-
Tutorial Memberikan Support Sesama Konten Kreator Facebook...
oleh olhdtsmg2
[September 14, 2023, 07:33:31 PM] -
Account Turnitin Student No Repository (Actived) Activation...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 31, 2023, 10:05:47 PM] -
Hallo Salam Kenal
oleh kimmylie
[Agustus 18, 2023, 06:11:29 AM] -
Training Online Panel Data Regression Free With Stata,...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 17, 2023, 11:42:56 AM] -
Workshop Panel Data Regression Free With Stata, Eviews,...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 12, 2023, 09:48:10 AM]
Anggota
- Total Anggota: 27,915
- Latest: SandraBam
Stats
- Total Tulisan: 139,653
- Total Topik: 10,405
- Online today: 154
- Online ever: 1,582
- (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 30
Total: 30
Guests: 30
Total: 30
Halaman: [1] 2
Dalam Pertemuan Nasional ke-239 <span style="font-style: italic;">American Chemical Society</span> (ACS), Robert Perry dan rekan kerjanya memaparkan bahwa pembangkit listrik batubara merupakan sumber emisi CO<sub>2</sub> terbesar. Dari 8.000 pembangkit listrik batubara yang ada di Amerika Serikat, sebanyak 2,8 milyar ton CO<sub>2</sub> dilepas ke atmosfer setiap tahunnya. Belum lagi dari 50.000 pembangkit listrik serupa dari seluruh dunia.
<div style="text-align: justify;">Sekali lagi alam dan sejarah telah memberikan contohnya. Norma Alcantar bersama timnya memutuskan untuk meneliti kaktus pir yang berduri atau bahasa latinnya <span style="font-style: italic;">Opuntia ficus-indica</span>. Kaktus jenis ini telah digunakan sejak abad ke-19 oleh masyarakat Meksiko sebagai pemurni air.</div>
<div style="text-align: justify;">Pola instant 3M untuk mencegah berkembangnya nyamuk demam berdarah sepertinya efektif untuk jangka pendek. Mengubur kaleng bekas adalah persoalan besar di masa datang. Bayangkan bila ternyata racun dari kaleng yang berkarat pastinya akan berdampak negatif bagi tanah, dan pastinya akan sulit mengurainya secara alamiah.</div>
<div style="text-align: justify;">Keserakahan dan sifat tamak kita mengejar keuntungan sesaat membuat kita lupa tentang arti pentingnya lingkungan bagi kesinambungan kehidupan. Ada yang belum pernah terpikirkan oleh kita selama ini. Pola warisan sistem sentralistik yang selama ini dipaksakan kepada kita, seolah-olah menafikkan keberadaan masyarakat untuk mengelola lingkungannya sendiri. Banjir, tanah longsor, adalah akibat dari tidak arifnya kita mengelola lingkungan.</div>
<div style="text-align: justify;">Hutan mangrove sangat penting karena memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Ia berperan dan memiliki andil dalam hal sosial, ekologi, lingkungan, dan ekonomi. Beberapa fungsi penting mangrove adalah mengurangi abrasi pantai, serta mengurangi tekanan ombak laut. Kita tentu tahu, akar-akar khusus mangrove yang mencengkeram daratan mampu menahan laju ombak yang dapat menimbulkan erosi. Selain itu, adanya pepohonan, daun-daunan, menyebabkan mangrove mampu bertindak sebagai "perangkap" angin laut yang dingin. Hal ini sangat menguntungkan manusia dari sisi ekologis. Terlepas dari keuntungan-keuntungan hutan mangrove yang sangat banyak yang hanya tuliskan secuplik saja disini, sekarang tengah digencarkan program <span style="font-weight: bold;">lestari mangrove</span>, yang tujuannya untuk memperbanyak hutan mangrove.</div>
Beberapa hari lalu saya memoderatori acara Seminar Lingkungan Hidup 2008 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Legislatif Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya yang diadakan di Hotel Shangri-La, Surabaya. Topik saat itu adalah pemanasan global, utamanya berkaitan erat dengan event penting tahun 2007 lalu di Bali tentang kesepakatan menurunkan emisi CO2 pada negara-negara maju.
Yang menarik sejak saat itu adalah, upaya pemerintah untuk menggalakkan proses menurunkan emisi CO2 melalui elemen mitigasi dan adaptasi melalui efisiensi proses (konservasi energi). Dan ini sudah dilakukan di Jawa Timur, utamanya melalui berbagai strategi kebijakan yang telah dirumuskan.
Yang menarik sejak saat itu adalah, upaya pemerintah untuk menggalakkan proses menurunkan emisi CO2 melalui elemen mitigasi dan adaptasi melalui efisiensi proses (konservasi energi). Dan ini sudah dilakukan di Jawa Timur, utamanya melalui berbagai strategi kebijakan yang telah dirumuskan.
<p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span lang="IN" style="">Surfaktan adalah molekul amphipatik yang terdiri atas gugus hidrofilik dan hidrofobik, sehingga dapat berada di antara cairan yang memiliki sifat polar dan ikatan hidrogen yang berbeda, seperti minyak dan air. Hal ini menyebabkan surfaktan mampu mereduksi tegangan permukan dan membentuk mikroemulsi sehingga hidrokarbon dapat larut di dalam air, dan sebaliknya.<o:p></o:p></span></p>
<span lang="IN" style="">Surfaktan memegang peranan penting dalam berbagai aplikasi praktis dan produksi deterjen, emulsifier, cat, tinta, untuk formulasi herbisida dan insektisida dalam bidang argokimia, serta industri kosmetik. Dalam bidang teknik lingkungan, tujuan penggunaan surfaktan adalah untuk meningkatkan <em>bio-availability </em>senyawa polutan yang memiliki kadar solid yang tinggi sehingga dapat menjadikannya lebih <span style="">mudah larut </span>terhadap pelarut atau media.</span>
Bila alam sudah murka terhadap manusia maka bersiap-siaplah menuai berbagai bencana. Dalam berbagai lini kehidupan manusia dapat kita rasakan secara nyata sekarang ini dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya <a href="http://www.forumsains.com/index.php/topic,309.0.html"><strong>Pemanasan Global</strong></a> akibat Efek Rumah Kaca yang pada akhirnya menyebabkan perubahan iklim secara global. Fenomena ini, yang dipopulerkan oleh kaum intelektual dan pers, sebetulnya sudah menunjukkan gejalanya semenjak menginjak era millennium. Momentum awalnya mungkin dapat kita saksikan pada beberapa dekade sebelumnya pada saat revolusi industri sedang gencar-gencarnya seraya dengan makin cepatnya tingkat perkembangan ilmu pengetahuan saat itu. Sungguh sangat disayangkan dan disesalkan bila kemapanan dalam bidang sains justru merusak bumi yang menjadi pijakan manusia selama ini dan bukannya makin menjaga kelestariannya. Bukankah bumi ini diwariskan kepada kita untuk menjaga dan melestarikannya, bukan malah mengeksplotasinya seenak hati tanpa memikirkan dampak negatif yang akan terjadi. Lantas, bagaimana sikap kita dalam mengatasi konflik global yang berkepanjangan ini ? Seberapa besar ancaman yang kita hadapi baik untuk saat ini maupun nantinya?
Isu tentang pemanasan global lagi naik daun saat-saat sekarang ini. Sejumlah fakta membuktikan bahwa bumi kita sekarang ini memang telah mengalami peningkatan suhu, perubahan iklim gobal, dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal inilah juga yang mungkin menyebabkan terjadinya kondisi cuaca yang makin buruk pada hampir seluruh negara yang salah satu dampaknya adalah makin meningkatnya intensitas kejadian angin tornado dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Harta benda dan jiwa banyak yang melayang akibat ulah tornado ini. Walaupun demikian kita jangan langsung menjustifikasi bahwa kita semua tidak turut bertanggung jawab terhadap kondisi sekarang ini. Justru kitalah yang paling besar mengemban tanggung jawab agar bumi kita ini dapat terpelihara dengan baik. Sebab perubahan iklim yang cukup kritis sekarang ini tidak lain juga merupakan ulah tangan-tangan jahil manusia yang seenaknya saja mengeksploitasi kekayaan bumi tanpa memperdulikan dampak kerusakan yang ditimbulkannya. Seperti halnya pepatah, yang saya yakin sudah akrab di telinga kita semua, menyatakan “Sedia payung sebelum hujan” maka seyogyanya kita, terlebih bagi orang awam, mengenal lebih jauh seluk beluk tornado agar nantinya dapat dilakukan tindakan antisipasi yang lebih matang sehingga setidaknya dapat mengurangi jumlah kerugian, baik dari segi materi dan terlebih lagi nyawa manusia. Lantas apa dan bagaimanakah tornado itu?
Pada saat anda menyelesaikan kalimat pertama ini, 7 orang telah dilahirkan ke dunia ini. Pada angka pertumbuhan ini, United Nations memperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai dua kalinya pertengahan abad ini. Walaupun dengan pengurangan laju kelahiran sekalipun, populasi diperkirakan meningkat dari 6,7 milliar saat ini ke 9,2 milliar tahun 2050. Gambaran ini sangat mengejutkan. Walau demikian, belum ada yang memperhatikan ini secara serius di pemberitaan minggu kemaren: pengumuman oleh dua partai utama Britain bagaimana mereka akan bertindak apa yang kita sepakati sebagai ancaman terbesar planet ini, pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim.
Halaman: [1] 2