Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 13, 2024, 02:15:03 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 55
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 16
Total: 16

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

KIR - Kelompok Ilmiah Remaja

Dimulai oleh dummy, Januari 04, 2014, 03:21:47 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Kiki Alhadiida

KIR = Keorganisasian Iptek (ilmu pengetahuan & teknologi) bagi Remaja



Ada 3 kata yang terdapat dalam K.I.R, yakni kelompok, ilmiah, dan remaja. Kelompok adalah sebuah kumpulan, karena memang asalnya anggota KIR adalah kumpulan siswa yang berkumpul belajar di luar jam belajar yang ditetapkan sekolah, dalam bentuk kelompok belajar (study club). Konotasi kelompok berkembang menjadi organisasi seiring, dengan bertambahnya jum lah anggota dan beragamnya program kegiatan yang berkaitan langsung dengan pelajaran (diskusi, percobaan, dan penulisan karya ilmiah). Sebagai sebuah organisasi maka, hal-hal yang menyangkut dasar-dasar kepemimpinan, sistem berorganisasi, manajemen, dan administrasi sudah harus built-in dengan sendirinya.



Kata "ilmiah" diserap dari kata sifat "scientific", yang berarti sifat keilmuan, berdasarkan ilmu pengetahuan, dan ke-ilmu pengetahuan-an(?) Memang ada kerancuan antara kata "ilmu", "pengetahuan", dan "ilmu pengetahuan" dalam bahasa Indonesia ketika disesuaikan dengan kata "science", "knowledge" dalam bahasa Inggris. Pasalnya, telah dikenal dalam rumpun ilmu bahwa terjemahan dari "natural science" dan "social science" adalah IPA (ilmu pengetahuan alam) dan IPS (ilmu pengetahuan sosial). Di sini digunakan 2 kata sekaligus, "ilmu pengetahuan" yang dalam bahasa Inggris masing-masing memiliki arti tersendiri. "Knowledge' artinya pengetahuan, dan "science" artinya ilmu. Kalau begitu padanan IPA dan IPS dengan "natural science" dan "social science" tidak tepat? Perlu diganti dengan IA (ilmu alam) dan IS (ilmu sosial)? Sedangkan  "physics" diartikan sebagai ilmu alam (fisika), "biology" sebagai ilmu hayat (biologi), "chemistry" menjadi ilmu kimia. Dalam ilmu pengetahuan sosial, ada sosiologi (=ilmu sosial?). Sementara "economics" dikonotasikan sebagai "social studies" bukan science dalam social science lainnya.



Celakanya, terminologi "ilmu pengetahuan" diperkenankan kata "sains". Sebuah adopsi yang kurang dapat dipertanggung jawabkan, bahkan cenderung gegabah. Kata "sains" menafsirkan  MIPA = matematika + IPA (fisika, kimia, biologi dan cabang-cabang serta paduannya). Tidak disadari atau tidak disengaja, kata "science" sering dilekatkan dengan "technology" atau "sainstek", akhirnya seolah-olah "science" itu adalah hanya ilmu-ilmu (pengetahuan) alam. Akhirnya,....kasian deh ilmu-ilmu (pengetahuan) sosial tidak punya tempat. Ilmu-ilmu (pengetahuan) sosial secara halus bisa dikatakan bukan "science". Dengan pemahaman ini, maka jurang antara ilmu-ilmu (pengatahuan) alam dan ilmu-ilmu (pengetahuan) sosial semakin lebar dan dalam. Oleh karena itu dibutuhkan ilmuwan yang memandang antara keduanya bukan berada pada hierarki tetapi paralel, tidak dalam levelisasi tetapi seteraan dan kesejajaran. IPA dan IPS harus bergandengan tangan. Hal ini PR bagi yang merindukan runtuhnya tembok pembatas serta pagar pemisah. Mereka berada di dalam dunia pendidikan, organisasi ilmuwan, dan komunitas sosial.



Remaja, sering diidentikan sebagai anak usia belia atau belasan tahun (teenagers). Namun, definisi dari Dariyo dalam Husamah (2011), remaja adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa depan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara 12/13-21 tahun. Penggolongan remaja terbagi menjadi 3 tahap yaitu (a) remaja awal (usia 13-14 tahun), (b) remaja tengah (usia 15-17), dan remaja akhir (usia 18-21 tahun). Masa remaja awal, umumnya individu telah memasuki masa pendidikan di bangku SLTP (SMP/MTs), sedangkan saat masa remaja tengah individu sudah duduk di bangku SMU (SMA/MA/SMK). Kemudian, mereka yang tergolong remaja akhir umumnya sudah memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja. Remaja anggota KIR, ada pada remaja tengah. Sedangkan untuk remaja awal sudah seharusnya mengenal KIR, tetapi sosialisasi KIR di tingkat SLTP masih sangat kurang, walaupun pernah ada siswa kelas akhir SLTP yang memenangkan lomba karya ilmiah yang  diperuntukan bagi siswa SMU.



Sosialisasi KIR harus terus dilakukan dengan gencar, agar tak ada lagi sekolah setingkat SMU yang tidak memiliki KIR. Juga mulai diekspansi KIR  di tingkat SLTP. Sekolah SMU yang sudah memiliki KIR seyogyanya mengagendakan dalam satu tahun ada pertemuan ajang silaturahim antar KIR sekolah (misal: Science & Technology Expo) dalam satu wilayah  baik kecamatan, kotamadya/kabupaten, propinsi atau nasional (sesuai kemampuan) dengan mengikutsertakan juga sekolah-sekolah yang belum ada KIR-nya. Manfaatkan juga "link" dan "network" – dalam bentuk kerja sama (pengisian acara), kunjungan atau kemitraan (aktivitas terprogram) - dengan lembaga pemerintah/negara dan swasta, seperti:

1.      Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud)

2.      Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI),

3.      Perpustakaan Nasional

4.      Puspiptek (Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

5.      Kementerian Riset dan Teknologi

6.      Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

7.      Perguruan Tinggi (PTN dan PTS)

8.      Lembaga Penelitian lain

9.      Industri

10.  UKM berbasis teknologi (technopreneur) & industri kreatif


Akhirnya, semoga KIR di sekolah turut memberi kontribusi bagi pengembangan ipteks dalam skala nasional bahkan mampu berkiprah dalam kancah internasional. Insya Allah, semoga.

ytridyrevsielixetuls

memang betul. sains seharusnya jangan cuma diidentikkan dengan matematika, fisika, kimia, biologi. saya dulu berpikiran seperti itu tapi saya sadar saya salah dan telah bersikap tidak adil pada social science (sosiologi, psikologi, dsb).
yg namanya matematika, fisika, kimia, biologi sebenarnya bisa dikategorikan sebagai technical science. sehingga bisa kita masukkan ke group yg sama matematika dan IPA.
semuanya itu setara karena mereka memilikin kegunaan sekaligus kekurangan sendiri2.

IMO
science harusnya diterjemahkan sebagai Ilmu Pengetahuan atau Sains
knowledge adalah pengetahuan karena ini adalah sesuatu yang telah diketahui
kalau ilmu mungkin pantesnya diterjemahin jadi.... wisdom mungkin hehe!
meskipun sebenarnya ilmu juga terjemahan aslinya adalah pengetahuan. tapi sepertinya ilmu dalam khasanah budaya Indonesia lebih pantas diidentikkan sebagai suatu pengetahuan yg dapat digunakan/dimanfaatkan ya? bukan pengetahuan secara umum (tahu teman anda menyontek, tahu bos anda korupsi, dll)

nah terus yang namanya matematika, fisika, biologi, kimia tu apa namanya?
saya piikir mereka pantas disebut sebagai ilmu, cabang sains, atau disiplin ilmu pengetahuan. dimana ilmu dianggap lebih general sedangkan disiplin ilmu pengetahuan lebih khusus.

analoginya adalah beladiri. kita lebih senang menyebut ilmu beladiri. tetapi untuk Karate, kita lebih senang menyebutkan sebagai disiplin ilmu beladiri atau cabang ilmu beladiri.... ruwet banget yah?? hhehe
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Monox D. I-Fly

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 05, 2014, 12:10:43 PM
IMO
science harusnya diterjemahkan sebagai Ilmu Pengetahuan atau Sains
knowledge adalah pengetahuan karena ini adalah sesuatu yang telah diketahui
kalau ilmu mungkin pantesnya diterjemahin jadi.... wisdom mungkin hehe!

Kalau di bahasa Jepang:
science = rika
knowledge = chishiki
Nggak tau deh bahasa Jepangnya "ilmu" apaan...
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.