Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 04, 2024, 06:52:22 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 23
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 22
Total: 22

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Faktor-faktor pendukung kejeniusan

Dimulai oleh krigjsman, Januari 06, 2007, 03:45:46 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

krigjsman

Kebanyakan orang beranggapan jadi jenius itu anugerah. IQ tinggi itu gara-gara volume otak yang besar. Sah-sah aja sih beranggapan begitu, tapi hasil penelitian terakhir menyimpulkan bahwa jadi jenius bukan sekedar volume otak atau tingginya IQ.

Hasil penelitian yang dilakukan selama 35 tahun ini diterbitkan dalam Jurnal "Perspectives on Psychological Science" edisi Desember 2006. Para peneliti dari Vanderbilt University telah menguji 5000 orang siswa yang dianggap berbakat dalam matematika sejak usia mereka mencapai 12 tahun. Para peneliti dariVanderbilt University ini mengkatagorikan ke-5000 orang responden ini termasuk berbakat berdasarkan jumlah paten, prestasi di perguruan tinggi dan penghasilan bulanan mereka.

Hasil yang diperoleh para peneliti dari Vanderbilt University menunjukkan bahwa untuk menjadi jenius dibutuhkan beberapa faktor. Faktor-faktor ini antara lain kemampuan kognitif, ketertarikan, kesempatan belajar, dan kerja keras.

Menurut para peneliti dari Vanderbilt University, seorang anak yang berbakat (IQ tinggi) tidak akan bisa berkembang tanpa dukungan dan pengertian dari orang tua, guru-guru dan lingkungan tempat mereka tinggal.

Lantas apa pengaruh IQ dalam perkembangan anak? IQ yang tinggi membuat seorang anak mampu mencapai konsentrasi belajarnya secara penuh dalam waktu yang singkat. IQ tinggi membuat anak lebih lambat bosan. IQ tinggi juga akan membantu untuk memahami struktur kurikulum dengan lebih singkat. IQ hanya berpengaruh pada selang waktu yang dibutuhkan, namun untuk menjadi jenius tanpa kemauan, ketertarikan, kreativitas dan kerja keras adalah hal yang tidak mungkin. Begitu pula dengan bakat yang banyak tanpa dukungan dan pengertian.

reborn

Kutip dari: krigjsman pada Januari 06, 2007, 03:45:46 AMHasil yang diperoleh para peneliti dari Vanderbilt University menunjukkan bahwa untuk menjadi jenius dibutuhkan beberapa faktor. Faktor-faktor ini antara lain kemampuan kognitif, ketertarikan, kesempatan belajar, dan kerja keras.

Menurut para peneliti dari Vanderbilt University, seorang anak yang berbakat (IQ tinggi) tidak akan bisa berkembang tanpa dukungan dan pengertian dari orang tua, guru-guru dan lingkungan tempat mereka tinggal.

Lantas apa pengaruh IQ dalam perkembangan anak? IQ yang tinggi membuat seorang anak mampu mencapai konsentrasi belajarnya secara penuh dalam waktu yang singkat. IQ tinggi membuat anak lebih lambat bosan. IQ tinggi juga akan membantu untuk memahami struktur kurikulum dengan lebih singkat. IQ hanya berpengaruh pada selang waktu yang dibutuhkan, namun untuk menjadi jenius tanpa kemauan, ketertarikan, kreativitas dan kerja keras adalah hal yang tidak mungkin. Begitu pula dengan bakat yang banyak tanpa dukungan dan pengertian.

Baca artikel terkait di [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

EQ masuk sbg salah satu faktor ga dalam penelitian itu? Trus makanan/gizi, lingkungan sosial dan genetis gw rasa juga turut mempengaruhi.

Tapi, seperti Thomas A. Edison bilang :

Genius is one per cent inspiration and ninety-nine per cent perspiration.

krigjsman

lingkungan sosial jelas ngaruh, karena penalitian ini kan membahas pengaruh dukungan orang tua dan guru, jadi ya masuk lingkungan juga toh.  masalah makanan dan EQ gak disebut mungkin hal tersebut belum diteliti.  Kata edison emang bener karena dalam penelitian ini juga disebutkan, kerja keras juga merupakan kunci sukses anak.