Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 04:58:18 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 203
Total: 204

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Polycythemia

Dimulai oleh raisuien, Februari 20, 2010, 01:41:51 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

raisuien

Definisi Polycythemia

Polycythemia adalah kondisi yang berakibat pada naiknya tingkat sel-sel darah merah yang bersirkulasi dalam aliran darah. Orang-orang dengan polycythemia mempunyai peningkatan pada hematocrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah diatas batasan-batasan normal.

Polycythemia normalnya dilaporkan dalam istilah-istilah dari peningkatan hematocrit atau hemoglobin.

* Hematocrit (HCT): Polycythemia dipertimbangkan ketika hematocrit lebih besar dari 48% pada wanita-wanita dan 52% pada laki-laki.
* Hemoglobin (HGB): Polycythemia dipertimbangkan ketika tingkat hemoglobin lebih besar dari 16.5g/dL pada wanita-wanita atau tingkat hemoglobin lebih besar dari 18.5 g/dL pada laki-laki.

Polycythemia dapat dibagi kedalam dua kategori-kategori; primer dan sekunder.

* Polycythemia primer: Pada polycythemia primer peningkatan pada sel-sel darah merah disebabkan oleh persoalan-persoalan yang melekat pada proses produksi sel darah merah.
* Polycythemia sekunder: Polycythemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon pada faktor-faktor lain atau kondisi-kondisi yang mendasarinya yang memajukan produksi sel darah merah.

Produksi sel merah (erythropoiesis) mengambil tempat di sumsum tulang melalui rangkaian yang kompleks dari langkah-langkah yang diatur secara ketat. Pengatur utama dari produksi sel merah adalah hormon erythropoietin (EPO). Hormon ini sebagian besar dikeluarkan oleh ginjal-ginjal, meskipun, kira-kira 10% mungkin dihasilkan dan dikeluarkan oleh hati.

Pengeluaran erythropoietin diatur naik dalam respon pada tingkat-tingkat oksigen yang rendah (hypoxia) dalam darah. Lebih banyak oksigen dapat diangkut ke jaringan-jaringan ketika erythropoietin menstimulasi produksi sel darah merah dalam sumsum tulang untuk mengkompensasi hypoxia.

Neonatal (yang baru lahir) polycythemia dapat terlihat pada 1% sampai 5% dari bayi-bayi yang baru dilahirkan. Penyebab-penyebab yang paling umum mungkin berhubungan dengan transfusi darah, transfer (pemindahan) dari darah placenta ke bayi setelah kelahiran, atau pengoksigenan tidak cukup yang kronis dari fetus (intrauterine hypoxia) yang disebabkan oleh kekurangan placenta.

Batasan-Batasan Normal Dari Hematocrit, Jumlah Sel Merah, Dan Hemoglobin

Hematocrit adalah rasio dari volume sel-sel merah pada volume dari seluruh darah. Batasan normal untuk hematocrit bervariasi antara jenis-jenis kelamin dan adalah kira-kra 45% sampai 52% untuk laki-laki dan 37% sampai 48% untuk wanita-wanita.

Jumlah sel merah menandakan jumlah dari sel-sel darah merah dalam volume darah. Batasan normal pada laki-laki adalah kira-kira 4.7 sampai 6.1 juta sel-sel/ul (microliter). Batasan normal pada wanita-wanita berkisar dari 4.2 sampai 5.4 juta sel-sel/ul, menurut data NIH (National Institutes of Health).

Hemoglobin adalah protein dalam sel-sel darah merah yang mengangkut oksigen dan memberikan darah warna merahnya. Batasan normal untuk hemoglobin mungkin berbeda antara jenis-jenis kelamin dan adalah kira-kira 13 sampai 18 grams per deciliter untuk laki-laki dan 12 sampai 16 grams per deciliter untuk wanita-wanita.

Penyebab Polycythemia

Penyebab-penyebab dari polycythemia adalah primer atau sekunder. Pada polycythemia primer, faktor-faktor intrinsic (hakiki) pada produksi sel darah merah menyebabkan peningkatan pada jumlah sel merah. Pada polycythemia sekunder, faktor-faktor eksternal berakibat pada polycythemia.

raisuien

Penyebab-Penyebab Polycythemia Primer

Polycythemia-polycythemia primer disebabkan oleh mutasi-mutasi genetik yang didapat atau diturunkan yang menyebabkan tingkat-tingkat yang tingginya secara abnormal dari pelopor-pelopor sel darah merah. Primary familial and congenital polycythemia (PFCP) dan polycythemia vera (PV) ada dalam kategori ini.

Polycythemia vera

Polycythemia vera adalah kondisi yang jarang yang terjadi hanya pada kira-kira satu orang per satu juta orang-orang di Amerika. Polycythemia vera secara khas dihubungkan dengan jumlah yang meningkat dari sel darah putih (leukocytosis) dan platelet (thrombocytosis). Limpa yang membesar (splenomegaly) dan tingkat-tingkat erythropoietin yang rendah adalah sifat-sifat klinis yang lain dari polycythemia vera.

Sampai baru-baru ini, mekanisme yang tepat dari polycythemia vera tidak dimengerti dengan baik. Pada tahun 2005, mutasi-mutasi genetik dari gen JAK2 ditemukan bertanggung jawab untuk kebanyakan kasus-kasus dari polycythemia vera. Mutasi-mutasi ini diperkirakan kemungkinan meningkatkan kepekaan dari pelopor-pelopor dari sel darah merah pada erythropoietin, dengan demikian, meningkatkan produksi sel darah merah.

Primary familial and congenital polycythemia (PFCP)

Primary familial and congenital polycythemia (PFCP) juga diperkirakan disebabkan oleh mutasi-mutasi genetik yang berakibat pada peningkatan kemampuan bereaksi pada tingkat-tingkat normal dari erythropoietin. Kebanyakan kasus-kasus disebabkan oleh mutasi-mutasi yang berbeda pada gen EPOR.

Penyebab-Penyebab Umum Dari Polycythemia Sekunder

Polycythemia sekunder biasanya disebabkan oleh peningkatan produksi erythropoietin (EPO) dalam respon pada hypoxia kronis (tingkat oksigen darah yang rendah) atau dari tumor yang mengeluarkan erythropoietin.

Hypoxia kronis

Kondisi-kondisi umum yang menyebabkan hypoxia kronis adalah penyakit-penyakit paru kronis seperti:

* emphysema dan bronchitis kronis yang secara kolektif dikenal sebagai chronic obstructive pulmonary disease (COPD) atau hypoventilation syndrome,
* penyakit-penyakit jantung kronis (gagal jantung congestif, atau aliran darah abnormal dari sisi kanan ke sisi kiri jantung),
* sleep apnea, dan
* pulmonary hypertension.

Aliran darah yang abnormal ke ginjal-ginjal dapat dirasakan oleh ginjal-ginjal sebagai pengoksigenan yang berkurang (renal hypoxia), meskipun demikian, jaringan-jaringan lain mungkin mempunyai pengoksigenan yang normal. Renal hypoxia mungkin memajukan peningkatan pada produksi erythropoietin. Kondisi ini dapat terjadi setelah transplantasi ginjal atau penyempitan arteri-arteri ginjal (pembuluh-pembuluh darah yang memasok ginjal-ginjal).

Orang-orang yang hidup di ketinggian-ketinggian yang tinggi dapat mengembangkan polycythemia. Pada ketinggian-ketinggian yang tinggi, peningkatan produksi sel darah merah terjadi dalam rangka untuk mengkompensasi tingkat-tingkat oksigen lingkungan yang rendah dan pengoksigenan jaringan yang tidak cukup.

Kerusakan-kerusakan congenital (sejak lahir) yang jarang pada molekul hemoglobin, seperti kekurangan 2, 3-BPG, dapat berakibat pada gaya tarik oksigen yang lebih tinggi oleh hemoglobin. Pada kondisi-kondisi ini, oksigen ditahan secara ketat oleh hemoglobin dan kurang siap dilepaskan dari hemoglobin ke jaringan-jaringan. Hypoxia jaringan yang berakibat dari pasokan oksigen yang buruk mungkin menjurus pada polycythemia.

raisuien

Tumor-tumor yang mengeluarkan erythropoietin

Tumor-tumor tertentu dapat melepaskan jumlah yang meningkat dari erythropoietin. Tumor-tumor yang paling umum mengeluarkan erythropoietin adalah:

* kanker hati (hepatocellular carcinoma),
* kanker ginjal (renal cell carcinoma),
* adrenal adenoma (adenocarcinomas), dan
* tumor-tumor kandungan.

Adakalanya, kista-kista ginjal yang tidak berbahaya dan obstruksi ginjal (hydronephrosis) dapat juga mengeluarkan erythropoietin tambahan yang menyebabkan polycythemia.

Kondisi genetik yang jarang, disebut Chuvash polycythemia, menyebabkan aktivitas yang meningkat dari gen yang menghasilkan erythropoietin. Produksi yang berlebihan dari erythropoietin menyebabkan polycythemia.

Sumber-Sumber Lain Dari Erythropoietin (EPO) Yang Menyebabkan Polycythemia

Erythropoietin (EPO) telah dibuat secara sintetik untuk perawatan klinik dari tipe-tipe anemia tertentu. Beberapa olahragawan-olahragawan profesional telah menggunakan tipe dari EPO yang dapat disuntikan ini (doping darah) untuk memperbaiki prestasi mereka pada pertandingan-pertandingan dengan menghasilkan lebih banyak hemoglobin dan, oleh karenanya, memperbaiki pasokan oksigen ke jaringan-jaringan mereka, terutama otot-otot. Tipe praktek doping ini dilarang oleh banyak komite-komite olahraga profesional.

Definisi Relative Polycythemia

Pada beberapa bentuk-bentuk dari polycythemia sekunder, hemoglobin atau jumlah sel darah merah dirasakan tingginya abnormal yang disebabkan oleh konsentrasi darah yang meingkat. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari kehilangan volume plasma dari dehidrasi, muntah atau diare yang parah, atau berkeringat yang berlebihan. Polycythemia pada situasi-situasi ini mungkin disebut relative polycythemia, karena angka-angka sebenarnya dari sel-sel darah merah adalah tidak abnormal.

Definisi Stress Polycythemia

Stress polycythemia adalah istilah yang dipakai pada keadaan volume plasma rendah yang kronis yang terlihat umumnya pada laki-laki setengah umur yang aktif, bekerja keras, dan gelisah. Pada orang-orang ini, volume sel darah merah adalah normal, namun volume plasma adalah rendah. Kondisi ini juga dikenal sebagai penyakit Gaisbock, stress erythrocytosis, atau pseudopolycythemia.

Smoker's polycythemia adalah kondisi yang serupa dimana tingkat-tingkat yang naik dari deoxygenated hemoglobin (hemoglobin yang tidak mengagkut oksigen, sebagai gantinya mengangkut karbon dioksida) menyebabkan peningkatan dalam jumlah-jumlah sel darah merah.

Faktor-Faktor Risiko Untuk Polycythemia

* Hypoxia dari penyakit paru yang berkepanjangan (kronis) dan merokok adalah penyebab-penyebab yang umum dari polycythemia. Oleh karenanya, merokok dapat menjadi faktor risiko yang signifikan untuk polycythemia.
* Paparan karbon dioksida (CO) yang kronis dapat juga menjadi faktor risiko untuk polycythemia. Hemoglobin mempunyai daya tarik yang lebih tinggi untuk CO daripada untuk oksigen; oleh karenanya, ketika ia mengganti oksigen dalam kesukaan dari CO, polycythemia mungkin berakibat mengkompensasi oksigen rendah yang diangkut oleh hemoglobin.
* Paparan karbon dioksida yang kronis adalah faktor risiko untuk orang-orang yang bekerja di terowongan-terowongan bawah tanah atau garasi-garasi parkir, supir-supir taxi dalam kota-kota yang berpolusi tinggi dan macet, atau pekerja-pekerja di fabrik-fabrik dengan paparan pada pembuangan gas mesin.
* Orang-orang yang hidup di ketinggian-ketinggian tinggi mungkin juga berisiko mengembangkan polycythemia yang disebabkan oleh tingkat-tingkat oksigen lingkungan yang rendah.
* Orang-orang dengan mutasi-mutasi genetik dan tipe-tipe famili dari polycythemia dan kelainan-kelainan hemoglobin tertentu juga membawa faktor-faktor risiko untuk kondisi ini seperti disebutkan pada bagian-bagian lebih awal.

raisuien

Gejala-Gejala Dari Polycythemia

Gejala-gejala dari polycythemia dapat menjadi tidak ada sama sekali sampai minimal pada banyak orang-orang. Ada beberapa gejala-gejala umum dan non-spesifik yang dapat terlihat dengan polycythemia. Beberapa dari ini termasuk:

* kelemahan,
* kelelahan,
* sakit kepala,
* gatal,
* memar,
* nyeri sendi,
* kepeningan, atau
* nyeri perut.

Pada pasien-pasien dengan polycythemia vera, penyakit-penyakit darah lain juga adalah sangat umum. Jadi, persoalan-persoalan perdarahan atau kejadian-kejadian penggumpalan mungkin terlihat pada pasien-pasien ini. Gatal setelah mandi atau mandi air mancur (gatal-gatal setelah mandi) dapat juga terlihat pada pasien-pasien dengan polycythemia vera untuk sebab-sebab yang tidak jelas. Nyeri-nyeri sendi juga umum pada pasien-pasien dengan polycythemia vera.

Gejala-gejala dari polycythemia sekunder mungkin lebih dekat dihubungkan pada kondisi yang mendasarinya, seperti, penyakit paru kronis, daripada pada polycythemia sendiri. Oleh karenanya, sesak napas, batuk kronis, gangguan tidur (sleep apnea), kepeningan, toleransi latihan yang buruk, atau kelelahan mungkin adalah umum pada pasien-pasien dengan polycythemia.

Jika polycythemia dihubungkan pada kanker ginjal, kanker hati, atau tumor-tumor lain yang mengeluarkan erythropoietin, gejala-gejala dari kondisi-kondisi ini, seperti, kehilangan berat badan, nyeri atau kepenuhan perut, atau jaundice mungkin adalah predominan (utama).

Kapan Saya Harus Mencari Dokter Tentang Polycythemia ?

Pada kasus-kasus perdarahan yag tidak dapat dihentikan (hemorrhage), kesulitan bernapas yang parah, sesak napas, atau gejala-gejala yang menyarankan stroke (kelemahan pada satu sisi atau kesulitan berbicara, contohnya), evaluasi segera oleh dokter atau kunjungan segera ke kamar darurat dinasehatkan.

Orang-orang dengan polycythemia secara khas telihat secara rutin berdasarkan pada rekomendasi dari dokter yang merawat. Umumnya pasien-pasien ini dilihat oleh dokter-dokter perawatan utama mereka, internis-internis, dokter-dokter paru (pulmonologists), atau spesialis-spesialis darah (hematology oncology).

Mendiagnosa Polycythemia

Polycythemia mungkin didiagnosa secara kebetulan atau pekerjaan darah rutin. Hemoglobin, hematocrit, dan konsentrasi sel darah merah secara khas ditemukan pada perhitungan darah yang lengkap atau complete blood count (CBC). Mengulangi tes-tes labor (blood work) untuk mengkonfirmasi diagnosis biasanya dinasehatkan untuk menyampingkan kemungkinan kesalahan-kesalahan labor atau penarikan.

Yang lebih penting, penyebab dari polycythemia perlu ditentukan. Sejarah medis dan pemeriksaan fisik adalah komponen-komponen yang penting dari evaluasi untuk polycythemia. Sejarah biasanya termasuk pertanyaan-pertanyaan tentang sejarah merokok, hidup di ketinggian-ketinggian yang tinggi untuk periode-periode yang panjang, kesulitan-kesulitan bernapas, gangguan-gangguan tidur, atau batuk kronis. Bagian-bagian lain dari sejarah mungkin berfokus pada diagnosis sebelumnya dari penyakit paru, penyakit jantung, kanker ginjal atau hati, persoalan-persoalan perdarahan atau penggumpalan.

Pemeriksaan fisik lengkap termasuk penilaian dari habitus (tinggi seseorang) tubuh, tanda-tanda vital, kejenuhan oksigen, pengujian-pengujian jantung dan paru, dan mengevaluasi limpa yang membesar (splenomegaly) adalah penting dalam mengevaluasi orang-orang dengan polycythemia.

Bukti dari tingkat oksigen rendah tubuh yang berkepanjangan (chronic hypoxia) adalah petunjuk yang penting pada pasien-pasien dengan polycythemia. Tanda-tanda dari hypoxia yang berkepanjangan mungkin termasuk cyanosis (jari tangan, kuku, cuping-cupin telinga, atau bibir-bibir yang nampak biru atau ungu), clubbing dari jari-jari tangan (kenaikan dari alas-alas kuku yang keluar), atau pernapasan bibir yang mengerut. Kemerahan dari telapak-telapak tangan dan telapak-tekapak kaki mungkin adalah tanda yang lain dari polycythemia.

X-ray dada, electrocardiogram (EKG), dan echocardiogram mungkin dilakukan untuk menyaring penyakit paru atau penyakit jantung. Analisa hemoglobin mungkin perlu jika kondisi-kondisi dengan daya tarik yang tinggi untuk oksigen atau kekurangan 2, 3-BPG dicurigai. Jika keracunan karbon monoksida dipertanyakan, tingkatnya dapat dideteksi dengan tes darah.

Tingkat-tingkat darah erythropoietin (EPO) mungkin juga bermanfaat, meskipun hasil-hasil perlu diinterpretasikan dengan hati-hati karena tingkat mungkin cukup tinggi dalam respon pada hypoxia kronis. Pada polycythemia vera, tingkat-tingkat EPO adalah rendah sebagai respon pada produksi yang meningkat dari sel-sel darah merah. Pada tumor-tumor yang mengeluarkan erythropoietin, tingkat-tingkat EPO mungkin tingginya abnormal.

Diagnosis dari polycythemia vera memerlukan perhatian khusus. Telah ada kriteria diagnostik tradisional untuk kondisi ini; bagaimanapun, pada tahun 2008, world health organization (WHO) menegakan petunjuk-petunjuk yang paling baru-baru ini. Petunjuk-petunjuk termasuk kriteria utama dan minor.

* Kriteria utama untuk polycythemia vera termasuk tingkat hemoglobin lebih besar dari 18.5 gram / deciliter pada laki-laki atau 16.5 gram / deciliter pada wanita-wanita (atau angka-angka yang serupa berdasarkan pada hematocrit) dan kehadiran dari mutasi JAK2.
* Kriteria minor termasuk bukti sumsum tulang dari produksi sel darah merah yang meningkat dan tingkat-tingkat EPO yang berkurang.

raisuien

Perawatan Untuk Polycythemia

Perawatan untuk polycythemia umumnya tergantung pada penyebabnya.

Pada polycythemia vera atau sindrom-sindrom polycythemia primer lain, opsi-opsi perawatan adalah lebih spesifik. Phlebotomy (menarik darah atau membiarkan darah) adalah bagian perawatan yang paling penting. Hematocrit yang direkomendasikan dari kurang dari 45 pada laki-laki dan kurang dari 42 pada wanita-wanita adalah tujuan dari phlebotomy.

Beberapa obat-obat telah dipertimbangkan dalam hubungan dengan phlebotomy untuk menekan produksi sel-sel darah merah yang abnormal. Kebanyakan dari obat-obat kemoterapi ini telah dihubungkan dengan efek-efek sampingan dan penggunaan mereka telah menjadi kontroversial dan terbatas.

Obat hydroxyurea (Hydrea) telah direkomendasikan untuk beberapa pasien-pasien dengan polycythemia primer dan risiko pembentukan gumpalan darah yang lebih tinggi yang disebabkan oleh viskositas darah yang tinggi. Faktor-faktor yang menyukai perawatan dengan hydroxyurea adalah umur lebih besar dari 70 tahun, jumlah platelet lebih besar dari 1.5 juta, dan faktor-faktor risiko kardiovaskular umum.

Aspirin dan agent-agent anti-platelet (dipyridamole) lain mungkin juga bermanfaat pada pasien-pasien dengan polycythemia dengan mengurangi komplikasi-komplikasi penggumpalan, kecuali pasien mempunyai sejarah persoalan-persoalan perdarahan.

Pada pasien-pasien dengan polycythemia sekunder, tujuannya adalah merawat kondisi yang mendasarinya. Contohnya, pada pasien-pasien dengan penyakit paru atau jantung dengan hypoxia, manajemen yang tepat dari kondisi-kondisi ini bersama-sama dengan suplementasi oksigen umumnya disarankan.

Komplikasi-Komplikasi Dari Polycythemia

Komplikasi-komplikasi yang potensial dari polycythemia vera adalah tingkat-tingkat yang naik dari sel-sel darah merah yang bersirkulasi, yang meningkatkan kekentalan atau viskositas darah. Ini dapat dihubungkan dengan risiko-risiko yang lebih tinggi dari thrombus atau pembentukan gumpalan yang menjurus pada stroke-stroke, serangan-serangan jantung, pulmonary embolism, dan kemungkinan kematian.

Komplikasi yang lain dari polycythemia vera adalah transformasi yang berpotensi kedalam kanker darah (leukemia), perdarahan yang berlebihan (hemorrhage), atau persoalan-persoalan penggumpalan.

Karena perputaran yang tinggi dari sel-sel darah pada polycythemia, pengeluaran dari produk-produk sampingan dari degradasi sel darah merah mungkin terlalu membebani ginjal-ginjal dan berakibat pada disfungsi ginjal, batu-batu ginjal, dan gout.

Komplikasi-komplikasi dari polycythemia sekunder secara khas berhubungan dengan yang dari penyakit yang mendasarinya. Contohnya, hypoxia kronis dari penyakit paru yang parah mungkin dipersulit oleh gagal jantung sisi kanan dan pulmonary hypertension. Gagal jantung kronis dapat menjurus pada pembengkakan umum atau edema (anasarca), tekanan darah rendah (hipotensi), disfungsi ginjal, dan status fungsi yang buruk.

Pada neonatal (bayi) polycythemia, kekentalan darah atau viskositas yang meningkat dapat mempengaruhi beberapa organ-organ yang disebabkan oleh aliran darah yang buruk. Sebagai akibatnya, disfungsi ginjal, persoalan-persoalan usus, tekanan darah yang meningkat di paru-paru, dan hypoxia mungkin terjadi.

Mencegah Polycythemia

* Polycythemia yang disebabkan oleh penyebab sekunder seperti merokok atau paparan pada karbon monoksida yang berkepanjangan dapat dicegah dengan menghilangkan risiko-risiko ini.
* Mengurangi faktor-faktor risiko untuk gagal jantung, seperti, mengontrol tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus, dapat secara potensi mengurangi risiko polycythemia.
* Penyakit-penyakit polycythemia congenital dan primer, bagaimanapun, tidak dapat dicegah.

Prognosis Untuk Polycythemia

Prognosis pada polycythemia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Secara keseluruhan prognosis umumnya baik untuk orang-orang dengan kondisi ini terutama mereka yang dengan penyebab-penyebab sekunder. Prognosis untuk polycythemia primer adalah lumayan; sementara ia secara khas tidak dapat disembuhkan dan berkepanjangan, untuk banyak orang-orang, ia dapat dikontrol dan dirawat. Contohnya, tidak dirawat, polycythemia vera (PV) dahulu awalnya diperkirakan mempunyai prognosis yang buruk dengan harapan hidup dari satu sampai dua tahun dari waktu diagnosis. Bagaimanapun, prognosis polycythemia vera sekarang telah sangat diperbaiki sampai 10-15 tahun kelangsungan hidup setelah diagnosis dengan perawatan oleh phlebotomy sendirian. Tambahan dari obat-obat, seperti, hydroxyurea atau aspirin mungkin memperbaiki kelangsungan hidup bahkan lebih panjang.