Beberapa rumah sakit di Indonesia masih memisahkan bayi yang baru lahir dengan ibunya. Padahal banyak keuntungan yang bisa didapat dengan menggabungkan ibu dan bayinya.
"Ibu dan bayi yang sehat tidak boleh dipisahkan satu sama lain, karena tempat yang paling aman, nyaman dan bisa membuat bayi bertambah sehat adalah di samping ibunya dalam satu tempat tidur atau dalam jangkauan ibu," ujar Dr Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC saat dihubungi detikHealth, Rabu (3/2/2010).
Perasaan tenang, aman dan nyaman yang dirasakan bayi bisa berdampak positif untuk diri si bayi kelak. Karena jika sejak masih bayi sudah mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang tulus dari ibunya, saat dewasa nanti anak akan memiliki kematangan emosional dan spiritual yang baik. Hal ini dapat mempengaruhi tingkah lakunya saat dewasa.
Dr Utami menuturkan bayi yang terus berada dekat dengan ibunya dapat mengurangi tingkat stres bayi tersebut, hal ini sangat penting sebagai sistem kekebalan tubuhnya. Karena bayi yang stres dapat menurunkan imunitasnya.
"Seharusnya rumah sakit yang memang benar-benar sayang dengan ibu dan anak adalah rumah sakit yang sudah tidak memiliki kamar bayi sehat, sehingga setelah ibu melahirkan dan bayi dipotong tali pusatnya, si bayi selalu berada dekat dengan ibunya," ujar dokter yang berpraktik di RS Saint Carolus Jakarta.
Jika bayi selalu berada dalam jangkauan si ibu maka keamanannya pasti akan terjamin. Selain itu ibu akan berusaha untuk menyusui bayinya sehingga si bayi kemungkinan besar bisa mendapatkan kolostrum yang sangat bermanfaat untuk sistem imun. Manfaat lain yang didapat adalah menghindari pemberian susu formula pada saat bayi baru lahir.
Bayi yang berada dalam dekapan ibunya akan jauh merasa nyaman dan tenang, terutama dalam dekapan dada sang ibu. Berdasarkan hasil 3 penelitian didapatkan dada ibu bisa berfungsi sebagai thermoregulator. Jika bayi merasa kedinginan maka dengan sendirinya suhu tubuh ibu akan naik sebesar 2 derajat C, sedangkan jika bayi merasa panas maka suhu ibu otomatis akan turun sebesar 1 derajat C.
"Perawatan ini jelas lebih menguntungkan, karena jika bayi sudah waktunya mandi, suster tinggal membawa bak mandinya saja dan tak perlu repot-repot mengeluarkan bayi dari kamar ibunya," ujar dokter yang gencar mengkampanyekan IMD.
Ditambahkan Dr Utami, keberhasilan dari IMD (Inisiasi Menyusu Dini) akan lebih lengkap jika ditunjang dengan rawat gabung antara ibu dan bayinya. Dengan meletakkan bayi di samping ibu, maka akan timbul perasaan bahagia, bangga dan tenang dari diri si ibu. Hal ini dapat mengurangi tingkat stres sehingga membantu memperlancar produksi dari ASI nya.
Salah satu rumah sakit yang sudah menerapkan sistem rawat gabung antara ibu yang baru melahirkan dengan bayinya adalah RSCM. Pelayanan rawat gabung ini sudah ada sejak tahun 1980-an.
"Kami menerapkan sistem rawat gabung karena banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan bagi ibu dan bayinya, selain itu respons dari pasien juga sangat baik," ujar Dwi Wahyuniati, SKep, Kepala Ruang Kebidanan Rawat Gabung Obstetri dan Ginekologi RSCM.
Dwi menjelaskan sampai saat ini bagi pasien VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 yang melahirkan bisa merawat bayinya dalam satu ruangan atau kamar. Tapi tak menutup kemungkinan untuk pasien di kelas lain, hal ini tergantung dari permintaan pasien itu sendiri.
"Dengan rawat gabung ini ibu bisa diajarkan langsung bagaimana menyusui bayi yang benar sehingga memungkinkan untuk ASI eksklusif serta ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya," ungkap Dwi.
Situasi rawat gabung antara ibu dan bayi hanya bisa dilakukan jika bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat. Tapi jika bayi mengalami gangguan seperti terkena bayi kuning atau salah satu organnya masih lemah, maka sebaiknya bayi diletakkan di tempat khusus agar dapat dipantau secara intensif oleh petugas medis.
http://health.detik.com/read/2010/02/04/170349/1293240/775/rumah-sakit-jangan-pisahkan-ibu-melahirkan-dan-bayinya