Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 23, 2024, 08:08:11 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 167
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 111
Total: 112

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Perbedaan Suhu Cukup Menjadi Sumber Energi Berkesinambungan

Dimulai oleh planethijau, Mei 11, 2010, 10:01:27 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

planethijau

Manfaatkan Energi Yang Timbul Dari Perbedaan Suhu, Robot NASA Jelajahi Laut

NASA belum lama ini mengungkap sebuah robot miliknya yang dipasangi teknologi hasil pengembangan lembaga antariksa AS tersebut. Tidak akan menarik jika robot yang memang dibangun untuk keperluan pengumpulan data di lautan tersebut hanya seperti robot-robot lainnya.

NASA menjelaskan bahwa SOLO-TREC, demikian nama robot tersebut, mampu mengarungi lautan tanpa memerlukan pengisian ulang sumber daya listriknya. Tentunya bukan sel surya atau perangkat penangkap energi arus laut yang digunakan untuk menyuplai listrik guna menggerakkan pompa yang berfungsi sebagai mesin pendorongnya, karena kedua teknologi tersebut memerlukan kondisi yang tepat untuk bekerja dengan optimal. Sel surya tentunya membutuhkan matahari dan proses pengisian baterainya juga hanya terjadi pada malam siang hari, sementara pemanen arus laut membutuhkan arus yang konstan untuk mengisi baterai di dalam robot tersebut.

SOLO-TREC hanya mengandalkan pada perubahan suhu di sekitarnya. Energi thermal yang didapatkannya setiap bergerak dari tempat yang lebih dalam menuju permukaan yang lebih hangat, merupakan sumber energi yang kemudian digunakan untuk mengisi baterai.

Perubahan suhu yang melebihi 10°C akan mengubah mengubah bentuk lilin khusus yang digunakannya, dari padat menjadi cair dan sebaliknya. Lilin-lilin tersebut tersimpan dalam kompartemen yang mengelilingi tabung berisi cairan minyak. Pada saat suhu menghangat, maka lilin akan mencair dan mengembang serta menekan minyak menuju ke dalam tangki bertekanan tinggi. Setelah tangki terisi penuh, maka sebuah katup akan terbuka dan minyak bergerak melewati turbin menuju ke sebuah tangki bertekanan rendah. Saat melewati turbin, gerakan yang terjadi pada turbin diteruskan untuk memutar generator dan menghasilkan listrik yang disimpan dalam baterai. Saat robot kembali menyelam, maka lilin berubah bentuk menjadi padat dan menarik minyak kembali ke tabung utama.

Untuk bergerak, energi listrik yang disimpan dalam baterai kemudian digunakan untuk menggerakkan pompa yang bergerak menghisap dan membuang air. Selain itu sebagian energi juga digunakan untuk menjalankan GPS, sensor dan pengirim data ke satelit ketika berada di permukaan. Untuk mengisi ulang baterai, robot tinggal bergerak naik dan kembali proses perubahan bentuk lilin terjadi bersamaan dengan terisinya baterai di dalamnya.

Menurut Jack Jones yang merupakan salah satu pemimpin proyek di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California, AS, setiap menyelam penuh robot tersebut bisa menghasilkan 200 Watt selama 30 detik.

SOLO-TREC memang menggunakan energi terbarukan yang mudah didapat dari lingkungan di sekitarnya, dan kemungkinan alat-alat transportasi laut juga bisa menggunakan prinsip yang sama, apalagi jika dikombinasikan dengan baterai MetalCell, robot tersebut tidak perlu buru-buru bergerak ke permukaan untuk mengisi ulang baterainya.

Sumber : [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Be a friend of earth

FauzanSuheri

Bisa kah teknologi ini di terapkan pada kapal selam, sehingga tidak memerlukan bahasn bakar? Atau mungkin bisa juga digunakan untuk kapal tanker pengangkut barang? ??