Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 09, 2024, 11:53:45 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 136
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 39
Total: 39

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

​Apa syarat mempertahankan payudara pada kanker payudara?

Dimulai oleh modencancercanter, Juni 01, 2019, 04:01:09 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

modencancercanter

​Apa syarat mempertahankan payudara pada kanker payudara?

Bagi wanita, payudara bukan organ untuk menyusui saja, namun juga suatu bagian penting bagi kecantikan tubuh wanita. Bagi penderita kanker payudara, mereka sering menghadapi masalah apakah akan tetap mempertahankan payudara atau tidak. Jika payudara diangkat, tidak hanya akan mempengaruhi keindahan penampilan wanita, tetapi juga secara serius mengguncang kepercayaan diri pasien wanita, sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Namun jika memilih mempertahankan payudara, apakah bisa mempengaruhi pengobatan kanker payudara? Apakah risiko mempertahankan payudara lebih besar daripada operasi?


Mengenai mempertahankan payudara, umumnya terdapat dua jenis pasien. Ada orang yang bersikeras ingin mempertahankan payudaranya sekalipun tidak melakukan operasi atau pengobatan. Menurut mereka, payudara adalah simbol fisik wanita, tanpa adanya payudara maka hilanglah makna sesungguhnya seorang wanita. Sebaliknya, ada sebagian orang yang memiliki ketakutan berlebih terhadap risiko kekambuhan akibat melakukan lumpektomi, sehingga apa pun saran dan diagnosa dokter, mereka tetap ingin melakukan mastektomi untuk menghindari terkena kanker di masa depan. Sebagai pilihan masing-masing orang, keduanya dapat dipahami, tapi dari sudut pandang kedokteran, ini agak berat sebelah.


Untuk menentukan apakah seorang pasien boleh melakukan lumpektomi, pertama-tama harus melakukan pemeriksaan apakah mengandung lesi multi pusat. Ketika tidak ada lesi multi pusat yang berarti memenuhi syarat untuk mempertahankan payudara, dokter juga harus berkomunikasi dengan pasien untuk memberikan evaluasi radiologi yang memadai dan saran profesional, setelah itu pasien akan membuat keputusan akhir. Ini adalah alur standar untuk menentukan apakah mempertahankan payudara atau tidak. Mempertahankan payudara atau tidak, pemeriksaan untuk memastikan diagnosa adalah satu-satunya standar.


Sebenarnya, ada sebagian pasien yang dapat mempertahankan payudaranya tanpa harus khawatir tentang risiko kambuh, tetapi itu setelah melakukan pemeriksaan yang detail untuk memastikan bahwa perkembangan penyakit sudah memenuhi syarat untuk mempertahankan payudara. Sebuah alur standar penentuan lumpektomi harus terlebih dahulu melakukan pengamatan pencitraan multi-arah terhadap payudara melalui resonansi magnetik. Lalu berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter akan memberikan evaluasi yang objektif kepada pasien. Ketika sudah memenuhi syarat mempertahankan payudara, berkomunikasi dengan pasien untuk memahami kondisi psikologis, kepribadian, hubungan perkawinan dan status sosial, menggabungkan berbagai faktor dan mendiskusikan bersama. Pada akhirnya, pasien sendiri yang akan membuat keputusan.


Jadi, apa lagi yang harus Anda perhatikan untuk pengobatan kanker payudara?


Tidak peduli apakah pengobatan kanker payudara dengan mempertahankan payudara atau tidak, operasi bukan metode pengobatan final. Dengan kata lain, sekalipun diangkat seluruhnya bukan berarti semua masalah terselesaikan. Setelah operasi masih perlu menjalani kemoradioterapi, terapi endokrin dan terapi tambahan lainnya. Berdasarkan kemajuan besar kemoradioterapi pada pengobatan kanker, sebagian besar pasien lebih mementingkan kemoradioterapi pasca operasi. Tetapi untuk terapi endokrin, sebagian orang malah tidak setuju. Banyak orang yang mengabaikan atau bahkan menolak menjalani terapi endokrin dalam jangka panjang, akhirnya beberapa pasien di antaranya mengalami metastasis jauh atau kanker payudara kontralateral 1-2 tahun setelah operasi. Dan begitu mengalami kekambuhan, pasien tidak hanya harus menjalani pengobatan kembali, namun kesulitan pengobatan juga semakin meningkat.


Terapi endokrin dikhususkan bagi pasien kanker payudara reseptor estrogen positif (ER+) receptor positif. Untuk kelompok pasien ini, regulasi endokrin harus dilakukan untuk menekan kekambuhan pada tahun-tahun krusial. Secara khusus, dokter akan meminta pasien meminum tamoxifen atau aromatase inhibitor untuk pengobatan, dalam kurun waktu 5-10 tahun setelah operasi. Pasien dengan estrogen positif harus memperhatikan follow-up dalam waktu 10 tahun setelah operasi dan menjalani terapi endokrin sesuai dengan saran dari dokter.