Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 05:17:32 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 203
Total: 203

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Kinerja Guru Tersertifikasi Harus Dievaluasi

Dimulai oleh ksatriabajuhitam, September 09, 2011, 07:47:07 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ksatriabajuhitam

Kutip
Kinerja Guru Tersertifikasi Harus Dievaluasi

Indra Akuntono | Laksono Hari W | Jumat, 9 September 2011 | 18:19 WIB

JAKARTA, [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] - Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, rencana tentang syarat sertifikasi guru yang mengharuskan para guru untuk memublikasikan karya ilmiahnya sebagai sesuatu yang sangat logis.

Mendiknas mengatakan, selalu ada pertanyaan mendasar setelah guru ditetapkan menjadi profesi dan tersertifikasi. Pertanyaan itu terkait sifat dari sertifikasi, yakni apakah mengikat sepanjang hayat atau ada periodesasi untuk mengevaluasi tentang kompetensi profesionalitasnya. Karena sertifikasi itu bertujuan memastikan profesionalitas, sedangkan sifat dari profesionalitas itu sangat fluktuatif, maka kualitas guru bisa naik dan menurun kapan saja.

"Memang sampai saat ini kami belum menentukan berapa tahun harus direview dan dievaluasi tentang sertifikasi yang terkait dengan profesionalitas tersebut," kata Nuh, Jumat (9/9/2011) di Jakarta.

Permasalah lainnya terkait dengan kinerja guru. Setelah disertifikasi seorang guru harus benar-benar menunjukkan peningkatan kinerjanya. Kemdiknas saat ini sedang menyiapkan evaluasi bagi para guru yang sudah mendapatkan sertifikasi atau kemaslahatan sebagai seorang profesional.

Ini menjadi penting, bukan karena untuk mengungkit apa yang sudah diberikan kepada para guru, akan tetapi Mendiknas menilai bahwa pemenuhan tuntutan masyarakat adalah hal yang utama. Hal ini juga terkait langsung dengan konsekuensi dari seseorang yang sudah mendapatkan kemaslahatan dari profesinya.

Nuh memaparkan, ada tiga variabel yang harus dievaluasi terkait dengan kinerja guru. Pertama adalah absentisme atau tingkat kehadiran. Absentisme menjadi hal paling utama dalam evauasi kinerja para guru karena dapat diketahui berapa jam guru tersebut mengajar dan berapa jam waktu mengajar yang hilang.

Variabel kedua yaitu kinerja tentang prestasi dari siswanya karena ini merupakan ujung dari hasil mengajar guru tersebut. "Misalnya saya guru matematika, berapa tingkat kelulusan siswanya? Oleh karena itu harus dievaluasi dan dikaitkan dengan nilai yang dicapai oleh siswanya," ujar Nuh.

Variabel ketiga dalam evaluasi kinerja guru lebih masuk ke wilayah kolektif, yaitu sampai sejauh mana peran sang guru dalam membangun budaya belajar di sekolah. Ini sama halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler guru, misalnya ia ikut menulis pengembangan keilmuan, memberikan pendampingan pada kegiatan Pramuka dan sebagainya, yang ujungnya itu bisa membangun budaya di sekolah. "Itulah hal-hal yang harus dilakukan di dalam konteks mengevaluasi kinerja guru," tuturnya.

Sumber: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]


saya tidak tau, jaman saya sekolah dulu, belum ada yang namanya sertifikasi guru.
itu prosesnya bagaimana ya?

sepengamatan (atau seperasaan, mungin) kalo seseorang yang pernah kerja di industri kemudian jadi guru, rasanya akan bagus juga, karena mereka menjadi punya spirit "real life" / "real practice", tidak mengajar "mengawang-awang".

contoh, mantan policy maker (terutama public policy) rasanya akan sangat 'berkesan' dalam cara mengajar PPKn, tidak sekedar by-the-book.


bagaimana menurut teman2?
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

danzJr

saya juga kurang ngerti tentang sertifikasi guru  ;D .

tapi kalau boleh curhat  sedikit guru jaman sekarang memang ga memenuhi 'standar' pendidikan.
dalam 1 minggu tidak pernah saya belajar full di sekolah. pasti ada saja guru yang tidak masuk. jika alasannya sibuk untuk pertama kalinya oke, tapi ini sudah terlalu sering menurut saya.

belajar disekolah pun sudah tidak efisien karena guru hanya berpacu dengan buku,materi,buku,materi. tidak ada karya ilmiah yang dapat merangsang kerja otak lebih baik (praktek hanya pada saat pengisian nilai).
bahasanyapun sulit dicerna murid. jadi agar saya dapat mengerti harus ikut bimbel dan les disana disini... sungguh mengecewakan pendidikan jaman sekarang di Indonesia ini.

tapi semoga saja artikel tadi menjadi kenyataan tidak sekedar artikel
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]

ksatriabajuhitam

Kutip dari: danzJr pada September 10, 2011, 02:08:43 AM
...
tapi kalau boleh curhat  sedikit guru jaman sekarang memang ga memenuhi 'standar' pendidikan.
...
belajar disekolah pun sudah tidak efisien karena guru hanya berpacu dengan buku,materi,buku,materi. tidak ada karya ilmiah yang dapat merangsang kerja otak lebih baik (praktek hanya pada saat pengisian nilai).
...
emang guru jaman dulu kayak gimana? :D

iya, saya setuju, guru mestinya tidak melulu berpacu materi buku materi buku. kurikulum tercapai memang perlu, tetapi pemahaman anak didik harusnya lebih utama.
(saya termasuk yang tidak setuju dengan praktikum yang dipisah dari "pengajaran normal", jadinya praktikum ya praktikum, di papan tulis ya di papan tulis, seolah ga nyambung. saya lebih setuju mengajar sambil praktikum)

saya tidak tau proses sertifikasi dan proses setelahnya, tetapi dari berita-berita, katanya ga ada "test ulang", sekali dapat ya sudah.

Kutip
...
Secara terpisah, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah sampai saat ini belum memiliki sistem evaluasi hasil kinerja guru setelah memperoleh sertifikasi. Akibatnya, belum diketahui apakah sertifikasi benar-benar dapat meningkatkan kinerja guru. "Kami sedang menyiapkan cara untuk mengevaluasi sertifikasi itu," ujarnya.
...
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

Monox D. I-Fly

Kutip dari: ksatriabajuhitam pada September 11, 2011, 04:28:05 PM
(saya termasuk yang tidak setuju dengan praktikum yang dipisah dari "pengajaran normal", jadinya praktikum ya praktikum, di papan tulis ya di papan tulis, seolah ga nyambung. saya lebih setuju mengajar sambil praktikum)
Jadi maksudnya, hampir tiap jam pelajaran dilaksanakan di laboratorium yang disediakan papan tulis gitu?
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.