Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 06:51:32 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 64
Total: 64

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Apakah Indonesia bisa menjadi negara maju ?

Dimulai oleh The Houw Liong, Februari 02, 2016, 04:06:42 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.


Fariz Abdullah

Saya termasuk orang yang optimis Indonesia bisa menjadi negara maju. Karena Indonesia cukup sekuler. Bisa maju lebih cepat lagi jika sangat sekuler.

Belajar dari sejarah, sekularisme adalah katalis peradaban. Eropa bangkit dari kegelapan menuju modernisasi via renaisance, karena sekularisme. Turki bangkit dari the sick man of europe menjadi the new emerging economic country karena Kemal Attaturk mengubah Turki dari kekhalifahan menjadi sekuler. Dinasti Abbasiyah melahirkan scientist hebat seperi Ali Sina dll karena mereka adalah freethinker yang bahkan berani mengkritik agama.

Anda jangan berharap kemajuan peradaban pada Arab Saudi, Irak, Iran, Libya, Oman, Suriah dll kecuali karena kekayaan minyaknya. Minyak habis mereka collapse. Yang kita lihat hanya kekerasan, perang dan penderitaan
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Fariz Abdullah

Saya tidak anti agama. Kecuali agama yang jahat. Tetapi sekalipun agamanya jahat, jika pemeluknya punya akal sehat, kemudian menafsirkan agama yang jahat menjadi agama baik, itu akan baik-baik saja.

Kita harus mencegah fanatisme dalam agama. Khususnya Islam, kita harus mencegah Muslim untuk tidak terlalu mendalami agamanya. Semakin jauh dari Quran semakin baik.

Kita harus sekuler, dan membiarkan agama menjadi urusan privat antara manusia dengan Tuhannya. Ambil moral yang baik dari agama untuk hubungan sesama manusia.

Masak kita sholat 5 waktu, berjilbab, naik haji,  tetapi korupsi. Mana mungkin negara kira bisa maju. Alih-alih kita sibuk di Lab berinovasi, malahan kita menghabiskan waktu mencari dalil ilmiah bahwa matahari mengelilingi bumi, bahwa kencing sambil duduk baik untuk kesehatan, sibuk membantah teori evolusi.

Belum lagi kita sibuk menghujat Gafatar, berdebat siang malam kalau Syiah itu sesat..Wahabi menghujat NU..Menghujat sandal yang ada tulisan Arabnya..Habis waktu kita untuk bertengkar kapan awal Ramadhan dan Syawal..dst..dst..

Waktu kita habis untuk hokus pokus gak penting kayak gitu..sementara negara lain berlari kencang dalam iptek dan modernitas..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

jazilatuljakarta

kesempatan jadi negara maju untuk bangsa bisa , semua ada waktu dan pemimpin yang kuat

Fariz Abdullah

Kutip dari: jazilatuljakarta pada Februari 06, 2016, 10:51:54 PM
kesempatan jadi negara maju untuk bangsa bisa , semua ada waktu dan pemimpin yang kuat

Benar bahwa kepemimpinan harus kuat. Jika pemimpin salah, kita harus mengingatkan. Tetapi kita sendiri harus memperbaiki sikap mental kita yang selalu saja menyalahkan pemimpin. Pemimpin bukan Tuhan yang bisa menyelesaikan semua masalah. Tanpa perubahan sikap mental rakyat, sekuat apapun pemimpinnya, negara kita tidak akan maju.

Mulai dari kedisiplinan dan kejujuran diri sendiri. Tidak membuang sampah sembarangan. Tidak melanggar lalulintas seenaknya. Tidak suka korupsi. Tidak suka menyogok. Tidak suka tawuran. Jika bekerja dibiasakan memakai Alat Pelindung Diri.

Bagi pelajar & mahasiswa tidak suka menyontek. Belajar keras untuk ilmu, bukan untuk nilai atau sekedar ijazah. Harus tahu filosofi ilmu, bukan sekedar berlatih menjawab soal.

Disiplin terhadap waktu, tidak suka molor. Selalu mentaaati waktu dan peraturan. Tidak suka membolos dan membuat alasan dengan berbohong.

Bagi PNS juga begitu. Tidak boleh malas dan berbohong, keluyuran saat jam kerja. Tidak masuk dengan alasan yang dibuat-buat.

Mentalitas terhadap uang juga begitu. Uang penting, tetapi jangan menghalalkan segala cara demi uang. Kita bekerja tidak semata-mata demi uang. Tetapi juga sumbangsih dan kontribusi kita untuk kemajuan negara dan kebaikan bagi sesama.
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Monox D. I-Fly

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Februari 08, 2016, 08:26:11 AM
Benar bahwa kepemimpinan harus kuat. Jika pemimpin salah, kita harus mengingatkan. Tetapi kita sendiri harus memperbaiki sikap mental kita yang selalu saja menyalahkan pemimpin. Pemimpin bukan Tuhan yang bisa menyelesaikan semua masalah. Tanpa perubahan sikap mental rakyat, sekuat apapun pemimpinnya, negara kita tidak akan maju.

Saya dulu juga selalu menyalahkan pemimpin, tapi sejak 9 tahun yang lalu saya sadar bahwa saya bukanlah orang yang pantas untuk itu. Sekarang setiap kali saya hendak mengkritik seorang pemimpin, saya selalu bertanya pada diri sendiri "Memangnya kalau saya yang jadi pemimpin saya bisa melakukan yang lebih baik?"
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.