Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 07:39:01 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 76
Total: 76

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Bagaimana cara kita mengingat?

Dimulai oleh advisor, November 13, 2006, 01:49:45 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 6 Pengunjung sedang melihat topik ini.

advisor

Researchers at Johns Hopkins have figured out how one particular protein contributes to long-term memory and helps the brain remember things longer than an hour or two. The findings are reported in two papers in the Nov. 9 issue of Neuron.

The protein, called Arc, has been implicated in memory-linked behaviors ranging from song learning in birds to rodents being aware of 3-D space. In people, Arc may be one culprit behind certain long-term memory-based behaviors like drug addiction, the researchers say.

"We think Arc controls how brain cells learn and associate behaviors and remember them over a long period of time," says Paul F. Worley, M.D., professor of neuroscience and neurology at Hopkins and director of both studies. "For example, the person who quits smoking can wean himself from cravings at home, at work or outside. But if you put him in a bar with a drink in his hand, his brain remembers that former association and suddenly the craving returns. These types of long-term associations are memories wired in your brain."

Years ago, Worley and his colleagues, studying laboratory rats, found that their brains made lots of Arc protein while the animals were awake and active. In fact, it has been long known that stimulating individual nerve cells - by an act as simple as exploring new environs, for example - causes the cells to make more Arc protein almost immediately. "Arc is an instant and reliable readout for active cells in the brain," says Worley. But although scientists knew that active cells were making copious amounts of Arc, no one knew exactly what Arc was doing in those cells until now.

To figure out what Arc was doing, the Hopkins team looked for what other proteins Arc "plays" with. Using Arc protein as bait, they went on a molecular fishing expedition in a pond filled with other proteins normally found in the brain and hooked two known to be involved in transporting materials into and out of cells.

"Moving things in and out of cells is critical for normal brain cell function. We were extremely excited that Arc might somehow be involved in this transport because it links transport to memory formation," says Worley. "This brings us one step closer to understanding how the brain saves memories."

According to Worley, memories form when nerve cells connect and "talk" to other nerve cells. It's thought that the stronger these connections are, the stronger the memory.

Like the childhood game called Telephone, where one person taps her neighbor and whispers a message that is passed on in similar fashion to the next person in line, nerve cells connect and "talk" to each other by relaying messages - usually by passing small chemicals - from cell to cell.

When nerve cells connect with each other in the brain, one cell releases chemicals into the space between it and its neighbor. The neighboring cell has protein receptors on its surface that capture the released chemicals. The cell that captures these chemicals then swallows up the receptor-chemical complexes, removing the receptors from the cell's surface. The more receptors present, according to Worley, the stronger the connection between the two cells. New receptors constantly replace the swallowed-up ones.

The two proteins that came out of the Arc fishing expedition - known as dynamin and endophilin - previously were known to be critical for this swallowing action. And, it turns out that Arc controls these two proteins and therefore controls how often cells swallow receptors from their surfaces.

When the researchers altered Arc so that it was unable to bind these two proteins, cells were unable to "swallow" and wound up with more receptors than normal on their surfaces. Adding more Arc to cells caused the opposite to happen; the cells hyperactively swallowed up too many receptors, leaving few at the surface.

Unfortunately, it's possible to over-excite a cell to death, says Worley, and if the excitation controls come off, the strength of long-term memory is altered.

So what does Arc's control over brain cell receptors mean for our ability to remember where we put the car keys? "We know that animals lacking Arc live only in the here and now. They learn fine in the short term, but tomorrow they will need to relearn everything," says Worley. And in the case of long-term memories that are better forgotten, such as that cigarette craving while sitting in a bar, a better understanding of how these memories form promises hope that there might be a way in the future to forget them entirely.

Researchers were supported by grants from the National Institute of Mental Health, the National Institute of Deafness and Other Communication Disorders, the Howard Hughes Medical Institute and the Human Frontier Science Program Organization.

Authors of the two papers are Shoaib Chowdhury, Jason Shepherd, Gavin Rumbaugh, Hiroyuki Okuno, Gregory Lyford, Jing Wu, Richard Huganir and Worley of Hopkins; Ronald Petralia of National Institute on Deafness and Other Communication Disorders at the National Institutes of Health; and Niels Plath and Dietmar Kuhl of Freie Universitat Berlin in Germany.

Source: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

reborn

Bingung mau mulai nanya darimana sih hehe...

Ada yang bisa bantu gak? Bagaimana caranya kita bisa mengingat banyak hal? Apa itu memory? Di mana dan bagaimana kita menyimpan dan memanggil memory itu? Kenapa memory sekarang dipelajari di neuroscience bukan hanya di psikologi?

??? ???


tommy

Saya paling senang (baca: tertantang) kalo soal urusan mengingat.

Yang paling sering saya coba sih adalah dengan cara terus mengulang sampe berapa kali. (Katanya short memory cuma bertahan 8 detik ya? Jadi ulang setiap 7 detik).

Yang nggak kalah pentingnya adalah: dengan mencamkan dalam hati bahwa hal ini penting untuk diingat/dihapal. Dengan cara ini biasanya lebih efektif. (Cara ini saya praktikin untuk ngeset jam berapa mau bangun. Yaitu dengan cara bergumam dan meyakinkan diri sendiri: "Gue harus bangun jam 05.00". Besoknya kita akan bangun jam 5).

Selamat mencoba.

prietea

Setahu sy memory kita disimpan dalam bentuk impuls-impuls syaraf. Kalau memory komputer kan pakai binary, 0 atau 1, dengan 0 berarti tidak ada arus (off) dan 1 berarti ada arus (on). Memorinya menjadi gabungan dari beberapa saklar on/off tersebut.

Di otak juga memori kita disimpan dalam bentuk on/off dengan adanya sinaps atau sambungan antar syaraf. Memory kita dibentuk dari banyak saklar sinaps. Tetapi berbeda dengan memory komputer, kalau memori komputer ada satu saklar yg error maka data tidak bisa diakses. Sedangkan di otak, kalau ada sinaps yg ga berfungsi atau terlepas kontaknya, maka data tetap bisa diakses tapi jadi kurang jelas.

Karena otak menyimpan data dalam bentuk visual, sehingga apabila sinaps yg menyimpannya berkurang, tampilan visual tersebut akan menjadi kabur/tidak jelas, tapi masih bisa dilihat.

Hebatnya lagi, otak menyimpan memori dalam bentuk holografik. Kehebatan dari holografik adalah data tersimpan secara tersebar dalam otak. Misalkan gambar rumah, secara holografik bisa terlihat 3D, bisa diputar-putar. Apabila media penyimpannya dipotong setengahnya, rumah tersebut masih bisa dilihat utuh secara 3D, hanya ukurannya lebih kecil.

Dengan memperbanyak sinaps, orang bisa membuat gambar 3D secara mendetail. Sesungguhnya kecerdasan adalah berapa banyak hubungan antar syaraf yg dimiliki, bukan berapa banyak sel syaraf yg dimiliki

ada film bagus yg mungkin bisa membantu memberi gambaran,
judulnya What The Bleep Do We Know

btw jangan terlalu percaya, sy pasti salah

ayu76

bicara masalah memory, emang susah susah gampang. anggap aja gini (diluar teori ya, malas ngikut ngikut teori, berdasarkan experience aja, guru juga kok).jadi, gini kita manusia punya kapasitas memori beda beda, kadang ada yang gampang cepat inget sesuatu kadang pelupa. kadang saking udah penuhnya memori dikepala kita harus delete or kita trush spam kali ye. ibaratnya mp4 saya beli ada yang 4giga, muat 1000 songs. trus saya beli lagi yang 30Giga, kapasitas  7500 songs and bisa download video lagi.nah ada yg cuma suffle, engga ada displaynya sama sekali 512MB (saya kayak tukang jualan elektronic aja nin). nah jadi bayangin di manusia. kalau orang pinter mungkin bisa 60Giga kayak laptop saya ini, tp kalau yg engga pinter kayak saya mungkin cm 1Giga doang kali ye. kalau memori udah full ya udah kgk bs nampung yang lain lagi. tp biasanya kalau untuk dimanusia masalah memorinya full or kagak biasanya berdasarkan pengalaman yang dialami. kalau hidupnya monoton situ situ aja, ya memorinya engga full full, tapi kalau banyak yang diliat and dirasa , walaupun umurnya masih separoh dari manusia yg hidupnya monoton, angap aja umur 60taon life monoton dibandingkan ama yg masih 30ton tp uda banyak pengalamannya , ya mungkin yg 30taon itu dengan kapasitas memori 30Giga tapi diumurnya yg segitu udah full dibandingkan dengan si kakek dgn kapasitas memori 2Giga tapi engga full full (persoalan pikun lain lagi masalahnya ya, itu cuma masalah karatan aja bang,di amplas juga bisa ingat lagi, hehe) . so persoalannya ente liat aja teori teori yg ada , tp ane anjurin all, everything kita bawa kembali pada pengalaman kita. cari dari  empiriknya ;) aja.

Hendy wijaya, MD

Ada yang tahu jawaban dari pertanyaan di atas itu?tolong donk..
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

Hendy wijaya, MD

#6
Penjelasan dari prietea saya rasa belum bisa menjelaskan dalam bentuk apa ingatan itu disimpan, tapi lebih tepatnya bagaimana proses belajar dan mengingat itu terjadi. Memang dalam proses belajar akan terbentuk jalur2 neuronal baru melalui pembentukan sinaps2. Hal ini sesuai dengan definisi belajar/mengingat yaitu perubahan kemampuan penghantaran melalui sinaps oleh sebab impuls2 sebelumnya.
Tapi sejatinya, data mengenai sesuatu yang kita ingat itu ada di otak dalam bentuk apa?apakah bisa dipindahkan?disentuh?diraba?
Kalau cuma "sekadar" jalur atau sirkuit neuronal, tentu bisa diciptakan mesin yang bisa baca pikiran orang seperti halnya anda membaca sirkuit elektronika..sirkuit yang sama persis tentu memiliki fungsi yang sama atau ingatan tentang sesuatu yang sama.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

raisuien

bukannya disimpan dalam tegangan listrik tertentu? yg disebut sbg memori?

cignus

dalam bentuk impul2 listrik, yg diterjemahkan dngn cara yg berbeda2 tergantung proses pembelajaran dan faktor genetik. misalnya bau, saat qta masih bayi qta gak dapat membedakan bau yg sedap dan yg tak sedap, tetapi ibu qta(lingkungan) mengajari qta bahwa bau yg ini tak enak dan bau yg lainnya enak. memori ini dibawa terus sapai dewasa sehingga bila sebuah molekul bau harum (dngn spesifikasi tertentu) menyentuh bulu2 dalam hidung qta, kemudian sel saraf menyalurkan listrik keotak bagian tertentu, dalam proses pembelajaran qta mengenali molekul ini sebagai bau harum, ato dngn kata lain otak qta menerjemahkannya melalui proses pembelajaran sebagai bau harum.

cignus

kok pertanyaannya rumit untuk dijawab juga nih. gimana klo qta generalisasi aja memori menjadi sebuah tindakan, soalnya tingkah laku manusia secara umum merupakan memori belajarkan (supaya gua bisa ngasi contoh kasus). pada saat qta masih bayi, qta tidak tau apa2 semuanya diketahui melalui proses belajar. contohnya saat qta masih berusia <8 bulan, qta tidak mengetahui bahwa sebuah benda itu statis (tetap), menurut percobaan piaget seorang anak pada usia 8 bulan menyadari bahwa benda mesih tetap ada walaupun tidak lagi terlihat olehnya sedangkan seorang anak yg lebih kecil bertindak seolah-olah sebuah benda akan hilang ketika benda itu ditutupi. (karena itu ingatan termasuk bio spikologi juga lagi)

Kutip dari: Hendy wijaya, MD pada Oktober 30, 2009, 10:06:57 PM

Tapi sejatinya, data mengenai sesuatu yang kita ingat itu ada di otak dalam bentuk apa?apakah bisa dipindahkan?disentuh?diraba?


ya tingkah laku dapat dimanipulasi, percobaan profesor binyamin libet menunjukkan bila otak seorang diberi listrik rendah ia akan bergerak sesuai petunjuk dari aliran listrik tersebut (jangan diartikan secara kasar ya soalnya petunjuk dari aliran listrik hanya untuk melakukan hal yg sederhana). jadi ingatan ato secara umum pengindraan qta (bagaimana qta mengeksplor dunia) adalah impuls2 listrik yg diterjemahkan oleh otak menjadi apa adanya sekarang.


syx


Hendy wijaya, MD

#11
Kutip dari: syx pada November 02, 2009, 08:44:55 AM
mungkin dalam bentuk rangkaian peptida tertentu?
Itu yang saya mau tanyakan, apakah disimpan dalam bentuk peptida tertentu?protein?
Yang saya tanyakan bukan lagi bidang ontologis dan aksiologis tapi dalam bidang epistemologisnya. Apa sebenarnya memori itu?Dalam bentuk apa dia disimpan?
Kalau komputer kan dalam bentuk kode biner, magnetis dan non magnetis, sehingga jika polanya bisa diketahui, ia bisa dikopi. Nah kalau memori kita, dalam bentuk apa?peptida?protein tertentu?itu yang sampai sekarang masih belum terjawab. Kalau sekadar impuls listrik, itu untuk short term memori, kalau sudah long term, dia bukan lagi impuls listrik.
Saya tanyakan dalam bentuk apa?BUKAN bagaimana memori itu didapatkan melalui proses pembelajaran. Kalau hanya dalam bentuk tegangan listrik, di saat seseorang mengalami henti jantung atau gangguan aliran darah ke jantung yang mengakibatkan dia syncope, kok masih ada long term memory nya?setelah sadar/selamat, dia masih ingat angka, huruf, bagaimana cara makan, nama2 benda. Padahal dalam keadaan tidak ada aliran darh ke otak untuk beberapa detik saja, aktivitas impuls listrik dalam sel neuron sudah terganggu.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

cignus

ampun deh mas hendi jangan galak2 napa? saya cuma mencoba menjawab sebisa mungkin
nih yg aku dapet dari buku jendela iptek kehidupan oleh dorling kindersley
"sel2 saraf ato neuran seperti kawat listrik yg terbentang di seluruh tubuh seekor binatang. Mereka tidak mengalirkan aliran listrik, tetapi impuls listrik sesaat. sel saraf tertentu memiliki serabut ramping yg panjang yg disebut akson dan sejumlah serabut lain yg lebih pendek yg berhubungan dngn saraf2 lain. saraf secara teratur memompa sodium keluar melalui membran. Hal ini menyebabkan ketidak seimbangan listrik dimembran , yg disebut potensi terpendam. jika saraf dirangsang, sodium masuk kembali melalui membrandan potensi terpendam ini runtuh. ini menimbulkan reaksi beruntun, impuls listrik menjalar sepanjang akson ketika tiba diakhir akson, impuls lalu merangsang sel saraf lain"

nyambung gak. klo masalah penyimpanan dalam bentuk apa mungkin dalam bentuk aliran2 sel2 otak tertentu. kan bagian otak tertentu, memiliki fungsi tertentu. jadi klo jalur yg dilewati A menimbulkan efek tertentu. jalur B efeknya beda lagi.

semoga bisa menjawab, tapi klo salah jangan marah ya (jadi takut gua ama mas hendi)

Hendy wijaya, MD

Hahaha..takut kenapa mas, maaf kalo kata2 saya ada yang terdenghar menyinggung, bukan begitu maksud saya. Saya hanya berdebat berdasar referens terbaru dan dasar keilmuan yang saya miliki tanpa melibatkan emosi kok.
Btw, penjelasan anda itu termasuk penjelasan penghantaran impuls melalui sel neuron, itu sudah jelas saya ketahui, saya puinya banyak buku pure science (bukan popular science seperti yang anda sebutkan) yang menjelaskan itu semua mas. Tapi yang menjadi pertanyaan sampai saat ini tetap dalam bentuk real apa memori itu disimpan?
Saya juga tahu dengan pasti di mana ingatan jangka panjang dan jangka pendek itu disimpan, wong saya belajar tentang neuroanatomi dan neurofisiologi juga mas..
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

cignus

ya udah lah, yg penting sama2 belajar. tapi saya masih belum mengerti pertanyaan mas hendi mungkin bisa dipertegas, biar saya juga bisa belajar, masalah otak memang masalah penting, termasuk masalah hakikat.

kayaknya di kompeter juga gak ada zat khusus yg digunakan untuk menyimpan memori. adanya kapasitor tapi semua zat yg digunakan untuk menyimpan ya sama aja. klo misalnya dianalogikan prosesor = otak, kapasitor=neuron, sofware=pembelajaran, trus tegangan listrik = sodium. bisa dibilang listrik pada komputer ato sodium pada manusia merupakan memori itu sendiri kali ya.