Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:06:57 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 193
Total: 193

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Diare yang diinduksi antibiotika

Dimulai oleh riandono, Oktober 16, 2010, 06:38:58 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

riandono

Diare yang diinduksi antibiotika (Antibiotic Associated diarrhea/AAD) pertama kali dilaporkan pada tahun 1893 oleh John Finney and Sir William Osle dalam Bulletin of the Johns Hopkins Hospital.
AAD berkaitan erat dengan terjadinya superinfeksi karena perubahan komposisi dan fungsi flora normal dalam tubuh akibat penggunaan antibiotik spektrum luas. Agen superinfeksi yang terlibat dalam AAD utamanyanya adalah bakteri Clostridium difficile.
1.   Prevalensi
Kejadian AAD sangat bervariasi dan tergantung dari banyak faktor, termasuk infeksi nosokomial, pola penggunaan antimikroba dan daya tahan tubuh seseorang. Diperkirakan 10%-15% pasien yang dirawat inap dirumah sakit dengan antibiotik akan berpeluang mengalami AAD. Beberapa faktor resikonya antara lain, status imun, usia, jenis dan durasi pemakaian antibiotik.
Semua jenis antibiotika berpeluang menyebabkan terjadinya AAD terutama jenis antibiotika spektrum luas. Cefalosporin, penisilin dan klindamisin adalah merupakan antibiotik yang paling potensial menyebabkan AAD.
2.   Patogenesis
Bakteri C. difficile menghasilkan senyawa toksin yaitu toksin A dan toksin B. Kedua jenis toksin ini menunjukkan daya enterotoksin dan sitotoksin yang bertanggung jawab dalam manifestasi klinik AAD. Mekanisme aksinya dengan cara pengikatan toksin pada reseptor intestinal, memicu terjadinya disrupsi cellular skeleton dan intracellular junctions. Akibatnya sintesis protein dan pembelahan sel terhambat. Situasi ini menyebabkan mediator inflamasi mengaktifkan netrofil dan monosit untuk meningkatkan permeabilitas kapiler, nekrosis jaringan, hemorrhage dan edema. Manifestasi klinis yang terjadi berupa diare atau kolitis
3.   Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi yang terutama adalah penghentian atau penggantian antibiotik. Tetapi pada keadaan dimana penghentian antibiotik tidak mungkin dilakukan maka ditambahkan metronidazol untuk menanggulangi infeksi C. difficile..


Pustaka:
Pimental, Ronnie dan Choure, 2009, Antibiotic-Associated Diarrhea, dalam buku: Current Clinical Medicine 2009, editor William D. Carey, The Cleveland Clinic Foundation

syx

gimana kalo pemakaian antibiotika itu diselingi dengan penggunaan probiotik?

riandono

Betul, pada beberapa studi probiotik ditemukan efektif sebagai terapi preventif terhadap AAD.

Beberapa yang paling menjanjikan adalah Saccharomyces Boulardii, Lactobacillus GG dan Bacillus coagulans ([pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]).

nate river

Wah, ternyata antibiotic bisa menyebabkan diare. Tapi kalo konsumsi antibiotic bisa memicu shock anaphylactic gak ya? denger2 ada yang kena kayak gitu setelah minum obat tertentu....
hidup itu seperti asimtot...
meski mustahil mencapai titik kesempurnaan, tapi kita akan selalu berusaha mendekati kesempurnaan....

riandono

@nate river
pada prinsipnya setiap benda asing yg masuk ke tubuh dapat menyebabkan reaksi alergi, antibiotik termasuk salah satunya. salah satu antibiotik yg banyak dilaporkan memicu anafilaktik adalah dr golongan beta laktam.

syx

sebuah penelitian telah mengkonfirmasi efektivitas probiotik dalam menangani AAD:

A total of 34 studies were included with 4138 patients. The pooled relative risk (RR) for AAD in the probiotic group vs. placebo was 0.53 (95% CI 0.44–0.63), corresponding to a number needed to treat (NNT) of 8 (95% CI 7–11). The preventive effect of probiotics remained significant when grouped by probiotic species, population age group, relative duration of antibiotics and probiotics, study risk of bias and probiotic administered. The pooled RR for AAD during treatment for Helicobacter pylori (H. pylori) was 0.37 (95% CI 0.20–0.69), corresponding to a NNT of 5 (95% CI 4–10). Conclusions: This updated meta-analysis confirms earlier results supporting the preventive effects of probiotics in AAD.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Rizal_Ashari

Biasanya sih yang bikin anafilaktik itu, kalo AB-nya diinjeksi..

Apalagi jika IV.., Kalo oral sih yang sering urtikaria sampai ke Steven-Johson Sydrome..

Pada beberapa kasus ada yang sampai ke arah TEN (Toxic Epidermal Necrosis)