Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 07:42:13 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 105
Total: 105

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Compact Prover

Dimulai oleh iMathcore19, September 25, 2012, 09:57:10 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

iMathcore19

selamat pagi kakak kakak di sini

saya ada masalah dalam mengoperasikan compact prover.

pada saat saya mau melakukan proving pada flowrate 250 prover masih bisa melakukan proving, namun pada saat saya naikkan flowrate menjadi 300an bahkan 290an KL/Hr proses proving mulai tersendat, bahkan dalam mekanismenya. flow computer seakan tidak dapat membaca bahwa switch detector ke-2 telah terkena flag, sehingga piston pada compact prover tidak dapat melakukan proses retrieve.

menurut kakak kakak di sini, apakah penyebab kasus ini, sehingga posisi compact prover berhenti di posisi downstream dengan poppet valve telah terbuka.


terimakasih,


skuler

topik yang menarik, namun saya belun pernah mengoperasikan compact prover, hanya mendesain engineeringnya saja. hehehe. dari penjelasan rekan iMathcore19, tampaknya, permasalahan ada di sisi pemrograman dimana pulse counter tidak dapat mencacah flowrate diatas 250 KL/Hr. dari sisi rangkaian juga, seakan-akan switch detector tidak memiliki kontak dengan flow computer, atau aktuator yang demikian. saya kurang paham rangkaian logika yang terdapat di prover anda, maklum bukan spesialisasi saya. hehehe

silahkan rekan forsa lainnya ikut gabung dalam diskusi.
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.

mhyworld

Tampaknya kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan prover mendeteksi switch saat target tercapai. Mungkin bisa dijelaskan dulu prinsip kerja compact prover yang dimaksud supaya analisisnya bisa lebih akurat.

Yang saya tangkap dari deskripsi singkat di atas, compact prover bekerja dengan prinsip piston, yaitu menggunakan wadah silinder dengan volume konstan. Volume fluida yang mengalir ke dalam prover ditentukan oleh luas penampang silinder dan panjang pergeseran posisi piston. Posisi awal dan akhir piston ditandai dengan switch yang dideteksi secara elektronik. Flowrate dapat dihitung dari volume silinder yang dibatasi oleh detektor (di posisi awal dan akhir) dibagi dengan selang waktu antara munculnya signal dari detektor awal dan akhir.

Kemungkinan controller gagal mendeteksi signal dari switch pada posisi akhir karena pulsewidth signal tersebut terlalu singkat, sehingga signal sudah hilang sebelum sempat dibaca oleh controller. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menaikkan scan rate controllernya. Cara lain adalah dengan modifikasi switch detektor posisinya sehingga dapat menghasilkan pulse yang lebih panjang meskipun signal dari sumber sudah hilang. Untuk referensinya silakan baca datasheet monostable multivibrator, misalnya menggunakan IC 555.

Namun jika masalahnya adalah switch sama sekali tidak mengeluarkan sinyal saat piston melewati posisi akhir, maka metode pendeteksian posisinya yang perlu dimodifikasi. Ada beberapa metode yang bisa dijadikan alternatif, terutama yang bersifat non-contact, antara lain metode optic, magnetic reed switch, atau hall effect.
once we have eternity, everything else can wait

skuler

jadi gw musti bilang WOW nih: IQ +1 buat analisis dan solusi bang mhyworld :D
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.

iMathcore19

Kutip dari: mhyworld pada September 25, 2012, 09:00:40 PM
Tampaknya kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan prover mendeteksi switch saat target tercapai. Mungkin bisa dijelaskan dulu prinsip kerja compact prover yang dimaksud supaya analisisnya bisa lebih akurat.

Yang saya tangkap dari deskripsi singkat di atas, compact prover bekerja dengan prinsip piston, yaitu menggunakan wadah silinder dengan volume konstan. Volume fluida yang mengalir ke dalam prover ditentukan oleh luas penampang silinder dan panjang pergeseran posisi piston. Posisi awal dan akhir piston ditandai dengan switch yang dideteksi secara elektronik. Flowrate dapat dihitung dari volume silinder yang dibatasi oleh detektor (di posisi awal dan akhir) dibagi dengan selang waktu antara munculnya signal dari detektor awal dan akhir.

Kemungkinan controller gagal mendeteksi signal dari switch pada posisi akhir karena pulsewidth signal tersebut terlalu singkat, sehingga signal sudah hilang sebelum sempat dibaca oleh controller. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menaikkan scan rate controllernya. Cara lain adalah dengan modifikasi switch detektor posisinya sehingga dapat menghasilkan pulse yang lebih panjang meskipun signal dari sumber sudah hilang. Untuk referensinya silakan baca datasheet monostable multivibrator, misalnya menggunakan IC 555.

Namun jika masalahnya adalah switch sama sekali tidak mengeluarkan sinyal saat piston melewati posisi akhir, maka metode pendeteksian posisinya yang perlu dimodifikasi. Ada beberapa metode yang bisa dijadikan alternatif, terutama yang bersifat non-contact, antara lain metode optic, magnetic reed switch, atau hall effect.

Analisanya TEPAT GUNA, dan sangat detail. mengenai mekanismenya mungkin mas mhyworld sudah tahu benar. mungkin saya belum menjelaskan mengenai switchnya. ada 2 switch disana untuk memulai proses run dan yang ke-dua untuk melakukan proses retrieve ketika proving mau kembali lagi ke posisi upstream. pada masalah saya ini tampak pada indikator lampu yang sudah ada. switch ke dua telah mengenai flag. dan terbaca sudah di optokopler bahwa switch membaca perubahan. namun entah kenapa status di flow com tetap kepada "waiting for 2nd hit". dan itu hanya terjadi pada flowrate 280an ke atas.

adakah korelasi antara flowrate dengan kinerja proving? karena dari segi tekanan plenum ataupun hidrolik tampaknya tidak ada masalah.

mohon bantuannya.. saya sudah mulai membusuk disini.. hehehehe.. mati gaya mode on..

makasih banyak nih atas responnya untuk mas mhyworld dan skuler..

mhyworld

Ada beberapa point penting yang saya catat dari penjelasan anda yang berguna untuk mencari sumber masalah sehingga kita dapat mencari cara untuk mengatasinya.
1. Pada flow rendah prover bekerja normal.
2. Pada flow tinggi flowcom tidak mampu mendeteksi switch kedua, berdasarkan status yang muncul.
3. Pada flow tinggi optocoupler masih mampu mendeteksi switch kedua, berdasarkan lampu indikator.
Point ketiga di atas mengeliminasi kemungkinan error pada switch seperti yang saya sebutkan sebelumnya.

Berapa lama lampu indikator menyala setelah switch kedua aktif, apakah cuma sesaat, atau menyala secara terus-menerus sampai prover direset?
Jika cuma menyala sesaat, maka penyebab masalah kemungkinan karena kurangnya waktu aktif switch kedua sehingga sudah keburu off sebelum sempat dibaca oleh flowcom. Ada dua cara untuk mengatasinya, yaitu menambah lebar pulsa signal atau menaikkan scanrate flowcom untuk membaca status switch.

Ada kemungkinan flowcom anda menyediakan fasilitas untuk menaikkan scan rate pembacaan digital inputnya (jika belum pernah disetting, biasanya menggunakan nilai default yang ditentukan oleh factory). Jika memang bisa maka ini merupakan solusi yang paling mudah dan murah. Silakan cari dari manual book flowcomnya, atau tanya senior anda.

Jika solusi di atas tidak memungkinkan, anda terpaksa harus mempertimbangkan solusi lain, yaitu menambah lebar pulsa signal. Ada beberapa cara yang mungkin dilakukan:
1. Menambahkan electronic hardware berupa monostable multivibrator. Anda bisa membuat rangkaian elektronik sederhana menggunakan resistor, capacitor, dan transistor, atau menggunakan IC op-amp, atau yang paling mudah menggunakan IC 555 yang memang didesign untuk keperluan ini. Komponennya dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko elektronik dengan harga yang terjangkau.
2. Mengubah konstruksi switch, agar menghasilkan signal dengan pulsa yang lebih lebar (lebih lama aktifnya), misalnya dengan ukuran sensor yang lebih panjang searah aliran fluida.
3. Mengubah ukuran piston dan silinder. Panjang pulsa deteksi switch berbanding terbalik dengan laju piston, sehingga kita bisa meperlebar pulsanya dengan menurunkan laju piston. Agar flowratenya tidak berubah, maka anda harus memperbesar luas permukaan silinder dan pistonnya. Pada umumnya solusi ini bukanlah pilihan yang terbaik karena sama saja design ulang provernya.
once we have eternity, everything else can wait

iMathcore19

rasanya untuk menambahkan rangkaian elektronik tersebut merupakan saran yang bisa saya pertimbangkan nantinya. terimakasih kepada mhyworld atas sarannya.
tapi apakah ada pengaruhnya jika suatu saat saya akan menambahkan flowrate menjadi 500-750 Kl/Hr karena keinginan user adalah untuk mengoperasikan pada rate demikian.

NB:
- flowrate maksimal compact prover = 750 Kl/Hr
- flowrate maksimal meter (Turbine meter) = 900 Kl/Hr

dan satu hal lagi, jika saya mengubah lebar pulsa dari switch tersebut adakah pengaruh terhadap repeatability serta meter faktor dari sistem meter tersebut.

saya akan coba cari tahu mengenai scanrate tersebut,

Kutip dari: skuler pada September 25, 2012, 02:38:48 PM
topik yang menarik, namun saya belun pernah mengoperasikan compact prover, hanya mendesain engineeringnya saja. hehehe. dari penjelasan rekan iMathcore19, tampaknya, permasalahan ada di sisi pemrograman dimana pulse counter tidak dapat mencacah flowrate diatas 250 KL/Hr. dari sisi rangkaian juga, seakan-akan switch detector tidak memiliki kontak dengan flow computer, atau aktuator yang demikian. saya kurang paham rangkaian logika yang terdapat di prover anda, maklum bukan spesialisasi saya. hehehe

silahkan rekan forsa lainnya ikut gabung dalam diskusi.

mengenai pencacah pulsa, bisa tahu bagaimana saya bisa mengeditnya mas, hehehe.. saya juga sempat berpikir mengenai pulsa tersebut. tapi masih belum bisa menemukan pemecahan solusinya.

iMathcore19

tambahan.

ada yang unik dari kasus ini.
1. setahu saya poppet valve pada sebuah compact prover dapat menutup dan membuka akibat pengaruh dari tekanan nitrogen melalui spring plenum.
2. sedangkan yang dapat mentrigger buka tutupnya poppet valve merupakan switch detector ke-2 pada compact prover.


yang saya heran adalah poppet valve dapat terbuka di posisi downstream, sementara status di flowcomputer masih mencari-cari status tertutupnya switch detector. poppet valve dapat saya pastikan membuka karena flow liquid masih berjalan lancar melalui prover tanpa adanya blokage.

terimakasih.

skuler

Kutip dari: iMathcore19 pada September 26, 2012, 05:01:02 PM
- flowrate maksimal compact prover = 750 Kl/Hr
- flowrate maksimal meter (Turbine meter) = 900 Kl/Hr

mengenai pencacah pulsa, bisa tahu bagaimana saya bisa mengeditnya mas, hehehe.. saya juga sempat berpikir mengenai pulsa tersebut. tapi masih belum bisa menemukan pemecahan solusinya.

naah, untuk pencacah pulsa, jawabannya lebih detil seperti tulisan om mhyworld. sepertinya kita harus bermain di level hardware. spesifikasi IC sebaiknya orde mikrosekon, agar sinyal bisa dibaca oleh controller. untuk solusi praktis, sepertinya ada kemungkinan mengganti flowcomp yang lebih mahal supaya keinginan client anda terakomodasi. hehehe


Kutip dari: iMathcore19 pada September 26, 2012, 05:07:04 PMyang saya heran adalah poppet valve dapat terbuka di posisi downstream, sementara status di flowcomputer masih mencari-cari status tertutupnya switch detector. poppet valve dapat saya pastikan membuka karena flow liquid masih berjalan lancar melalui prover tanpa adanya blokage.

dari kasus ini, saya rasa respon time poppet valve > flowcomp, karena sinyal dari switch yang sama punya output yang berbeda. boleh dilampirkan datasheet/katalog flowcomp dan poppet valve anda? agar kita kaji bersama.
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.

mhyworld

Kutip dari: iMathcore19 pada September 26, 2012, 05:01:02 PM
rasanya untuk menambahkan rangkaian elektronik tersebut merupakan saran yang bisa saya pertimbangkan nantinya. terimakasih kepada mhyworld atas sarannya.
tapi apakah ada pengaruhnya jika suatu saat saya akan menambahkan flowrate menjadi 500-750 Kl/Hr karena keinginan user adalah untuk mengoperasikan pada rate demikian.

NB:
- flowrate maksimal compact prover = 750 Kl/Hr
- flowrate maksimal meter (Turbine meter) = 900 Kl/Hr

dan satu hal lagi, jika saya mengubah lebar pulsa dari switch tersebut adakah pengaruh terhadap repeatability serta meter faktor dari sistem meter tersebut.

saya akan coba cari tahu mengenai scanrate tersebut,

mengenai pencacah pulsa, bisa tahu bagaimana saya bisa mengeditnya mas, hehehe.. saya juga sempat berpikir mengenai pulsa tersebut. tapi masih belum bisa menemukan pemecahan solusinya.
Jika masih menggunakan compact prover yang sama, menaikkan flowrate berarti menambah laju piston, juga mempersempit pulsewidth dari switch.
Menambah lebar pulsa tentu saja berpengaruh pada repeatability pengukurannya. Jika flowcom mendeteksi signal pada bagian belakang pulsa, waktu pengukurannya akan lebih panjang, sebaliknya jika bagian depan pulsa yang terdeteksi, maka waktunya akan lebih singkat. Makanya solusi paling ideal adalah dengan menaikkan scan rate flowcomnya, sehingga repeatabilitynya lebih baik.

Alternatif lain yang terpikirkan oleh saya, adalah dengan mengubah metode input signalnya. Idenya, switch/detector posisi mentrigger sebuah bistable multivibrator, seperti RS flip-flop atau JK flip-flop. Sensor awal disambung dengan input aktivasi flip-flop (S atau J), sedangkan sensor akhir disambung dengan input deaktivasi flip-flop(R atau K). Output multivibrator menjadi aktif setelah piston melewati sensor pertama, dan kembali menjadi pasif setelah piston melewati sensor kedua. Flowcom tinggal mengukur berapa lama output multivibrator tsb aktif. Komponen flip-flop bisa dipilih yang model high speed, bahkan bisa bekerja dalam orde nanosecond, just google it.
Di samping kemampuan high speed, metode ini juga memberikan keuntungan lain yaitu menghemat satu channel digital input flowcom. Namun anda juga harus mengubah program di flowcomnya, yaitu timer mulai aktif saat transisi naik pada output flip-flop, dan berhenti saat transisi turun. Solusi ini mampu mengatasi kegagalan flowcom untuk membaca sensor kedua, namun tidak dapat memperbaiki repeatabilitynya.
once we have eternity, everything else can wait

iMathcore19

sebelumnya saya ucapkan terimakasih sebanyak banyaknya pada mas mhyworld dan skuler *yang lain pada kemana yah?* hehehe..

akhirnya terselesaikan juga masalahnya namun agak aneh sebenernya.

mohon masukannya apakah hal ini masuk akal atau tidak, karena keterbatasan waktu dan ruang gerak *lagi di daerah orang* saya belum sempat merealisasikan masukan dari mas mhyworld dan mas skuler.. tadi saat saya melakukan proving akhirnya bisa juga..
pada flowcomputer nilai Delay SS (switchnya) dirubah dari 100 menjadi 50, sebenernya saya kurang yakin akankah itu penyebabnya.
namun dari segi hardware/wiring pada compactnya saya hanya melakukan pengecekan kekencangan koneksinya *menekan'' sambungan kabel di vol detect* dan mengecek groundingnya.

bagaimana menurut mas-mas dan abang-abang di mari, sampai saat ini saya masih tidak percaya dengan masalah nilai delay timenya karena memperkecil nilai delay time menurut saya malah membuat kondisi pembacaan pulsa switch lebih sulit. tapi sejauh ini proving berjalan dengan lancar dengan repeatability yang baik.


terimakasih atas masukan-masukannya.. maaf kalau solusinya kurang teknis.. :D mohon juga respon tentang solusi saya tadi, apakah memang masih masuk akal atau tidak.

skuler

jadi flowrate gede uda bisa dibaca ama si prover? ya uda mantep tuh bro. ente uda dapet pengalaman lebih daripada gw. hehehe. klo buat gw sih yg penting proyek kelar. makin banyak pengalaman troubleshooting, makin banyak ilmu yg kita dapet. dengan syarat di proyek berikutnya, solusi agar diperbaiki dan dibuat lebih ilmiah dibandingkan sebelumnya.

proyek kelar, ada bonusnya g? traktir dong... hehehe
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.

iMathcore19

Kutip dari: skuler pada September 27, 2012, 09:18:30 PM
jadi flowrate gede uda bisa dibaca ama si prover? ya uda mantep tuh bro. ente uda dapet pengalaman lebih daripada gw. hehehe. klo buat gw sih yg penting proyek kelar. makin banyak pengalaman troubleshooting, makin banyak ilmu yg kita dapet. dengan syarat di proyek berikutnya, solusi agar diperbaiki dan dibuat lebih ilmiah dibandingkan sebelumnya.

proyek kelar, ada bonusnya g? traktir dong... hehehe
iyah bang.. hehehe.. akhirnya kelar juga.. tapi sejujurnya saya masih belum puas karena takutnya itu cuma keberuntungan semata.. uncertainty yang menguntungkan..

nah mengenai perihal bonus dan angin surga.. masih pait mas skuler.. *sedang cari cari pelabuhan baru* kantor saya masih aga kikir.. wkwkwkwk.. dalih pembelajaran teaaa..  >:D
mudah''an aja dalam waktu dekat bisa ikut gentayangan di proyek siluman senior senior saya..


okay dah.. terimakasih nih atas semua responsnya.. hehehe..

mhyworld

Kutip dari: iMathcore19 pada September 27, 2012, 07:03:40 PM
sebelumnya saya ucapkan terimakasih sebanyak banyaknya pada mas mhyworld dan skuler *yang lain pada kemana yah?* hehehe..

akhirnya terselesaikan juga masalahnya namun agak aneh sebenernya.

mohon masukannya apakah hal ini masuk akal atau tidak, karena keterbatasan waktu dan ruang gerak *lagi di daerah orang* saya belum sempat merealisasikan masukan dari mas mhyworld dan mas skuler.. tadi saat saya melakukan proving akhirnya bisa juga..
pada flowcomputer nilai Delay SS (switchnya) dirubah dari 100 menjadi 50, sebenernya saya kurang yakin akankah itu penyebabnya.
namun dari segi hardware/wiring pada compactnya saya hanya melakukan pengecekan kekencangan koneksinya *menekan'' sambungan kabel di vol detect* dan mengecek groundingnya.

bagaimana menurut mas-mas dan abang-abang di mari, sampai saat ini saya masih tidak percaya dengan masalah nilai delay timenya karena memperkecil nilai delay time menurut saya malah membuat kondisi pembacaan pulsa switch lebih sulit. tapi sejauh ini proving berjalan dengan lancar dengan repeatability yang baik.


terimakasih atas masukan-masukannya.. maaf kalau solusinya kurang teknis.. :D mohon juga respon tentang solusi saya tadi, apakah memang masih masuk akal atau tidak.
Berdasarkan penjelasan anda, saya simpulkan bahwa penyebab tidak terdeteksinya switch kedua oleh prover adalah waktu aktifnya signal dari sensor tersebut lebih kecil daripada waktu delay switch. Aktivitas sensor akan diabaikan jika panjang signalnya kurang dari delay switch yang ditetapkan. Tujuannya agar prover lebih kebal terhadap noise/interferensi yang kadang muncul pada saat menyalakan atau menghidupkan peralatan berarus besar seperti motor listrik yang menggerakkan pompa. Semakin kecil nilai delaynya, prover akan lebih rentan terhadap interferensi. Oleh karena itu teknik wiring yang tepat perlu diterapkan untuk meminimalkan interferensi tersebut.
Pada awal thread disebutkan bahwa prover gagal mendeteksi sensor pada flowrate 300 kl/h dengan setting delay 100. Dengan setting delay setengahnya (50), kemungkinan prover akan gagal pada flowrate 600 kl/h, sehingga anda akan perlu menurunkan lagi delay timenya.
once we have eternity, everything else can wait

iMathcore19

Kutip dari: mhyworld pada Oktober 01, 2012, 07:01:36 PM
Berdasarkan penjelasan anda, saya simpulkan bahwa penyebab tidak terdeteksinya switch kedua oleh prover adalah waktu aktifnya signal dari sensor tersebut lebih kecil daripada waktu delay switch. Aktivitas sensor akan diabaikan jika panjang signalnya kurang dari delay switch yang ditetapkan. Tujuannya agar prover lebih kebal terhadap noise/interferensi yang kadang muncul pada saat menyalakan atau menghidupkan peralatan berarus besar seperti motor listrik yang menggerakkan pompa. Semakin kecil nilai delaynya, prover akan lebih rentan terhadap interferensi. Oleh karena itu teknik wiring yang tepat perlu diterapkan untuk meminimalkan interferensi tersebut.
Pada awal thread disebutkan bahwa prover gagal mendeteksi sensor pada flowrate 300 kl/h dengan setting delay 100. Dengan setting delay setengahnya (50), kemungkinan prover akan gagal pada flowrate 600 kl/h, sehingga anda akan perlu menurunkan lagi delay timenya.

dengan begitu berarti flowrate berbanding terbalik dengan ss delaynya yah pak?

flowrate tinggi maka lebar pulsa switch akan pendek lalu kondisi yang lebih baik untuk flowcomputer agar dapat memproses data adalah dengan memperkecil delaynya agas sinyal berlebar pulsa pendek tersebut tidak dianggap sebagai sinyal noise oleh flow computer?