Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:54:25 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 215
Total: 215

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Usulan Percobaan Pembuktian bahwa bumi berotasi

Dimulai oleh Dr.F, September 29, 2014, 09:15:29 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Putra Betawi

Jika kita ada di kereta, tentu kita bisa buat ilustrasi bahwa pepohonan di luar keretalah yang bergerak dan bukan keretanya. Kedua ilustrasi di atas bukan sebuah hakikat (kebenaran). Kita dapat membuktikannya jika kita bisa lihat tata surya dari jauh.

Pi-One

Kutip dari: Putra Betawi pada Desember 13, 2014, 02:40:33 PM
Jika kita ada di kereta, tentu kita bisa buat ilustrasi bahwa pepohonan di luar keretalah yang bergerak dan bukan keretanya. Kedua ilustrasi di atas bukan sebuah hakikat (kebenaran). Kita dapat membuktikannya jika kita bisa lihat tata surya dari jauh.
Ini termasuk realitas bergantung model.
Kita sah-sah saja membuat model yang berbeda, jika kita bisa membuat teori dan hukum yang sesuai dengan model tersebut.

nʇǝʌ∀

analogi ether lebih cocok ke pusaran air ketimbang komidi putar, itu didasari deskripsi tentang ether-nya geosentris sendiri. karena semua objek di luar angkasa itu ada di dalam ether, dan bukan di permukaannya. sifat ether ini menghanyutkan objek apapun termasuk matahari dan sejumlah benda langit lainnya. jelas tidak mungkin pesawat luar angkasa bisa bergerak leluasa di luar angkasa karena dia ada di dalam ether dan terpengaruh oleh arus perputaran ether ini. bukankah matahari yang massanya jauh lebih besar saja masih bisa terseret apalagi cuma pesawat? ibarat pusaran air mampu menyeret batu seukuran kapal besar. tentu saja manusia tak bisa berenang leluasa di pusaran air yang terlalu besar dan kuat arusnya. apalagi kalau si manusia sudah tenggelam. pusaran air adalah analogi untuk ether. batu besar adalah analogi untuk matahari. sedangkan manusia adalah analogi untuk pesawat luar angkasa. berdasarkan deskripsi tentang ether itu sendiri seharusnya dapat disimpulkan dalam teori geosentris pesawat luar angkasa tidak bisa bergerak leluasa di luar angkasa.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

Goen

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 15, 2014, 01:24:29 PM
analogi ether lebih cocok ke pusaran air ketimbang komidi putar, itu didasari deskripsi tentang ether-nya geosentris sendiri. karena semua objek di luar angkasa itu ada di dalam ether, dan bukan di permukaannya. sifat ether ini menghanyutkan objek apapun termasuk matahari dan sejumlah benda langit lainnya. jelas tidak mungkin pesawat luar angkasa bisa bergerak leluasa di luar angkasa karena dia ada di dalam ether dan terpengaruh oleh arus perputaran ether ini. bukankah matahari yang massanya jauh lebih besar saja masih bisa terseret apalagi cuma pesawat? ibarat pusaran air mampu menyeret batu seukuran kapal besar. tentu saja manusia tak bisa berenang leluasa di pusaran air yang terlalu besar dan kuat arusnya. apalagi kalau si manusia sudah tenggelam. pusaran air adalah analogi untuk ether. batu besar adalah analogi untuk matahari. sedangkan manusia adalah analogi untuk pesawat luar angkasa. berdasarkan deskripsi tentang ether itu sendiri seharusnya dapat disimpulkan dalam teori geosentris pesawat luar angkasa tidak bisa bergerak leluasa di luar angkasa.
Medium ether ini sebagai kerangka acuan inersia. Jika sulit membayangkannya, coba sekarang dibalik. Bayangkan bumi sebagai kerangka acuan inersia, tapi kali ini secara heliocentric. Apakah Anda kesulitan berjalan kesana-kemari di muka bumi padahal Anda sedang "terseret" bumi yang be-rotasi dengan kecepatan 465 m/det ditambah be-revolusi kecepatan 30.000 m/det. :)

Pi-One

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 15, 2014, 01:24:29 PM
analogi ether lebih cocok ke pusaran air ketimbang komidi putar, itu didasari deskripsi tentang ether-nya geosentris sendiri. karena semua objek di luar angkasa itu ada di dalam ether, dan bukan di permukaannya. sifat ether ini menghanyutkan objek apapun termasuk matahari dan sejumlah benda langit lainnya. jelas tidak mungkin pesawat luar angkasa bisa bergerak leluasa di luar angkasa karena dia ada di dalam ether dan terpengaruh oleh arus perputaran ether ini. bukankah matahari yang massanya jauh lebih besar saja masih bisa terseret apalagi cuma pesawat? ibarat pusaran air mampu menyeret batu seukuran kapal besar. tentu saja manusia tak bisa berenang leluasa di pusaran air yang terlalu besar dan kuat arusnya. apalagi kalau si manusia sudah tenggelam. pusaran air adalah analogi untuk ether. batu besar adalah analogi untuk matahari. sedangkan manusia adalah analogi untuk pesawat luar angkasa. berdasarkan deskripsi tentang ether itu sendiri seharusnya dapat disimpulkan dalam teori geosentris pesawat luar angkasa tidak bisa bergerak leluasa di luar angkasa.
Dispensasi.
Ether sanggup menyeret massa seukuran matahari dan bahkan bintang-bintang yang ribuan kali matahari, dengan kecepatan entah berapa kali kecepatan cahaya (kalau mempertimbangkan jarak), tapi gak sanggup menyeret roket kecil dengan massa gak ada apa-apanya :D

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Goen pada Desember 11, 2014, 05:52:39 PM
Saya tidak bermaksud mengalihkan kemana-mana.

Begini, saya 'kan bicara pusat massa yang terbentuk di dalam suatu sistem. Katakanlah sistem tersebut tata surya kita. Untuk lingkup sistem seperti ini, Anda benar menyangsikan bahwa pusat massa itu berada di bumi. Tapi, bila lingkup sistemnya diperluas sampai habis, dengan kata lain, semesta secara keseluruhan, Anda akan dapati bahwa semua massa-massa semesta itu BERKONTRIBUSI membentuk pusat massa semesta.

Oh jadi yang membentuk pusat massa semesta itu adalah massa-massa di seluruh alam semesta.. Berarti bukan ether ya?

Kutip dari: Goen pada Desember 11, 2014, 05:52:39 PM
Maaf, saya kurang menangkap perkataan Anda ini. Ketika Edwin Hubble mendapati seluruh galaksi mengalami redshift, Hubble menyatakan bahwa galaksi-galaksi yang diamati itu menjauh, efek Doppler. Nah, pertanyaan saya, apakah Anda setuju akan hal ini?

Seperti kata Pi-One di halaman 10. ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan spektrum bintang.

Kutip dari: Goen pada Desember 11, 2014, 05:52:39 PM
Pesawat tetap terpengaruh ether. Ketika lepas dari gravitasi bumi, pesawat hanyut dalam ether yang berputar sehari-semalam. Seperti halnya ketika Anda melompat ke dalam komidi yang sedang berputar.

Kutip dari: Goen pada Desember 15, 2014, 02:51:33 PM
Medium ether ini sebagai kerangka acuan inersia. Jika sulit membayangkannya, coba sekarang dibalik. Bayangkan bumi sebagai kerangka acuan inersia, tapi kali ini secara heliocentric. Apakah Anda kesulitan berjalan kesana-kemari di muka bumi padahal Anda sedang "terseret" bumi yang be-rotasi dengan kecepatan 465 m/det ditambah be-revolusi kecepatan 30.000 m/det. :)

kan ada zona void. Lagipula gravitasi bumi jangkauannya sangat terbatas kalau dibandingkan dengan seluruh alam semesta. Pesawat bisa keluar dari pengaruh gravitasi bumi, yang notabene tidak cukup kuat untuk mempengaruhi seluruh tata surya apalagi seluruh alam semesta. Ini beda dengan ether yang ada diseluruh alam semesta dan mempengaruhi semua benda langitnya.

Kutip dari: Goen pada Desember 15, 2014, 02:51:33 PM
Apakah Anda kesulitan berjalan kesana-kemari di muka bumi padahal Anda sedang "terseret" bumi yang be-rotasi dengan kecepatan 465 m/det ditambah be-revolusi kecepatan 30.000 m/det. :)

itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kekuatan ether yang ada di seluruh alam semesta tanpa menyisakan zona void sedikitpun dan mampu menyeret semua benda langit termasuk bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Pi-One pada Desember 15, 2014, 08:24:36 PM
Dispensasi.
Ether sanggup menyeret massa seukuran matahari dan bahkan bintang-bintang yang ribuan kali matahari, dengan kecepatan entah berapa kali kecepatan cahaya (kalau mempertimbangkan jarak), tapi gak sanggup menyeret roket kecil dengan massa gak ada apa-apanya :D

Penganut paham geocentris beralasan ada gaya sentripugal dari pusat massa sehingga bintang-bintang nun jauh disana tidak terseret melebihi kecepatan cahaya. Tapi itu justru malah makin memperkuat pernyataan bahwa ether memang mempengaruhi objek apapun di luar angkasa tanpa bisa dilawan (mau itu gaya sentripetal atau sentripugal). Seluruh bintang saja tidak sanggup apalagi cuma secuil pesawat luar angkasa... Mau ditambah sejuta tenaga roket lagi juga percuma.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 16, 2014, 06:05:25 AM
Oh jadi yang membentuk pusat massa semesta itu adalah massa-massa di seluruh alam semesta.. Berarti bukan ether ya?
Bukan. :)

KutipSeperti kata Pi-One di halaman 10. ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan spektrum bintang.
Redshift produk Gravitational Shift itu sama dengan Time Dilation. Jadi cuma tersisa 2 faktor, efek Doppler atau Gravitational Shift. ;D

Sebenarnya ada banyak mekanisme yang bisa menjelaskan redshift. Jumlahnya ada lebih dari 50-an mekanisme. Silahkan lihat paper Louis Marmet di:

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Kita sering dicekoki Big-banger dengan klaim bahwa galaksi-galaksi itu menjauhi kita (efek Doppler). Efek Gravitational Shift (atau Time Dilation) itu terlalu kecil untuk menghasil redshift sesuai pengamatan. Jadi, Big-banger hanya pede mengklaim efek Doppler.

Di halaman 10 sudah saya beri contoh soal redshift pada matahari (Solar Flare). Nilainya besar = 0,8% c atau setara dengan objek yang menjauh dengan kecepatan 2.400 km/det (efek Doppler). Apakah matahari menjauhi kita? Tidak, bukan? ;D

Untuk Gravitational Shift, masukkan saja ke dalam rumusan berikut (en.wikipedia.org/wiki/Gravitational_redshift):

z = (1 / (1 - (2GM / R c^2)) ^-1/2) - 1

Diketahui:
G = Gravitational constant = 6,67E-11 m^3 kg^-1 s^-2.(en.wikipedia.org/wiki/Gravitational_constant)
M = Massa matahari = 1,99E+30 kg. (en.wikipedia.org/wiki/Solar_mass)
R = Jarak dari pusat objek = radius matahari = 6,96E+8 m. (en.wikipedia.org/wiki/Solar_radius)
c = Kecepatan cahaya ≈ 3E+8 m/det.

z = (1 / (1 - (2 x 6,67E-11 x 1,99E+30 / 6,96E+9 x (3E+8)^2))^-1/2) - 1
z = 2,12E-6 atau 2,12 x 10^-2 (CMIIW).

Pengamatan terhadap Solar Flare:

z = (λ0 - λe) / (λe).

Dari tabel 1 kemarin pakai yang redshiftnya 0,8% (isotop C):

z = (4438 - 4403) / 4403 = 7,9E-3 atau 7,9 x 10^-3.

Nilai ini lebih besar dari Gravitational Shift di atas. Jadi, harus ada mekanisme tambahan untuk memperbesar nilai redshift dari dugaan Gravitational Redshift.

Terkait Solar Flare:

A solar flare is a sudden flash of brightness observed over the Sun's surface or the solar limb, which is interpreted as a large energy release of up to 6 × 1025 joules of energy (about a sixth of the total energy output of the Sun each second or 160,000,000,000 megatons of TNT equivalent, over 25,000 times more energy than released from the impact of Comet Shoemaker–Levy 9 with Jupiter)... [en.wikipedia.org/wiki/Solar_flare]

Large energy release => higher frequency => shorter wavelength => BLUESHIFT!

Solar flare harusnya menghasilkan blueshift, tapi kenapa yang diobservasi malah jadi redshift?

Alergi dengan Solar Flare? Okelah, masih ada redshift di lapisan Chromosphere matahari yang nilainya tetap tak sesuai dengan Gravitational Shift. Silahkan lihat di:

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Nah, jika memang penyebabnya bukan efek Doppler, kenapa hal yang sama tidak berlaku pada distant galaxies?

Dispensasi-kah? ;D ;D ;D

Kutipkan ada zona void. Lagipula gravitasi bumi jangkauannya sangat terbatas kalau dibandingkan dengan seluruh alam semesta. Pesawat bisa keluar dari pengaruh gravitasi bumi, yang notabene tidak cukup kuat untuk mempengaruhi seluruh tata surya apalagi seluruh alam semesta. Ini beda dengan ether yang ada diseluruh alam semesta dan mempengaruhi semua benda langitnya.

itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kekuatan ether yang ada di seluruh alam semesta tanpa menyisakan zona void sedikitpun dan mampu menyeret semua benda langit termasuk bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak.
Tahu yang dimaksud dengan kerangka acuan inersia? Anda bicara soal gravitasi, kan? Ya, medium ether itulah kerangka acuan inersia dimana gravitasi itu secara fisik terjadi di dalamnya.

Sudah berlalu beberapa halaman sebelumnya mengenai eksperimen Michelson-Morley. Kenapa, hasilnya negatif? Sebagian yang masih kekeuh ether itu exists mengajukan opsi entrained ether atau partially entrained ether. Jadi, ketika bumi be-revolusi (tidak untuk be-rotasi) medium ether yang menjadi kerangka acuan ini ikut "terseret" bersama pergerakan bumi. Itu sebabnya, kata mereka, eksperimen Michelson-Morley hasilnya negatif.

Secara geocentric, ya, tinggal dibalik, kan? Ether "terseret" pergerakan semesta. Apa masalahnya?  :o

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 16, 2014, 06:09:25 AM
Penganut paham geocentris beralasan ada gaya sentripugal dari pusat massa sehingga bintang-bintang nun jauh disana tidak terseret melebihi kecepatan cahaya. Tapi itu justru malah makin memperkuat pernyataan bahwa ether memang mempengaruhi objek apapun di luar angkasa tanpa bisa dilawan (mau itu gaya sentripetal atau sentripugal). Seluruh bintang saja tidak sanggup apalagi cuma secuil pesawat luar angkasa... Mau ditambah sejuta tenaga roket lagi juga percuma.
Ups, Anda keliru. Gaya sentrifugal dari bumi di pusat massa itu terlalu kecil dan takkan sampai ke bintang-bintang nun jauh di sana. Bedakan dengan sentripetal yang berasal dari cangkang langit. Semua akan merasakan gaya ini.

Lagipula, bintang-bintang nun jauh di sana itu, bila acuannya bumi, tetap terlihat bergerak melebihi kecepatan cahaya. Mustahil, bukan?

Tapi, sebenarnya bintang-bintang nun jauh di sana itu gak perlu bergerak banyak. Medium ether-lah yang membawa mereka berputar sehari-semalam. Makanya, saya ilustrasikan dengan komidi putar. Cukup duduk manis di dalamnya tanpa terlalu banyak bergerak.

Dalam dunia Expanding Universe, konon katanya, galaksi-galaksi itu menjauhi kita bukan? Beberapa diantaranya bahkan melebihi kecepatan cahaya. Mustahil, bukan?

Tapi menurut Big-banger, ruang semesta yang mengembang itulah yang membawa galaksi-galaksi itu menjauh. Melebihi kecepatan cahaya? Tidak masalah. Karena limitasi kecepatan cahaya itu untuk segala sesuatu di dalam ruang (termasuk cahaya), BUKAN UNTUK RUANG ITU SENDIRI. Seperti kata Stephen Hawking:

...during this cosmic inflation, the universe expanded by a factor of 1 × 10^30 in 1 × 10^‒35 seconds. It was as if a coin 1 centimeter in diameter suddenly blew up to ten million times the width of the Milky Way. That may seem to violate relativity, which dictates that nothing can move faster than light, but that speed limit does not apply to the expansion of space itself... ["The Grand Design," hal. 129]

Goen

RALAT

z = (1 / (1 - (2GM / R c^2)) ^-1/2) - 1

Diketahui:
G = Gravitational constant = 6,67E-11 m^3 kg^-1 s^-2.(en.wikipedia.org/wiki/Gravitational_constant)
M = Massa matahari = 1,99E+30 kg. (en.wikipedia.org/wiki/Solar_mass)
R = Jarak dari pusat objek = radius matahari = 6,96E+8 m. (en.wikipedia.org/wiki/Solar_radius)
c = Kecepatan cahaya ≈ 3E+8 m/det.

z = (1 / (1 - (2 x 6,67E-11 x 1,99E+30 / 6,96E+8 x (3E+8)^2))^-1/2) - 1
z = 2,12E-6 atau 2,12 x 10^-6

CMIIW.

Pi-One

#159
Kutip dari: Goen pada Desember 16, 2014, 12:39:27 PM
Di halaman 10 sudah saya beri contoh soal redshift pada matahari (Solar Flare). Nilainya besar = 0,8% c atau setara dengan objek yang menjauh dengan kecepatan 2.400 km/det (efek Doppler). Apakah matahari menjauhi kita? Tidak, bukan? ;D
AFAIK, solar flare menghasilkan baik redshift maupun blueshift.
Tinggal soal apa yang diamati
Pengamatan terhadap dampak solar flare tentu berbeda dengan pengamatan efek dari pergerakan benda.

Kutip dari: Goen pada Desember 16, 2014, 12:39:27 PM
Secara geocentric, ya, tinggal dibalik, kan? Ether "terseret" pergerakan semesta. Apa masalahnya?  :o
Ups, Anda keliru. Gaya sentrifugal dari bumi di pusat massa itu terlalu kecil dan takkan sampai ke bintang-bintang nun jauh di sana. Bedakan dengan sentripetal yang berasal dari cangkang langit. Semua akan merasakan gaya ini.
Dan sekarang langit punya cangkang...
Oops, supranatural... ::)

Kutip dari: Goen pada Desember 16, 2014, 12:39:27 PMLagipula, bintang-bintang nun jauh di sana itu, bila acuannya bumi, tetap terlihat bergerak melebihi kecepatan cahaya. Mustahil, bukan?
Nope.
Karena bumi berotasi, pergerakan bintang-bintang tak melebihi kecepatan cahaya. Kalau bumi tak berotasi, baru pergerakan bintang yang melebihi kecepatan cahaya.

Kutip dari: Goen pada Desember 16, 2014, 12:39:27 PMTapi, sebenarnya bintang-bintang nun jauh di sana itu gak perlu bergerak banyak. Medium ether-lah yang membawa mereka berputar sehari-semalam. Makanya, saya ilustrasikan dengan komidi putar. Cukup duduk manis di dalamnya tanpa terlalu banyak bergerak.
Dan ether bergerak melebihi kecepatan cahaya?
Maka jelas-jelas ether yang ini sama sekali gak nyambung dengan aethernya Einstein.  ::)

Kutip dari: Goen pada Desember 16, 2014, 12:39:27 PMDalam dunia Expanding Universe, konon katanya, galaksi-galaksi itu menjauhi kita bukan? Beberapa diantaranya bahkan melebihi kecepatan cahaya. Mustahil, bukan?

Tapi menurut Big-banger, ruang semesta yang mengembang itulah yang membawa galaksi-galaksi itu menjauh. Melebihi kecepatan cahaya? Tidak masalah. Karena limitasi kecepatan cahaya itu untuk segala sesuatu di dalam ruang (termasuk cahaya), BUKAN UNTUK RUANG ITU SENDIRI. Seperti kata Stephen Hawking:

...during this cosmic inflation, the universe expanded by a factor of 1 × 10^30 in 1 × 10^‒35 seconds. It was as if a coin 1 centimeter in diameter suddenly blew up to ten million times the width of the Milky Way. That may seem to violate relativity, which dictates that nothing can move faster than light, but that speed limit does not apply to the expansion of space itself... ["The Grand Design," hal. 129]
Lalu? Pengembangan ruang gak dibatasi kecepatan cahaya, tapi kecepatan ether (yang bahkan eksistensinya meragukan)itu soal lain.
Emang ada rumus yang mengatur pembatasan kecepatan pengembangan ruang?

Oops, relativitas umum itu gak dipakai kalau kontra geosentris :P

nʇǝʌ∀

argumen bahwa Copernican Principle itu salah, atau teori Big Bang itu salah, tetap tidak membuat konsep ether jadi masuk akal. Begitu juga dengan sebutan bahwa ether bukan gravitasi. Intinya adalah ether mempengaruhi benda-benda langit sehingga ia bisa menyeret mereka mengelilingi pusat massa. Katakanlah kita tidak mengikut-sertakan bintang-bintang nun-jauh di sana, hanya matahari saja. Dan... It doesn't make any difference. Ketika ether dianggap mampu menyeret massa sebesar matahari dan tidak ada zona void, maka sudah pasti ether juga bisa menyeret pesawat luar angkasa mengitari pusat massa dan pesawat itu tidak bisa melawannya. Kalau ethernya mampu menyeret matahari tapi pesawat bisa melawan pengaruh ether padahal lokasi pesawat lebih dekat ke pusat massa, maka jadi absurd konsep ethernya.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

Goen

Kutip dari: Pi-One pada Desember 16, 2014, 03:00:38 PMAFAIK, solar flare menghasilkan baik redshift maupun blueshift.
AFAIK, ini klaim terbodoh yang pernah saya dengar. ;D ;D ;D

Secara definisi saja sudah salah. Perbandingan spektrum cahaya Solar Flare itu diadu dengan spektrum cahaya normal yang ada di laboratorium di bumi. Tidak mungkin spektrum yang dihasilkan oleh Solar Flare itu lebih rendah daripada yang ada di bumi.

*This is a blasphemy to our mighty sun!  >:(

KutipTinggal soal apa yang diamati
Pengamatan terhadap dampak solar flare tentu berbeda dengan pengamatan efek dari pergerakan benda.
Klaim bodoh lagi.

Objek yang diamati itu sama, spektrum cahaya. Penyebabnya yang diperselisihkan. Tapi, untuk distant galaxies ngotot diklaim sama Big-Banger sebagai efek Doppler.  :P

KutipDan sekarang langit punya cangkang...
Oops, supranatural... ::)
Aduh, pernyataan bodoh apa lagi ini? :o

Semesta memang punya batas, bahkan versi Big-Banger sekalipun. Supranatural-kah ini?  :P

Dan cangkang (shell) di sini adalah istilah distant masses (galaxies, quasars, dll) yang membentuk kumpulan hingga pinggir semesta. Seperti ditunjukkan pada CMB.

The uniform distribution of burst arrival directions tells us that the distribution of gamma-ray-burst sources in space is a sphere or spherical shell, with us at the center... [Jonathan I. Katz, "The Biggest Bangs: The Mystery of Gamma-Ray Bursts, The Most Violent Explosions in the Universe," hal. 90]

Sudah berlalu temuan Varshni dan penerusnya perihal "Quantized redshifts." Tapi, gak ada satu pun bantahan berarti dari Anda sejak saya angkat masalah ini ke thread ini.

A natural interpretation is that concentric spherical shells of higher galaxy number densities surround us, with their individual centers situated at our location... [Koichi Hirano dan Zen Komiya, "Observational Tests for Oscillating Expansion Rate of the Universe," hal. 1, arXiv:1008.4456v2.]

Jauh sebelum itu, istilah cangkang (shell) ini sudah tak asing bagi ilmuwan, khususnya relativist saat bicara konsep relativitas. Ingat Mach Principle. Einstein menulis surat kepada Ernst Mach:

Your happy investigations on the foundations of mechanics, Planck's unjustified criticism  notwithstanding,  will  receive  brilliant confirmation. For it necessarily turns out that inertia originates in a kind of interaction between bodies, quite in the sense of your considerations on Newton's pail experiment. The first consequence is on p. 6 of my paper. The following additional points emerge: (1) If one accelerates a heavy shell of matter S, then a mass enclosed by that shell experiences an accelerative force. (2) If one rotates the shell relative to the fixed stars about an axis going through its center, a Coriolis force arises in the interior of the shell, that is, the plane of a Foucault pendulum is dragged around. [Kompilasi surat-surat Einstein oleh Friedrich Herneck dalam "Zum Briefwechsel Albert Einsteins mit Ernst Mach," 37:239-43]

KutipNope.
Karena bumi berotasi, pergerakan bintang-bintang tak melebihi kecepatan cahaya. Kalau bumi tak berotasi, baru pergerakan bintang yang melebihi kecepatan cahaya.
Aduh, ya memang lagi ngomongin sudut pandang geocentric.

*Ya, ampun. ;D ;D ;D

KutipDan ether bergerak melebihi kecepatan cahaya?
Maka jelas-jelas ether yang ini sama sekali gak nyambung dengan aethernya Einstein.  ::)
Karena medium ether itu memang interpretasi fisik dari ruang-waktu Einstein. Mau jungkir-balik bagaimana pun juga, gak akan menutup fakta bahwa Einstein sendiri berkata:

Recapitulating, we may say that according to the general theory of relativity space is endowed with physical qualities; in this sense, therefore, there exists an ether. According to the general theory of relativity space without ether is unthinkable; for in such space there not only would be no propagation of light, but also no possibility of existence for standards of space and time (measuring-rods and clocks), nor therefore any space-time intervals in the physical sense. [en.wikisource.org/wiki/Ether_and_the_Theory_of_Relativity]

Dan, Robert Laughlin juga berkata:

It is ironic that Einstein's most creative work, the general theory of relativity, should boil down to conceptualizing space as a medium when his original premise was that no such medium existed... Einstein...utterly rejected the idea of ether and inferred from its nonexistence that the equations of electromagnetism had to be relative. But this same thought process led in the end to the very ether he had first rejected... ["A Different Universe: Reinventing Physics from the Bottom Down," hal. 120]

KutipLalu? Pengembangan ruang gak dibatasi kecepatan cahaya, tapi kecepatan ether (yang bahkan eksistensinya meragukan)itu soal lain.
Emang ada rumus yang mengatur pembatasan kecepatan pengembangan ruang?

Oops, relativitas umum itu gak dipakai kalau kontra geosentris :P
Lha, emang relativitas umum itu gak ada limitasi kecepatan, kok.

In the second place our result shows that, according to the general theory of relativity, the law of the constancy of the velocity of light in vacuo, which constitutes one of the two fundamental assumptions in the special theory of relativity and to which we have already frequently referred, cannot claim any unlimited validity. [Albert Einstein, "Relativity: The Special and General Theory," hal. 76]

Belajar lagi yang lebih giat, ya. ;D ;D ;D

Goen

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 16, 2014, 05:27:56 PMargumen bahwa Copernican Principle itu salah, atau teori Big Bang itu salah, tetap tidak membuat konsep ether jadi masuk akal.
Jauh sekali relevansi-nya antara ngomongin Copernican Principle dengan konsep ether. ;D

KutipBegitu juga dengan sebutan bahwa ether bukan gravitasi.
Aduh, saya benar-benar gak ngerti pernyataan Anda ini. Ether bukan gravitasi? Maksudnya apa? :o

KutipIntinya adalah ether mempengaruhi benda-benda langit sehingga ia bisa menyeret mereka mengelilingi pusat massa. Katakanlah kita tidak mengikut-sertakan bintang-bintang nun-jauh di sana, hanya matahari saja. Dan... It doesn't make any difference. Ketika ether dianggap mampu menyeret massa sebesar matahari dan tidak ada zona void, maka sudah pasti ether juga bisa menyeret pesawat luar angkasa mengitari pusat massa dan pesawat itu tidak bisa melawannya.
Memangnya matahari punya kehendak bebas untuk kesana-kemari seperti pesawat? :o

Dan, iya, pesawat itu tidak akan bisa melawan medium ether. Karena medium ether di sini menjadi kerangka acuan bagi pesawat. Tapi, apakah dengan itu pesawat jadi tidak bisa kesana-kemari?

Seandainya matahari punya kehendak bebas, dia juga bisa kesana-kemari di dalam medium ether yang menjadi kerangka acuannya. Masalahnya dimana?

Sudah saya ilustrasikan secara heliocentric bagaimana bumi menyeret kerangka acuan selagi be-rotasi dan be-revolusi. Apa dengan demikian menjadi penghalang bagi semut kecil untuk kesana kemari di muka bumi? ;D

KutipKalau ethernya mampu menyeret matahari tapi pesawat bisa melawan pengaruh ether padahal lokasi pesawat lebih dekat ke pusat massa, maka jadi absurd konsep ethernya.
Begini saja, sebelum terlalu jauh, coba pelajari apa itu kerangka acuan inersia. Atau kalau dalam relativitas, ya ruang-waktu itu sendiri.

Konsep ether menjadi absurd?

Coba bayangkan bagaimana ruang-waktu, versi Big-banger, yang mengembang itu menyeret galaksi-galaksi yang maha berat saling menjauh satu sama lain. Apa pesawat luar angkasa masih bisa kesana-kemari atau diam pasrah saja? ;D ;D ;D

nʇǝʌ∀

Aduh, Goen. Anda ini sangat menguji kesabaran saya, ya  :)

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:29:22 AM
Jauh sekali relevansi-nya antara ngomongin Copernican Principle dengan konsep ether. ;D

Saya berkata begitu karena dari tadi anda terus saja membawa-bawa argumen yang melemahkan big bang theory dan Copernican principle sebagai counter argument. Baik saya dan ytridyrevsielixetuls tidak pernah menyatakan bahwa kami memegang teguh kedua teori/prinsip tsb.

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:29:22 AM
Aduh, saya benar-benar gak ngerti pernyataan Anda ini. Ether bukan gravitasi? Maksudnya apa? :o

jadi ether itu gravitasi? Tadinya saya kira bukan, berarti ether sama saja dengan gravitasi bumi, menarik dan menyedot objek. Tapi gravitasi ether jauh lebih kuat dan tidak ada zona void. Tentu mustahil bagi pesawat untuk melawan pengaruh ether. Meski pesawat dapat dikendalikan.

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:29:22 AM
Memangnya matahari punya kehendak bebas untuk kesana-kemari seperti pesawat? :o

Dan, iya, pesawat itu tidak akan bisa melawan medium ether. Karena medium ether di sini menjadi kerangka acuan bagi pesawat. Tapi, apakah dengan itu pesawat jadi tidak bisa kesana-kemari?

Seandainya matahari punya kehendak bebas, dia juga bisa kesana-kemari di dalam medium ether yang menjadi kerangka acuannya. Masalahnya dimana?

Sudah saya ilustrasikan secara heliocentric bagaimana bumi menyeret kerangka acuan selagi be-rotasi dan be-revolusi. Apa dengan demikian menjadi penghalang bagi semut kecil untuk kesana kemari di muka bumi? ;D
Begini saja, sebelum terlalu jauh, coba pelajari apa itu kerangka acuan inersia. Atau kalau dalam relativitas, ya ruang-waktu itu sendiri.

Saya menganalogikan pesawat dengan manusia, dan matahari dengan batu sebesar kapal. Dan ether dengan pusaran air. Dengan gambaran ether sendiri justru analogi ether dengan pusaran air lebih masuk akal. Karena sanggup menyeret massa yg luar biasa besar. Ibarat pusaran air raksasa yang mampu menyeret batu besar.

Manusia punya kehendak bebas. batu besar tidak punya kehendak bebas. Tapi mengapa manusia tetap terseret pusaran air? Karena ombaknya cukup besar dan kuat untuk menyeret batu besar. Makanya manusia tidak bisa melawan.

Begitu juga dengan pesawat luar angkasa. Tetap tidak bisa melawan pengaruh ether. Karena matahari saja bisa diseret. Apalagi cuma pesawat. Dan jangan lupakan, tidak ada zona void dalam konsep ether. Mustahil melawan pengaruhnya meski punya kehendak bebas.

Gravitasi bumi tidak cukup kuat untuk menarik matahari berputar mengelilingi bumi apalagi mempengaruhi tata surya, dengan demikian pesawat bisa keluar dari pengaruh gravitasi bumi dan masuk ke zona void. Tidak ada yg absurd dari itu. Kalau si ether cukup kuat untuk menarik matahari berputar mengelilingi pusat massa dan tidak ada zona void, malah jadi absurd kalau pesawat bisa melawan pengaruh ether.

sudah terlalu kuat dan tidak ada zona aman.

jadi bukan masalah punya kehendak bebas atau tidak, masalahnya si "gravitasi" itu cukup kuat tidak menyeret massa yang super besar? dan apakah ada zona yang tak terpengaruh "gravitasi" tsb ?

Kutip dari: Goen pada Desember 17, 2014, 09:29:22 AM
Konsep ether menjadi absurd?

Coba bayangkan bagaimana ruang-waktu, versi Big-banger, yang mengembang itu menyeret galaksi-galaksi yang maha berat saling menjauh satu sama lain. Apa pesawat luar angkasa masih bisa kesana-kemari atau diam pasrah saja? ;D ;D ;D

Nah lihat sendiri kan, anda sendiri yang lagi-lagi membawa big bang sebagai counter argumen.  :)
sebelum ini juga.
Ini lah sebabnya mengapa saya berkata demikian :

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 16, 2014, 05:27:56 PM
argumen bahwa Copernican Principle itu salah, atau teori Big Bang itu salah, tetap tidak membuat konsep ether jadi masuk akal.

memangnya kapan pernah saya atau ytridyrevsielixetuls bilang kalau teori big bang itu benar absolut?  :)

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

Goen

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 17, 2014, 11:35:45 AMAduh, Goen. Anda ini sangat menguji kesabaran saya, ya  :)
Yang, sabar, ya. :)

KutipSaya berkata begitu karena dari tadi anda terus saja membawa-bawa argumen yang melemahkan big bang theory dan Copernican principle sebagai counter argument. Baik saya dan ytridyrevsielixetuls tidak pernah menyatakan bahwa kami memegang teguh kedua teori/prinsip tsb.
Dan saya pun, setelah tahu posisi Anda berdua, tidak pernah lagi bawa-bawa Copernican Principle itu untuk membantah Anda. Silahkan cek postingan saya yang lalu. Itu mungkin untuk orang lain.

Lagipula, Copernican Principle itu bahasan yang menyangkut posisi dimana tidak boleh ada satu pun yang spesial di mana pun berada. Tidak boleh ada pusat. Ini kaitannya dengan posisi, lho. Hubungannya terlalu jauh dengan bahasan ether. Ether itu lebih masuk ke area mekanismenya.

Kutipjadi ether itu gravitasi? Tadinya saya kira bukan, berarti ether sama saja dengan gravitasi bumi, menarik dan menyedot objek. Tapi gravitasi ether jauh lebih kuat dan tidak ada zona void. Tentu mustahil bagi pesawat untuk melawan pengaruh ether. Meski pesawat dapat dikendalikan.
Bukan. Gravitasi itu terjadi di dalam medium ether. Begitu pula perambatan elektromagnetik (cahaya, listrik dan magnetisme). Tanpa medium ini, semua itu takkan ada.

Gravitasi versi ether adalah, gravitasi yang bersifat "dorong-mendorong," bukan, "tarik-menarik." Gravitasi semacam ini dikenal sebagai Le Sage Gravity. Sebagai gambaran sederhana silahkan lihat di sini:

en.wikipedia.org/wiki/Le_Sage%27s_theory_of_gravitation

KutipSaya menganalogikan pesawat dengan manusia, dan matahari dengan batu sebesar kapal. Dan ether dengan pusaran air. Dengan gambaran ether sendiri justru analogi ether dengan pusaran air lebih masuk akal. Karena sanggup menyeret massa yg luar biasa besar. Ibarat pusaran air raksasa yang mampu menyeret batu besar.
Manusia punya kehendak bebas. batu besar tidak punya kehendak bebas. Tapi mengapa manusia tetap terseret pusaran air? Karena ombaknya cukup besar dan kuat untuk menyeret batu besar. Makanya manusia tidak bisa melawan.

Begitu juga dengan pesawat luar angkasa. Tetap tidak bisa melawan pengaruh ether. Karena matahari saja bisa diseret. Apalagi cuma pesawat. Dan jangan lupakan, tidak ada zona void dalam konsep ether. Mustahil melawan pengaruhnya meski punya kehendak bebas.

Gravitasi bumi tidak cukup kuat untuk menarik matahari berputar mengelilingi bumi apalagi mempengaruhi tata surya, dengan demikian pesawat bisa keluar dari pengaruh gravitasi bumi dan masuk ke zona void. Tidak ada yg absurd dari itu. Kalau si ether cukup kuat untuk menarik matahari berputar mengelilingi pusat massa dan tidak ada zona void, malah jadi absurd kalau pesawat bisa melawan pengaruh ether.

sudah terlalu kuat dan tidak ada zona aman.

jadi bukan masalah punya kehendak bebas atau tidak, masalahnya si "gravitasi" itu cukup kuat tidak menyeret massa yang super besar? dan apakah ada zona yang tak terpengaruh "gravitasi" tsb ?
Nah, makanya pelajari dulu apa itu kerangka acuan inersia. Dalam relativitas, ya seperti ruang-waktu. Bedanya, ruang-waktu relativitas itu abstrak. Tak lebih dari gambaran geometri berupa panjang x lebar x tinggi x waktu. Medium ether inilah yang mewakili wujud fisiknya.

Analoginya sama dengan, secara heliocentric, ketika bumi menyeret kerangka acuan ini. Dari yang sekecil nyamuk sampai sebesar pesawat terbang berada dalam kerangka acuan ini. Mereka bisa bergerak bebas bukan? Ingat lho, kerangka acuan inersia.

Secara geocentric, kerangka acuan ini tinggal diperluas saja sampai habis ke ujung semestanya. Sehingga, kerangka acuan ini ikut berputar sehari-semalam. Mudah, kan? :)

KutipNah lihat sendiri kan, anda sendiri yang lagi-lagi membawa big bang sebagai counter argumen.  :)
sebelum ini juga.
Ini lah sebabnya mengapa saya berkata demikian :
Lha, ini kan cuma analogi saja bagaimana Anda mengatakan konsep ether absurd, tapi menjadi tidak absurd ketika membahas ruang-waktu yang mengembang versi Big-bang.

Kutipmemangnya kapan pernah saya atau ytridyrevsielixetuls bilang kalau teori big bang itu benar absolut?  :)
Saya memang sudah tahu posisi Anda berdua. Tapi, silahkan jawab tuh pertanyaan saya kemarin-kemarin soal eksperimen Michelson-Morley.

Terima kasih atas kesabaran Anda. :)