Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 01:25:43 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 195
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 193
Total: 194

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Supernova

Dimulai oleh biobio, Januari 07, 2009, 08:53:09 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Terbaik

Kutip dari: superstring39 pada Januari 20, 2009, 07:54:56 AM
sebenarnya mungkin aja banyak objek yang bergerak dengan kecepatan lebih besar cahaya, namun alat ukur kita belum bisa mendeteksinya. angka tersebut muncul dari estimasi berdasarkan kecepatan pengembangan jagad raya saat ini.

Trus kalo ada kecepatan yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, maka persamaan relativitas E= mc2 jadi berubah dong dengan c = kecepatan yang lebih cepat dari cahaya tadi.

destiny_of_aries

Supernova adalah suatu peristiwa ledakan spektakular nan dashyat sebagai 'akhir kehidupan' sang bintang. Tidak semua bintang (misalkan Matahari) akan menjalani tahapan ini. Hanya bintang yang bermassa besar yang dapat menjadi supernova.Mekanisme supernova ada beberapa macam. Oleh sebab itu, setidaknya ada 2 jenis supernova yang dikenal (tipe I dan II). Yang lebih populer dikenal adalah supernova tipe II.

Latar belakang terjadinya supernova (tipe II) adalah pelepasan energi yang sangat besar akibat ketidakstabilan dua gaya yang saling bertentangan, gaya gravitasi dan gaya dorong keluar oleh energi radiasi bintang. Di akhir hidup bintang bermassa besar, di inti bintang terbentuk unsur besi, Unsur besi tidak dapat difusikan. Jika temperatur inti bintang cukup tinggi, unsur besi akan pecah (reaksi fisi) sambil menyerap energi. Inti bintang yang seharusnya menghasilkan energi untuk menjaga kestabilan bintang sekarang kehilangan sumber energi (bahkan bisa menyerap energi). Oleh sebab itu, gaya gravitasi akan menang dan bintang akan mengkerut. Selubung bintang (bagian luar bintang) yang masih mengandung banyak hidrogen akan runtuh ke bagian dalam bintang yang temperaturnya sangat tinggi (jauh lebih tinggi) dan seketika semua hidrogen yang ada di selubung bintang menjalani reaksi fusi secara bersamaan dan melepaskan energi dalam jumlah maha dahsyat. Hal ini akan melontarkan selubung bintang dengan kecepatan mencapai puluhan ribu km per detik dan meninggalkan inti bintang yang mengerut. Jika inti bintang ini mempunyai massa di bawah 1,44 massa matahari (angka ini disebut batas Chandrasekhar) disebut sebagai bintang neutron karena sebagian besar berupa neutron (elektron-elektron terdorong masuk ke dalam proton membentuk neutron). Tekanan degenerasi neutron mampu melawan gaya gravitasi dan menghentikan keruntuhan bintang. Jika massa inti bintang lebih besar dari batas Chandrasekhar (1,44 Massa Matahari), tekanan degenerasi neutron pun tak mampu menahan keruntuhan inti bintang dan inti bintang akan terus mengerut hingga melewati batas jari-jari Swartchild (horizon peristiwa/event horizon). Saat itu, inti bintang mempunyai gaya gravitasi sedemikian kuat hingga cahaya pun tidak dapat lolos. Oleh karena cahaya pun (dan semua bentuk radiasi lainnya) diserap, inti bintang akan "hilang" dan tak terdeteksi lagi radiasinya. Inti bintang inilah yang dikenal sebagai black hole (lubang hitam).

Jika seandainya Matahari menjadi black hole tanpa mengalami supernova, Matahari akan berjari-jari sekitar 3 km saja tetapi massanya seperti massa Matahari sekarang. Pada saat itu, planet-planet lain (termasuk Merkurius) tidak akan terpengaruh apa-apa. Orbit planet-planet akan tetap sama seperti sekarang, seolah-olah Matahari masih sama seperti sekarang. jadi, tidak seperti pandangan umum bahwa black hole adalah "vacuum cleaner" alam semesta, black hole tidak akan menarik benda apapun jika benda tersebut ada di luar event horizonnya.

Semoga info ini bisa bermanfaat
------------------------------------------------------------------------
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

superstring39

Kutip dari: Terbaik pada Februari 06, 2009, 04:49:28 PM
Trus kalo ada kecepatan yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, maka persamaan relativitas E= mc2 jadi berubah dong dengan c = kecepatan yang lebih cepat dari cahaya tadi.
tidak persamaan relativitas khusus einstein bukan berubah, melainkan tidak berlaku untuk keadaan tersebut. dibutuhkan teori baru lagi untuk menjelaskannya, nah ini yang belum ditemukan orang.

Pi-One

Teori relativitas einstein berlaku untuk benda yang dari awal tidak bergerak dengan kecepatan cahaya, benda tersebut tidak akan melebihi kecepatan cahaya...