
Teori peluang (probabilitas) atau teori kemungkinan yang kita kenal sekarang berasal dari Prancis sejak abad ke-17. Bangsawan-bangsawan Prancis yang gemar bermain judi pada waktu itu dipusingkan dengan kemungkinan mata dadu-mata dadu yang keluar jika dadu-dadu dilemparkan. Memang lahirnya teori peluang ini tidak pada tempat yang bersih, yaitu dimeja perjudian. Tetapi beberapa ilmuwan yang beriman teguh, seperti Laplace dan Pascal berusaha mengkaji apa yang terjadi pada proses perjudian itu. Mereka memikirkan hal itu bukan untuk dipakai dalam berjudi, akan tetapi dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan.
Teori peluang sering digunakan dalam ilmu biologi untuk mempelajari genetika dan bahkan sekarang teori peluang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah bisnis, antara lain digunakan oleh manajer perusahaan untuk meramalkan dari suatu produksi dalam jangka panjang dan sebagainya.
PERMUTASI
PRINSIP DASAR MEMBILANG
Kita mulai dari contoh yang sederhana. Ada 4 jalan yang menghubungkan kota A ke kota B dan ada 2 jalan yang menghubungkan kota B ke kota C. Ada berapa jalankah yang menghubungkan kota A ke kota C melalui B? Jika kita ilustrasikan persoalan tersebut dalam bentuk sebuah tabel, maka dapat diketahui bahwa banyaknya jalan yang dihubungkan kota A ke kota C melalui B ada 8 jalan. Jawaban tersebut dapat diperoleh langsung dari 4X2 yaitu hasil kali antara banyaknya baris dengan banyaknya kolom pada tabel.
Untuk mempermudah perhitungan bisa digunakan kotak-kotak. Banyaknya kotak sama dengan banyaknya langkah yaitu langkah pertama dari kota A ke kota B dan langkah kedua dari kota B ke kota C. Maka kotak yang disediakan ada dua. Kotak 1 diisi dengan banyaknya jalan yang menghubungkan kota A ke kota B yaitu 4, dan kotak 2 diisi dengan banyak jalan yang menghubungkan kota B ke kota C, yaitu 2, maka bilangan di dua kotak tersebut dikalikan menjadi 4X2=8
Contoh diatas menggunakan suatu prinsip yang dinamakan prinsip dasar pembilang, yaitu jika suatu pristiwa dapat terjadi dalam m cara yang berbeda, dan setelah salah satu cara peristiwa itu terjadi, suatu pristiwa lain dapat terjadi dalam mxn cara yang berbeda. Jelas bahwa banyak pristiwa pada prinsip itu dapat diperluas menjadi lebih dari 2 cara
Contoh:
Berapa banyak bilangan yang terdiri dari 3 angka dapat disusun dari angka-angka 2, 4, 6, dan 8 jika angka-angka itu
a. Boleh muncul berulang
b. Tidak boleh muncul berulang
Jawab:
Bilangan yang diminta terdiri dari 3 angka, maka banyaknya kotak tentu ada 3 buah, yaitu kotak 1, kotak 2 dan kotak 3
Bilangan tersebut disusun dari angka-angka 2, 4, 6, 8 (ada 4 angka)
Jika angka-angka boleh muncul berulang misal bilangan 222 (angka 2 muncul 3 kali), 442 (angka 4 muncul 2 kali), dan 855 (angka 5 muncul 2 kali)
Ilustrasi kotak sebagai berikut:
Kotak 1 : dapat ditempati 1 diantara 4 angka, jadi ada 4 cara
Kotak 2 : dapat ditempati 1 diantara 4 angka, jadi ada 4 cara
Kotak 3 : dapat ditempati 1 diantara 4 angka, jadi ada 4 cara
Maka banyaknya bilangan yang dapat tersusun = 4 x 4 x 4 = 64
Jika angka-angka tidak boleh muncul berulang
Missal : 222, 4442, 822, 888 dan sebagainya tidak diperbolehkan
Maka:
Kotak 1 : dapat ditempati 1 diantara 4 angka, jadi ada 4 cara
Kotak 2 : dapat ditempati 1 diantara 3 (4-1) angka sisanya, jadi ada 3 cara
Kotak 3 : dapat ditempati 1 diantara 2 (4-2) angka sisanya, jadi ada 2 cara
Maka banyaknya bilangan yang terjadi = 4 x 3 x 2 = 24
Dan metode-metode ini banyak kita temui dalam berbagai bidang yang berhubungan dengan probabilitas.