Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:51:07 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 127
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 2
Guests: 80
Total: 82

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Anomali nilai tukar rupiah

Dimulai oleh Farabi, Desember 28, 2013, 12:17:09 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Farabi

Aneh,saat dollar dicetak lebih banyak ditahun 2013 nilainya justru meningkat sampai 12000 rupiah lebih, padahal kalau rupiah dicetak lagi, nilainya justru bakal turun. Inilah anehnya sistem ekonomi diindonesia yang dengan mudah dipermaikan oleh negara negara lain terutama oleh spekulan. Sistem kurs kita tidak ditentukan oleh sistem alamiah pencetakan uang melainkan oleh spekulasi mekanisme pasar yang aneh dan dengan mudah bisa dimanipulasi. Penyebab dari tingginya nilai tukar rupiah adalah karena banyak yang membutuhkan dollar untuk membayar hutang luar negeri oleh perusahaan perusahaan swasta itulah sebabnya biarpun dollar dicetak dalam jumlah banyak karena adanya hukum penawaran dimana jika penawaran meningkat harga ikut meningkat nilai tukar dollar yang harusnya turun justru malah sebaliknya menjadi tinggi, inilah yang saya sebut sebagai ketidakbecusan ahli ekonomi indonesia dan kehebatan dari ilmu ekonomi orang asing terutama barat.

Seperti yang sudah diketahui secara umum, penyebab dari tingginya nilai tukar dolar adalah karena hutang swasta yang harus dibayar pakai dolar sehingga saat musim hutang jatuh tempo nilai dollar meningkat, ditambah dengan rendahnya nilai tambah eksport kita sehingga mengakibatkan jumlah stok dollar sangat sedikit sehingga hsailnya, nilai tukar dollar meningkat. Solusi dengan membuat sendiri barang barang produk dalam negeri dan menyetop import adalah salah satu solusi terbaik yang ada, tapi tidak semua barang bisa diproduksi didalam negeri. Kita harus angkat jempol bagi produk produk dalam negeri seperty zyrex, evercoss dan nexian yang biarpun harga dollar naik tidak terpengaruh dan mempunyai harga yang tetap, beda dengan produk import misalkan dari china yang saat dollar naik ikut naik harganya. Kenaikan harga dollar dan ketergantungan pada import akan membuah inflasi yang tidak terkendali sehingga pada akhirnya, rupiah menjadi semakin tidak berharga, tabungan uangnya nilai riilnya terpotong dan hasil jerih payah berupa tabungan jadi tidak ada gunanya.

Sudah saatnya kita harus mandiri dan tidak berhutang lagi sehingga nilai tukar tidak merosot dan dalam eksport kita tiak hanya mengandalkan barang mentah tapi barang dengan nilai tambah sehingga transaksi tidak defisit. Bayangkan 1 kilogram besi dihargai 9000 rupiah, dijadikan prosesor dengan berat 100g atau kurang dengan harga 2 juta, jelas kita akan terus bangkrut kalau begini terus. Diharapkan, para ahli ekonomi yang katanya memang bisa menyelesaikan ekonomi benar benar bisa menyelesaikan masalah ekonomi kita saja bukan sekedar berwacana dan mengandalkan gelar tapi tidak ada manfaatnya bagi perekonomian kita. Diperlukan sebuah perpindahan cara berfikir(paradigm shift) sehingga kita bisa menyelesaikan masalah ekonomi kita.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

iin.ndrie

umm.. kalo bicara tentang ekspor mentah yang jadi pertanyaan kembali apakah sdm kita udah mampu untuk memproduksi barang jadi? dan apakah pemerintah mendukunganya dengan memberikan sumber dana dan keleluasaan dr birokrasi yg tdk rumit?
oh iya, mobil esemka kmarin saya dengar ada isu kalo itu sengaja digagalkan wktu tes uji emisinya  gara2 ada tekanan dr pihak jepang gitu

maaf kalo ada salah :p

Farabi

Kutip dari: iin.ndrie pada Januari 05, 2014, 11:06:45 AM
umm.. kalo bicara tentang ekspor mentah yang jadi pertanyaan kembali apakah sdm kita udah mampu untuk memproduksi barang jadi? dan apakah pemerintah mendukunganya dengan memberikan sumber dana dan keleluasaan dr birokrasi yg tdk rumit?
oh iya, mobil esemka kmarin saya dengar ada isu kalo itu sengaja digagalkan wktu tes uji emisinya  gara2 ada tekanan dr pihak jepang gitu

maaf kalo ada salah :p

Pihak indonesia sendiri sih mengklaim bisa mengelola biarpun saya sendiri juga meragukan, tapi kita lihat saja bukti dari klaim mereka, mencari sumber minya baru saja mereka tidak bisa kok. Memang mau bagaimana lagi, kita tidak punya SDM unuk mengelola tapi dilain pihak kalau terus mengeruk SDA selain kerusakan lingkungan juga bisa bangkrut kita, jadi baiknya kita bekerja sama dengan pihak manufaktur untuk membuat pengolahan bahan mentah disini dengan beberapa insentif misalkan beberapa kemudahan asalkan bukan keringanan pajak karena intinya adalah supaya bisa dijadikan pemasukan pajak untuk menopang kehidupan fakir miskin.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

ytridyrevsielixetuls

permainan spekulan kan tetap mematuhi hukum "sebab-akibat" lho. para spekulan tahu semakin langka suatu benda dan semakin tinggi kebutuhan pasar akan benda itu, maka semakin tinggi nilainya. jadinya mereka menimbun dan kemudian menjualnya lagi ketika harganya melambung tinggi.

yang bisa survive dan menang ya tentu saja yg paling kreatif. awalnya kan manusia ga butuh uang, dan tidak banyak kebutuhan. tapi manusia yg kreatif mampu menciptakan trend2 dan penemuan2 yang membuat mereka jadi pihak yg paling dibutuhkan. sehingga mereka, yang sekarang jadi penguasa, bisa melakukan spekulasi.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Farabi

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 05, 2014, 12:50:05 PM
permainan spekulan kan tetap mematuhi hukum "sebab-akibat" lho. para spekulan tahu semakin langka suatu benda dan semakin tinggi kebutuhan pasar akan benda itu, maka semakin tinggi nilainya. jadinya mereka menimbun dan kemudian menjualnya lagi ketika harganya melambung tinggi.

yang bisa survive dan menang ya tentu saja yg paling kreatif. awalnya kan manusia ga butuh uang, dan tidak banyak kebutuhan. tapi manusia yg kreatif mampu menciptakan trend2 dan penemuan2 yang membuat mereka jadi pihak yg paling dibutuhkan. sehingga mereka, yang sekarang jadi penguasa, bisa melakukan spekulasi.

Sekarang begini, bayangkan semua orang yang mempunyai uang dolar bergabung dan menjual dolarnya secara besar besaran, apa yang terjadi? Harga dolar akan jatuh, tapi bagaimana dengan rupiah? jelas harganya akan jatuh juga. Aksi spekuliasi adalah aksi main judi yang memperkirakan apakah suatu komoditas bisa naik harganya atau turun, masalah ambil untung dalam dagang memang wajar, tapi kalau gara gara mereka ekonomi suatu negara jadi bangkrut gimana? saat mereka mengambil untung orang yang menabung puluhan tahun tidak bisa beli apa apa karena rupiah harganya turun dan harga harga naik, apakah ini yang anda maksud sebagai kreatifitas dan diperbolehkan dalam prakteknya?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

ytridyrevsielixetuls

saya hanya memberitahukan anda caranya untuk jadi penguasa seperti mereka, bukan membenarkan bermain spekulasi melemahkan nilai rupiah. untuk menangani isu-isu semacam ini kan anda harus melihat cara berpikir seperti mereka supaya bisa tahu strategi apa yang mereka lakukan untuk memenangkan persaingan ekonomi. di awal anda menyinggung soal produk2 lokal, ya itulah salah satu contoh kreartif. kalau anda ingin naik keatas dan meningkatkan posisi tawar, anda mesti kreatif.

but that aside, sekarang kita berandai-andai kita yang di posisi atas. apakah sistem ini akan kita rubah supaya kita jadi setara dengan negara lain karena kita kasihan dengan mereka? atau kita akan menyalahkan negara lain karena mereka tidak kreatif seperti kita? saya pribadi lebih suka menjadi kreatif tapi tanpa mempermainkan negara lain. jadi kalau kita jadi pihak yang paling dibutuhkan karena kemampuan kita so sudah wajar kalau kita menaikkan posisi tawar.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

rynmaru

Kutip dari: Farabi pada Januari 05, 2014, 12:01:53 PM
Pihak indonesia sendiri sih mengklaim bisa mengelola biarpun saya sendiri juga meragukan, tapi kita lihat saja bukti dari klaim mereka, mencari sumber minya baru saja mereka tidak bisa kok. Memang mau bagaimana lagi, kita tidak punya SDM unuk mengelola tapi dilain pihak kalau terus mengeruk SDA selain kerusakan lingkungan juga bisa bangkrut kita, jadi baiknya kita bekerja sama dengan pihak manufaktur untuk membuat pengolahan bahan mentah disini dengan beberapa insentif misalkan beberapa kemudahan asalkan bukan keringanan pajak karena intinya adalah supaya bisa dijadikan pemasukan pajak untuk menopang kehidupan fakir miskin.
bukan sdm nya yg nggk memenuhi gan :D bnyak kok orang pinter di indonesia, sayangnya kalah sma kkn & modal suap. Lagipula klau pihak swasta asing yg mengelola, kn yg tandatangan ijinnya bisa dpet upeti  ;D

danzJr

bukannya nilai dollar naik itu karena perekonomian disana sudah mulai pulih ya?

dan saya rasa ga mungkin untuk suatu negara terbebas dari namanya hutang-piutang karena dititik dimana anggaran negara sudah nyaris mendekati titik "minimal" maka negara tersebut harus memikirkan agar bagaimana caranya kas keuangan mereka tidak bertemu dengan titit tersbut, kalau sampai bertemu kemungkinan negara itu bakal collapse, dan satu-satunya cara ya berhutang, dan ada sesuatu yg menarik di sini, biasanya suatu negara akan berhutang untuk membayar hutangnya tersebut.

IMO
kenapa negara kita ini "lemah dan manja?" dimana" membutuhkan teknologi negara orang lain, sulit mengembangkan teknologi sendiri, padahal SDM dan SDAnya sudah bisa dikatakan lebih dari cukup.

sebenarnya yg membuat negara ini menjadi lemah dan manja tersebut ya karena negara kita ini terlalu kaya akan sumber daya alamnya sehingga orang" sulit untuk berfikir krisis, coba anda lihat jerman, dimana negara itu sulit untuk mendapatkan cahaya matahari sebagai sumber enegry listrik dan sulitnya mencari SDA untuk PLTA/PLTU/PLTS. karena kesulitan tersebut orang disana berfikir bagaimana jika listrik itu bisa di "simpan" sehingga mereka berhasil merubah listrik menjadi suatu gas yg dapat dijadikan energy listrik.

di indonesia? batu bara banyak, gas banyak, matahari 12jam penuh dalam 1thn dan tidak ada kesulitan, itu sebabnya negara ini sulit untuk berfikir krisis yg melahirkan orang" hebat. orang" hebat asli indonesiapun selalu terikat atau ditarik oleh negara asing.

dan dollar itu mahal karena banyaknya investor asing yg menaru uang mereka di sini, jadi bisa dikatakan bahwa keuangan kita ya dari amerika punya, hal ini di sebabkan karena masih minimnya investor dalam negeri.
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]

Farabi

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 09, 2014, 06:47:18 AM
saya hanya memberitahukan anda caranya untuk jadi penguasa seperti mereka, bukan membenarkan bermain spekulasi melemahkan nilai rupiah. untuk menangani isu-isu semacam ini kan anda harus melihat cara berpikir seperti mereka supaya bisa tahu strategi apa yang mereka lakukan untuk memenangkan persaingan ekonomi. di awal anda menyinggung soal produk2 lokal, ya itulah salah satu contoh kreartif. kalau anda ingin naik keatas dan meningkatkan posisi tawar, anda mesti kreatif.

but that aside, sekarang kita berandai-andai kita yang di posisi atas. apakah sistem ini akan kita rubah supaya kita jadi setara dengan negara lain karena kita kasihan dengan mereka? atau kita akan menyalahkan negara lain karena mereka tidak kreatif seperti kita? saya pribadi lebih suka menjadi kreatif tapi tanpa mempermainkan negara lain. jadi kalau kita jadi pihak yang paling dibutuhkan karena kemampuan kita so sudah wajar kalau kita menaikkan posisi tawar.

Oke terima kasih, mungkin maksud anda cara kreatif yang tidak membangkrutkan negara lain begitu, jadi sejenis win win solution kreatif dalam hal dagang semisal teknologi, atau diversifikasi produk begitu kan?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

__________

katakanlah win-win solution, anda butuh produk atau teknologi, kami butuh uang atau SDA. dan sebaliknya.
tapi kalau Indonesia menjadi negara kreatif dan paling dibutuhkan sehingga melebarkan sayap industrinya ke negara lain, bisa jadi negara kita akan dicap sebagai penjajah ekonomi karena begitu banyaknya produk dan waralaba indonesia disana dan SDA negara asing akan dikuras demi menciptakan produk indonesia, dan produk lokal mereka kalah kualitas dengan produk indonesia sehingga produk mereka tidak laku. kalau hal itu terjadi, apa reaksi kita ya? apakah kita akan membuang kesempatan menjadi lebih makmur karena kasihan dengan industri lokal negara lain yang kalah bersaing dengan kita?  ;)

Monox D. I-Fly

Kutip dari: __________ pada Januari 16, 2014, 05:10:57 PM
katakanlah win-win solution, anda butuh produk atau teknologi, kami butuh uang atau SDA. dan sebaliknya.
tapi kalau Indonesia menjadi negara kreatif dan paling dibutuhkan sehingga melebarkan sayap industrinya ke negara lain, bisa jadi negara kita akan dicap sebagai penjajah ekonomi karena begitu banyaknya produk dan waralaba indonesia disana dan SDA negara asing akan dikuras demi menciptakan produk indonesia, dan produk lokal mereka kalah kualitas dengan produk indonesia sehingga produk mereka tidak laku. kalau hal itu terjadi, apa reaksi kita ya? apakah kita akan membuang kesempatan menjadi lebih makmur karena kasihan dengan industri lokal negara lain yang kalah bersaing dengan kita?  ;)

Kayaknya enggak deh, paling-paling pada bilang "Sukurin...!!! Sekarang sudah saatnya giliran kami...!" :kribo:
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.