Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 04:45:42 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 194
Total: 194

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

karya tulis

Dimulai oleh zoldik, Agustus 04, 2013, 12:37:00 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

zoldik

ingin minta komen dari temen2 sastra tentang tulisan saya, saya nyoba nyampurin antara karya sastra dan ide2 sains, contohnya adalah sebagai berikut:

Pikiran kita memang sangat rapuh, alam bawah sadar kita tidak dapat membedakan antara mana yang realita dan mana yang imajinasi. Mau tidak mau ketika kamu berkumpul dengan teman-temanmu yang bertanduk tadi, kau akan masuk dalam jerat  lingkaran meme virus bisikan setan 'kelihatannya dia belum memiliki pacar'; 'sangar (hebat)... dia itu udah menolak 10 pria yang nembak dia'; 'dia itu dari kelurga terpandang, keluarga dokter'. Zzzzzzzzzzzzzzzzzz. Terus-terus dan terus, penderitaanku seperti mencari ujung dari bilangan irasional pi (π ) yaitu bilangan yang bisa kau dapatkan bila membagi keliling lingkaran dengan diameternya, sebuah bilangan yang dapat kau temui awalnya tetapi tak pernah kau dapati ujungnya, 22/7 atau 3.14 lebih tepatnya bilangan ini bernilai 3.14159 26535 89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 37510 58209 74944 59230 78164 06286 20899 86280 34825 34211 70679  ...... kau teruskan sendiri, dijit dikalkulatorku hanya muat sampai disitu.

Hingga akhirnya aku memilih untuk merubah pendirianku, aku tidak bisa begini terus, aku harus memutuskan sesuatu. Aku ingin mencoba menjelaskan apa yang aku rasakan, tapi untuk itu kau harus sabar masuk dalam dimensi kesadaranku. Misalkan 0 adalah diriku dan x adalah pikiranku. bagilah  bilangan 0 dengan bilangan berapa saja yang kita lambangkan dengan x. 0/x  x dirubah menjadi satu, dua atau lima seperti berikut 0/1 = 0 ; 0/2 = 0 dan 0/5 = 0. Berapapun nilai x hasilnya tetaplah nol. Setiap kali pikiranku menyuruhku untuk mendekati wanita itu  aku selalu berkata tidak, tidak,tidak dan tidak, yang artinya seperti pembagian itu tadi, hasilnya nol, nol, nol dan nol. Aku merasa tidak ada gunanya menembak wanita tersebut.  Hingga suatu saat tibalah pikiranku 'si x ini' dengan liciknya melakukan pembagian dengan diriku sendiri, nol dibagi  nol, 0/0. Pembagian dengan nol itu seperti cinta, terlarang dalam matematik. 10/5 = 2 karena 5 x 2 = 10, kita dapat melakukan operasi aljabar, tetapi berbeda dengan 0/0 = ....? Kita tidak dapat melakukan operasi aljabar, karena 0 x 5 = 0 ; 0 x 2 = 0 ; 0 x 1 = 0, angka berapapun akan memenuhi 0/0 sebab itu 0/0 menghasilkan bilangan tak tentu.

Begitu pula cinta, ketika si x mendapatkan titik kelemahanku, ia menyentuh ego ku, membaginya dengan kepentinganku sendiri. Perasaanku melambung tinggi seperti bilangan tak tentu. 'bila aku mendapatkannya, aku adalah satu-satunya pria yang dapat menaklukannya', 'orang-orang akan memandangku', kau tahukan manusia terutama para pria sering memandang orang dari pasangannya, 'seperti ratu lebah maka akulah raja lebah, bila dia ratu kampus sok pasti akulah rajanya. 'aku juga menyukainya kok, aku  terus memikirkannya, aku terus berhayal tentangnya, barang kali ia dapat menolongku menghapuskan kesepianku, dan mungkin juga menolongku dari rasa bosan menjalani hidup, ketika hidupku jauh dari apa yang aku harapkan, jauh dari cita-citaku, fisikaku'. Jadi keputusanku adalah 'aku akan menembaknya'.

mohon kritikannya baik dari segi tata bahasa, gaya penulisan, EYD, sisi emosi dll unutk lebih lanjut silakan ke
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]