Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 05:32:40 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 155
Total: 155

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Penyakit Malaria

Dimulai oleh raisuien, September 10, 2009, 10:26:55 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Huriah M Putra

Oya...? Perasaan waktu belajar di SMA dulu dibilang dinding sel doank ya tumbuhan..?
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

syx


xSaVioRx

Kutip dari: syx pada Maret 10, 2010, 06:57:32 AM
tumbuhan masi ada membran selnya kan? lapisan di bawah dinding sel.

membran inti sel (karioteka) maksudnya...?
yg punya namanya eukariotik,,yg ga punya namanya prokariotik..
prokariotik contohnya bakteri dan ganggang biru..jadi inti selnya tak bisa dibedakan dengan sitoplasmanya..
If someone feels that they had never made a mistake in their life,then it means that they had never tried a new thing in their life ~ Einstein

Astrawinata G

Kutip dari: Huriah M Putra pada Maret 10, 2010, 11:58:53 PM
Oya...? Perasaan waktu belajar di SMA dulu dibilang dinding sel doank ya tumbuhan..?

uda dalam konteks membrana sel Mas, bukan dinding sel...

Kutip dari: xSaVioRx pada Maret 11, 2010, 12:16:01 PM
Kutip dari: syx pada Maret 10, 2010, 06:57:32 AM
tumbuhan masi ada membran selnya kan? lapisan di bawah dinding sel.

membran inti sel (karioteka) maksudnya...?
yg punya namanya eukariotik,,yg ga punya namanya prokariotik..
prokariotik contohnya bakteri dan ganggang biru..jadi inti selnya tak bisa dibedakan dengan sitoplasmanya..

beda juga Mas, bukan karioteka, tapi emang cell membranenya....

iya nih, uda OOT, banyak yang salah paham lagi :( +OOT....
Best Regards,


Astrawinata G

xSaVioRx

tapi semua sel punya membran sel kan?
If someone feels that they had never made a mistake in their life,then it means that they had never tried a new thing in their life ~ Einstein

Astrawinata G

yupe....sama seperti statement saya sebelumnya :)
Best Regards,


Astrawinata G

syx

taon 2009 lalu FDA meluluskan pemasaran produk antimalaria coartem yang mengandung kombinasi artemether dan lumefantrine:

Artemether/lumefantrine (COARTEM) is a fixed-dose combination of two complementary schizontocides indicated for treatment of uncomplicated P. falciparum malaria. The combination has been available outside of the United States and recommended by the World Health Organization for malaria since 2001. The combination has grown to be the most widely used first-line antimalarial across Africa. Artemether is a short-acting semi-synthetic artemisinin antimalarial with a half-life of about 2 hours and lumefantrine (previously called benflumetol) is a delayed-onset, long-acting antimalarial that is structurally, physicochemically, and mechanistically similar to the aryl amino alcohol group of antimalarials (quinine, mefloquine, and halofantrine). Lumefantrine is absorbed slowly with maximal serum concentrations achieved about 8 hours after a dose and it has a half-life of elimination of 3-6 days.
The anti-malarial activity of artemether and its active metabolite dihydroartemisinin is thought to be due to the endoperoxide moiety and diversion of hemoglobin metabolism to reactive intermediates that are toxic to the parasite. Although controversial, data suggest that during hemoglobin proteolysis inside the malarial parasite digestive vacuole lumefantrine forms a complex with hemin and thereby prevents its detoxification to ß-hematin, and prevents nucleic acid and protein synthesis by the parasite. Artemether is a substrate and inducer of CYP3A4 and also undergoes metabolism by CYP2B6, CYP2C9 and CYP2C19. Lumefantrine is a substrate of CYP3A4 and a substrate, inducer, and inhibitor of CYP2D6.

Both artemether and lumefantrine prolong the QT interval and must be avoided in patients at risk for QT prolongation, including those with hypokalemia or hypomagnesemia. QT interval prolongation can be exacerbated by concomitant administration of various substrates, inducers, or inhibitors of CYP3A4, concomitant use of other medications that prolong the QT interval (such as some antiarrhythmics, antipsychotics, macrolide and fluoroquinolone antibiotics, imidazole and triazole antifungals, and some non-sedating antihistamines) and by medications metabolized by CYP2D6 which also have cardiac effects (e.g., flecainide, imipramine, amitriptyline, clomipramine).

The usual artemether/lumefantrine regimen for adults is a single course of 24 tablets, divided into 6 doses of 4 tablets each, and taken over 3-days as follows: an initial dose is repeated after 8 hours and then a dose is taken twice daily for the next two days. Food significantly improves the absorption and the efficacy of both artemether and lumefantrine. The magnitude of the food effect when taken after a high-fat meal is a 2- to 3-fold and 16-fold increase, for artemether and lumefantrine, respectively. Hypersensitivity reactions including urticaria, angioedema, and serious skin reactions (bullous eruption) occur, but are rare.

Label approved on 4/7/09 for COARTEM, NDA no. 022268 [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Idad

#37
oia Om Syx, mau tanya nich,
Kalau ACT  sama COARTEM itu kan beda ya?
Kira2 untuk ACT yang Artemisin + Fansidar dibandingkan dengan COARTEM efikasinya bagus mana Om?


raisuien

DEFINISI

Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropis, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.

Ada 4 tipe plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium ovale dan plasmodium malariae.

GEJALA

Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung hemoglobin (hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.

Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian. Hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak, bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.

PENYEBAB

Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

DIAGNOSA

Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita.

PENGOBATAN

Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.

Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti artesunate sulfadoxine / pyrimethamine, artesunate amodiaquine, artesunat piperquine, artemether lumefantrine, dan dihidroartemisinin piperquine.

PENCEGAHAN

Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

riandono

menambahkan: menurut Health Information for International Travel 2010 (CDC's Yellow Book), indonesia telah resisten terhadap Chloroquine.
Sementara untuk kemoprofilaksis yang disarankan untuk indonesia adalah proguanil, doxycycline, atau mefloquine.

syx

Kutip dari: Idad pada Maret 19, 2010, 09:52:21 PM
oia Om Syx, mau tanya nich,
Kalau ACT  sama COARTEM itu kan beda ya?
Kira2 untuk ACT yang Artemisin + Fansidar dibandingkan dengan COARTEM efikasinya bagus mana Om?
ACT tu kan artemisinin-based combination therapy... cuma ga tau hanya berdasarkan artemisinin aja ato juga mencakup turunannya. kalo mencakup turunannya berarti coartem yang isinya artemether dan lumefantrine juga bisa dibilang tergolong di dalamnya. artemether kan turunan artemisinin.

Idad

Kutip dari: syx pada Mei 18, 2010, 04:16:43 PM
Kutip dari: Idad pada Maret 19, 2010, 09:52:21 PM
oia Om Syx, mau tanya nich,
Kalau ACT  sama COARTEM itu kan beda ya?
Kira2 untuk ACT yang Artemisin + Fansidar dibandingkan dengan COARTEM efikasinya bagus mana Om?
ACT tu kan artemisinin-based combination therapy... cuma ga tau hanya berdasarkan artemisinin aja ato juga mencakup turunannya. kalo mencakup turunannya berarti coartem yang isinya artemether dan lumefantrine juga bisa dibilang tergolong di dalamnya. artemether kan turunan artemisinin.
Hm, bgtu ya.., sepertinya bisa ditanyakan ke dosen parasitologi
Ok Om, trima kasih banyak ya..,

riandono

Kutip dari: Idad pada Mei 23, 2010, 01:57:53 PM
Kutip dari: syx pada Mei 18, 2010, 04:16:43 PM
Kutip dari: Idad pada Maret 19, 2010, 09:52:21 PM
oia Om Syx, mau tanya nich,
Kalau ACT  sama COARTEM itu kan beda ya?
Kira2 untuk ACT yang Artemisin + Fansidar dibandingkan dengan COARTEM efikasinya bagus mana Om?
ACT tu kan artemisinin-based combination therapy... cuma ga tau hanya berdasarkan artemisinin aja ato juga mencakup turunannya. kalo mencakup turunannya berarti coartem yang isinya artemether dan lumefantrine juga bisa dibilang tergolong di dalamnya. artemether kan turunan artemisinin.
Hm, bgtu ya.., sepertinya bisa ditanyakan ke dosen parasitologi
Ok Om, trima kasih banyak ya..,

Coartem adalah ACT

Artemisinin-based combination therapy (ACT) adalah obat kombinasi artemisin atau salah satu turunannya dengan obat anti malaria golongan lain.
Turunan artemisin, antara lain : Artemotil, Dihydroartemisinin, Artesunate, Artemether.

Kombinasi ATC yang umumnya digunakan adalah:
artemether plus lumefantrine (AL) ---- Coartem, Riamet, dan Lonart
artesunate plus amodiaquine (AS+AQ) ---- Coarsucam, ASAQ
artesunate plus mefloquine (AS+MQ) ---- Artequin, ASMQ
artesunate plus sulfadoxine-pyrimethamine (AS+SP) ---- Ariplus
dihydroartemsinin plus piperaquine (DHA+PPQ) ----- Duo-Cotecxin, Artekin

Efikasinya biasanya tergantung dari profil epidemiologinya, contohnya (WHO, 2009):
Untuk indonesia :
-- First-line treatment untuk P. falciparum adalah DHA+PPQ, dan AS+AQ+PQ
-- Treatment untuk P. vivax adalah kloroquin dan primaquin
Untuk Ethiopia
-- First-line treatment untuk P. falciparum adalah AL
-- Treatment untuk P. vivax adalah kloroquin

Huriah M Putra

Kalau untuk plasmodium lainnya?
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

riandono

Kutip dari: Huriah M Putra pada Juli 17, 2010, 02:09:58 PM
Kalau untuk plasmodium lainnya?

Di Indonesia, berdasarkan KEPMENKES NOMOR : 041/MENKES/SK/I/2007
--untuk p.ovale dan p.vivax,
Lini pertama: Kloroquin + primaquin
Lini kedua: Kina + primaquin
--untuk p.malariae : kloroquin