Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Desember 04, 2024, 04:23:14 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 43
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 37
Total: 37

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

[TELCO] Bahas Telekomunikasi disini

Dimulai oleh cyberonin, Agustus 05, 2008, 08:38:37 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

cyberonin

disadur dari [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

SS7 (Signalling System 7-selanjutnya kita sebut SS7) adalah protokol signalling yang yang out-of-band yang menyediakan pembangunan hubungan bagi telekomunikasi yang advanced. Out of band artinya, kanal/channel signalling dengan kanal/channel komunikasi terpisah antara satu dengan yang lain. Contoh yang jelas adalah feature yang didukung oleh SS7, termasuk Incoming Caller Identification (Caller ID), roaming, WINS (wireless Intelligent Network) service seperti layanan pra-bayar/pre-paid dan pasca bayar/post-paid. Sedangkan DTMF merupakan contoh In-Band Signalling. Terminologi sederhana dari signalling adalah proses pengiriman controll information antar network elements.

Common Channel Signalling Saat signalling information dari voice atau data communication di kirimkan melalui network yang terpisah dengan voice/data channel nya, sering kali di sebut dengan common channel signalling (CCS). Implementasi pertama di USA tahun 1960. Saat itu di sebut Common Channel Signalling System #6 (CCS6).

Physical SS7 Network Jaringan SS7 terpisah dari network voice yang dia support. Yang terdiri dari beberapa node atau Signalling Point yang yang nantinya akan menyediakan fungsi-fungsi yang spesifik. Pada signalling network, terdiri dari tiga Node utama : Service Switching Point (SSP), Signal Transfer Point (STP) dan Signal Control Point (SCP). Ketiga node-node utama tersebut pada umumnya terhubung point-to-point dengan bit rate 56 kbps. Data dilewatkan melalui jaringan tersbut dengan teknologi packet-switching. Ketiga node tersebut harus mampu create, receive dan merespon SS7 message.

A. Service Switching Point (SSP)

    Pada awalnya SSP adalah digital switches yang menyediakan akses voice dan call routing yang sudah ditambahi dengan hardware interface dan software yang berhubungan dengan aplikasi SS7. Pada umumnya SSP merupakan Local Exchange (LE) atau Interexchange circuits switches dan mobile switching centre. Dalam dunia GSM, MSC berperan sebagai SSP di SS7 Network. SSP memiliki dua fungsi utama :

       1. Menghubungkan dengan set-up dan memutuskan hubungan, menggunakan ISUP messaging. Saat SSP harus membangun hubungan (set-up) ke switch lain, SSP harus mampu mem-formulasikan dan mengirim SS7 message dengan informasi pengalamatan yang tepat.
       2. Membuat dan me-launch SS7 message yg telah dipersiapkan ke database external.

B. Signal Control Point (SCP)

    SCP adalah parameter/kontrol yang dihasilkan oleh interface untuk database aplication atau service control logic. Message/pesan yang dikirimkan dari SSP ke SCP digunakan untuk mendapatkan routing information dan service information. SCP bukanlan sebuah aplikasi data base melainkan menyediakan akses ke database aplication. Contoh, pentranslasian database dari toll-free (800-) didukung oleh SCP. Saat ada panggilan toll-free, switch LE akan menunda proses pemanggilan dan mengirim message ke SCP untuk mendapatkan jaringan/circuit Carrier Identifitaion Code (CIC) yang tepat agar panggilan dapat di route-kan ke switch yang tepat. Tanpa SCP, LE tidak akan tahu nomor 800 tersebut atau kemana dia akan di route kan. Beberapa produsen STP telah mulai menyediakan aplikasi database pada STP nya. Sehingga SCP dapat difungsikan juga sebagai STP. Pada SS7 network, aplikasi ini masih terlihat seperti SCP database dan sama network functions routing.

C. Signal Transfer Point (STP)

    Fungsi utama dari STP adalah switch dan address SS7 messages. SS7 message tidaklah berasal atau ditujukan ke STP. Tetapi STP me-relay SS7 message seperti packet switch atau message router ke node SS7 lainnya agar dapat berkomunikasi. Beberapa SSP atau SCP memerlukan akses untuk signalling sebelum terhubung ke sebuah STP.

        Fungsi-fungsi utama dari STP :

        - Sebagai physical connection ke SS7 network
        -Sekuritas melalui proses gateway screening

        -Message routing melalui Message Transfer Part (MTP)
        -Message addressing melalui Global Title Translation (GTT)

    Biasanya STP-STP dioperasikan secara berpasangan sebagai cadangan/redundancy. STP-STP biasanya ter-interkoneksi secara hierarki dimana STP lokal menyediakan akses ke SSP. Kemudian STP lokal terhubung ke sebuah gateway STP, yang mana gateway STP ini menyediakan akses ke jaringan lain atau aplikasi data base.

Protokol SS7 Untuk memahami SS7, diperlukan pemahaman mengenai Open System Interconnection-OSI layer. Berikut lapisan-lapisan dari OSI layer :

   1. Layer 1 - Physical
   2. Layer 2 - Data Link
   3. Layer 3 - Network
   4. Layer 4 - Transport
   5. Layer 5 - Session
   6. Layer 6 - Presentation
   7. Layer 7 -Application



The OSI Reference Model and the SS7 Protocol Stack


Message Transfer Part (MTP) Dalam SS7, tiga layer pertama menjadi Message Transfer Part (MTP).

MTP level satu lebih spesifik ke physical, electrical dan memiliki karakteristik fungsional signalling data links. Beberapa interface pada untuk signalling SS7 adalah DS0A dan V.35.

MTP level dua menjamin transmisi yang reliable dengan menggunakan teknik seperti message sequencing dan frame check sequence seperti Cyclic redundancy Check (CRC). Berikut format dari MTP level dua:

    * Flag (F)
          o indikasi awal dan akhir dari signal unit
    * Cyclic Redundancy Chech (CK)
          o 16 bit checksum yang harus sama antara originating dan terminating
    * Signaling Information Field (SIF)
          o Indikasi informasi info routing dan signaling yg digunakan di layer atasnya
    * Service Information Octet (SIO)
          o indikator service dan versi yang akan di gunakan oleh layer diatas nya
    * Length Indicator (LI)
          o menampilkan banyaknya oktet pada message tersebut
    * Forward Indicator Bit (FIB)
          o Digunakan u/error recovery dan nomor portabel u/ mengindikasikan data base siap di query
    * Forward Sequence Number (FSN)
          o indikator sequence number signal unit
    * Backward Indikator Bit (BIB)
          o Untuk error recovery
    * Backward Sequence Number (BSN)
          o digunakan untuk acknowledge-receipt dari signal unit.

SS7 menggunakan 3 tipe untuk Signaling Unit:

   1. Message Signal Unit; digunakan sebagai jalan semua data informasi termasuk yg berhubungan dengan call controll, network management dan maintenance. Signal Unit (SU) ini mensupport juga information exchange yang diperlukan untuk service/layanan yg diberikan seperti Caller ID
   2. Link Status Signal Unit; menyediakan link status indication, sehingga link dapat di monitor dan system akan tahu kapan link out of service
   3. Fill-In Signal Unit; menampilkan pengecekan error dan akan di transmit kan saat MSU atau LSSU ada.

MTP level tiga menyediakan fungsi sebagai message address Routing dan network Management.

    Network element pada ANSI SS7 didasarkan pada pengalamatan yang biasa di sebut point codes. Sebuah point code terdiri dari 9 digit yang terbagi dalam 3 group : XXX-YYY-ZZZ

    XXX = Network Identification

    YYY = Cluster Member

    ZZZ = Member Number

    tiap nomor berasal dari 8 digit, jadi range nya dari 000-254. Semua elemen network di SS7 ditandai (dialamati) dengan sebuah POINT CODE.

    Untuk point code dari perangkat Samsung dan Huawei, point code-nya berformat hexadesimal, sedangkan Alcatel berformat 4-3-4-3.

Ditiap STP diberikan unique point code untuk keperluan network routing. STP juga menggunakan spesial addressing point code yang di sebut alias point code yang digunakan untuk me-route kan message ke STP berikutnya. Sebuah alias point code di berikan ke STP -STP yang saling adjacent secara langsung dengan tujuan agar kedua STP tersebut saling mengenali.

GT (Global Title) merupakan addressing yang di gunakan untuk pengiriman antar SSP (misal dari MSC ke HLR; originating MSC ke Terminating MSC dll). Ketika sebuah MSC ingin berkomunikasi dengan HLR, maka MSC tersebut akan menggunakan GT dari HLR yang ditujunya. Hubungan dari MSC ke HLR nantinya akan melalui beberapa STP. Oleh STP yang terhubung langsung (paling dekat) dengan MSC, GT HLR yang berasal MSC tadi akan diterimanya dan akan di translasi kan ke point code STP berikut nya. Komunikasi antara MSC dengan STP terdekatnya tadi menggunakan point code masing-masing dimana point code MSC sebagai OPC (Originating Point Code) dan point code STP sebagai DPC (Destination Point Code).

MTP level 3 ini juga memiliki critical network management functions yang terbagi menjadi tiga yaitu:

    * Link Management => menyediakan manajemen local signalling link seperti link activation, deactivation dan restoration.

    * Route Management => provide exchange of signalling route availability between signalling points using predefined procedures, such as transfer prohibited, tranfer restricted , etc.
    * Traffic management => mengatur pengaturan trafik-trafik yang out-of-service

mozzpunkz

wow...kerennnn...bahasan yang cukup menarik...saya tunggu ya bahasan2 berikutnya
Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.

eky


FAHRURRAZI

 terusin lanjutan nya biar lebih asyik...javascript:void(0)

cyberonin

pengennya pengen nulis semua yang saya ketahui, tapi sementara ini belum sempet euy...
silakan baca-baca tentang telekomunikasi seluler dari diktat dosen kuliah saya dulu disini: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]


zonsopgang

kalo gitu tau tentang masalah ini dong,
bagi2 ilmu dong Om

Koneksi DSLAM untuk layanan Speedy Broadband Access dapat dibagi kedalam 3 tipe yaitu :
1). Tipe konfigurasi ATM DSLAM
   Koneksi DSLAM ke BRAS menggunakan E1/STM1, konfigurasi ini untuk mengakomodasi network eksisiting terimplementasi di DIVRE II.
2). Tipe konfigurasi IP-DSLAM Ethernet plus Metro
   Koneksi DSLAM ke Ethernet Aggregator :
   a. Menggunakan Electrical Fast Ethernet
   b. Menggunakan Optical Gigabit Ethernet
   Koneksi Ethernet Aggregator  ke BRAS menggunakan Optical Gigabit Ethernet
3). Tipe konfigurasi IP-DSLAM Ethernet plus IP-Backbone
   Koneksi Type III dilakukan apabila tidak terdapat kebutuhan penggunaan ethernet aggregator
   a. Koneksi DSLAM ke BRAS
      a). Menggunakan koneksi Layer 2 OSI  (EoMPLS) menggunakan IP backbone eksisting
      b). DSLAM menuju ke BRAS menggunakan interface IP backbone eksisting
      c). Interface yang digunakan adalah Electrical Fast Ethernet atau 100/1000 Optical Gigabit Ethernet. Pemilihan interface ditentukan berdasarkan jarak             dari DSLAM atau BRAS ke PE Router terdekat.
   b. Koneksi BRAS ke PE Router
      a). Menggunakan Optical Gigabit Ethernet
      b). Interface PE router menggunakan SC konektor

kalo pny artikel tentang penjelasan koneksi DSLAM yg lebih detil dari yg diatas, bagi2 ya Om

trus ada pertanyaan juga.....

1. speedy kok cuma 384Kbps, padahal teknologi ADSL yg dipake memungkinkan sampe 8Mbps!?

2. E1 merupakan saluran digital yang dapat menampung 30 sambungan telepon PSTN, maksudnya 30 nmr tlp??

3. Antara DSLAM dgn RADIUS dihubungkan oleh ATM switch, yg berfungsi melakukan pengiriman paket data dengan format ATM dari DSLAM ke BRAS dengan menggunakan transmisi E-1 (2 Mbps) / STM –1 (155 Mbps). Berkaitan dengan yg nmr 2, kalau E1 merupakan 30 nmr tlp, berarti 30 nmr telpon tersebut membutuhkan 2 Mbps!!??

4. Lebih lengkap mengenai konfigurasi jaringan speedy!!!

5. Mengenai ISDN PRA???

6. Penjelasan tenteng board-board DSLAM??

Penjelasan berikut interfacenya:
Control Board
Service Board (EAD dan EVD)
Splitter Board
BAS Board

7. 1483B (bridge) itu apa??

8. Makasih sebelumnya kalo dijawab semua   :D, kirim lewat imel jg gpp. Maap kalo pertanyaannya ngeborong....  ;D
Playing a lion being led to a cage
I turn from surreal to seclusion
From love to disdain
From belief to delusion
From a thief to a beggar From a god to God save me

eky

waduh pertanyaan banyak juga ya ..

minta tolong ama anak teknik telekomunikasi aja nih ..
ada yang bisa bantu?

zonsopgang

Sekarang dari semua pertanyaan itu, sebagian besar udah kejawab

Sekedar ralat dan pemberitahuan, sekarang speedy sudah up to 1Mbps

Dan bahkan untuk pelanggan yang dekat dengan ONU atau DSLAM milik telkom, kira2 200 meter atau kurang dari itu, pelanggan speedy telkom bisa merasakan bandwidth downstream hingga 2Mbps. Jadi beruntung lah orang2 yang rumah atau kantornya dekat dengan ONU atau DSLAM Telkom tsb.

Saat ini koneksi dari perangkat DSLAM ke ethernet aggregator sudah menggunakan GE (Gigabit Ethernet), dikarenakan tuntutan jumlah pelanggan speedy yg kian hari makin banyak.
Playing a lion being led to a cage
I turn from surreal to seclusion
From love to disdain
From belief to delusion
From a thief to a beggar From a god to God save me

mozzpunkz

#8
waduh banyak pertanyaannya...mesti dijawab satu2 neh...soalnya harus bukan primbon zaman2 kuliah training dolo...
Pertanyaan nomor satu mungkin sudah terjawab...
Pertanyaan No.2 mengenai E1 kamu benar, E1 merupakan saluran digital yang dapat menampung 30 sambungan telepon PSTN dengan standar carrier system 2 Mbps, dan dapat juga dianggap mempunyai 30 channel saluran data dengan kecepatan transfer data 2 Mbps, dibandingkan dengan T1 yang hanya memiliki 24 line/Channel dengan kecepatan standar carrier system 1.544 Mbps. Untuk tambahan; dalam 1 STM-1 terdapat 63 E1 yang dapat dipergunakan untuk sambungan telphone atau data. E1 biasa digunakan sebagai Standart untuk eropa dan indonesia dan T1 biasanya sebagai standart di Amerika.
Untuk pertanyaan lainnya mungkin kamu bisa baca artikel dari file yang saya lampirkan ini, semoga bisa membantu..
Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.

goe_GIE

Penjelasan tentang E1 saya coba terangkan :

sumber [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

     E1 atau sirkuit E-1 (Inggris: E-carrier) adalah nama format transmisi digital dengan 30 kanal suara digital berkecepatan 2,048 megabit per detik. E1 merupakan standar yang dipakai di Eropa dan Indonesia. Standar E1 ini ekivalen dengan standar T1 yang dipakai di Amerika, dengan perbedaan T1 menggunakan 24 kanal suara digital dengan kecepatan 1,554 megabit per detik.

sumber dari ringkasan materi kuliah teknik transmisi Institute Teknologi Telkom dosen BPY pada BAB 1_ADC_PCM

     PCM (Pulse Code Modulation) adalah teknik modulasi sinyal analog menjadi sinyal digital. Hal- hal yang harus dilalui untuk menjadi PCM yakni : Sampling, Kuatisasi dan encoding (pengkodean).

1. SAMPLING
     Spektrum sinyal suara pada manusia antara 100-4000Hz dengan demikian dapat diambil nilai lebar pita (bandwidth) kurang lebih 4 KHz. Agar sinyal analog tersebut dapat disampling dengan hasil baik Fs(Frekuensi suara) < Frekuensi sampling. Atau kita dapat menggunakan metode Nyquist Fs = 2 Bandwidth (frekuensi informasi maksimum).

2. Kuantisasi
     Kuantisasi  : mengubah level amplituda menjadi diskret dengan jumlah terbatas. Jumlah level kuantisasi = 2L        L = jumlah bit pengkodean

3. Encoding
     Pengkodean sinyal analog menjadi sinyal digital dilakukan dengan ADC (Analog to Digital Converter)     

BIT RATE KANAL VOICE

kita telah mengetahui bahwa bandwidth kanal suara yakni 4 KHz. Sinyal tersebut di sampling di tiap kanal suara dengan kecepatan = 2 x 4000 Hz = 8000 sampling per detik. 1 sample akan diubah menjadi 8 bit.
Jadi bit rate 1 kanal voice = 8000 sampling per detik x 8 bit per sampling = 64000 bit per detik = 64 kbps.

lihat gambar [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

1 TS (time slot)= 8 bit. Terdiri dari 32 TS= 30 kanal suara+1 sinkronisasi+1 signaling
Sinkronisasi    : TS 0
Signaling   : TS 16
Voice      : TS 1 – 15 + TS 17 – 31
Dalam 1 detik tdp 8000 sample, sehingga :
      Bit rate =  (8 x 8000 ) x 32 = 2048 kbps

Jadi kesimpulannya standar kecepatan PCM 2 Mbps. dimana untuk 1 kanal voice memiliki kecepatan 64 kbps BUKAN 2 Mbps.

Semoga penjelasan saya dapat diterima serta diharapkan apabila ada kesalahan dan tambahan harap di post. Artikel yg diberikan mozzpunkz sudah dapat menjawab pertanyaan ttg DSLAM. Lain kali saya akan coba share ilmu telekomunikasi lainnya terima kasih.. pukornov ishadi

nurcholis175

#10
ternyata blog saya di sticky, thx mod.... :kribo:

Siapa_saya


ksatriacemento

para master2 telkom..&nbsp;
permisi nih, gw mo sharing2 ilmu pengetahuan ttg telekomunikasi ini ada beberapa artikel dr link yg prnah gw kunjungin.. semoga bermanfaat & mungkin bisa ngbantu semua: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

monggo..

;D

Prasuke

nambahin ah...


Multiple Access Merupakan suatu teknik yang memungkinkan satu titik (Base Station) dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan (Subscriber Station)

Fungsi Multiple Access
- Untuk mengorganisasi user dalam memberikan komunikasi yang bebas interferensi.
- Menyalurkan beberapa informasi secara serentak dalam satu spektrum.

Dasar Multiple Access
FDMA (Frequency Division Multiple Access)
    - Pembedaan antara satu saluran dengan saluran yang lain menggunakan pembedaan frekuensi.
TDMA (Time Division Multiple Access)
    - Pembedaan antara satu salyran dengan yang lain menggunakan pembedaan  waktu (penjadwalan)
    - Dapat dilakukan dengan menggabungkan dengan FDMA
    - Satu frekuensi FDMA menyalurkan beberapa slot TDMA
CDMA (Code Division Multiple Access)
  - Pembedaan antara satu saluran dengan saluran yang lain menggunakan pembedaan kode

FDMA
   Keuntungan
- Sistemnya sederhana
Kerugian
- Fleksibilitas rendah
- Kapasitas berkurang drastis sejalan penambahan jumlah carrier
- Perlu pemerataan daya pada setiap TXR untk menghindari capture effect

TDMA
Keuntungan
- Setiap saat hanya ada satu carrier
- Pengolahan digital
- Throughput tinggi meski jumlah akses banyak
Kerugian
- Perlu sinkronisasi
- Terminal dirancang untuk throughput tinggi
- Peralatan rumit dan mahal

Asmin Odhe

lumayan,,,,
bahasanya menarik...
nulis trus ya,,,,, :)