Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 05:33:58 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 245
Total: 245

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Terapi khelasi EDTA untuk pengobatan penyakit jantung koroner

Dimulai oleh PriaSehat, Desember 06, 2009, 10:34:30 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

PriaSehat

Moderator dan Rekan semua yth,

Pertama-tama maaf kalau saya sebagai newbie dianggap lancang membuat topik baru di board ini. Tapi saya sangat menganggap ini penting bagi dunia kesehatan umumnya dan dunia kedokteran khususnya.

Saya mengamati fenomena perkembangan terapi khelasi EDTA (EDTA chelation therapy) di dunia dan di Indonesia dimana terapi khelasi EDTA berhasil mengobati penyakit jantung koroner sejak tahun 1950-an yang ditemukan oleh seorang dokter spesialis jantung Amerika ketika dia mengamati pasien-pasien yang mengidap penyakit jantung koroner yang diberikan terapi khelasi EDTA menjadi hilang simtom penyakitnya alias sembuh. Namun penemuannya itu ditentang oleh teman-temannya terutama dari asosiasi dokter spesialis jantung. Dilain sisi, sudah ratusan dokter yang melakukan riset terapi khelasi yang menyatakan positif dari hasil terapi khelasi EDTA guna penyembuhan penyakit jantung koroner.

Beberapa website yang saya baca, salah satunya [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] bahkan mengutip komentar dari seorang dokter spesialis jantung Indonesia yang memberikan nilai positif kepada terapi khelasi EDTA : "Kelebihan (terapi) khelasi dibandingkan dengan operasi, balon, dsb., lebih murah karena tanpa operasi."

Di Indonesia, terapi khelasi EDTA dimulai sejak sekita tahun 1980-an dibeberapa rumah-sakit terkenal di Jakarta dan kota lainnya. Namun sayangnya pihak rumah sakit meniadakannya. Sehingga dokter terapisnya melakukan terapi ini melalui klinik-kliniknya. Padahal dokter terapis ahlinya ada yang sudah bergelar Profesor, walaupun banyak juga dokter terapisnya yang dokter umum namun dengan pengalaman yang hebat.

Badan sertifikasi terapi khelasi sudah kokoh berdiri misal ACAM, ABCMT, IBCMT, ICIM dan lainnya. Di Indonesia, wadah dokter terapis khelasi tergabung dalam PKKAI.

Kesimpulan saya, mengingat Indonesia adalah negara berkembang dimana hanya segelintir rakyatnya yang bisa menikmati operasi jantung yang canggih, maka terapi khelasi EDTA menjadi alternatif pilihan karena selain murah, tanpa operasi dan dengan resiko yang minimal karena menggunakan standar protokol keamanan, misal protokol dari ACAM.

Catatan : untuk mengetahui lebih jauh tentang terapi khelasi EDTA, bisa ditengok ke [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] .

syx

salam kenal juga. gpp sharing ilmu di sini.
artikel yang anda sampaikan sangat menarik. tapi saya mohon informasi lebih lanjut. bisakah anda menjelaskan mengenai bagaimana mekanisme kerja sistem khelasi ini berdasarkan patofisiologi gagal jantung?

raisuien

Efek Samping Pemberian EDTA :

1. Gangguan Ginjal
Pada Ginjal terjadi Proses Fisiologi, reversible, dikeluarkan oleh filtrasi Glomerulus ginjal. Aman dengan dengan pemberian EDTA sesuai Dosis Terapi dan tidak terlalu cepat dalam pemberiannya.
Untuk keamanan diperiksa secara Periodik Fungsi Ginjal dan observasi Jumlah urine selama terapi. Dan sebelum terapi selalu dilakukan pemeriksaan Fungsi Ginjal.

2. Hypocalcemia
Hypocalcemia dapat terjadi karena tingginya affinitas (daya ikat) MgNa2EDTA atau Na2EDTA dengan Calcium. Dapat terjadi karena Pemberian infus terlalu cepat atau Dosis terlalu tinggi.Gejala yang terjadi keram otot, nafas berbunyi, diplopia.
Penanganannya diberikan Calcium Gluconate IV.

3. Allergy
Allergi EDTA jarang terjadi, biasanya ringan. Biasanya allergi terhadap komponen campuran pada cairan infus.

4. Thrombophlebitis
Iritasi lokal pada tempat infus. Dapat dihindari dengan penambahan Heparin. Juga dengan penambahan Cairan Buffer untuk pH Fisiologis dengan Bicarbonat Natricus juga mengurangi nyeri dan insiden phlebitis. Digunakan juga vena yang lebih besar.


5. Gagal Jantung
Pasien dengan keterbatasan pompa jantung bisa diberikan cairan hanya 250cc,dan dapat diberikan secara lambat 4-6 jam, cairan rendah garam. Diperberat dengan Hypocalcemia,yang akan mengurangi kontraksitilitas otot jantung. dapat terjadi 12-24 jam setelah terapi EDTA.


6. Hypoglikemia
Dengan pemberian EDTA dapat menurunkan Gula darah. Hypoglikemi dapat dihindari dengan asupan kalori yang cukup sebelum dan selama terapi. Pada pasien Diabetes Mellitus diperhatikan dosis Insulinnya.

PriaSehat

@raisuien ,

Iya itu benar, memang ada efek samping sebagaimana pada semua obat dan juga berbagai tindakan medis lainnya.

Tetapi dokter terapis khelasi EDTA sangat memperhatikan hal tersebut sehingga efek samping tersebut telah diantisipasi untuk tidak terjadi atau sangat minimal dan jikalau terjadi (rasanya di Indonesia belum ada kasusnya, CMIIW) segera ditangani langsung oleh dokter terapis tersebut.

Argumen-argumen yang mendukung terapi khelasi EDTA telah dikumpulkan pada berbagai artikel dan sedikitnya telah ada empat buku. Untuk referensi lebih lanjut, silahkan lihat buku berjudul:
• The Chelation Answer: How to Prevent Hardening of the Arteries and Rejuvenate Your Cardiovascular System (1982), by Morton Walker, D.P.M., and Garry Gordon, M.D.;
• Chelation Therapy: The Key to Unclogging Your Arteries (1985), by John Parks Trowbridge, M.D., and Morton Walker D.P.M.;
• A Textbook on EDTA Chelation Therapy (April 2001), by Elmer M. Cranton, M.D.;
• Bypassing Bypass: The New Technique of Chelation Therapy (2nd edition, 1990), by Elmer Cranton, M.D., and Arline Brecher.

Bahkan, Stephen T Sinatra, MD, seorang kardiologist (dokter spesialis jantung) di Amerika telah menulis buku berjudul Reverse Heart Disease Now: Stop Deadly Cardiovascular Plaque Before It's Too Late, (by Sinatra, James C., M.D. Roberts & Martin Zucker, Wiley, January 2008) dimana didalamnya telah menulis menganjurkan terapi khelasi EDTA kepada para pasiennya. Bukunya bisa dipesan di [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] .

Lihat juga tentang terapi khelasi di [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.].
Dokter terapis khelasi di Indonesia tergabung dalam PKKAI, disetujui oleh IDI. PKKAI kini diketuai oleh seorang profesor Kardiologist (CMIIW).

Salam.

Huriah M Putra

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Kutipseveral large-scale clinical trials published in peer-reviewed journals have found that EDTA chelation therapy is no better than placebo in improving symptoms of heart disease.

Disitu dikatakan bahwa beberapa penelitian skala besar clinical trials menunjukkan bahwa kelasi EDTA tdak lebih baik daripada plasebo untuk memperbaiki gejala2 penyakit jantung.
Nah, bingung kan...
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]


Huriah M Putra

EDTA chelation therapy ini aslinya untuk pengobatan keracunan logam berat.
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

PriaSehat

@Huriah M Putra,
Anda mengutip tidak lengkap. pada artikel tersebut ada tertulis :
KutipThe NIH National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) is currently funding a study to examine whether EDTA is effective for heart disease. Results are expected in a few years.

Jadi begini, untuk membuka wawasan anda dan teman-teman semuanya:
Benar, awalnya EDTA digunakan untuk pengobatan keracunan logam berat (heavy metal dotoxification) dan juga hypercalcemia yang semua dokter telah setuju termasuk FDA.

Selanjutnya, pada tahun 1950, Norman Clarke MD, seorang kardiologist amerika, menemukan bahwa pasiennya yang juga memiliki simtom penyakit jantung koroner ternyata simtom tsb berangsur hilang setelah mereka menjalani terapi khelasi EDTA.
Kemudian oleh Cranton MD ([pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]) membuat protokol keselamatan untuk terapi khelasi EDTA. Silahkan baca summary-nya [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] (Buku tersedia di [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] ).
Bahkan organisasi dokter terapis khelasi yang menaunginya seperti [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.], [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] dan juga yg internasional seperti [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] dan [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] juga memiliki protokol sejenis.
Beberapa kardiologis indonesia juga ada yang mendukung terapi khelasi EDTA seperti Dr. H. Soesilo Wibowo, [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] dan juga Prof Dr Kisyanto (CMIIW).

Karena adanya pro-kontra, akhirnya oleh pemerintah amerika sejak thn 2003 diadakan Riset skala besar bernama TACT study, (lihat [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] ) bernilai puluhan juta dolar amerika yang juga disponsori oleh National Heart, Lung, and Blood Institute (Amerika) yang dilakukan di Amerika dan Canada (lihat [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] ), bahkan sudah 120 lebih klinik di Amerika ( [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] ) dan puluhan klinik di Canada ( [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] )yang menyelenggarakan terapi khelasi.
Riset tersebut kini telah mencapai fase 3 (terakhir), yang diharapkan selesai bulan Juni 2012. Riset ini melibatkan 1700 partisipan berusia diatas 50 tahun.

Oleh karenanya, tolong jangan skeptis, kita tunggu hasil riset tersebut.

Dan sambil menunggu, pernahkah anda mengunjungi klinik-klinik penyelenggara terapi khelasi EDTA ? Betapa para pasien penderita penyakit jantung koroner yang gembira tersembuhkan setelah menjalani terapi khelasi EDTA.
Catatan tambahan : Di Amerika sudah sejuta orang lebih yang mendapatkan manfaat terapi khelasi EDTA.

Lihat juga buku :
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]


Buku lainnya :
Bypassing Bypass Surgery by Dr. Pratiksha Reeg Deb (M.B.B.S, M.D.) and Dr. Cranton, M.D., published by Institute of Preventive Cardiology .
Dr. Pratiksha Reeg Deb (M.B.B.S, M.D.) adalah alumni Harvard Medical School, USA.


Concern saya lainnya adalah, apakah benar tindakan medis seperti pasang cincin/ring/stenting dan operasi by-pass tidak ada resikonya ? Silahkan baca [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] dan juga [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] .

Astrawinata G

stenting dan ring juga beresiko....bisa memicu terjadinya trombosis lagi, oleh karena itu, diberi obat anti platelet. untuk yang stenting biasa, diberi aspirin atau clopidogrel selama 1 bulan, sedangkan yang DES (drug elluting stenting) diberi selama 1 tahun :) selama terapi itu, diharapkan tidak terjadi trombosis sampai reepitelisasi oleh endotel ;D
Best Regards,


Astrawinata G

Huriah M Putra

Oowh... Brarti sedang dilakukan penelitiannya.
OKe oke...
Mari kita tunggu hasilnya.
2012.. Keburu kiamat gak ya? hahahahaha

@Priasehat: Skeptis itu perlu. Malah penting. Asalkan tidak terlalu...
Sains itu berkembang dari rasa skeptisme terhadap sesuatu.
Mempertanyakan sesuatu, lalu mencari bukti2 untuk mendukung sesuatu tersebut, atau malah untuk menentang, dan terus dilakukan modifikasi2 akhirnya sesuatu tersebut menjadi bagus
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

PriaSehat

Sekedar update:
Riset tentang terapi khelasi ( [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] )telah mencapai tahap 3 (
In Phase III clinical trials, the study drug or treatment is given to large groups of people (1,000-3,000) to confirm its effectiveness, monitor side effects, compare it to commonly used treatments, and collect information that will allow the drug or treatment to be used safely. )