Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 09:05:46 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 209
Total: 209

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Uang VS Pajak VS Inflasi

Dimulai oleh dummy, Januari 25, 2014, 04:02:59 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

maxham

Pajak. Mendengar kata ini, gw yakin rata2 kita bakal jadi emoh. Dasarnya : kebanyakan kita ga bakal ngerasa manfaat apa2 (secara langsung) dari pajak itu. Karena emang, sesuai undang2 perpajakan, pajak dikembalikan SECARA TIDAK LANGSUNG. Dan, menurut undang-undang perpajakan, pajak itu dibilang digunakan sebagai modal/biaya pembangunan. Artinya, teori idealnya, semakin kita bayar pajak, kita bakal dapetin manfaat lebih.

Tapi, gw berani bilang saat ini asumsi tadi udah agak ketinggalan zaman (dan mungkin, menyesatkan!)! Logikanya, pajak jelas terkait erat sama yang namanya duit. Dulu, emas, perak, perunggu, tembaga, di mana 4 barang ini termasuk barang tambang, alias, sukar diperbaharui, dipake sebagai uang kartal. Nah, karena berharga dan susah didapetin, maka supaya dapet menjamin pembangunan berkelanjutan, pemerintah menetapkan pajak untuk mengontrol peredaran uang supaya tidak terjadi eksploitasi barang tambang berharga tersebut, supaya manfaatnya dapet terus dirasakan oleh generasi2 mendatang (sebagai bentuk jaga2).

Sementara sekarang, yang namanya uang kartal itu dari kertas (walaupun emas, perak masih dipake sebagai parameter (bentuk tabungan) uang). Dan kertas itu, kan, asalnya dari tumbuhan, dan tumbuhan itu, termasuk sumber daya alam yang mudah diperbaharui. Nah, logikanya, selama masih ada tumbuhan, ada kertas, dan kalo gitu, berarti duit bakal selalu ada!

Nah, brangkat dari paragraf sebelumnya, menurut teori ekonomi, kalo jumlah uang beredar terlalu banyak, maka bisa memicu inflasi. Jadi, supaya inflasi nggak kebablasan, pemerintah perlu ngirit2 klo mo nyetak duit. Kalo inflasi, pemerintah bisa kehabisan duit (karena nilai cadangan devisa turun). Itulah sederet kisah2 ekonomi yang sering kita denger sekarang.

Cuman, kalo kita perhatiin tentang asal-usul uang kertas, mestinya pemerintah ga perlu takut kehabisan duit! Kita juga mestinya tahu bedanya duit dan cadangan devisa, dan kalo 2-2nya dicampuraduk, gimana ga berabe dan ruwet keadaan ekonomi kita sekarang!

Kita ud sering denger proyek2 tertunda karena pemerintah "kekurangan dana", tapi ya lagi2, kalo kita sadar tentang asal usul uang kertas dan bisa milah antara duit dan cadangan devisa, gw rasa hal itu bisa diminimalisir. Emang bener, kalo cadangan devisa itu bisa digunakan sebagai uang, dalem artian, ada sistem konversi yang dapet diandalkan, tapi terlalu fokus pada masalah itu, bisa bikin urusan rakyat terbengkalai.

Contoh sederhana begini: Biaya produksi sebuah motor bebek 10 juta rupiah atau ekuivalen dengan 10000 USD. Kita sering ditakutin kalo pemerintah RI cetak duit terus, nilai rupiah bisa merosot, tarolah sampe 20000 rupiah/USD, artinya kalo dilihat dari USD, biaya produksinya naik 2 kali lipat. Tapi sebenernya, kalo dari sisi kita, biaya produksinya tetep aja 10 juta. Karena gimana pun, sistem ini, termasuk duit, adalah ciptaan manusia, dan karena ciptaan manusia, semua sistem itu bisa direkayasa, tinggal bagaimana kita kemudian merekayasa ato menggunakannya itu dengan tujuan yang baik/benar.

Nah, kembali lagi ke masalah duit, & inflasi, kalo kita telaah lebih dalem, yang sebenarnya bikin inflasi itu kan jumlah permintaan > penawaran (ingat hukum permintaan-penawaran), nah untuk menanggulangi inflasi, kita perlu bikin penawarannya seimbang.

Nah, gimana cara memaksimlakan penawaran itu, emang pr bagi semua, walaupun mencetak uang kertas sebanyak2nya untuk kegiatan produktif ekonomi (seperti kredit usaha rakyat, naikkin gaji pegawai rendahan-menengah (untuk maksimalin kinerja), termasuk salah satu solusi yang terampuh, tinggal gimana pelaksanaan teknisnya.

Intinya, melalui tulisan ini, gw pengen bilang bahwa, kita mesti sadar bahwa apa yang kita bilang sebagai duit, pajak, dan inflasi, hanyalah sebuah sistem yang diciptakan oleh manusia dan akibatnya. Sistem itu emang penting buat hidup kita, tapi kita jangan mau jadi budak ciptaan kita sendiri, tapi justru menjadi tuan atas ciptaan kita sendiri. Karena dengan menjadi tuan atas ciptaan kita, kita baru bisa menjadi manusia yang sadar dan merdeka...

Farabi

Tidak pernah ada cara untuk mengakali inflasi akibat duit dicetak terus menerus. Semua negara pernah mengalami pencetakan duit yang berlebihan, dan sampai hari ini, tidak ada cara untukmengakalinya, coba  lihat sejarah negara jerman yang pernah mencetak uang sampai nilai uang untuk membeli roti 10 milyar mark. Tidak ada cara mengakali inflasi untuk kegiatan pencetakan yang gila gilaan, yang kasian dari inflasi ini adalah yang menabung selama puluhan tahun, karena uangnya jadi tidak ada nilainya, semua hasil tabungannya sia sia.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

mhyworld

Uang kertas juga sudah mulai jadi uang kuno, digantikan dengan uang elektronik. Di pusat perbelanjaan, semakin banyak orang yang membayar dengan uang elektronik, baik menggunakan kartu debit maupun kredit. Hal ini tidak ada hubungannya langsung dengan melimpahnya bahan baku kertas.
Uang bisa dianggap sebagai tanda jasa untuk orang lain, wujudnya bisa berupa logam, kertas, atau data elektronik di server.
Membuat banyak tanda jasa namun tidak ada jasa riil yang dilakukan hanya memboroskan waktu dan sumber daya lainnya.

Bagi yang masih suka berangan-angan mencari jalan pintas untuk mengatasi masalah ekonomi, selakan pelajari teori ekonomi marginal utility
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
once we have eternity, everything else can wait

Farabi

Apalagi kalau uang tidak punya wujud fisik dan secara nominal bisa ditambah jumlah edarnya, semakin parah tingkat inflasinya kalau tidak dipergunakan dengan baik, karena tidak ada wujud fisik yang bisa dijadikan acuan.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

IdontSpeakHuman

Pakai cryptocurrency dong, gak bisa seenaknya "nyetak uang" sebanyak-banyaknya.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: IdontSpeakHuman pada Februari 01, 2014, 07:42:58 AM
Pakai cryptocurrency dong, gak bisa seenaknya "nyetak uang" sebanyak-banyaknya.

Cryprocurrency = Keuangan semu?
Maksudnya gimana tuh? Kayak sistem "Credits" di beberapa game online gitu?
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

IdontSpeakHuman

Kutip dari: Monox D. I-Fly pada Februari 01, 2014, 02:41:49 PM
Cryprocurrency = Keuangan semu?
Maksudnya gimana tuh? Kayak sistem "Credits" di beberapa game online gitu?

Keuangan yang pake kriptografi buat menghasilkan currency & validasi transfer. Gak ngerti deh sistem kridit di gem online seperti apa, nggak ngerti gem2an.

inprodic

Selain sebagai alat tukar, uang sebenarnya instrumen utang. Semua rupiah yang beredar sekarang ini berstatus utang. Termasuk yang ada di saku Anda. Sebenarnya yang mencetak uang bukanlah pemerintah. Jika pemerintah tidak mencetak uang, lalu darimana pemerintah mendapatkan uang? Jawabnya: dari pajak. Sebagian kecil juga dari kontribusi deviden BUMN. Namun karena biasanya defisit, maka untuk menambalnya maka diterbitkanlah Surat Utang.

Pajak, Pendapatan BUMN, Surat Utang semuanya berasal dari uang masyarakat. Bagaimana uang bisa berada di masyarakat? Sumbernya hanya satu: dari bank. Kapan uang dari bank bisa ada di tangan masyarakat? Pintunya hanya satu: kredit. Ya benar! Satu-satunya pintu keluarnya uang dari bank adalah kredit. Artinya, semua uang yang ada di tangan masyarakat berstatus utang ke bank yang suatu saat nanti harus dikembalikan ke bank tergantung skema kreditnya. Jika Anda meminjamnya dengan tenor 10 tahun, maka umur uang tersebut berputar di masyarakat selama 10 tahun.

Anda mungkin tidak punya utang ke bank, namun uang yang ada di saku, di bawah bantal, atau di rekening Anda dahulu berasal dari seseorang atau institusi yang dulu pinjam uang ke bank.

fathir.afif

ini adalah pertanyaannya yang sering saya liat. dan juga, saya sering mendengar doktrin2 ini di sebagian kecil komunitas. dan hal ini menjurus ke salah satu bentuk konspirasi yang menurut komunitas itu.. padahal tidak...ini hanya sebuah doktrin guna untuk kepentingan ssebuah pihak saja.

Farabi

Saya belajar dari orang barat, bagaimana cara mengakali kurs yang berlebihan, caranya, dengan menyuruh mereka meminta hikmat, warga negaranya. Terserah kalau tidak percaya, nanti kita bandingkan sendiri, karena saya ini berhikmat dari semenjak saya kecil Dari semenjak TK saya sudah berhikmat dan mati disembelih karena saya lupa kelanjutannya apa.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: IdontSpeakHuman pada Februari 23, 2014, 11:28:49 PM
Keuangan yang pake kriptografi buat menghasilkan currency & validasi transfer.
Emang gimana itu? Bisa dijelaskan sistemnya?
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

Im

Untuk Mengatasi Inflasi Perlu Adanya Keseimbangan Antara Penawaran Dan Permintaan Agregat.
Alokasi Pendapatan Pajak Seharusnya Diprioritaskan Untuk Belanja Modal Dan Belanja Infrastruktur Pendukung lainnya Sehingga Dunia Usaha Berjalan Dinamis Impactnya Dapat Meningkatkan Penawaran. Dengan Berkembangnya Dunia Usaha Artinya, Akan Terciptanya Lapangan Pekerjaan Dan Mengatasi Pengangguran. Jika Banyak Jumlah Tenaga Kerja Yang Produktif Maka Penawaran Dan Permintaan Akan Balance.

kazuma

Uhm, Indonesia ini nggak cetak duit terus2an saja inflasi terus. Bagaimana kalau bebas mencetak duit? Tambah parah inflasinya yang ada.

Kita gak idup sendiri di bumi. Ada negara-negara lain. Kalau indo cetak duit nonstop sampe seluruh rakyatnya kaya raya, bisa kena embargo. Sekarang apakah indo bisa selamat kalau diembargo habis2an? Apa mau kita hidup seperti di korut?