Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 09:38:33 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 153
Total: 153

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Mr. Clean Indonesia

Dimulai oleh xSaVioRx, Maret 21, 2010, 11:22:10 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

xSaVioRx

Meski tiga kali menjadi menteri -- Menteri Perhubungan, Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) serta Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) -- Emil justru tak terpikir untuk membeli rumah semasa memangku jabatan. Ia hidup di rumah dinas dengan fasilitas yang disediakan negara.

Sebelumnya, kemenakan H. Agus Salim ini, memang telah memiliki satu rumah di Jl. Tosari No. 75. Dibeli pada 1968, rumah itu dikontrakkan.
Dari kontrakan tersebut, Emil mendapat hasil sampingan yang
ditabungkannya.

Tatkala menepi dari pusaran kekuasaan pada 1993, doktor ekonomi
alumnus Universitas California ini, terpaksa keluar dari rumah dinas.
Akibatnya, ia baru merasa pahitnya, tidak memiliki rumah. "Saya pun
memikirkan untuk membeli rumah," kisah pengurus ICMI ini.

Akhirnya, ia membeli rumah untuk bernaung bagi dirinya dan istrinya.
"Kalau anak-anak barangkali mereka dibawa suami masing-masing,"
ujarnya. Di saat awal pindah ke rumah baru, menurut seorang aktivis
LSM yang dekat dengannya, Emil tidak memiliki peralatan rumah tangga
yang banyak. "Dia sampai kesulitan untuk beli ranjang," kisah aktivis
itu.

Selain dari berbagai sumber pendapatan, Emil mengaku, kini ia dan
keluarganya hidup dari rumah kontrakan. Kesederhanaan dan hidup lurus yang dikukuhi Emil Salim ini, membuat Zainul Bahar Noor SE memujinya. "Emil Salim itu sama bersih dengan
pejabat bersih lainnya. Ia teknokrat yang tidak mementingkan uang," puji Dirut Bank Muamalat Indonesia (BMI) ini.


Semasa memangku jabatan, ia
mengisahkan, awalnya orang memberi bunga. Lalu, kata Emil melukiskan,
meningkat menjadi makanan, pena, jam tangan, dan kemudian dalam bentuk
barang lain. "Yang penting enam bulan pertama. Setelah enam bulan
pertama kau terima kedudukan itu, kau mesti beri signal-signal
(tanda-tanda)," katanya.

Bagaimana ia menangkis pemberian tersebut? "Yang penting enam bulan
pertama yang menentukan. Setelah enam bulan pertama kita terima
kedudukan itu, kita mesti beri signal-signal," ujarnya membeberkan
pengalamannya. Dalam menerima pemberian tersebut, menurutnya, mesti
ada garis tegas. "Katakan lebih dari ini, no!" Tapi, "kita tidak perlu
berteriak mengatakannya tetapi dengan sopan." Dengan demikian, orang
akan mengerti berhadapan dengan siapa.

Setelah itu, menurutnya, barulah dijelaskan, "hei Bung, ini ada sumpah jabatan. Demi Allah saya bersumpah tidak akan menerima hadiah dengan dalih apa pun. Pokoknya sumpah itu berat sekali." Tak sekadar menyadarkan mereka yang hendak
'menyuap', Emil pun mengungkapkan, sebagai kepala keluarga mesti
menertibkan semua keluarga. Demikian juga agar menjadi contoh bagi
keluarga. "Jadi harus kita jelaskan kepada semua keluarga," ujarnya.

Meski demikian, Emil mengembalikan sikap sederhana dan jujur itu,
kepada rasa keberagamaan seseorang. Ia merasa beruntung mendapatkan
pendidikan agama sejak kecil dari kedua orangtua. Pendidikan itu pula
kemudian yang diwariskan kepada anak-anaknya. "Jam kantor itu kan
berada antara waktu Dzuhur dan Ashar.

Bagaimana mungkin kita salat,
menghadap Tuhan Yang Maha Esa sementara di saku terdapat uang
begituan?" Emil memberi ilustrasi. Di sisi lain, ia mengingatkan,
hendaknya kita jangan sampai membuat respek anak hilang gara-gara
tingkah kita. "Kasihan, gara-gara tindakan kita, mereka di sekolah
menjadi bahan gunjingan teman-temannya yang lain." Emil, Sarwono,
Ma'rie, maupun Billy, merupakan segelintir figur yang disebut-sebut
sederhana dan bersih. Meski demikian, tentu masih ada deretan petinggi
lainnya yang memiliki integritas dan dedikasi tinggi terhadap
pekerjaan.
If someone feels that they had never made a mistake in their life,then it means that they had never tried a new thing in their life ~ Einstein