Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 03:43:54 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 141
Total: 141

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

PLTN , Solusi krisis listrik kita...

Dimulai oleh Neutrino, November 26, 2008, 01:36:29 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

cartiman

Gua tidak setuju ada PLTN di Indonesia....
Emang tidak ada energi alternatif lain yang lebih aman...
PLTN itu banyak bahayanya.... mulai dari bahan bakunya sampai sampahnya juga berbahaya...

Neutrino

KutipGua tidak setuju ada PLTN di Indonesia....
Emang tidak ada energi alternatif lain yang lebih aman...
PLTN itu banyak bahayanya.... mulai dari bahan bakunya sampai sampahnya juga berbahaya...

alternatif yang dimaksud itu apa ya mas???
banyak bahayanya?maksudnya??
gw mo copas dari blog gw...
kliktedy.wordpress.com/2008/06/10/mengapa-menolak-pltn-bagian-2/#more-131

sekedar gambaran saja PLTN dapat dikategorikan memiliki insiden dengan kemungkinan yang kecil namun dengan kosenkuensi yang tinggi atau "low probability, high consequences" . Suatu bencana dapat disebut katastrofi jika mengakibatkan sedikitnya 3.000 korban jiwa atau 45.000 orang cedera; maka probabilitas terjadinya katastrofi pada PLTN adalah sangat kecil, yaitu 1 tiap 107 tahun. Di samping katastrofi, insiden-insiden dalam skala lebih kecil yang terjadi di PLTN diperkirakan mengakibatkan kurang lebih 2 korban jiwa tiap 20 juta MWh per tahun listrik Namun kemudian dari sini jangan serta merta menjudge bahwa PLTN tidaklah aman, dan beresiko.

Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun dalam kegiatan manusia didunia ini yang tanpa resiko, seperti alat transportasi yaitu pesawat yang memiliki resiko jatuh saat terbang, kapal laut yang memiliki resiko tenggelam saat berlayar dan sebagainya. Begitu pula dengan PLTN, karena sebenarnya tidak hanya PLTN saja yang beresiko. Semua teknologi di dunia ini memiliki resiko tanpa kecuali, begitupula dengan PLTU. Menurut data di AS, sejauh ini teknologi PLTU telah menelan 1.300 korban jiwa dan 40.000 orang cedera sementara untuk PLTN 5.000 orang cedera dan kurang dari 100 korban jiwa. Patut diketahui pula India dan Pakistan, yang mempunyai tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi dari Indonesia, mampu mempunyai PLTN. Dan sampai sekarang tidak pernah terjadi kecelakaan nuklir. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

radiasi sinar-sinar radioaktif yang selama ini menjadi bahan kecemasan masyarakat (selanjutnya akan disebut radiasi) bukanlah sumber utama polusi pada PLTN. Ini terbukti bahwa secara rata-rata untuk seorang yang tinggal sampai 1 km dari sebuah reaktor nuklir, dosis radiasi yang diterimanya dari bahan-bahan yang dipakai di reaktor tersebut adalah kurang dari 10% dari dosis radiasi alam (dari batuan radioaktif alami, sinar kosmis, sinar-sinar radioaktif untuk maksud-maksud medis)

Bandingkan dengan penggunaan batubara sebagai sumber energi listrik ( PLTU ). Pemakaian batubara sebagai bahan bakar dapat menimbulkan polutan yang mencemari udara berupa

1. gas SOx (oksida-oksida belerang) yang dikenal sebagai sumber gangguan paru-paru dan berbagai penyakit pernafasan.
2. gas NOx (oksida-oksida nitrogen),, yang bersama dengan gas SOx adalah penyebab dari fenomena "hujan asam" yang terjadi di banyak negara maju dan berkembang, terutama yang menggantungkan produksi listriknya dari PLTB. Fenomena ini diperkirakan membawa dampak buruk bagi industri peternakan dan pertanian.
3. gas COx (karbon monoksida) yang membentuk lapisan yang menyelubungi permukaan bumi dan menimbulkan efek rumah kaca ("green-house effect") yang pada akhirnya menyebabkan pergeseran cuaca yang telah terbukti di beberapa bagian dunia.
4. partikel-partikel debu (fly ash) selain mengadung unsur-unsur radioaktif juga berbahaya bagi kesehatan jika sampai terhirup masuk ke dalam paru-paru.
5. logam-logam berat seperti Pb,Hg,Ar,Ni,Se dan lain-lain, yang terbukti terdapat dengan kadar jauh di atas normal di sekitar PLTU.

Sungguh unik memang bahwa ternyata batubara juga melepaskan partikel-partikel radioaktif. Hal ini terjadi karena batubara juga mengandung unsur radioaktivitas alam yang terjebak di dalamnya. kemudian pada saat pembakaran terjadi pembelahan menyebabkan unsur radioaktivitas alam tersebut akan ikut ke luar bersama-sama dengan gas emisi lainnya. Mengapa unsur radioaktif terjebak di dalam batubara? ini tidak lain karena unsur radioaktif lebih dulu terbentuk di bumi ini dibandingkan dengan terbentuknya batubara. Unsur radioaktif seperti batuan Uranium terbentuk pada zaman geologi yang disebut Pra Kambrium ( 3900 juta tahun yang lalu), sedangkan batubara terbentuk jauh sesudah zaman Pra Kambrium.

Jadi Batubara yang terbentuk jauh sesudah terjadinya unsur radioaktif di bumi ini, akan menangkap dan menjebak unsur radioaktif yang sudah terbentuk lebih dulu. Unsur radioaktif yang terjebak di dalam batubara tersebut akan ke luar pada saat terjadi pembelahan (cracking) akibat pembakaran batubara.

Pada saat batubara dibakar terjadilah pembelahan (cracking) molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan pada saat inilah unsur radioaktif yang terjebak di dalam batubara selama berjuta-juta tahun akan ke luar bersama-sama dengan hasil emisi batubara lainnya. Unsur radioaktif yang ke luar dari cracking batubara sangat banyak dan ini tergantung pada jenis dan asal tempat penambangan batubara. Hasil penelitian terakhir menyebutkan bahwa unsur radioaktif yang ke luar sebagai polutan pencemar udara lingkungan sekitar 36 macam unsur radioaktif. Yang diantaranya adalah

1. Timbal-210 yang memiliki waktu paro 19,4 tahun,

2. Plonium - 210 dengan waktu paro 138,3 hari,

3. Protactinium-231 dengan waktu paro 3,43 x 10^4 tahun,

4. Radium-226 yang memiliki waktu paro 1620 tahun,

5. Thorium-232 dengan waktu paro 1,39 x 10^10 tahun,

6. Uranium-238 dengan waktu paro 4,5 x 10^9 tahun,

7. Karbon-14 dengan waktu paro 5730 tahun

Polutan radioaktif nomor urut 1 sampai dengan 6 adalah golongan logam berat yang dapat menyababkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia apabila masuk ke dalam tubuh manusia. Dari segi paparan radiasi, radiasi Beta yang ke luar dari Timbal-210 merupakan bahaya radiasi eksternal (unsur radioaktif tersebut walaupun berada di luar tubuh manusia tetap dapat merupakan sumber bahaya radiasi, apalagi kalau sampai masuk ke dalam tubuh manusia.) dan internal terhadap tubuh manusia, sedangkan radiasi Alpha yang ke luar dari Polonium-210 sampai dengan Uranium-238 merupakan bahaya radiasi internal terhadap tubuh manusia (artinya unsur radioaktif tersebut tidak berbahaya kalau hanya berada di luar tubuh manusia karena daya tembusnya (jangkauannya) yang sangat pendek, akan tetapi menjadi berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia ).

Dari segi daya racunnya polutan radioaktif nomor 1 sampai dengan 4 di atas termasuk kelompok radiotoksisitas sangat tinggi, sedangkan polutan radioaktif Thorium-232 dan Uranium-238 termasuk kelompok radiotoksisitas rendah. Namun meskipun begitu, kedua unsur radioaktif tersebut ( Thorium-232 dan Uranium-238 ) merupakan induk radioaktivitas alam yang dapat "meluruh/beranak-cucu" sampai banyak. Thorium-232 akan menurunkan 11 unsur radioaktif alam dan satu unsur stabil (Timbal-208), sedangkan Uranium-238 akan menurunkan 17 unsur radioaktif alam dan satu unsur stabil (Timbal-206). Karbon-14 yang termasuk termasuk kelompok radiotoksisitas sedang dapat berupa abu karbon (fly ash) atau dalam bentuk gas CO2 dan senyawa hidrokarbon lainnya yang radioaktif.

rawWARus

sebenernya ada sh yg sehebat energi nuklir, sya ada ide tp blm nemu teman yg cocok bt bikin proyek ini, kmrn2 sy sempet mo gabung ma salah satu lembaga yg udh berdiri di sekitar pasar minggu di jl.jati padang tp msh ragu apa mau mendanainya
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...


rawWARus

wah q ga setuju...itu cuma karena pemerintah yg males mikir cara lain untuk menghasilkan energi, masih banyak energi alternatif yg lebih aman dan efisien, tapi mereka kurang mempedulikannya
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Idad

setuju.., saoalnya kita juga ga mungkin terus menurs mengandalakan SDM unrenewable
Pakai Coal atau minyak bumi lama kelamaan bisa habis. Malah tambah gawat jadinya.
Kita akan kekurangan bahan bakar untuk mobil (kec. mobil mw pake tenaga nuklir juga.., hehehe..).

Tapi untuk efektifnya, kita bisa mengandalakan kekuatan PLTN (ingat, nuklir jangan dibayangkan sebagai senjata yang bisa meledak duaar..., tapi coba bayangakan sebagai inti atom yang terus membelah, dimana tiap kali membelah akan ada energi yang dihasilkan)
Nuklir disini di turunkan dari kata nuke yang berarit ini\ti, atau juga nucleon.

Efektifnya, Nuklir dapat membangkitkan tenaga sampai bermega-mega watt samapai sekian puluh tahun (CMMIW).

Mungkin PLTN ini ada tentangan dari banyak orang soal penemaran lingkungan.Teptai kalau dilihat lihat, penggunaan PLTN pada tempatnya malah bisa mengurangi polusi udara oleh polutan kendaraan bermotor dan asap dari PLT bertenaga Coal.
PLTN menghasilkan panas dan Uap yang dibuang ke atas, bandingkan dengan PLT - PTT yang lain yang menghasilkan mungkin sampai tonan CO2 dalam volume.

Hitungannya begini, Satu PLTN kira2 dapat menggantikan 20 Coal Reactor di suatu daerah, bahkan mungkin lebih(CMIIW, saya ambl dari perbandingan tenaga yang dihasilkan)). Coba bayangkan, dengan ini kita sudah menghambat penciptaan polusi udara hingga 19/20 * 100% = 95% dari total polusi pabrik.

APlagi jika semua kendaraan bermotor pakai NUklir.., wah.., mungkin kita bisa2 ga perlu ngisi bensin lagi. Pasti pada mau kan.., hehehe..,

Untuk panas yang dihasilkan kita tidak perlu khawatir. Panas ini pun dapat dikonversi lagi dengan memanfaatkan prinsip Thermodinamika untuk pembangkit listrik. Untuk penyebarakn panas, tentu saja dapat di lokalisasi di suatu tempat agar tidak merusak lingkungan terlalu parah.

Soal SDM saya rasa tidak masalah. Ada banyak SDM Indonesia yang berpotensi. Sayag, karena negara kita kurang punya wadah, banyak SDM-SDM baik tadi berpaling keluar negeri....(ini banyak lhoh..., )

Satu hal yang kita perlu ingat yaitu apapun teknologinya, yang namanya ciptaan manusia pasti ada kelemahannya dan ada dampaknya bagi lingkungan. Tiada satupun ciptaan manusia yang sempurna. Jadi, kita tinggal membuat balot saja, teknologi manakah yang saat ini cocok dengan kondisi negara kita. Dan, dalam memilih, kita harus mengushakan agar selalu objektif, jangan mengedepankan subjektifitas dan ego kelompok semata. Memang kadang-kadang keputusan itu jatuh di hal yang tidak mengenakkan kita...


Neutrino

Kutip dari: rawWARus pada Juli 06, 2009, 09:23:29 PM
wah q ga setuju...itu cuma karena pemerintah yg males mikir cara lain untuk menghasilkan energi, masih banyak energi alternatif yg lebih aman dan efisien, tapi mereka kurang mempedulikannya
contohnya apa mas??

cassle

Jujur saja saya sangat setuju sekali dengan konsep PLTN.

Mudah saja, meskipun saya adalah orang awam dan tidak (atau belum) bekerja di bidang nuklir, saya tentunya tidak mau terjebak dengan kecelakaan-kecelakaan nuklir yang terlalu diekspos media massa. Kalo tidak diekspos, beritanya mana laku?

Anggap saja sebagai pesawat terbang. Dahulu, berapa banyak orang yang mengalami kecelakaan pesawat terbang? Sekarang, berapa banyak orang yang sedang terbang saat ini?

Perkembangan dan teknologi ibaratkan investasi, tidak mungkin tanpa risiko.

Hanya saja, tergantung mana yang lebih kita prioritaskan. Menuju ke arah dunia yang berkembang, atau yang stagnan?

Nah, kalau kita tidak percaya pada kemampuan bangsa sendiri, lalu pada siapa kita harus percaya? Bangsa asing? Artinya, bekerja di negara lain? Atau merekrut sebanyak-banyaknya tenaga kerja asing tanpa menyadari potensi anak bangsa sendiri?

Itu namanya, brand minded. :D atau made in minded?  ;D

gonuklir

sudah seharusnya pemerintah membangun pltn. Bila melihat kebutuhan energi saat ini. Kita juga harus realistis dengan data cadangan minyak bumi kita yang hanya bisa bertahan 30 tahun lagi, harga minyak dunis yang terus melambung.

rawWARus

klo q sudah saatnya GO GREEN...
sudah makin rusak bumi kita ini...
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...


heru.htl

#26
Proyek nuklir paling-paling cuma diambil labanya doang! maintain-nya paling juga payah...

Tuh lihat sebelah selatan rumah gua --> PLTU Cilacap... mana fungsinya?
cuma bikin polusi doang... power di kota gua Purwokerto tetap distok dari Bendungan Sudirman Banjarnegara! Malahan power buat kota Cilacap juga masih distok dari Banjarnegara juga...

Kalau diluar negeri mah PLTN beneran 100% tenaga nuklir dan efektif.

Tetapi kalau di Indonesia paling:
PLTN === Pembangkit Listrik Tenaga Non-Sense!
PLTN === Pembangkit Listrik Tenaga Numpang-Laba!

Yang lebih menakutkan lagi, tingkat kecerobohan teknis di Indonesia ini tergolong tinggi, wah, kalau harus nyoba PLTN bisa-bisa jadi PELEDAK LISTRIK TENAGA NUKLIR, bukan PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR.

Neutrino

Kutip dari: heru.htl pada Oktober 10, 2009, 05:05:42 AM
Proyek nuklir paling-paling cuma diambil labanya doang! maintain-nya paling juga payah...

Tuh lihat sebelah selatan rumah gua --> PLTU Cilacap... mana fungsinya?
cuma bikin polusi doang... power di kota gua Purwokerto tetap distok dari Bendungan Sudirman Banjarnegara! Malahan power buat kota Cilacap juga masih distok dari Banjarnegara juga...

Kalau diluar negeri mah PLTN beneran 100% tenaga nuklir dan efektif.

Tetapi kalau di Indonesia paling:
PLTN === Pembangkit Listrik Tenaga Non-Sense!
PLTN === Pembangkit Listrik Tenaga Numpang-Laba!

Yang lebih menakutkan lagi, tingkat kecerobohan teknis di Indonesia ini tergolong tinggi, wah, kalau harus nyoba PLTN bisa-bisa jadi PELEDAK LISTRIK TENAGA NUKLIR, bukan PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR.

hahaha..
komentar anda menunjukkan anda belum paham dengan manajemen PLTN
PLTN tuh jangan disamakan dengan PLTU
PLTN dibangun tuh harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara internasional oleh IAEA
jadi mulai pembangunan, SDM, bahan bakar, perawatan dan kesalamatan itu harus mendapat jaminan mutu dan selalu di inspeksi serta diperiksa oleh IAEA
jadi ga ngawur

heru.htl

Justru itu... disinilah rasa skeptik saya, atau mungkin anda juga skeptik --> SDM kita belum siap bung... nanganin PLTU saja nggak beres... apalagi PLTN...

Idad

PLTN kan macem2.., sekarang kan udah ada jenis baru menggantikan model batang penegndali yang lama.., (sya lupa namanya).., yang jelas yang baru ini jauh lebih aman.., ga pakai batang pengendali sepertu PLTN Konvensional.,..,
dan juga klo ga salah ramah lingkungan..,