Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 06:14:56 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 69
Total: 69

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

sistem refrigerasi kompresi uap penghasil air tawar dan garam

Dimulai oleh septyanyuswanto, Mei 28, 2012, 10:46:27 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

septyanyuswanto

Aplikasi ilmu refrigerasi dan tata udara jika dicermati untuk proses destilasi maka dapat berguna untuk menghasilkan air tawar dan garam karena ilmu tersebut terdapat tiga unsur proses destilasi, yakni pemanasan untuk pemisahan molekul pada air laut, pengembunan untuk menghasilkan proses dari pemisahan molekul itu sendiri. Dalam sistem refrigerasi kompresi uap, proses pemanasan air laut dapat diambil melalui panas dari komponen kondensor, sedangkan hasil pengembunannya dapat diperoleh dari komponen evaporator. Demikian pula dengan ilmu tata udara dapat digunakan pada proses destilasi sebagai unsur perpindahan kalor melalui penghubung berbentuk sistem tertutup antara proses pemanasan yang berasal dari komponen kondensor menuju komponen evaporator untuk pengembunan dengan penghubung saluran ducting.

mohon sarannya

septyanyuswanto

alat ini mudah-mudahan cocok digunakan di daerah pesisir pantai

septyanyuswanto

Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator dan mendorong dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke kondensor. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya, maka antara kedua komponen itu berbeda tekanan, yaitu di kondensor
tekanan refrigeran menjadi tinggi, sedang di evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah.
Kondensor adalah komponen dimana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi didalamnya itulah maka komponen ini disebut kondensor. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran dapat melepas kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepas dan dibuang ke lingkungan dimana pada sistem destilasi ini lingkungannya tertutup. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu kondensasi harus lebih tinggi dari suhu lingkungan. Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Kami memakai kondensor dari inspirasi kerja evaporative cooling yang bekerja mula-mula nozzle sprayer akan menyemprotkan air laut berbentuk butiran-butiran kecil agar dihasilkan penguapan yang cepat dan tidak memerlukan penarikan kalor yang begitu besar untuk proses penguapan. Butiran air tersebut akan terjadi kontak dengan kondensor yang memiliki kalor lebih tinggi yang menyebabkan butiran air akan menangkap kalor dari panas kondensor, sehingga akan menguap. Butiran air yang sempat tak menguap maka ia akan jatuh ke bak penampungan air laut yang kemudian air laut pada bak tersebut disirkulasikan kembali oleh pompa melalui nozzle sprayer untuk proses penguapan sampai suplai air laut pada bak habis. Disaat bersamaan dengan jatuhnya butiran air laut yang tak sempat menguap, maka akan dihasilkan produk endapan kristalisasi garam pada penyaring endapan garam, sementara sisa butiran air laut yang bersama garam ia akan jatuh ke bak penampung air laut karena tak tersaring oleh saringan garam.
Evaporator adalah komponen dimana cairan refrigeran yang masuk kedalamnya akan menguap, proses penguapan itu terjadi karena cairan refrigeran menyerap kalor. Pada sistem yang kami buat evaporator akan menyerap kalor berupa uap panas yang merupakan hasil penguapan air laut dari nozzle sprayer yang terkena pipa kondensor, kemudian penguapan air laut tersebut dihisap oleh kipas aksial menuju evaporator melalui saluran ducting. Di evaporator, uap panas akan terjadi kondensasi dikarenakan uap panas bertemu dengan refrigeran dingin.
Karena proses penarikan kalor penguapan air laut oleh evaporator, refrigeran keluaran evaporator berubah fasa dari cair ke gas dan air tawar pun dihasilkan dari proses kondensasi.
Hipotesa awal kami bahwa mungkin saja endapan kristalisasi garam langsung terbentuk saat butiran air laut yang disemprotkan oleh nozzle sprayer mengenai kondensor, sehingga kristalisasi garam akan menempel pada pipa-pipa kondensor, tetapi mudah-mudahan saja itu tidak terjadi karena senantiasa jikalau itu terjadi maka butiran air laut yang selanjutnya bergiliran mengalir ia akan menyapu bersih garam yang menenpel di pipa kondensor, sehingga kristalisasi garam akan jatuh ke bak penyaring garam. Sementara butiran air yang ikut bersama garam ia tidak ikut tersaring, tetapi jatuh ke bak penampungan air laut.
Air tawar yang dihasilkan melalui proses pengembunan di evaporator akan ditampung ke bak penampungan air tawar yang selanjutnya disaring agar diperoleh air tawar yang bersih dan kalau bisa dapat langsung diminum. Air hasil distilat pada bak penampungan tersebut dapat digunakan dengan membuka keran airnya.

septyanyuswanto

alat ini sedang ada yang membuat baru mencapai 90 % dengan sumber air laut yang berasal dari eretan indramayu
hasilnya akan dilakukan pengujian kualitas air tawarnya

mhyworld

Bagaimana efisiensi dari alat ini? Berapa kWh yang diperlukan untuk memisahkan 1 kg air laut?
Bagaimana nilai ekonomisnya jika dibandingkan dengan teknologi lain, seperti reverse osmosis?
once we have eternity, everything else can wait

septyanyuswanto

belum diketahui, karena alat tersebut belum selesai 100 %, kalau sudah selesai baru mudah-mudahan dapat diketahui melalui proses pengujian

Farabi

Wah informasi yang menarik mas, kayaknya alat kayak gini bakal sukses di pasaran, rencananya mau dijual harga berapa?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.