan dalam berusaha.
itu semua tergantung dari minat pasar yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang.


soal Unilever
seperti yang telah saya jelaskan, Unilever  bukanlah sepenuhnya sebuah lembaga produsen dari seluruh jenis barang2 yang dia pasarkan.
sebagian besar barang2 tersebut merupakan hasil dari proses distribusi semata.
makanya pada label di produk unilever gak ada tulisan " Manufactured Unilever-surabaya "
alasan banyak produsen memilih jalur ini untuk memasarkan produknya, semata-mata hanya ingin mendapat keuntungan lebih dari tingkat penjualan barang.
dan konsumen tahu bahwa produk2 yang asalnya dari Unilever pastinya bagus kualitas dan selalu laku di pasaran.
bukan harus terpaku hanya pada prinsip teori para pakar2 ekonomi saja..

kalau kita selalu pakai prinsip seperti itu, kita gak akan pernah berkembang dalam dunia ekonomi pasar.
karena gak selamanya teori itu cocok dengan kondisi....



[move]"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasih

Social Permutation

Kutipkarena dengan nama besar dan kualitas motor yamaha yang diproduksinya itu akan membawa nama yamaha musik lebih gampang dikenal masyarakat.
dari pada harus membuat nama baru yang harus diperkenalkan lagi ke pasaran.

kalau konteksnya branding image, saya setuju sekali, tapi untuk kedepannya ada baiknya terdiversifikasi secara jelas, tapi tanpa dilakukan pemisahan seperti itu juga, mengutip apa yang dikatakan sodara alvin, yahama tetap berkibar...

Kutipdan konsumen tahu bahwa produk2 yang asalnya dari Unilever pastinya bagus kualitas dan selalu laku di pasaran.
bukan harus terpaku hanya pada prinsip teori para pakar2 ekonomi saja..

betul sodara alvin, great explanation!
nanti di room ini ada sodara dhantez yang cukup baik dalam membahas marketing, mungkin kita bisa diskusi bareng...
All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade

alvin pratama

itu memang adalah konteks sederhana dalam dunia marketing.
saya lebih suka membahasnya dengan menggunakan bahasa sehari-hari supaya kawan2 yang lainnya bisa jauh lebih mudah dalam pemahaman masalah ini.

saya sangat senang apabila banyak kawan2 di forum ini bisa saling berbagi ilmu soal pandangannya tentang dunia marketing yang sedang terjadi saat ini.
seperti bung dhantez, social pemutation,cignus,ghostdoor,soviet regarda dan lainnya yang tidak saya dapat sebutkan satu-persatu.
dipersilahkan berbagi pengalamannya di sini...
terima kasih.
[move]"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasih

alvin pratama

saya ada sedikit bacaan bagi kawan2 di Forsa.
E book ini saya dapatkan dari adik saya yang sedang kuliah..

silahkan Download file PDF nya.

[move]"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasih

ghostdoors

pada prinsipnya marketing ada dua:
1. produk untuk memenuhi kebutuhan pasar
2. pasar yg mencari produk

sedehananya begini:
perusahaan musik (mayor labels) mencari band2 pendatang baru yg memenuhi keinginan pasar atau yg laku dipasaran. selain itu pasti ditolak hasil karyanya kecuali lewat jalur indie.
contoh kedua; pabrik ferari mengeluarkan produknya bkn karena kemauan pasar/konsumen melainkan konsumenlah yg mencari produk2 pabrikan ferari. makanya selain harganya mahal, produknya limited.

nah...,sekarang apakah konsumen terpatok pada brand atau pengkhususan...??
mungkin tdk....,karena skrg sdh byk konsumen ygt mulai "pintar", tdk terpatok pada branded. lebih tertarik pada suatu hal yg coba2 pada kompetitor yg baru.
selain itu jg mslh harga.
misal handphone: dulu pangsa pasar didominasi oleh 2 brand besar yaitu Nokia dan Sony Ericsson. namun sekarang sdh muncul byk merek2 lain misalnya smsung,LG, dan bahkan merk China jg sdh mulai mendominasi (nexian,huaer,ZTE,dll).
kalo dilihat dr history nya, hy beberapa merk saja yg menguasai dibidangnya (Nokia). yg lain bahkan juga memproduksi produk lain (misal LG dg televisinya).

mgkn hanya itu saja....,kurang lebihnya mohon dikoreksi.....
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

Dhantez

Kutip dari: cignus pada November 10, 2009, 09:43:14 PM
nah iya itu yg saya tanyakan, kenapa yamaha tidak takut bila konsumen berimage "yamahakan produsen motor, apabisa dia buat alat musik" karena sepertinya konsumen hanya mengenal satu perusahaan untuk satu bidang tertentu, karena itu pakar marketing mensyaratkan pengkhususan. apa karena diindonesia belum banyak saingan yg membuat alat musik, sehingga yamaha berani memproduksi alat musik juga.

Ada satu hal yg perlu diluruskan.. Yamaha aslinya adl produsen ALAT MUSIK bukan motor.. :)
coba cek [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] bagian history

Pendapat cignus itu ada hubungannya dgn Brand Image.. ini krg lebih berarti pengasosiasian konsumen kepada suatu brand terhadap hal2 tertentu. Misal ketika kita mendengar kata "Top One" maka yg muncul di pikiran kita adl Oli, handal, terkenal, dst dst.. inilah brand image.

Memang benar dari sisi marketing brand image ini sangat penting diperhatikan ketika perusahaan berniat meluncurkan produk baru di pasar, terutama jika produk itu tdk terlalu terkait dgn produk utama perusahaan. Misal, contoh ekstrimnya, top one ingin masuk ke industri minuman kemasan dan memilih brand: top one cola.. Jika brand image Oli sudah melekat kuat pada kata "Top One" maka kemungkinan produk cola tsb utk sukses sangat berat.

Bayangkan juga ada brand: Honda Fried Chicken (anda akan membayangkan makan ayam di bengkel), Teh Botol Rinso (mungkin jika anda kocok akan mengeluarkan busa), shampo Aqua (sepertinya bahannya cuma air saja)... Ini menjelaskan knp shampo Lifebuoy tdk sesukses sabunnya.. ;)

Kutip dari: cignus pada November 10, 2009, 09:43:14 PM
...bukankah pakar marketing sendiri yg bilang kalau konsumen hanya berfikir bahwa "sebuah perusahaan hanya baik dalam bidang tertentu bukan dalam semua bidang"..

Ini disebut Core Competency.. dan bukan istilah marketing.. tp lebih pada Operation Management.
Dalam dekade terakhir banyak perusahaan2 dunia yg memiliki diversifikasi usaha tidak terkait akhirnya memilih kembali ke kompetensi awal tsb. dengan melepas unit2 usaha yg tdk terkait (istilahnya strategic fit). Contoh yg plg bagus adl Sara Lee.

Kutip dari: cignus pada November 10, 2009, 09:43:14 PM
mengapa produsen kecap bango memilih berkerja sama dengan uniliver yg sudah dikenal sebagai produsen barang kesehatan keluarga seperti sabun ato odol.

Kecap Bango "dibeli" oleh Unilever.. Mungkin pertanyaannya lebih pas klo: "kok unilever berani melebarkan usahanya ke industri makanan?" Sejak 1-2 tahun yg lalu Unilever memang mengembangkan portfolio bisnisnya ke makanan.. Spt Taro, Royco, teh (lupa merknya), dll.

Jawabannya spt yg dijelaskan oleh Alvin, brand itu memiliki tingkatan.. dari brand produk hingga brand korporat.. Konsumen biasanya lebih memperhatikan brand produk. Spt ketika Reebok membeli Adidas (atau sebaliknya ya.. lupa.. ;D).. masing2 brand produk dipertahankan (konsumen awam tdk akan tahu jika kepemilikan perusahaan sdh berubah) shg tdk terjadi pergeseran brand image (ditingkat produk).
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

cignus

weleh2 trimakasih semuanya, saya jadi ngerti sekarang. walaupun saya bukan orang marketing, tapi saya sering baca2 buku masalah bisnis ato marketing, abis sekarang nyari kerja susah barang kali saya bisa buka bisnis buat nyambung hidup

Dhantez

Siipp... jangan patah arang..
Buka bisnis klo sukses jg bisa bantu negara ini mengurangi pengangguran lho.. ;)

Kalo ada pertanyaan ttg strategi bisnis, share az disini.. siapa tw ada temen2 disini yg bisa bantu..
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko