@fitrie
hallo fitrie

misi-misi, pengen tanya....
besaran bau emang belum ada ya

kalo dibikin skala gimana?
misalkan, bunga mawar itu harumnya 3 skala fitri, trus kalo harumnya melati itu 3,75 skala fitri
trus kalo wangi parfum (cassablanca misalkan) itu 4,02 skala fitri

sepakat?

(jadi inget kuliah sensor dulu, pernah nyinggung2 electronic nose)
hm, abis baca artikel ini, mungkin kamu akan berubah pikiran, karena skala bau itu tidaklah linier seperti skala kekerasan Mohr. Mungkin perlu semacam model neural network untuk menghasilkan skala-nya.
mangga dinikmati artikelnya, terjemahin sebagian, sisanya dibuang, sumbernya di bawah
Electronic NoseENose

Divais ini dapat diajari untuk mengenali hampir setiap substansi (compound) atau kombinasi substansi. Bahkan bisa dilatih untuk membedakan antara Pepsi dan Coke. Seperti hidung manusia, ENose sangat serbaguna, dan lebih sensitif.
"ENose dapat mendeteksi perubahan 1 ppm*", kata Dr. Amy Ryan, pemimpin project ENose di JPL (Jet Propulsion Laboratory).
* manusia baru bisa mendeteksi adanya amonia jika kandungannya di udara sekitar 50 ppm, tetapi jumlah amonia di udara yang membahayakan ialah mulai dari beberapa ppm
ENose menggunakan kumpulan dari 16 film polimer. Film ini didisain khusus untuk menghantarkan listrik. Ketika suatu zat -- misalnya molekul dari soda -- diabsorbsi oleh film-film ini, film akan berekspansi sedikit, dan mengakibatkan perubahan resistansi.

Karena tiap film terbuat dari polimer yang berbeda, tiap film berekasi terhadap zat (atau analyte) dengan sedikit berbeda. Sehingga walaupun perubahan pada satu film polimer tidak cukup untuk mengidentifikasi suatu analyte, perubahan dari 16 film menghasilkan pola yang berbeda dan dapat diidentifikasi.
Electronic Nose telah digunakan di industri makanan, misalnya untuk mendeteksi basi/busuk. ENose yang akan digunakan oleh NASA memerlukan kemampuan mendeteksi konsentrasi yang lebih rendah.
Team Dr. Ryan bekerja untuk versi lanjut dari ENose untuk meningkatkan kegunaannya.
"Ketika pertama kali memilih polimer untuk ENose, kami memakai pendekatan yang dapat disebut 'Edisonian'", kata Dr. Ryan. (Ucapan ilmuwan untuk trial-and-error. Edison mencoba ribuan filamen sebelum menghasilkan bola lampu.) "Kami menguji antara delapan puluh hingga seratus polimer terhadap tiap analyte". Test yang cukup banyak.
Tetapi, tegas Ryan, pendekatan Edisonian berati bahwa kita hanya bisa menggunakan ENose untuk mengidentifikasi zat dengan pola yang telah diketahui. Ryan dan team mulai melampaui. Mereka mencoba membangun model komputer yang mampu memprediksi respons berbagai polimer terhadap analyte --"tanpa harus mencoba ratusan polimer"--, tuturnya. Ini sangat mempercepat langkah disain ENose.
Menarik karena kesuksesan model komputer bisa diguakan untuk membantu ENose mengidentifikasi zat yang tidak diketahui. Sehingga ENOse dapat mengidentifikasi gas tak diinginkan di Bumi atau di angkasa. Juga dapat digunakan untuk menganalisa zat-zat asing yang ditemui di eksplorasi planet.

Sumber:
http://science.nasa.gov/headlines/y2004/06oct_enose.htm