Forum Sains Indonesia

Ilmu Terapan => Kesehatan => Topik dimulai oleh: modencancercanter pada Mei 24, 2019, 03:41:44 PM

Judul: ​Metode Operasi Apa Saja yang Dapat Dilakukan Pada Kanker Payudara?
Ditulis oleh: modencancercanter pada Mei 24, 2019, 03:41:44 PM
​Metode Operasi Apa Saja yang Dapat Dilakukan Pada Kanker Payudara?

Operasi adalah metode pengobatan kanker yang paling dasar dan paling menyeluruh. Banyak penderita kanker payudara memiliki ketakutan tertentu terhadap operasi. Selain kekhawatiran akan risiko selama proses operasi, mereka juga khawatir akan adanya berbagai komplikasi pasca operasi, keindahan penampilan pasca operasi, dan lain-lain. Sebenarnya, operasi kanker payudara memiliki jenis-jenis yang tidak sama. Di bawah ini adalah penjelasan beberapa metode operasi kanker payudara yang sering dijumpai.


Berikut adalah metode operasi kanker payudara yang sering digunakan saat ini: Mastektomi Radikal, Mastektomi Radikal Modifikasi, Lumpektomi, Skin-sparing mastectomy/ Rekonstruksi payudara dengan jaringan tubuh sendiri atau prostesis + puting areola.


1. Mastektomi Radikal

Payudara yang mengalami perubahan patologis, kelenjar getah gening di ketiak, dan otot pectoralis mayor dan minor yang menutupi dinding dada akan direseksi bersama-sama. Jenis operasi ini akan menimbulkan luka yang lebih besar dan setelah operasi akan mempengaruhi fungsi ekstremitas atas. Jadi operasi ini baru bisa dilakukan saat sel kanker sudah menyerang otot dinding dada.


2. Mastektomi Radikal Modifikasi

Jenis operasi ini akan mereseksi payudara dan kelenjar detah bening di ketiak, namun tidak mereseksi otot dinding dada. Karena otot dinding dada dapat dipertahankan sepenuhnya, jadi bentuk otot dinding dada tidak terpengaruh dan dapat pulih dengan cepat. Merupakan metode operasi klasik yang paling sering diterapkan saat ini untuk kanker payudara.


3. Lumpektomi

Yaitu mempertahankan bentuk dasar dari payudara dan hanya mereseksi bagian lesi. Di antaranya meliputi: Quadrantectomy, Segmentectomy, reseksi lokal, ditambah diseksi kelenjar getah bening di ketiak. Setelah operasi akan dilengkapi radioterapi, kemoterapi dan terapi endokrin atau terapi bertarget, dan pengobatan komprehensif lain. Penelitian menunjukkan bahwa hasil dari lumpektomi + radioterapi menyerupai mastektomi radikal. 


Penelitian menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat kelangsungan hidup dan tingkat kekambuhan antara Lumpektomi dan Mastektomi. Biasanya, pasien yang menjalani Lumpektomi, harus menjalani Radioterapi setiap harinya selama 5-6 minggu. Namun tidak semua pasien cocok untuk Lumpektomi, operasi ini baru dapat dilakukan ketika stadium awal dan tumornya kecil. Dokter akan mempertimbangkan berbagai faktor dan memilih metode operasi yang sesuai bagi pasien.


Lumpektomi tidak hanya mempertimbangkan tingkat kelangsungan hidup dan tingkat kekambuhan pasien, tapi juga mempertimbangkan fungsi ekstremitas atas dan kecantikan bentuk tubuh pasca operasi. Oleh sebab itu, saat ini Lumpektomi sudah menjadi metode operasi utama untuk kanker payudara stadium awal di Eropa dan Amerika. 


4. Diseksi Kelenjar Getah Bening Aksila

Dokter akan melakukan pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar getah bening aksila saat melakukan pengangkatan payudara. Kelenjar getah bening di dalam jaringan adiposa ini sering susah terlihat dengan mata telanjang, jadi dokter bedah akan mengangkat sebagian jaringan adiposa dan kelenjar getah bening secara bersamaan. Dokter patologi akan melakukan pemeriksaan patologis pada kelenjar getah bening dan jaringan adiposa yang diangkat, dengan mikroskop untuk melihat apakah ada sel kanker. Metode ini dapat membantu dokter menentukan apakah sel kanker bermetastase ke kelenjar getah bening, dan mengevaluasi apakah dibutuhkan Kemoterapi, Radioterapi, Terapi Endokrin, Terapi Bertarget ataupun yang lainnya.


Pasca diseksi kelenjar getah bening aksila, drainase limfatik ekstremitas atas pasien akan terpengaruh. Yang parah bisa muncul pembengkakan yang biasa disebut "Limfedema ekstremitas atas", terkadang juga bisa mempengaruhi fungsi ekstremitas di sisi yang sama dengan payudara yang terkena. Dengan demikian, setelah operasi disarankan untuk aktif melakukan latihan fisik untuk meningkatkan sirkulasi darah ekstremitas atas dan refluks limfatik, mengurangi pembengkakan dan mengembalikan ke fungsi normal secepatnya.


5. Biopsi Kelenjar Getah Bening Sentinel

Banyak penderita kanker payudara yang tidak mengalami metastase kelenjar getah bening aksila, jika pasien dalam kondisi ini menjalani operasi diseksi kelenjar getah bening aksila maka tidak akan memberi manfaat apa pun, bahkan pasien akan sia-sia mengalami penderitaan. Metastasis kelenjar getah bening pada kanker payudara mengikuti pola anatomi tertentu. Kita menyebut kelenjar getah bening pertama yang harus dilewati tumor metastasis sebagai kelenjar getah bening sentinel. Secara teori, kelenjar getah bening sentinel adalah kanker payudara negatif,  kelenjar getah bening aksila juga seharusnya negatif.


Dengan demikian, menjalani biopsi kelenjar getah bening sentinel bisa memprediksi apakah perlu melakukan diseksi kelenjar getah bening aksila. Saat ini banyak menggunakan penginjeksian pewarna dan isotop ke sekitar tumor untuk menunjukkan kelenjar getah bening sentinel. Jika biopsi kelenjar getah bening sentinel tidak menunjukkan adanya sel kanker, maka diseksi kelenjar getah bening aksila tidak perlu dilakukan.


6. Rekonstruksi Payudara

Dari aspek perbaikan fisik, beberapa wanita akan memerlukan operasi rekonstruksi payudara. Biasanya dapat dilakukan secara bersamaan saat operasi atau beberapa bulan setelah menjalani pengobatan.


7. Pemulihan pasca operasi

Banyak pasien yang beberapa hari setelah operasi diperbolehkan keluar dari rumah sakit, namun ada beberapa pasien yang justru setelah operasi harus melanjutkan pengobatan di rumah sakit. Dalam 24 jam pertama setelah operasi, nyeri dan rasa tidak nyaman dapat hilang dengan analgesik oral atau topikal.

Selama proses operasi, tabung drainase (surgical drain) akan ditempatkan di area operasi untuk mengumpulkan dan mengeluarkan eksudat setelah operasi. Ujung tabung ditanamkan di dalam luka, dan ujung lainnya di luar kulit dan terhubung ke kantung drainase. Kantung ini biasanya dibiarkan terpasang selama beberapa hari setelah operasi. Tabung baru bisa dilepas jika volume drainase berkurang menjadi sekitar 10ml setiap harinya, saat proses pelepasan tidak diperlukan anestesi. Pasien umumnya tidak akan merasakan nyeri yang berarti saat pelepasan tabung. Setelah tabung dilepaskan, pasien harus mulai melatih ekstremitas agar dapat beraktifitas kembali dengan normal. 


8. Bedah Rekonstruktif

Mempertimbangkan masalah keindahan penampilan dan psikologis pasien, operasi rekonstruksi payudara dapat dilakukan bersamaan dengan operasi kanker payudara, atau setelah selesai menjalani operasi dan kemoradioterapi.