Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 12:19:34 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 142
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 119
Total: 119

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Gigi Geraham Bungsu

Dimulai oleh syx, Juni 02, 2009, 10:00:57 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

syx

tadi baca running text acara lensor di antv. tim medis arsenal akan mencabut gigi geraham bungsu robin van persie karena dianggap gigi ini bikin pemain tersebut sering cedera otot... emang ada hubungannya?

asma

[move]Many people will walk in and out of your life.But only true friends will leave footprints in your heart." ^-^" [/move]

syx


asma

#3
Gigi geraham bungsu sering tumbuh tidak sempurna sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
Beberapa kalangan enggan melakukan tindakan operasi mengingat kekhawatiran akan efek sampingnya.

benarkah demikian?
Gigi geraham ketiga sering disebut juga gigi geraham bungsu erupsi atau tumbuh terakhir yaitu antara umur 17-21 tahun. Gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi di saat pertumbuhan rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan untuk erupsi. Dengan demikian gigi ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak tepat atau impaksi.
Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet/makanan. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang cenderung meningkat.
Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi sehingga kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher (gambar 2), rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat mengingat gigi bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:

1. Pericoronitis.
Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke tenggorokan atau leher.

2. Crowding gigi / gigi berjejal.
Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah posisi.

3. Gigi berlubang
Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.

4. Merusak gigi depannya.
Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang karena sulit dibersihkan.

5. Infeksi pada tulang sekitarnya.

6. Kista
Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput (gambar 1). Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang akhirnya membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf.
7. Tumor / Karsinoma.
Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut.
Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.(gambar 9)
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada rahang
Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari
yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir Karena pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat dihentikan.
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana sebab mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab dilakukan pada usia yang tepat.
Saran dari drg Djoko Micni, SpBM, FICOI & drg Yeanne Rosseno dari Dentia Dental Care Center: Bagi remaja usia 12-18 tahun, lakukan regular check up ke dokter gigi dan lakukan rontgen foto panoramik untuk mengetahui ada tidaknya gigi geraham bungsu. Bagaimanapun, mencegah lebih baik dari pada mengobati.

[move]Many people will walk in and out of your life.But only true friends will leave footprints in your heart." ^-^" [/move]