Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 13, 2024, 02:17:55 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 55
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 24
Total: 25

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

[ask] solar sel

Dimulai oleh tyo, Mei 23, 2008, 01:54:34 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

tyo

gimanasih sistem kerja dari sel surya?


faiz

klo ga salah selsurya memakai sejenis dioda photovoltaic buat menangkap foton cahaya, foton tsb yang dapat menghasilkan energi listrik karena prinsip semikonduktor

insan sains

Solarcell pada awalnya digunakan pada mesin kalkulator, satelit dan pesawat-pesawat luar angkasa.

Prinsip kerjanya sebenarnya cukup sederhana, yaitu memanfaatkan keajaiban sebuah bahan. Salah satunya, dan yang paling banyak digunakan saat ini adalah SILIKON. Sebuah bahan yang bukan konduktor, dan bukan pula isolator. Bukan "laki-laki" dan bukan pula "perempuan". Banci dong? Ya begitulah, suatu waktu bisa jadi konduktor, dan lain waktu bisa jadi isolator...! Tapi "banci" di dunia elektronika justru malah membawa manfaat yang jauh lebih baik. Tidak seperti banci di dunia manusia... hehehe.... :)

Sebuah solarcell sebenarnya memanfaatkan keajaiban atom silikon tersebut, dimana ketika dua tipe bahan yang berbeda (tipe-P dan tipe-N) direkatkan, maka pada bagian pertemuan kedua bahan tersebut akan terbentuk sebuah lapisan kosong, yang dinamakan depletion layer, sebuah lapisan yang membuat atom-atom tidak dapat mengalir  dari bahan yang satu ke bahan yang lain karena jarak yang harus ditempuh atom tidak memungkinkan sebuah atom untuk meloncat melewati lapisan depletion layer ini.



Namun, ketika ada sebuah energi dari luar yang cukup besar, maka hal ini dapat merangsang bahan tersebut untuk memberikan energi lebih kepada atom untuk melakukan loncatan melewati lapisan depletion layer ini. Ketika bahan tipe-P dan bahan tipe-N dapat dilewati atom-atom, maka terbentuklah aliran elektron dan aliran hole yang sejatinya kita fahami sebagai gejala kelistrikan. Nah, energi dari luar itu, salah satunya didapat dari cahaya matahari.



Arus dan tegangan yang dihasilkan oleh solarcell ini tidak begitu besar (umumnya masih dalam satuan mili), tapi bukan berarti tidak mungkin untuk menjadikannya sebagai energi alternatif. Simple saja, gabungkan beberapa puluh atau ratus ribu solarcell untuk membentuk ladang photovoltaic, maka se-kampung bisa memanfaatkan listrik yang diperoleh dari cahaya matahari.

Hal ini bukanlah hal yang baru, toh di negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Amerika, Australia, Spanyol, dan negara-negara eropa lainnya telah memanfaatkan teknologi ini. Ups.. lupa denk...! di sebagian wilayah Indonesia pun sudah ada yang memanfaatkannya loh. Teman saya bahkan menjadi leader untuk proyek tersebut di daerah terpencil yang belum terjamah listrik.



Kalau kita melihat dari negara-negara yang telah memulai proyek ini. Di Moura Photovoltaic Power Station dibangun ladang solar panel terbesar di dunia dengan target asupan energi sebesar 62 Mwp. Di Serpa Solar Power, Eropa, 150 hektar tanah dibuat area untuk memasang 52.000 panel photovoltaic yang bisa menghasilkan 11 MegaWatt. Di Saxon, Jerman, dapat menghasilkan 40 MegaWatt di area Waldpolenz Solar Park dengan 550.000 unit photovoltaic. Di Spanyol bahkan dibangun ladang photovoltaic di tiga wilayah sekaligus yang rata-rata, 22 MegaWatt. Dan di Australia dengan biaya USD 420 juta dibangun ladang photovoltaic yang bisa mencapai 154MegaWatt di lokasi yang dinamakan Victorian Power Station. Ladang ini bisa memenuhi kebutuhan listrik untuk 45.000 rumah.



Kelebihan dari penggunakan ladang photovoltaic ini diantaranya adalah : bebas polusi, emiso karbon sampai nol persen. Dan jika dibandingkan dengan sumber energi nuklir, maka teknologi photovoltaic masih jauh lebih murah.

Namun, jika dilihat kelemahannya, maka tentu kita akan berpikir biaya awal yang tentunya sangat mahal (walaupun untuk beberapa tahun kemudian hal ini tentunya memberikan penghematan yang luar biasa). Kelemahan yang lainnya adalah tidak tersedianya energi matahari saat malam, dan sedikit pasokan saat cuaca mendung. Hal ini mengharuskan membuat pula sistem penyimpan daya. Terakhir adalah dibutuhkan inverter untuk mengkonversi tegangan dari DC ke AC.

Sumber :
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Menuju Indonesia sebagai THE COUNTRY MASTER OF TECHNOLOGY, 2030

reborn

@insan sains

widih, kena angin apaan nih malem2 ngepost artikel panjang gini ???
Mantap bro ;D Thanks postnya

syx

bahasan yg bagus... ada ilmuwan jepang yg pernah nyindir indonesia. kita dapat sinar matahari melimpah tapi ga ato kurang dimanfaatkan. panel surya udah dipake di daerah hulu di kalimantan barat. mereka di sana tak pernah mati lampu ato kena pemadaman bergilir sebab mereka di setiap rumah ada solar cell-nya. ukuran nya cukup kecil paling cuma 50 cm x 50cm aja. di pasang kayak parabola. listrik lalu di tampung di kotak aki. lumayan, bisa hidupin 3 lampu sekaligus 1 televisi dan kipas angin. itu mereka dapat bantuan dari pemerintah. bandingin aja dengan di pontianak. semingu bisa ada 3-4 hari mati lampu, setiap kali mati lampu bisa antara 3-12 jam.

b0cah

#6
Sebagai tambahan : yang perlu diperhatikan jika ingin mendesign, atau membeli perkakas tenaga matahari adalah "daya yang dikeluarkan" sebagai ilustrasi, 1 meter persegi solar cell dapat menghasilkan 130 Watt jam(pada saat "terik") dan perlu dicermati bahwa listrik di rumah kita (misal 1300 watt) adalah untuk 24 jam, jadi konversi energi dari solar cell adalah (mengingat rata-rata di INdonesia panas matahari hanya 6,5 jam/day) total daya dari 1 m2 colar cell adalah 650 watt-day, dan itu baru "bekerja" pada siang hari, untuk "menyimpan" energi nya digunakanlah batery (aki) yang kalau di total-total jenderal, selain mahal, juga industri solar cell dan batery perlu dipertanyakan aspek ramah lingkungannya....

yang paling pas adalah "HEMAT ENERGI"..

insan sains

Kutip dari: syx pada Juli 07, 2008, 07:35:10 AM
bandingin aja dengan di pontianak. semingu bisa ada 3-4 hari mati lampu, setiap kali mati lampu bisa antara 3-12 jam.

Jadi inget pas minggu-minggu kemarin keliling Sumatera. Gila... gak dimana-mana pemadaman bergilir selalu ada. Parahnya pas di Medan dan di Pekanbaru. Udah kayak minum obat aja, 3 kali sehari tuh listrik PASTI mati. Sampe masuk koran tuh beritanya....!!!

Kutip dari: syx pada Juli 07, 2008, 07:35:10 AM
ada ilmuwan jepang yg pernah nyindir indonesia. kita dapat sinar matahari melimpah tapi ga ato kurang dimanfaatkan. panel surya udah dipake di daerah hulu di kalimantan barat. mereka di sana tak pernah mati lampu ato kena pemadaman bergilir sebab mereka di setiap rumah ada solar cell-nya. ukuran nya cukup kecil paling cuma 50 cm x 50cm aja. di pasang kayak parabola. listrik lalu di tampung di kotak aki. lumayan, bisa hidupin 3 lampu sekaligus 1 televisi dan kipas angin. itu mereka dapat bantuan dari pemerintah.

Ternyata di Kalimantan sana, untuk urusan listrik mereka lebih beruntung dari kita2. ^_^

Yang gak kalah penting dari panel surya ini adalah management charging-nya. Jadi saat ada energi matahari, si panel surya ini nge-charge beberapa penampung listrik, nah saat gak ada energi matahari, si penampung listrik itu yang bekerja. Tantangannya adalah bagaimana caranya dengan beberapa penampung listrik itu, bisa dipake secara maksimal. Gak satu atau beberapa saja yg di charge dan di discharge, tapi semuanya kepake optimal. Nah, untuk itulah dibutuhkan management charging yang bagus, untuk mengingat penampung mana yang perlu diisi, dan penampung mana yang belum ngeluarin listrik sama sekali saat gak ada energi matahari...

*halah, pagi ini kok bahasa gw kok berantakan yach, berbelit-belit...!!!

Pokoknya gitu deh, ngerti kan maksudnya???  ;D :D
Menuju Indonesia sebagai THE COUNTRY MASTER OF TECHNOLOGY, 2030

goodkid

jadi ok pake matahari  ???  kaya nya perawatan nya mahal yah..
ak sih pake matahari buat jemur baju doank  ;D

aloy

 :angel: please tolong gue dong gue mau tahu cara bikin solar cell

dotcomgea

kalo cukup dah sejak dulu orang tukar dari PLN ke Solar Energy, kalo cuma alternatif karena PLN ga masuk masih OK atau buat ngeringanin bayar tagihan PLN tiap bulan  :)

kenapa ga cukup, coba kita hitung2 sendiri, cukup ga untuk penggunaan rumah sangat  irit listrik..dengan daya rata2 terpakai 500watt/jam


BM

kalau ada rekan yg bisa bantu kirim diagram penerapan solarcell tolong dibantu.
dan sebaiknya kita pilih 12V atau 24V utk modul solar cell nya misalkan saya memerlukan 200W

trims

cartiman

Solar Sel merupakan energi Gratis dari Tahun...
Tapi... Kenapa Promosinya kurang Genjar yah..
Padahalkan tinggal invest di awal aja.. dan setiap bulannya gratis..
Kalau yang Gratis kenapa jarang yang promosiin yah..
Tapi kalau yang tiap bulannya bayar... Promosinya gencar banget..

insan sains

Kemarin baru nemu ebook untuk membuat solar cell...

Lumayan... ^_^ Ng-upload dulu ahhhh....
Menuju Indonesia sebagai THE COUNTRY MASTER OF TECHNOLOGY, 2030

cassle

Kutip dari: insan sains pada Mei 16, 2009, 04:26:37 PM
Kemarin baru nemu ebook untuk membuat solar cell...

Lumayan... ^_^ Ng-upload dulu ahhhh....

Boleh tolong dishare juga link-nya? (di atas tadi juga ada yang request..) Thanks before. :D