Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 03:45:51 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 177
Total: 177

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Pengobatan Intervensi Minimal Invasif Membuat Pasien Limfoma Bertahan Hidup Hing

Dimulai oleh Makes, Juni 10, 2016, 01:36:41 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Makes

  Pada Mei 2016, seorang pasien diantarkan ke bangsal lantai 4 Modern Cancer Hospital Guangzhou.Elly, seorang pasien limfoma asal Jakarta, Indonesia. Tidak seperti pasien kanker lainnya, kedatangan Elly kali ini ke Guangzhou adalah untuk melakukan pemeriksaan kembali, dan hasil pemeriksaan terakhir yang dijalani membuatnya sangat gembira : Pemeriksaan klinis CT menunjukkan bahwa tumor di lehernya telah hilang dan kondisi fisiknya juga normal. Ini berarti pasien limfoma stadium 3 ini telah berhasil melewati 8 tahun sejak terdiagnosa. Namun 8 tahun yang lalu, Elly tidak begitu beruntung.

  Pada Desember 2007, Elly secara tidak sengaja menemukan benjolan sebesar kacang merah dan bercak putih di dalam mulutnya. Dalam keadaan panik, ia melakukan pemeriksaan di rumah sakit Jakarta, dan hasil pemeriksaan mendiagnosanya terkena "TBC getah bening", dokter setempat memberikan beberapa rekomendasi rumah sakit di luar negeri yang cukup baik. Setelah pertimbangan singkat, akhirnya Elly ke Malaysia untuk melakukan pengobatan. ia masih berpikir kalau ini adalah penyakit biasa, tetapi lamanya waktu pengobatan membuatnya dan keluarga berada di ambang keputusasaan.

  Salah Diagnosa Membuat Tumor Berkembang

  Pada Maret 2008, di rumah sakit kanker di Malaysia, Elly menjalani operasi pengangkatan dan biopsi untuk pendiagnosaan lebih lanjut. Yang tidak pernah terpikirkan adalah saat menunggu hasil pemeriksaan setelah operasi, benjolan di leher yang awalnya sebesar kacang merah membesar dengan cepat hingga lebih dari 10cm, kondisi fisiknya juga semakin memburuk. Tak ada waktu untuk berpikir, Elly segera kembali ke Jakarta. Setelah itu, hasil diagnosa dari Malaysia juga membuatnya terkejut, yaitu Limfoma Stadium 3. Kabar buruk tanpa peringatan ini membuatnya sedih dan takut.

  Sudah terlambat untuk bersedih, Elly mulai mencari pengobatan tradisional china di Indonesia, tetapi efeknya tidak jelas, tubuhnya semakin lemah, hingga sulit berjalan, berat badan turun sebanyak 7kg, yang lebih buruknya adalah ia harus bergantung dengan infus untuk mempertahankan hidup.

  Pengobatan Kanker ke Guangzhou

  Ketika Elly dan keluarga dalam situasi panik, atas rekomendasi seorang teman, mereka mengetahui tentang Modern Cancer Hospital Guangzhou. Meskipun sang teman menyarankannya menjalani pengobatan ke Guangzhou, tetapi pengalaman berobat yang tidak menyenangkan di rumah sakit Malaysia membuatnya takut akan rumah sakit dan dokter.

  "Setiap saat pasien kanker sangat takut dan khawatir terhadap kondisinya sendiri. Saat proses operasi di Malaysia, dokter sangat galak, beberapa kali saya dimarahi, ditambah dengan hasil pengobatan yang tidak memuaskan, sehingga saat pertama kali datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya juga merasa sangat takut," ucap Elly.

  Tumor Menyusut Hingga Normal

  Pada 18 Mei 2008, Elly dengan didampingi oleh suaminya datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou. Tanpa diduga, ia mendapatkan kembali kesehatannya di sini.

  Tim MDT Modern Cancer Hospital Guangzhou melakukan pendiagnosaan dan menetapkan metode pengobatan dengan cepat, yaitu Intervensi kombinasi kemoterapi. "Sebelum menjalani Terapi Intervensi Minimal Invasif, dokter menghibur saya agar saya lebih rileks dan menjelaskan prosedur tindakannya; untuk memudahkan terapi psikologi saya, saat pengobatan dokter juga memasang lagu yang tenang untuk saya, karena anestesi lokal, saya masih dapat merasakan proses operasinya, sambil mendengarkan musik sambil menjalani pengobatan, saya merasa sangat rileks; Setelah pengobatan, dokter dengan sabar menasihati saya tentang pantangan-pantangan yang harus saya jalani, benar-benar berbeda dengan pengobatan yang saya jalani sebelumnya," jelas Elly.

  Setelah menjalani kombinasi kemoterapi untuk yang pertama kali, Elly dapat merasakan tumornya menyusut, sampai 15 Juni 2008 Elly keluar rumah sakit, ditambah pengobatan secara bertahap, tumor di lehernya akhirnya menghilang. Kondisinya kembali pulih layaknya orang normal pada umumnya.

  Ini Adalah Rumah Kedua Saya

  Pada Mei 2016, Elly sekali lagi datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk melakukan pemeriksaan kembali, selain hasil pemeriksaan yang membuatnya lebih tenang, persahabatan yang terjalin di sini membuatnya tersentuh.

  Karena sifatnya yang ceria, Elly memiliki hubungan yang baik dengan semua perawat, dokter penanggungjawab dan penerjemah di lantai tersebut. Mendengar kabar kedatangannya untuk melakukan kontrol, semua yang mengenalnya bergegas mencarinya, mengajaknya makan dan jalan-jalan bersama. Sebuah kamar kecil yang penuh tawa.

  "Di sini sama seperti di rumah, saya mengganggap para staf sebagai saudara saya, saya merasakan kehangatan dan cinta di sini," ucap Elly.