Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:38:12 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 127
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 99
Total: 99

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Kenapa makan Babi Haram??

Dimulai oleh Christyo, April 28, 2010, 11:03:13 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

utusan langit

kenapa telinga manusia normal 2?

Pi-One

Kutip dari: utusan langit pada Januari 25, 2011, 12:44:46 PM
kenapa telinga manusia normal 2?
Karena moyangnya juga punya 2 telinga, dan itu diwariskan dari generasi ke generasi.

Jay Ram

#107
Kutip dari: Pi-One pada Mei 01, 2010, 08:09:49 PM
Kurasa larangan makan babi lebih pada faktor di luar konteks kesehatan. Karena jika bicara kesehatan, pengolahan yang tepat bisa mengurangi bahayanya. Dan alasan kenapa daging babi masih dikonsumsi hingga saat ini, salah satunya karena babi termasuk hewan yang paling mudah dipelihara dan mudah berkembang biak...
Saya setuju.
Menurut saya mungkin karena babi punya bentuk fisik yang paling berbeda dan aneh dari hewan-hewan lain. Alkitab punya alasan tersendiri mengenai hal ini, yaitu karena berkuku belah panjang dan tidak memamah biak (tidak herbivora/tidak makan tumbuhan).

Imamat11:7-8 Demikian juga babi, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.

Imamat 11:7-8 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu

Ya, menurut saya mungkin karena punya kebiasaan yang paling berbeda dari hewan lain dari segi makanan, tingkah polah, dan bentuk tubuh.

Tapi, saya lebih memilih tidak memakan makanan dengan melakukan pembunuhan terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengemban semangat cinta dan belas kasih terhadap seluruh makhluk hidup dan untuk belajar mengendalikan emosi.

Note:
Sy tidak baca semua komentar di sini.

Ayaz

Entah apa sebabnya, rasa ingin tahu yang tak tertahankan dari manusia ataukah  semangat Ilmu pengetahuan modern yang membabi-buta menelisik semua ruang hidup manusia.

Kalau yang pertama adalah jawabannya maka kedudukan manusia sebagai 'hewan yang berakal' talah tertunaikan dengan benar. namun jika asumsi yang kedua yang dinilai benar.....agaknya perlu kajian mendalam berkenaan dengan asal-usul pengetahuan, tentang domain dan wilayah kerja sebuah ilmu dan penelitian.

Empirisme yang menjadi otak dari penelitian ilmiah sering secara sembrono mengadili sebuah wilayah lain nun jauh disono,. Metodologi empiriseme yang berbasiskan pada metodologi induktif untuk menetapkan sebuah keseluruhan sepertinya memiliki sejumlah kasus fundamental yang tak akan pernah bisa digarap oleh metode dan praktek seperti ini.

Metoda Empirisme adalah sorot baterai dikegelapan malam tapi bukanlah sebuah nyala besar yang mampu menyinari ufuk bumi diseberang sono. Benar adanya bahwa sebagian hidup manusia diarahkan dan ditunjang oleh keunggulan ilmu dan capaian ilmu ini didalamnya.

Numun tidaklah benar menyandarkan hasil penelitian empirisme pada segenap ruang kehidupan, Obyek dan sasaran penelitian yang didaulat oleh metode Pisau Empirisme adalah benda yang berwujud materi. Sementara pesan-pesan Agama dalah sebuah proposisi yang bernilai benar atau salah. Benar!! Bahwa babi adalah obyek yang berbentuk kasat mata, namun perlu diingat bahwa babi bukanlah melulu seonggok daging yang berbentuk namun sebuah keseluruhan antara benda yang berjasad dan sebuah nyawa yang subtil.

Adalah keliru memandang babi dan sejenisnya hanya berdasar pada aspek lahiriah semata. Petanyaannya adalah lalu apa yang lahiriah dan bagaimana sejatinya entitas yang hidup ini...??? Inilah ruang kosong yang tak akan dijejak oleh Pisau laboratorium. Lalu bagaimana kesanggupapn kita meretas sebuah misteri hidup ini ?? apakah tersedia sebuah jalan yang memungkinkan untuk kita tidak tersesat didalamnya...??
Ya!! dan itulah pesan-pesan langit. Ada semacam sebuah "Tanggung jawab" yang dimiliki oleh Tuhan terhadap Makhluknya dan Tuhan menunaikannya lewat ayat dan pesan-pesan sucinya.

Mengapa demikian?? Ya inilah keterbatasan hidup dari manusia namun sesungguhnya menyimpan ketidakterbatasan asasi pada dirinya, yang diilustrasikan sebagai hub Makhluk dan Khaliqnya. Tuhan "turun" dalam bahasa dalam pesan dan dalam sebuah tuntunan sebagai alat komonikasi kepada ciptaannya.

Terakhir adalah; bahwa sejuta virus dan seabrek epidemi mematikan yang ada pada daging babi sekalipun  bukanlah sebuah sebab utama dari diharamkannya mengkonsumsi daging hewan tersebut. Literatur Agama agkanya lebih menekankan pada faktor non materi yang dimiliki sejumlah hewan tertentu untuk tidak dikonsumsi. Apa itu..?? Wallahua'lam.


semut-ireng

#109
Apa itu ....?? he he he ............

*  sehingga ' sesuatu ' yang alami,  menjadi ' sesuatu ' yang tidak aman dilakukan di era sekarang ini ..............................

Ayaz

hehe......saya terawangnya dulu.

?

Kutip dari: Pi-One pada Januari 26, 2011, 10:13:30 AM
Karena moyangnya juga punya 2 telinga, dan itu diwariskan dari generasi ke generasi.

asli ngakak :D

fadhly

Kutip dari: Pi-One pada Mei 01, 2010, 10:38:35 AM
Bicara soal bahasa, kurasa tiap produk daging juga memiliki bahaya sendiri. Misal daging kambing yang kalau gak salah mudah memicu peningkatan kadar kolesterol. Atau sapi dengan bahaya penyakit sapi gila.

Bahasa yang digunakan dalam Alquran adalah lahma alkhinzeeri,
lahma = daging
alkhinzeeri = babi,

tetapi

alkhinzeeri dapat berarti dipahami sebagai dua kata,

khinz = busuk
aara = lihat atau pandang,

sehingga

lahma alkhinzeeri = daging yang dipandang telah busuk.

Jadi dagingnya dapat berasal dari ternak apa saja.



Monox D. I-Fly

Kutip dari: fadhly pada September 09, 2011, 02:46:42 PM
Bahasa yang digunakan dalam Alquran adalah lahma alkhinzeeri,
lahma = daging
alkhinzeeri = babi,

tetapi

alkhinzeeri dapat berarti dipahami sebagai dua kata,

khinz = busuk
aara = lihat atau pandang,

sehingga

lahma alkhinzeeri = daging yang dipandang telah busuk.

Jadi dagingnya dapat berasal dari ternak apa saja.

Mungkin orang Arab menganggap babi sebagai hewan yang busuk, makanya di Bahasa Arab kata babi dapat juga diartikan sebagai "dipandang busuk". Hal ini sama kayak penulisan huruf Kanji di Bahasa Jepang, atau contoh yang lebih familiar yaitu Bahasa Malaysia dimana traktor disebut sebagai "setrika bumi".
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

kusmardiyanto

karena Tuhan melarang makan babi...maka dari itu makan babi harom....

Pi-One

Apa pada tahu, kalau industri peternakan adalah salah satu yang mempercepat pemanasan global dan hasilnya gak sebanding jika lahan dengan luas yang sama digunakan untuk pertanian misalnya? Meski hitungan yang sama akan berbeda jika yang diternakkan adalah babi.

ssdestroyer

Kutip dari: kusmardiyanto pada September 04, 2014, 09:31:19 PM
karena Tuhan melarang makan babi...maka dari itu makan babi harom....
wkwkwkwkwk
seandainya anda ada di antartika dan makanan yang tersedia hanya daging babi,apakah anda makan daging babinya?

Monox D. I-Fly

Kutip dari: ssdestroyer pada November 17, 2014, 03:36:30 PM
wkwkwkwkwk
seandainya anda ada di antartika dan makanan yang tersedia hanya daging babi,apakah anda makan daging babinya?

Jadi inget dulu pernah kepikiran kalo' kondisi kayak gitu kira-kira seandainya mati kelaparan gara-gara hal itu, apa dia akan masuk surga (karena saking bela2innya buat nggak makan babi) atau masuk neraka (karena dianggap menganiaya diri sendiri, dimana kalau dalam keadaan terpaksa makan babi itu halal). Ironis juga kalau dia mati kelaparan hanya karena ingin mempertahankan prinsip Islam pantang makan babi tapi ternyata malah masuk neraka karena oleh Tuhan dianggap menganiaya diri sendiri.
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

mhyworld

Kutip dari: Monox D. I-Fly pada November 20, 2014, 11:38:34 PM
Jadi inget dulu pernah kepikiran kalo' kondisi kayak gitu kira-kira seandainya mati kelaparan gara-gara hal itu, apa dia akan masuk surga (karena saking bela2innya buat nggak makan babi) atau masuk neraka (karena dianggap menganiaya diri sendiri, dimana kalau dalam keadaan terpaksa makan babi itu halal). Ironis juga kalau dia mati kelaparan hanya karena ingin mempertahankan prinsip Islam pantang makan babi tapi ternyata malah masuk neraka karena oleh Tuhan dianggap menganiaya diri sendiri.
Seingat saya hal-hal yang haram diperbolehkan asal dalam kondisi darurat. Cuma batasan daruratnya cenderung menjadi subyektif, dan mungkin akan berbeda pandangannya antara satu orang dengan yg lain.
once we have eternity, everything else can wait