Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 03:24:13 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 84
Total: 84

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

PUISI DAN SAJAK

Dimulai oleh Hamano Taiki, November 26, 2008, 08:58:02 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Hamano Taiki

disini tempatnya karya sastra baik puisi, syair, pantun dll hehehe
aku mulai dulu yah, meskipun masih dlm proses belajar =)

Untukmu Nona

Dengarlah batinku menggelora
rasakan cintaku yang membara
ciumlah maksud isi hatiku
lihatlah diriku menantimu

Surya begitu terang
awanpun bawa kesejukan
sejak daku mengenalmu
secarik kertas kutulis
kata perkata tercurah
hanya tuk memujamu

Tetesan air hujan
mengalir ketelaga
bawa diriku nona
kala menapaki senja

Ingin mencumbumu
dimalam penuh kalbu
dan belai lembut kasihmu
kelak kau akan terharu


Hamano Taiki

Sosok Tuan Putri

Awan hitam membuka
lika-liku segala cara
untuk menempuh kearah utara

Bayang semu berkaca
dimedan haus dahaga
langit biru jadi ungu
seakan tegar tercipta
dalam lumpur membisu
terkunci kepada kunci

Begitu langkah terhenti
ditepi jurang kuberdiri
seketika datang seorang putri
hening sejenak ditemani purnama
rasa segar, jiwa lega...

Tuan putri mencuri
hati lelaki menjadi tak berarti

Tuan putri sudi bersimpuh
disana menjumpai awan megah

Tuan putri memegang kendali
seolah mempermainkan para lelaki

utusan langit

for someone

kehadiran

daya menerima segala akal
dengan sedangkal lubung disakral
merintih hujan tadi
merunduk memeluk pagi
aku hadir lagi
didekatmu
dekat hati

skuler

#3
Aku memujamu semenjak kita berjumpa saat lalu, putri
Kehangatan rohanimu memaksaku demikian
Keyakinan yang telah berkata demikian pada iman
Sehingga fenomena itu akan abadi selamanya dalam hati
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.

ryoma

#4
puisiku, lumayan lah:

Cinta tak lagi menderu
tak lagi menjejali kerongkonganku
cinta tak lagi memburu
menertawakan emosi metanaku
kini tak lagi mengharapi
keinginanku yang tumpul ini
menumpul, melututi
tak lagi bergelora indah di jiwa
di kata
tak lagi mendesakku
menyuruhku mendaki ke mana
mengalir ke mana
tamat di mana

cinta tak lagi berada
berbuat ulah macam apa
mengesalkan beribu imajinasi kata
tak lagi mengunci
menutupi semua jendela peluang ledakan basi

cinta tak lagi utuh
cinta belum juga sembuh
When there is a will there is a way..
قل حو الله الحد

superstring39

mencintai...

bukanlah bagaimana kau melupakan...
melainkan bagaimana kau memaafkan.

bukanla bagaimana kau mendengarkan...
melainkan bagaimana kau mengerti.

bukanlah apa yang kau lihat...
melainkan apa yang kau rasakan.

bukanlah bagaimana kau melepaskan...
melainkan bagaimana kau bertahan.

(noname)

ghostdoors

#6
tuangkan karya2 anda disini.
sebagai relaksasi jiwa yg ternodai.....

Nyanyian Bisu

Setiap mulut yang menganga
Setiap lidah yang menjilat
Menari dalam jengkal asmara rayuan penghantar jiwa
Terpesona aku akan gemulai lembut cakrawala
Sejenak hati terlepas lunglai, dan aku pun bertanya...
"Hey....,bukankah kau telah lama membisu dan kini kau bisikan nyanyian bisu...??
Kepada siapakah kau katakan ketakutan itu...?
Ranting yang terpatahkan oleh amarah kehidupan...?
Peradaban sosial yang termajinalkan...??
Atau......., aku......???
Aku yang selalu membisu....??!

Gegap alam ini tak mau kau usik dengan bujuk pesonamu
Diri ini yang selalu terselimuti benalu..!!
Membusuk terkurung azab
Membusuk dalam tarian bisu
Bahkan kau muntahkan kebenaran
Kau telan tuba yang terjejalkan
Kau tinggalkan asa dengan nestapa.

Yah...dogma, itu yang kau ajarkan.
Nada yang tak beraturan melahirkan irama nyanyian kebisuan...


GD,januari09
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

alvin pratama

            Mengingat Gerimis

"puisi diberi napas seratus ribu nama sedih,"
ucapmu menyalakan kembali seluruh lampion
di setapak panjang masa lalu yang murung.

kita pun kemudian sunyi, ketika suara-suara
dan nyanyian abadi diperdengarkan sayup ingatan.
wajah-wajah teduh mengambang teramat dekat.

"puisi diberi napas seratus ribu nama sedih,"
kenangku padamu, sambil membaca jarak
antara dirimu dengan guguran daun.

tiba-tiba kita lupa kepada gerimis di halaman
yang sedang mengingat-ingat sejak kapan tepatnya
masa lalu yang gemetar itu mencatat jumlah suaranya,
mencatat seluruh kabar yang hendak disampaikannya.

"puisi diberi napas seratus ribu nama sedih," ucapmu.
aku pun tak jadi bertanya, mengapa gerimis itu datang.
[move]"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasih

semut-ireng

seperti seekor kerang
berjalan merambat,  tubuh penuh luka
tapi aku ingin terbang
terbang
la ilaha sayap kiriku
ila huwa sayap kananku

arydhamayanti

H2O

Aku tercipta saat petir mereaksikan dua atom Hidrogen dan satu atom Oksigen
Jatuh pertama kali di celah bebatuan sebuah bukit
Melarutkan garam dan mineral
Kemudian tiba di sebuah anak sungai
Dan mengikuti alirannya

Pak embun yang berusia seratus tahun
Bercerita tentang mendung dan titik-titik hujan besar di Moscow
Bu kabut yang berusia seribu tahun
Bercerita tentang Kristal salju yang lembut di Jepang dan Gletser di Kutub
Paman Uap air yang berusia sejuta tahun
Bercerita tentang Yellowstone, Air Terjun Niagara, dan Tsunami di Aceh
Bibi air seni yang berusia semilyar tahun
Bahkan bercerita tentang plasma sel, darah, dan getah bening

Aku masih mengalir di sungai
Mungkin bukan saat ini aku bisa berpetualang melewati siklus air yang lain
Aliran sungai semakin melambat dan melembut
Saat kandungan mineral semakin banyak dan air semakin melimpah
Aku akan membawa mineral bersama lumpur dan mengendapkannya di delta sungai

Seperti apakah laut yang misterius itu?
Tempat aku akan bermuara
Aku sungguh ingin tahu
[move]jadi begitu yaa... hmm...[/move]

Mumtaz

[Lembaran Mimpi] Halaman Pertama

Ditepi jendela aku bercerita, pada bulan di singgasananya.
Sebongkah hati yang ku bawa lari, memberontak ingin kembali
Padahal disana ia selalu tersakiti, terluka oleh keegoisan diri
Entah apa yang ada di logikanya
Merajuk pada mimpi semata
Tentu saja hasilnya fatamorgana
Yang tak segan membuyarkan segala asa
Kini, kau ingin menghapus ceceran jejaknya
Mungkinkah? sedangkan kau terus saja membuntutinya
Atau memang dia yang selalu membayangi?
aaah...kau memang aneh..
Saat cinta berkata dusta,
Kau selalu memakluminya dari satu mungkin ke mungkin lainnya
Bahkan sampai beribu mungkin untuknya
Sudahlaah...aku menyerah..
Pergilah jika memang itu yang kau pinta
Pergi dan bawa semua luka...
Aku tetap disini menanti menyulam asa

Monox D. I-Fly

Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

De-one

BILANGAN TAUHID
Aku tidk paham dengan bilangan
Ada 0 sampe 9
Lebih besar dari itu kembali
9 bilangan besar
0 artinya kosong
Menandakan kehampaan
1 menandakan ada
10 bermakna ada dari ketiadaan
muncul bilangan biner
Antara 0 dan 1
Dengan ini peradaban berkembang
Dengan ini kabar tersiar
0 adalah pembebasan
dari segala realita
Sebab yang ada hanya 1, tidak 2 tidak 3 tidak juga 9
tapi 1 tidak muncul dari 0
Ada tidak muncul dari ketiadaan
1 tidak berbilang
Yang satu, yang esa
La ilaha illa Allah

Grey.abuabu

saat tanya selalu bertanya
jawaban pun tak menjawab
ku tutup saja telinga, biar orang berkata apa
kaki tetap melangkah, lama
tanya tetap bertanya, jawaban entah dimana

melky27

#14
Entah harus bagaimana lagi harus kubahasakan cinta kepada malam
Kepada sore telah kujanjikan
Ditengahnya telah aku buktikan
Sementara esok subuh sepertinya masih tanda tanya yang dia ragukan
Dengan kata yang ia guratkan
Dalam puisi yang ia tuliskan

Harus dengan apalagi kulawan dingin hujan
Meski kuyup seluruh badan
Walau gigil mengerutkan tulang
Aku mencoba tersenyum hangat, meski kadang terdiam
Dengan sigeret yang kau sulutkan
Tenggelam di dasar kopi pahit yang kau buatkan

Malam ini hujan
Dingin semakin tajam
Aku tetap memeluknya
Dengan kuyup aku tersenyum, terpejam

Pejaten, 3 Juli 2010 Malam hampir Pagi :
(oleh Suryanto Bari)
ditulis oleh seorang sahabat sekaligus kakak kelas waktu SMEA dulu, sampai hari ini rajin menulis puisi.
Diposting oleh Deden Rachman  untuk [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Deden Rachman