Di matematika ada logika. nah :) kenapa & apa yg membedakan antara disjungsi, konjungsi, implikasi, & biimplikasi!?? & mengapa begitu???
Karena memang begitu, hehahaha :D :D
Disjungsi kalo bahasa manusianya ATAU
Saya adalah manusia atau anjing. Nyatanya saya manusia (bukan anjing)..
Pernyataan itu dianggap benar karena menggunakan atau kalau
Konjungsi itu bahasa lainnya DAN
Saya adalah manusia dan anjing. Nyatanya saya CUMA manusia, bukan anjing (kecuali wolfenzten,hehehe)
Pernyataan di atas salah, karena berbeda dengan kenyataan..
BERSAMBUNG
Episode 2..
Jadi kita udah belajar pada episode sebelumnya apa beda disjungsi dan konjungsi..
Disjungsi dan konjungsi dipakai pada 2 TARGET..
XXX atau YYY (disjungsi)
XXX dan YYY (konjungsi)
Pada disjungsi (ATAU), kalau salah satu TARGET bernilai benar maka secara keseluruhan diangap benar (walau TARGET lainnya salah).
Pada Konjungsi (DAN), kalau salah satu salah, otomatis semua dianggapnya salah..
--- Next Bab ---
Implikasi, kalau dibaca secara umum adalah
Jika x maka y..
Dilambangkan anak panah ke kanan..
cema berlaku 1 keadaan, keadaan lain gak bisa balik..
Kalau biimplikasi,
Jika x dan hanya jika..
Kalo ini anak panahnya bolak balik
Kedua arah berlaku..
Agak rumit kalau dijelaskan, enaknya diksaih contoh aja..
"Di dalam rumah cuma ada Aku, berarti di dalam rumah cuma ada 1 orang."
Tapi belum tentu kalau
"Di dalam rumah cuma ada 1 orang, berarti cuma ada aku".
Mungkin aja itu adeku ato mamahku, atoo..... Hiiiiiiiii..
Wakakakaka... :D :D
di atas contoh implikasi
Nah kalau..
"Aku adalah Vinchemz"
maka benar kalau
"Vinchemz adalah aku" (biimplikasi)
Begitu aja yang bisa aku jelaskan, semoga tambah ngerti..
:D :D
Wah, makasih penjelasannya Vinchemz, dah kejawab semua tuh pertanyaannya ;D
Nambahin dikit aja nih. Dalam logika, kita mengenal proposisi, yaitu suatu pernyataan (statement) yang memiliki satu nilai kebenaran (salah atau benar). Proposisi ini ada dua macem : proposisi primitif dan proposisi majemuk. Yang terakhir adalah pernyataan yang mengandung penghubung. Ada lima penghubung dalam logika matematika : disjungsi, konjungsi, implikasi, negasi dan ekivalensi.
Contoh Vinchemz kayaknya lebih mudah dimengerti daripada penjelasan guru di sekolahku. ;D (catet-catet...). Ntar aku kasih liat anak-anak sekelas biar pada nggak pusing-pusing dengan logika.
Eh tapi LOGIKA sendiri dipakai untuk apa sih?
Kutip dari: ryoma pada Februari 20, 2009, 05:24:57 PM
:-\
Kayaknya belum ada yang ngasih jawaban.
Kalo nggak salah aku lihat di buku ada logika-logika tentang rangkaian listrik seri dan paralel. Ada kaitannya nggak?
Kutip dari: anni3 pada Februari 21, 2009, 07:05:23 AM
Kayaknya belum ada yang ngasih jawaban.
Kalo nggak salah aku lihat di buku ada logika-logika tentang rangkaian listrik seri dan paralel. Ada kaitannya nggak?
kalo ada dibuku, Ya berarti ada lah. Konjungsi: seri, Disjungsi: paralel. Ya?
Kutip dari: ryoma pada Februari 21, 2009, 07:16:55 AM
kalo ada dibuku, Ya berarti ada lah. Konjungsi: seri, Disjungsi: paralel. Ya?
Iya... tapi maksud aku masa cuma buat yang kayak gitu aja kita harus mempelajari logika...? ya kecuali kalau ada fungsi yang lain? ah bingung deh kalau soal matematika
Sorry but you are not allowed to view spoiler contents.
Kutip dari: anni3 pada Februari 21, 2009, 08:12:43 AM
ya kecuali kalau ada fungsi yang lain?
sepertinya ada. dari wiki, tapi bahasa inggris. Bener ga?
KutipMathematical logic is often divided into the subfields of set theory, model theory, recursion theory, and proof theory and constructive mathematics. These areas share basic results on logic, particularly first-order logic, and definability.
didalemnya lagi, mungkin baru kerasa fungsinya.
Kutip dari: ryoma pada Februari 21, 2009, 08:49:23 AM
didalemnya lagi, mungkin baru kerasa fungsinya.
Tadi belajar Logika lagi, sekarang ada modus Ponen, Tollens, malah jadi makin bingung... ???
Modus ponen itu, jika anda mendapati implikasi p ==> q bernilai benar, lalu juga diketahui pernyataan p benar, maka kesimpulannya q benar, dalam pengungkapan lain :
premis major : p ==> q
premis menor : p
Kesimpulan : q
Misal :
majornya : Jika bokong kita bisulan maka bokong kita gatal.
Kemudian ternyata diketahui bokong kita bisulan. Jadi kesimpulannya bokong kita gatal.
Modus tollens itu, jika anda mendapati implikasi p ==> q bernilai benar, lalu juga diketahui negasi pernyataan q benar (berarti q salah), maka kesimpulannya p juga salah, dalam pengungkapan lain :
premis major : p ==> q
premis menor : -q
Kesimpulan : -p
Misal :
majornya : Jika bokong kita bisulan maka bokong kita gatal.
Kemudian ternyata diketahui bokong kita tidak gatal. Jadi kesimpulannya bokong kita tidak bisulan.
modus tollens menggunakan kenyataan bahwa :
-q ==> -p ekuivalen dengan p ==> q.
@mataram
bagaimana jika
premis minor: bokong kita tidak bisulan
kesimpulan: bokong kita tidak gatal
apa ini sah? secara lgoika sih sepertinya masuk akal.
Jika premis minornya "bokong kita tidak bisulan", maka premis major Jika "bokong kita bisulan maka bokong kita gatal" tidak menjamin kesimpulan "bokong kita tidak gatal".
Dalam bahasa keseharian, tidak hanya bisulan yang menyebabkan gatal.
Dalam bahasa matematika, -p ==> -q tidak ekuivalen dengan p ==> q. <konvers tidak ekuivalen dengan implikasinya>.
benar juga ya, kelihatannya masuk akal.
emmh, gitu. thanks kk-kk senior-senior....... :)
saya jadi mengerti. hehe, emang masuk akal kok.
Kutip dari: anni3 pada Februari 20, 2009, 02:23:31 PM
Eh tapi LOGIKA sendiri dipakai untuk apa sih?
Logika itu ntar dipake saat ente dah jadi mahasiswa yang berkecimpung di dunia eletronika khususnya mengenai rangkaian digital (paling gak ini adalah basicnya), di situ ente bakal nemuin betapa pentingnya angka 0 dan 1 (ya atau tidak) seperti yg lagi ente pelajari saat ini...
So buat yang kepengen masuk ke teknik elektro, pelajari baik-baik tuh materinya....
Tetep semangat !!! :)
yang pasti logika kepake' di excel pada fungsi "if"
btw, selaen dengan cara menggunakan tabel kebenaran, ada yang bisa membuktikan
p=>q equivalen dengan ~pVq (kalo ga salah si ini)
hemmmhhh...jadi tambah ngerti diriku
Kutiphemmmhhh...jadi tambah ngerti diriku
yah..ko udah ketulis :o padahal tadinya kan pengen meninjau dulu :-[
jadi tambah yakin, cinta anak muda sekarang emang ga ada logika..:D
kalau untuk kata "pasti", "harus" negasinya apa?
Yaa tentu saja negasinya 'pasti' adalah 'meragukan'.
Dalam bahasa probabilitas, 'pasti' diberi nilai 1, karena peluang hanya merentang dari 0 s.d. 1, maka negasinya berarti bernilai
peluang(tidak pasti)
.
Ada logika formal seperti yang dipakai dalam matematika dan merupakan dasar dari komputer ALU yang dikenal juga sebagai monotonic reasoning. Pengetahuan pada SEBAB harus lengkap, dan kesimpulannya pasti. Dalam logika formal tidak boleh ada kontradiksi.
Sekarang orang memperluasnya ke logika samar (fuzzy logic) yang dikenal juga sebagai nonmonotonic reasoning. Logika samar mengijinkan adanya kontradiksi. Dalam wilayah ini bisa juga dimasukkan statistical reasoning seperti yang diajukan sebagai topik pembahasan.
bwt om the houw lung,
pada post sblumny, harusny:
negasi dari p ==> q adalah p ^ ~q
bwt om the houw lung,
pada post sblumny, harusny:
negasi dari p ==> q adalah p ^ ~q.
trus yg gw tau, pbuktianny ya cuma pake tabel kebenaran, ga tau dh kalo da yg laen, hehehe ilmuku kan masih dangkal,,,
kaka2 senior yg laen, dmohon kontribusinya....,
iya, kayaknya cuma bisa pake tabel aja.
Ilmu Logika sangat penting untuk membuktikan Teorema.
Suatu pernyataan disebut Tautologi jika pernyataan itu pasti benar untuk semua kondisi.
contohnya : Saya mati atau tidak mati ( pasti benar. Karena manusia cuma punya
2 keadaan. Kalau tidak mati, ya hidup. Tidak ada setengah mati).
Bahasa logikanya p V ~p
ada juga pernyataan yang pasti salah untuk semua kondisi. Ini disebut juga kontradiksi.
Contoh : Saya Bohong
(pernyataan ini pasti salah... coba tebak sendiri. hee..)
Contoh lain yang lebih jelas:
Saya mati dan tidak mati. (Jelas ga mungkin karena ga ada kondisi setengah mati kecuali di fisika kuantum, he.... jadi inget kucing Schroedinger)
Bahasa logikanya p dan ~p
Kutip dari: Mtk Kerajaan Mataram pada April 10, 2009, 05:49:56 AM
Yaa tentu saja negasinya 'pasti' adalah 'meragukan'.
Dalam bahasa probabilitas, 'pasti' diberi nilai 1, karena peluang hanya merentang dari 0 s.d. 1, maka negasinya berarti bernilai peluang(tidak pasti) .
Yang sya bingung
pasti negasinya meragukan
meragukan
mungkin
mungkin negasinya tidak mungkin
pasti
tidak mungkin
??? ??? ??? ;D ;D ;D
Hmm...
meragukan itu kan tidak sama dengan mungkin, bukan sinonim.
Jadi meragukan tidak setara dengan mungkin.
"meragukan" itu: 'kecil' kemungkinan.
Kalo kita bilang mungkin, artinya kan probabilitasnya besar/kemungkinannya besar.
lantas nilai peluang untuk meragukan berapa?
dan mungkin berapa?
batasnya samar.
Yang jelas, jika ada 2 kejadian yaitu kejadian A dan B, misal peluang A untuk terjadi adalah 0,2 dan peluang B untuk terjadi adalah 0,8.
Maka bisa kita katakan bahwa B lebih berpeluang untuk terjadi (dalam bahasa sehari-hari, kita katakan bahwa B lebih mungkin terjadi daripada A).
Kita juga bisa mengatakan bahwa A kurang berpeluang untuk terjadi (dalam bahasa sehari-hari, kita katakan bahwa A lebih meragukan daripada B).
Jadi, 'mungkin' lebih dekat ke 1, sedangkan 'meragukan' lebih dekat ke 0.
Jadi, tidak ekivalen deh....
boleh dunx kak jelasin ttg fuzzy logic
fuzzy itu kan bilangan yang nilanya 0-1 kan,
jadi inget waktu jadi moderator semnas di kampus, ngakak di balik layar
Kutip dari: Nabih pada Juli 14, 2009, 07:27:19 PM
fuzzy itu kan bilangan yang nilanya 0-1 kan,
jadi inget waktu jadi moderator semnas di kampus, ngakak di balik layar
Yap, logika samar disebut samar karena batas antara benar dan salahnya samar.
Yang biasanya kita kenal di SMA itu 'binary logic' yang menggunakan angka biner.
1 untuk benar dan 0 untuk salah.
Prakteknya dalam pemrograman adalah nilai boolean, dan dalam elektro dinyatakan sebagai kondisi on dan off.
Untuk Fuzzy logic ini, disediakan daerah samar yang tidak mutlak benar dan tidak mutlak salah. (nilai probabilitasnya antara 0 dan 1).
Misalnya saat menyalakan lampu.
Kita tahu pasti bahwa keadaan lampu mati adalah keadaan saat lampu tidak memancarkan cahaya.
Tapi kita tidak bisa membedakan keadaan lampu terang jika tidak di beri batas.
Oleh karena itu, kita mengenal keadaan lampu:
redup, sangat redup, terang, sangat terang.
Bahasa filosofisnya sih, fuzzy logic itu seperti kenyataan di dunia.
Ada yang hitam, ada yang putih, tapi lebih banyak macamnya untuk warna abu-abu.
Bilangan fuzzy dipakai untuk apa?
Baru denger nich ada bilangan fuzzy
kasih contoh kasus dan penyelesaiannya dunz agar tambah paham nich.
Q angkat lagi deh topiknya.
Tahukah kamu kalo A.B. Nasution nyidiki kebenaran2 menggunakan logika matematika? Banyak banget sih fungsi logika. Klo ga bljar logika, bakal nyesel deh di masa depan...
Kutip dari: utusan langit pada April 08, 2009, 07:19:54 PM
kalau untuk kata "pasti", "harus" negasinya apa?
"belum tentu" dan "boleh"?