Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Desember 09, 2024, 07:52:42 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 24
Total: 24

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Hubungan IP adres email dengan lokasinya

Dimulai oleh DeJoko, Januari 28, 2007, 06:52:53 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

DeJoko

Dear rekan-rekan.

Kalau kita menetap di sebuah negara maju, kemudahan berselancar di Internet begitu banyak fasilitasnya. Mulai dengan memakai kabel hingga tanpa kabel.

Kebiasaan transaksi jual-beli di Internet untuk negara maju masih banyak yang berdasarkan rasa saling percaya, artinya uang ditransfer dahulu dan barang dikirim kemudian.

Namun pada kenyataannya ada beberapa orang yang menipu banyak orang (termasuk saya) dalam transaksi jual-beli di Internet itu.

Ketika saya masuk sebuah forum khusus untuk korban-korban itu, ternyata kebanyakan mereka (para pakar) menanyakan IP adres dari pelaku yang dapat kita lihat dari email yang dikirimnya itu.

Kalau IP adres-nya satu mungkin gampang....
Ternyata orang ini punya banyak IP adres, mungkin dia akses dari bandara (dengan tanpa kabel) atau dimana saja yang memungkinkan laptop-nya masuk untuk menggunakan fasilitas tanpa kabel yang begitu berlimpah di negara maju.

Pertanyaan saya adalah, kalau kita tahu IP adres-nya. Bagaimana kita tahu IP adres itu milik siapa?

Kedua, selain IP adres kira-kira apalagi parameter yang bisa digunakan untuk melacak pelaku kejahatan tersebut.

Berita terakhir diforum tersebut...
Mereka bisa tahu nama sebenarnya orang tersebut hingga foto-fotonya.
Namun perlu diketahui di negara maju itu, tidak begitu mudah menyeret seseorang kepengadilan atau melaporkannya ke Polisi atau mengklaim ke Bank untuk menarik kembali uang yang sudah kita transfer.

Salam,
DeJoko

goz

setahu saya kalo cuma tahu IP Address kita memang bisa melacak IP tersebut terdaftar atas nama ISP mana? misalnya lewat ([pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]). setelah itu baru cari data pelanggan ISP yang mendapatkan IP tersebut.

kayaknya senjata paling ampuh buat polisi cyber or somekind mencari pelaku cybercrime ya memang IP address, setelah itu baru identifikasi lebih lanjut, bisa jadi mengidentifikasi dengan perilaku browsing suatu IP (site2 apa aja yang dikunjungi dan waktu kunjungannya, email - email yang lewat dan seterusnya).

segitu dulu, CMIIW  ;D

advisor

Kutip dari: DeJoko pada Januari 28, 2007, 06:52:53 AM
Dear rekan-rekan.

Kebiasaan transaksi jual-beli di Internet untuk negara maju masih banyak yang berdasarkan rasa saling percaya, artinya uang ditransfer dahulu dan barang dikirim kemudian.

Namun pada kenyataannya ada beberapa orang yang menipu banyak orang (termasuk saya) dalam transaksi jual-beli di Internet itu.

Di indonesia juga dah mulai banyak kok. Saya sendiri hampir setiap hari bertransaksi via internet. Kalo ditanya cara menghindari para penipu/scammer ini seh, jangan mudah tergoda sama harga mirin, sebaliknya malah berpikir "Kok murah? Gak mungkin deh kayaknya". ini sangat membantu menurut saya, karena tipikal para penipu ini kesan terburu-buru dan gak biarin kita berpikir panjang.

Kedua, usahakan melakukan transaksi terakhir. Maksudnya kalo beli barang, kalo barang dah sampe baru bayar, kalo jual juga sama begitu duit dah masuk baru kirim. Susahnya ya kita harus punya "reputasi" dulu... Tapi kalo belom ada reputasi, usahakan transaksi dengan yang udah punya reputasi, relatif jauh lebih aman.

Ketiga, gunakan escrow (pihak ketiga). Namun hati2, kadang2 para penipu menunjuk escrow yang juga penipu, mungkin milik dia sendiri atau kerjasama.

Keempat, tolong yang lain tambahkan  ;D

Kutip dari: DeJoko pada Januari 28, 2007, 06:52:53 AMKetika saya masuk sebuah forum khusus untuk korban-korban itu, ternyata kebanyakan mereka (para pakar) menanyakan IP adres dari pelaku yang dapat kita lihat dari email yang dikirimnya itu.

Kalau IP adres-nya satu mungkin gampang....
Ternyata orang ini punya banyak IP adres, mungkin dia akses dari bandara (dengan tanpa kabel) atau dimana saja yang memungkinkan laptop-nya masuk untuk menggunakan fasilitas tanpa kabel yang begitu berlimpah di negara maju.

Pertanyaan saya adalah, kalau kita tahu IP adres-nya. Bagaimana kita tahu IP adres itu milik siapa?

Kedua, selain IP adres kira-kira apalagi parameter yang bisa digunakan untuk melacak pelaku kejahatan tersebut.

Berita terakhir diforum tersebut...
Mereka bisa tahu nama sebenarnya orang tersebut hingga foto-fotonya.
Namun perlu diketahui di negara maju itu, tidak begitu mudah menyeret seseorang kepengadilan atau melaporkannya ke Polisi atau mengklaim ke Bank untuk menarik kembali uang yang sudah kita transfer.

Salam,
DeJoko

kalau boleh tau, forum2 apa aja yahh, sekalian buat kita jaga2 nih :).

IP address menurut saya susah jadi patokan. Karena seperti kata goz, yang kita ketahui adalah IP ISP nya, orangnya sendiri kita belum tau. Blom lagi kalo dia pake di public internet atau pindah2 walah susahh....

Tapi kok bisa ada yang dapet tuh sampe foto2 dll ???

Trus masalah klaim, saya sendiri pernah tertipu sama orang indo sendiri... saya dah transfer ke mandiri namun barang tidak ada. Saya lapor ke mandiri, sampe kasih liat post2nya di forum bersangkutan, tapi yang terjauh bisa dilakukan mandiri hanya mem-freeze rekening si penipu. Heran, apa gunanya buat saya kalo difreeze doang, toh saya ga dapet duitnya, katakan orang itu juga ga dapet, tapi duit itu ke siapa dong? Mandiri?? enak banget yahh....  :o Menurut mandiri, duit itu difreeze sampe si penipu melakukan klaim balik, lalu diputuskan siapa yg benar... nah ini kan aneh lho, dah kelas saya klaim, si penipu diem aja, saya harusnya bener dong?? yapi mandiri tetep gak mau balikin duit saya... apa bener begitu  ???

Weleh out of topicnya berkepanjangan yahh, maaf mau berbagi cara dan pengalaman bertransaksi via internet aja sih, mengingat Indo dah mulai masuk ke era ini sepertinya.

Back to IP... sebenernya yang mengatur IP ini siapa yahh?? Terus sejauh apa info yang bisa kita dapat lewat IP?? *balik nanya, maap yahh om deJoko  ;D

DeJoko

kalau boleh tau, forum2 apa aja yahh, sekalian buat kita jaga2 nih

Yang dulu saya ikuti cuma ini (gara-gara ketipu):
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Sedangkan pasarnya ada 3 yang terkenal:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
dan
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Tradisinya emang begitu (kalau nggak bisa ketemu)... bayar dulu baru barang dikirim lewat pos.

:-*
DeJoko

reborn

Waduh bahasa londo semua.. gak ngerti saya mas.

DeJoko sendiri pernah kena tipu waktu beli barang?
Btw, saya bisa liat log IP sekarang, tapi waktu saya query/whois yang keliatan itu range IP nya, providernya dan alamat serta kontaknya.

Tapi bagaimana saya tau profile asli DeJoko sendiri, saya gak tau gimana caranya... dengan menghubungi provider? Hmm... kalo shared IP agak susah rasanya..

Di forum di atas itu, ada yg berhasil buka profil si penipu?

DeJoko

Ada yang kelupaan...

Soal topiknya> Moreno Blaazer te Amsterdam.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Bagi yang mau ikuti bisa pakai penterjemah bahasa ini:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Soal fotonya ada di halaman 37:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
atau
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Begitu dulu sekedar infonya....
:-*
DeJoko


sautom

Udah pada tahu kan, masalah IP memiliki isu security yang berbeda. Dengan koneksi ke internet seseorang dapat mengganggu beberapa layanan atau semua layanan. Beberapa potensi ancaman security diantaranya:
a. theft of service, terjadi ketika hacker jahat (attacker/cracker) mengakses salah satu atau beberapa layanan tanpa membayar. Yang lazim dpakai adalah dengan menggunakan user name dan password user yang terdaftar atau masuk sebagai guest.
b. system crashes, disebabkan oleh hacker licik yang mengirim packet data ke network server service provider atau customer yang menyebabkan network atau server down.
c. system throughput, disebabkan oleh hacker licik yang membanjiri network dengan packet direct ke beberapa IP address atau port yang menyebabkan performansi network jadi melambat. Seperti pada kasus yang menyebabkan sistem mengalami crash, hacker mengirim paket dalam jumlah besar dan server akan melakukan autentikasi, walaupun paket yang dikirimkan akan digagalkan oleh server tetapi selama proses autentikasi CPU server akan bekerja keras dan menyebabkan paket data yang lain terganggu.
d. bahkan ada hacker jahat yang mengganggu fasilitas Ip lain seperti VoiP. Masalah kualitas suara kasusnya sama dengan system throughput, tetapi efeknya akan menurunkan kualitas pada beberapa atau semua panggilan. Penyebabnya adalah sama dengan membanjiri paket data pada satu atau lebih IP Address/port pada perangkat baik di sisi customer maupun penyedia jasa.

Solusinya memang ada tetapi juga terbatas. pertama adalah firewall. Ada dua sisi yang menjadi perhatian dalam mengatasi masalah firewall, yaitu sisi service provider dan sisi customer, dan kebanyakan memulai dari sisi service provider.
a. Customer Firewall: ada beberapa pendekatan untuk mengatasi firewall di sisi pelanggan, dan tidak ada yang 100 persen dapat mengatasi seluruh masalah firewall.
-misalnya, mengubah sistem IP dari IP Private ke IP Public, dan menghilangkan semua customer yang dibawah firewall. Solusi ini sangat tidak diharapkan mengingat terminal ke PC, atau seperti IP dari provider penyedia internet via telepon dan perangkat end-point lainnya akan sangat rentan terhadap serangan dari jaringan luar.
-menyimpan network customer di bawah firewall service provider. Solusi ini juga tidak diharapkan mengingat kebanyakan perusahaan memerlukan beberapa IP public. Dan juga network WAN antara customer dan service provider seperti T1, DSL, cable sudah ada termasuk pengalamatannya. Konsekuensinya akan mengubah network customer yang tentu saja tidak mudah, dan perlu diingat sesama corporate customer dalam satu service provider punya potensi saling mengganggu.
-Menggunakan IP Private untuk perangkat end-user, dan IP Public untuk perangkat lain dengan virtual LAN (VLANs). VLANs juga perlu di set-up di router customer, ethernet switches dan IP berbasis telepon. Solusi ini juga belum memuaskan mengingat pengelolaan IP private dan public juga memerlukan pengetahuan dan biaya.
-Menambahkan perangkat semacam “voice aware” di setiap corporate customer. Hal ini juga bukan solusi pilihan mengingat akan menambah biaya dan belum tentu support semua protokol IP.
-Menggunakan intelligent end-point yang bekerja di firewall dan sesuai dengan security rules. Ini juga bukan solusi terbaik mengingat belum banyak terminal yang mampu mendukung kondisi ini.

b. Service Provider Firewall: Firewall hanya menyediakan fungsi-fungsi terbatas yang terkait dengan voice service. RTP yang lewat firewall tidak bisa dipastikan menggunakan port berapa, yang dapat dipastikan adalah range port yang digunakan, dan itu berarti lubang bagi hacker liar.

c.Untuk serangan terhadap VoIP, solusi paling mungkin adalah adalah Session Border Controller (SBC): SBC merupakan  solusi dari dari dua sisi yaitu sisi penetrasi ke customer firewall dan mengatasi masalah di service provider firewall . SBC dipasang pada sisi network service provider, dan support terhadap protokol MGCP, SCCP dan SIP. Untuk menjaga availability, SBC dibangun dengan sistem redundansi, satu sebagai master dan satu sebagai slave. Application server akan berkomunikasi dengan kedua SBC dan menentukan yang mana yang berfungsi sebagai master. Bila terjadi masalah dengan SBC master maka Application Server akan melakukan switch ke SBC slave, dan proses ini berlangsung cepat (a few hundred milliseconds) dan tidak menggangu percakapan suara. Untuk skala yang besar dan pertimbangan geografis bisa saja SBC dibuat tidak hanya satu pasang. SBC juga harus mengakomodasi berbagai merk IP PBX Application Server

Ujung-ujungnya memang kita sendiri yang harus tetap terus menerus memantau atau mengawasi semua fasilitas internet yang kita miliki.