Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 02:40:28 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 177
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 164
Total: 164

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Philosophy of Economics

Dimulai oleh ?, Oktober 10, 2011, 06:45:16 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

?

Bagi saya, dalam mempelajari suatu ilmu, adalah penting untuk memahami filosofi tentang ilmu dan mengetahui mengapa ilmu tersebut muncul. Untuk merayakan terbitnya forum khusus ilmu ekonomi, maka saya menyarankan untuk membaca Philosophy of Economics dari Universitas Stanford dengan link berikut ini :

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Secara sederhana, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas. Tetapi dalam pelaksanaannya ilmu ekonomi tidak dapat berdiri sendiri dan bergantung kepada ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Bagaimanapun berbicara tentang manusia sebagai pelaku ilmu ekonomi, maka tidak ada sesuatu yang bersifat permanen.

Dalam artikel dari Stanford pun dijelaskan mengenai perkembangan ilmu ekonomi baik dari sisi teori maupun realita, bagaimana asumsi menjadi sangat penting dalam ilmu ekonomi. Ceteris paribus, kondisi dimana asumsi semua keadaan lain tetap dan game theory, bagaimana variabel dependen saling mempengaruhi, merupakan salah satu dari asumsi dan teori yang dipakai dalam  ilmu ekonomi.

Kehebatan seorang ekonom adalah dari kemampuan prediksinya tentang kejadian di masa yang akan datang. Tetapi ini pun dengan asumsi dan terkadang terbatas untuk kasus tertentu. Rasionalitas dalam ilmu ekonomi tidak selalu rasional secara kolektif. Oleh karena itu, sulit mengatakan siapa ahli ilmu ekonomi, selain dari kemampuan prediksinya. Dan ketika dunia mengalami krisis global berulang kali, maka timbul pertanyaan apakah ahli ekonomi itu ada.


Inilah senjata utama dalam ilmu ekonomi yaitu asumsi dalam bentuk cerita yang paling populer diceritakan dalam ilmu ekonomi, juga menjelaskan perbedaan ilmu sosial dan ilmu eksakta.

"A physicist, a chemist and an economist are stranded on an island, with nothing to eat. A can of soup washes ashore. The physicist says, "Let's smash the can open with a rock." The chemist says, "Let's build a fire and heat the can first." The economist says, "Let's assume that we have a can-opener..."

Sumber : [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Dhanang.Wibowo

Topik menarik nih...

Sejak awal ilmu ekonomi memang didominasi oleh profesor2 "gila" yg selalu memakai asumsi2 ekstrim dalam membangun Teorinya. Termasuk David Ricardo, Karl Marx, dsb. Sebenarnya mereka menggunakan asumsi itu utk memudahkan kita dalam memahami pendekatan teori yg disampaikan. Sayangnya satu teori dg asumsi tertentu kemudian dicatut oleh ekonom lain utk membuat teori baru dengan asumsi baru juga. Inilah yg kadang membuat teori ekonomi bisa menyesatkan.

Tapi tanpa asumsi2 tersebut, teori2 tidak akan bisa terbentuk dan kita tidak akan pernah sedikitpun memahami sebuah sisi kehidupan manusia yg luar biasa.

Jangan lupa, dalam ilmu eksakta, asumsi2 pun tetap ada. Dalam hukum relativitas Einstein misalnya, diberikan asumsi2 di mana hukum tersebut bisa berlaku. Hanya saja, ketika kita menganalisa sebuah fenomena yg digerakkan oleh populasi manusia yg besar, tentu saja kita berurusan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian yg bersumber dari keragaman karakter manusia dalam populasi itu, yg berarti keragaman respon terhadap suatu fenomena ekonomi. Tanpa asumsi yg berlebih macam ceteris paribus, Anda tidak akan pernah bisa menebak ke arah mana kehidupan ekonomi suatu masyarakat sedang menuju.

Sama halnya dengan mencoba menemukan gambar bangunan yg rapi & simetris di dalam sebuah lukisan abstrak.

?

Bolehkah saya berpikir kalau mereka menggunakan asumsi untuk menjaga keamanan prediksi mereka sendiri jika suatu saat salah?

Dhanang.Wibowo

Boleh jadi..

Pernah baca 'Blowing Up' dari M.Gladwell? Di situ dikisahkan seorang Wallstreet Trader bernama Nassim Taleb (penulis Black Swan), yg strategi investasinya melawan keyakinan banyak trader pada umumnya. Pada akhirnya, Nassim Taleb menunjukkan bahwa ada satu saat pasar saham akan Blowing Up, saat dimana teori investasi yg diyakini oleh banyak orang akan menjerumuskan mereka ke arah yg fatal.

Tapi tentu saja keadaan ekstrim semacam Blowing Up itu hanya terjadi tiga sampai lima tahun sekali (meskipun itu cukup untuk membuat banyak orang mendadak jatuh miskin sementara sebagian kecil mendadak kaya raya). Tidak ada bedanya dg hujan yg tiba2 datang saat cuaca diprediksi akan panas.

Oiya, jgn lupa, asumsi2 berlebih kebanyakan ada di makroekonomi. Dalam ilmu ekonomi mikro, yaitu manajemen bisnis, hampir tdk ada asumsi2 ekstrim itu. :D

?

#4
Baru baca tipping point. Black Swan belum sempat baca, karena buku masih menumpuk. Sekarang ini dengan banyak beredarnya buku, terkadang perlu membedakan mana yang benar-benar buku fiksi dan non-fiksi. Ada referensi buku lain yang bagus?

Mengenai saham, harap dikoreksi jika salah, bukankah pasar saham mengalami kehancuran tidak hanya sekali? Dan sepanjang pengetahuan saya, nilai saham tidak selalu mencerminkan kondisi riil perusahaan. Seandainya saya tahu kapan pasar akan collapse, kelihatannya menarik juga menjadi vulture. haha...

Dhanang.Wibowo

Iya bukan hanya sekali:

Kutip dari: Dhanang.Wibowo pada Oktober 10, 2011, 11:02:36 PM
..keadaan ekstrim semacam Blowing Up itu hanya terjadi tiga sampai lima tahun sekali..

Artinya berkali2 bukan? ;D

Oiya, Black Swan itu bukan karangan M.Gladwell tapi Nassim Taleb (tokoh yg diulas M.Gladwell di artikelnya 'Blowing Up') :D

Buku lain yg bagus:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] Mengisahkan perjalanan perkembangan ilmu ekonomi modern dari zaman Adam Smith disertai ulasan kisah2 unik di balik para ekonom itu, sangat menarik ;)
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] Menggunakan data2 ekonomi utk membedah fenomena masyarakat, sudut pandang bercerita mirip M.Gladwell, hanya saja alurnya agak membosankan.

Masih banyak lagi sebenarnya, tp lupa judul2nya ;D

Dhantez

Kutip dari: ? pada Oktober 11, 2011, 06:59:02 AM
Baru baca tipping point....

Tipping point keren nih... kalo suka ilmu marketing, pasti bakal 'tenggelam' pas baca buku ini.. ;D
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

?

Kutip dari: Dhantez pada Oktober 14, 2011, 08:06:27 AM
Tipping point keren nih... kalo suka ilmu marketing, pasti bakal 'tenggelam' pas baca buku ini.. ;D

Tenggelam dalam arti?

Dhantez

Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Monox D. I-Fly

Kutip dari: ? pada Oktober 10, 2011, 06:45:16 AM
"A physicist, a chemist and an economist are stranded on an island, with nothing to eat. A can of soup washes ashore. The physicist says, "Let's smash the can open with a rock." The chemist says, "Let's build a fire and heat the can first." The economist says, "Let's assume that we have a can-opener..."

Sumber : [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Bikin versi saya sendiri ah  ;D :
"A physicist, a chemist, an economist, a biologist, and a casheer are stranded on an island, with nothing to eat. A can of soup washes ashore. The physicist says, "Let's smash the can open with a rock." The chemist says, "Let's build a fire and heat the can first." The economist says, "Let's assume that we have a can-opener..." The biologist says, "Let's get it near a coconut crab and let him smash it open for us." The casheer says, "Guys, it's expired!"
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.