Forum Sains Indonesia

Pendidikan dan Karir => Pendidikan => Topik dimulai oleh: reborn pada November 30, 2006, 12:55:06 AM

Judul: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: reborn pada November 30, 2006, 12:55:06 AM
Keinget sama mahasiswa yang demo2 soal BHMN dulu. Hmm.... pengen tau pendapat kalian tentang pendidikan di Indonesia... mahal ga sih?  Alasannya kalo mahal kenapa? Kalo ga mahal kenapa?

Kalo liat pendidikan atau ilmu itu penting, bukannya wajar pendidikan mahal? Beli buku mahal, tapi handphone gonta ganti  :P

Tapi diliat dari mutu dan fasilitas pendidikan di Indonesia, rasanya mungkin terlalu mahal yahh?

Buat bahan bacaan aja nih : http://reactor-core.org/deschooling.html

:)
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: adjie pada November 30, 2006, 12:29:32 PM
Banyak parameternya sih...

Tapi yang paling sederhana biaya pendidikan hampir proporsional dengan fasilitas, sarana dan prasarana. Namun dengan parameter tetap seperti dosen (cara mengajar, modul dsb)

Kalo dibanding ama negara tetangga, misal Singapura ato Malaysia, jelas kecuali ITB dan UI, pendidikan di Indonesia masih terbilang murah.. just IMHO
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: leksanadra pada Desember 01, 2006, 04:45:25 AM
Semua berkutat pada murah dan tidak murah. Aneh deh... :(

Kenapa ga bicara bagaimana caranya supaya murah..
kalaupun ukuran nya mahal, seharusna ada upaya bersama mengusahakan murah..gratis kalo perlu..

Kebijakan dan regulasi kayaknya dominan kalo bicara "mengupaakan supaa murah"....
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: reborn pada Desember 01, 2006, 09:27:15 PM
Kutip dari: leksanadra pada Desember 01, 2006, 04:45:25 AM
Semua berkutat pada murah dan tidak murah. Aneh deh... :(

Kenapa ga bicara bagaimana caranya supaya murah..
kalaupun ukuran nya mahal, seharusna ada upaya bersama mengusahakan murah..gratis kalo perlu..

Kebijakan dan regulasi kayaknya dominan kalo bicara "mengupaakan supaa murah"....

Itu kalimat terakhir, tombol "y" nya error kayaknya yahh hehe...

Bingung juga sbenernya sih. Jerman bisa ngasih pendidikan gratis tapi tetap berkualitas, mendapatkan pendidikan menjadi semacam hak asasi sepertinya. Amerika pendidikan (dan kesehatan) itu sangat mahal dan juga bagus.

Menurut saya pribadi sih, pendidikan memang harus mahal, kenapa? Karena pendidikan memang sangat berharga. Tapi, seperti halnya di AS walau pendidikan mahal, banyak peluang bagi yang tidak mampu untuk tetap dapat pendidikan juga. Jadi bukan berarti miskin tidak bisa dapet sekolah.

Nah seperti kata leksa, yang dominan adalah regulasinya di sini. Andai bisa dibangun sistem yang bagus, buat orang mampu bisa membantu yang tidak mampu, subsidi silang.

Di ITB ada manusia M45, harusnya dana mereka ini bisa dipakai buat bantu mereka yang tidak mampu. Di FK Unpad ada KPBI, ini juga seharusnya bisa membantu membangun fasilitas yang masih sangat kurang.

Apa sudah dilakukan? Apa sudah dirasakan? Apa bisa dilakukan? Ndak tau  :P

Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: white_tiger pada Desember 01, 2006, 09:45:43 PM
hmm

pendidikan di indo, itu kebanyakan di-didik untuk jadi pekerja...
beda dengan di LN, yang mahasiswanya diarahkan ke riset
klo mahasiswa sini diarahkan ke riset... ya emang... ntar masuk buku sejarah... mahasiswa univ abcde menemukan fghij....
tapi juga masuk koran... mati kelaparan soalnya nda ada duid buat beli makan [soalnya sibuk riset mulu]  ???
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: reborn pada Desember 01, 2006, 09:53:28 PM
Kutip dari: white_tiger pada Desember 01, 2006, 09:45:43 PM
hmm

pendidikan di indo, itu kebanyakan di-didik untuk jadi pekerja...
beda dengan di LN, yang mahasiswanya diarahkan ke riset
klo mahasiswa sini diarahkan ke riset... ya emang... ntar masuk buku sejarah... mahasiswa univ abcde menemukan fghij....
tapi juga masuk koran... mati kelaparan soalnya nda ada duid buat beli makan [soalnya sibuk riset mulu]  ???

salah satu masalah negara berkembang, termasuk indonesia ya itu memang.... ga punya duid, terpaksa ikut trend. Ga bisa riset, trus2an jadi korban, konsumen setia produk2 negara maju....

Tapi apa iya harus trus begitu? India cukup maju pendidikannya. Malaysia yang jauh lebih muda bahkan mengadopsi kurikulum indonesia dulu, sekarang lebih maju dari indonesia....

hmm...
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: white_tiger pada Desember 01, 2006, 10:04:53 PM
nah..... kalau kita compare dengan malaysia....
gw quote postingan gw
Kutipbahkan mahasiswa bukannya belajar rajin biar pinter & bisa ngembangin iptek juga ikut2an demo...

mereka lbih suka demo di jalan ketimbang riset  ???

juga hanya ada satu2nya di indonesia, ada anak ga lulus ujian menggugat ke pengadilan dengan alasan soalnya sulit  ???

kalau soal murah-mahal relatif banget lah...
kalau di compare dengan univ2 di LN, ya lebih murah...
tapi kalau di compare dengan ekonomi indonesia, memang relatif mahal... terbukti banyak anak2 jalanan & pengamen yang ngga mampu bayar duid sekolah... [tapi bisa beli rokok lho  :o ]  ???
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: ropestrip pada Desember 02, 2006, 03:46:29 PM
sekedar koreksi, jerman udah menghapus biaya pendidikan gratis. Ya, artinya mahasiswa disana harus bayar.. Konon biaya ini akan digunakan untuk menyokong biaya politik PMnya Jerman. CMIIW.

Nah, kembali ke persoalan biaya, sudah menjadi barang umum kalo pendidikan hanya untuk bagi orang yang mampu ato orang yang outstanding (otak encer-beasiswa). Nah, skr, tinggal bagaimana fungsi peranan PT untuk mencetak lulusannya bersaing di dunia kerja.

Stanford, yang saya ketahui, student disana diarahkan ke riset yang mana riset itu adalah project pemerintah. Dalam hal ini wastewater treatment. Jadi, pengolahan air di daerah sono, skr kan masih konvensional, nah, pemerintah minta tim riset Stanford (prof dan student2nya) untuk membuat cara pengolahan ini semakin efisien, yang menghasilkan lebih banyak air bersih, mengingat penduduk kota yang semakin banyak, namun pengolahan ini diharapkan tidak membutuhkan lahan besar sebagaimana pengolahan konvensional. Nah, salah satu risetnya adalah menggunakan membran. Siapa yang meneliti membran, ya student2nya. Dan sekarang, lewat program terpadu, hasilnya akan diimplementasikan beberapa tahun mendatang.

Coba kalo PT kita....
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: jesuisnoel pada Februari 09, 2007, 11:10:37 PM
Kutip dari: ropestrip pada Desember 02, 2006, 03:46:29 PM
sekedar koreksi, jerman udah menghapus biaya pendidikan gratis.

yup! Kuliah di Jerman udah ngga gretongan...biayanya masih relatif murah si, kecuali buat foreigners. Minimal 800â,¬-an. Negara kaya aja lama2 kedodoran subsidi sektor pendidikan...apalagi RI  ;D

Di jerman/blanda, ngga semua scholarship = gratis kynya...sebagian 'dipekerjakan' sebagai asisten dosen, asisten lab, atau researcher buat uni yg bersangkutan (dan biasanya topik research nya lucu2). Jadi mreka juga terpacu buat research. Uni sini gitu juga ngga si?  ???

Lagian kl research disana kan ada reward-nya... Entah duit, publikasi, ato scholarship. Trus ada semacam lomba-nya dan ajang kumpul2nya. Dsini ada gt? :)
Padahal kan hasil riset2 itu nantinya akan bisa dikomersialkan juga...jadi ngga akan merugikan harusnya..
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: peregrin pada Februari 10, 2007, 04:27:07 AM
Di Belanda setahuku pemerintah jg sudah mengurangi dana ke universitas, akibatnya kalau mereka mau riset dan cari PhD students, harus banyak kerja sama dg industri (di sini rupanya gunanya paten.. betul khan pak admin?  ;) hehe)

Memang khan cuma sedikit sekali org berkutat di bidang sains (riset) krn memang benar2 cinta sains. Makanya spt yg dibilang jesuisnoel, reward2 itu jadi penting sekali, entah itu uang, status, nama baik, dsb. Wajar jadinya kalau di Indonesia beda dg di luar negeri.

Balik lagi ke soal pendidikan murah, seandainya pendidikan dr SD-univ. di gratiskan, apa iya masyarakat trus berbondong2 dg semangat masuk sekolah, kalau mrk nggak melihat gunanya? Memangnya sepenting apa to pendidikan (formal) di Indonesia?  ;)
Barangkali ini jg yg menyebabkan kenapa (sebagian) mhsw lbh suka demo drpd belajar di kelas, atau kenapa bahkan ada mhsw2 yg memilih berhenti kuliah dan mengurusi buruh misalnya. Problem2 yg ada di masyarakat lebih real, dan bisa jadi lebih menantang scr intelektual dan memberi banyak pelajaran. Memangnya pendidikan yg berkualitas itu definisinya apa to?  :)
(Kalau bagiku sih, pendidikan yg baik itu yg bisa mendidik org menjadi kreatif dlm problem solving, baik sewaktu riset di laboratorium maupun dlm kehidupan sehari2.)

Lagipula, sebelum problem2 yg terkait diselesaikan, nggak banyak yg bisa dicapai dr melakukan riset iptek murni toh? Lihat aja penelitian yg udah dilakukan ITB(?) soal penanggulangan banjir Jakarta, kelanjutannya apa?

Sistem subsidi silang sptnya sedikit banyak (banyak sedikitnya?  :)) berjalan ya. Di Farmasi Unair misalnya, mrk buka program extension (semacam univ. swasta) utk mhsw2 yg mampu bayar mahal dan ini sebagian digunakan utk mensubsidi program yg reguler (yg lwt UMPTN), setahuku. Cuma nggak tahu, apa dosen2nya jg dibayar lbh di program extension dan jd lbh semangat mengajar di situ atau tidak  :)

Utk program beasiswa, yg jd pertanyaanku justru utk kasus2 mhsw2 dr indonesia timur, datang ke jawa, pake MsWord aja gak bisa misalnya. Kemudian mrk yg no.1 di daerahnya jd tertinggal sendiri atau bahkan DO sewaktu kuliah di Jawa. Kalau sudah begini, beasiswa bukannya malah membantu tapi...... emang bukan salah maksud beasiswanya sih

jadi ke mana2 topiknya ...

thanks ya utk deschooling society-nya. Baru aq print... 71 halaman wakkks!! bisa lama bacanya  ;D

met weekend...







Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: reborn pada Februari 10, 2007, 10:42:00 PM
Kutip dari: peregrin pada Februari 10, 2007, 04:27:07 AM
thanks ya utk deschooling society-nya. Baru aq print... 71 halaman wakkks!! bisa lama bacanya  ;D

met weekend...

Ho oh, itu full textnya sih. Lumayan ngabisin kopi juga bacanya haha...

Btw, itu buku isinya bagaimana Ivan Illich memandang sistem sekolah yang berjalan saat ini adalah sia-sia, tidak efektif. Semua usaha yang dilakukan, alokasi dana pemerintah, institusi dan uang dari para orang tua murid atau pelajar itu sendiri tidak sebanding dengan apa yang didapat, belum dapat menciptakan sistem sekolah yang semestinya.

Kutip....The program is known as Title One. It is the most expensive compensatory program ever attempted anywhere in education, yet no significant improvement can be detected in the learning of these "disadvantaged" children.....

.....In the United States it would take eighty billion dollars per year to provide what educators regard as equal treatment for all in grammar and high school. This is well over twice the $36 billion now being spent. Independent cost projections prepared at HEW and the University of Florida indicate that by 1974 the comparable figures will be $107 billion as against the $45 billion now projected, and these figures wholly omit the enormous costs of what is called "higher education," for which demand is growing even faster. The United States, which spent nearly eighty billion dollars in 1969 for "defense" including its deployment in Vietnam, is obviously too poor to provide equal schooling. The President's committee for the study of school finance should ask not how to support or how to trim such increasing costs, but how they can be avoided.....

......Everywhere in the world school costs have risen faster than enrollments and faster than the GNP; everywhere expenditures on school fall even further behind the expectations of parents, teachers, and pupils. Everywhere this situation discourages both the motivation and the financing for large-scale planning for nonschooled learning. The United States is proving to the world that no country can be rich enough to afford a school system that meets the demands this same system creates simply by existing....

Jadi masalah pendidikan mahal ini bukan hanya masalah Indonesia ternyata.
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: jesuisnoel pada Februari 11, 2007, 11:21:48 PM
Kutip dari: peregrin pada Februari 10, 2007, 04:27:07 AM
Memangnya sepenting apa to pendidikan (formal) di Indonesia?  ;)

Pendidikan formal di Indonesia masih merupakan tiket masuk ke jenjang berikutnya, bukan? Entah itu SMP, SMU, PT, ato kerja. Karena cuma institusi2 formal yang berhak keluarin surat sakti berjudul ijazah. Makanya anak2 yg home-schooling di Indo masih berusaha untuk dapet kesetaraan itu kan... :) Ga tau prkembangan terakhirnya gmana skarang... Secara umum, makin bagus yang tertulis di tiket makin besar/bagus kesempatan seorang anak ke tempat berikutnya. Makanya pas kecil suka dimarahin kalo dapet nilai jelek  :P Dari saringan masuk SMU negri aja cuma bds nilai...entah karena mreka percya betul apa yg tertulis, atau males ngadain tes masuk lagi ;D

Kutip dari: peregrin pada Februari 10, 2007, 04:27:07 AM
Barangkali ini jg yg menyebabkan kenapa (sebagian) mhsw lbh suka demo drpd belajar di kelas, atau kenapa bahkan ada mhsw2 yg memilih berhenti kuliah dan mengurusi buruh misalnya. Problem2 yg ada di masyarakat lebih real, dan bisa jadi lebih menantang scr intelektual dan memberi banyak pelajaran.
Memang demo2 itu berpengaruh? Memang suara mereka di dengar? Kreatif si...suka ada drama2 gitu...kata2 nya juga kadang lucu2...tapi itu kan cuma akan sampe layar tv. Trus?
Kenapa ngga ikutin sistem yg ada (di negara ini)...supaya bisa didengar, buat tiket yg bagus, duduk di kursi pemerintahan (asal jgn pas dapet kursi empuk lupa idealisme), atau jd pengusaha kaya (yg nanti bisa kasih ksejahteraan yg lebih baik buat buruh2 itu), dsb...

Kutip dari: Admin pada Februari 10, 2007, 10:42:00 PM
Kutip
The United States is proving to the world that no country can be rich enough to afford a school system that meets the demands this same system creates simply by existing....

Jadi masalah pendidikan mahal ini bukan hanya masalah Indonesia ternyata.

:o

Hmm...then education institution can be a comfort place to do money laundry... ;)
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: reborn pada Februari 12, 2007, 01:44:11 AM
Kutip dari: jesuisnoel pada Februari 11, 2007, 11:21:48 PM
Pendidikan formal di Indonesia masih merupakan tiket masuk ke jenjang berikutnya, bukan? Entah itu SMP, SMU, PT, ato kerja. Karena cuma institusi2 formal yang berhak keluarin surat sakti berjudul ijazah. Makanya anak2 yg home-schooling di Indo masih berusaha untuk dapet kesetaraan itu kan... :) Ga tau prkembangan terakhirnya gmana skarang...

Tapi institusi pendidikan juga mengakui bahwa pendidikan bukan hanya lewat pendidikan formal. Contoh nyata adalah adanya penghargaan HC. Einstein salah satu orang yang mendapatkan penghargaan ini, di Indo misalnya Hembing.

KutipSecara umum, makin bagus yang tertulis di tiket makin besar/bagus kesempatan seorang anak ke tempat berikutnya. Makanya pas kecil suka dimarahin kalo dapet nilai jelek  :P Dari saringan masuk SMU negri aja cuma bds nilai...entah karena mreka percya betul apa yg tertulis, atau males ngadain tes masuk lagi ;D

Nah, ini yang bahaya! Waktu orang menilai kemampuan orang hanya lewat kertas  ;D. Dan ini yang dikritik Ivan Illich, bahwa pada akhirnya golongan menengah ke atas aja yang semakin maju. Seharusnya ada indikator lain yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang. Gelar/ijazah adalah syarat perlu, kemampuan seseorang adalah syarat cukup. Sayangnya (lagi) orang melihat kertas dulu sebelum melihat kemampuan aslinya. Ya siapa juga punya cukup waktu utk ngeliat satu2 yahh  ;D

KutipMemang demo2 itu berpengaruh? Memang suara mereka di dengar? Kreatif si...suka ada drama2 gitu...kata2 nya juga kadang lucu2...tapi itu kan cuma akan sampe layar tv. Trus?
Kenapa ngga ikutin sistem yg ada (di negara ini)...supaya bisa didengar, buat tiket yg bagus, duduk di kursi pemerintahan (asal jgn pas dapet kursi empuk lupa idealisme), atau jd pengusaha kaya (yg nanti bisa kasih ksejahteraan yg lebih baik buat buruh2 itu), dsb...

Sukarno jatuh karena mahasiswa, Suharto pun jatuh karena mahasiswa. Sayangnya idealisme mahasiswa sering kali terkikis begitu mereka mendapatkan kesempatan yang "lebih baik". Akbar Tanjung contoh aktivis yang sekarang murtad  :o Hahaha.... moga2 besok gak ditutup ini forum yahh  ;D

Kutip dari: Admin pada Februari 10, 2007, 10:42:00 PM
:o

Hmm...then education institution can be a comfort place to do money laundry... ;)

Emang bisnis kok  :P Coba deh, berapa banyak institusi yang benar2 siap kehilangan uang untuk mendanai suatu proyek yang tujuannya murni untuk sains? Penelitian dilakukan pasti karena si pendana merasa akan mendapatkan sesuatu yang lebih besar dari dana yang dikeluarkan CMIIW...
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: Rykov pada Februari 12, 2007, 09:48:33 AM
pendidikan ? mahal ? tapi kan pendidikan kan penting. haha ;p
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: peregrin pada Februari 12, 2007, 08:43:36 PM
KutipKenapa ngga ikutin sistem yg ada (di negara ini)...supaya bisa didengar, buat tiket yg bagus, duduk di kursi pemerintahan (asal jgn pas dapet kursi empuk lupa idealisme), atau jd pengusaha kaya (yg nanti bisa kasih ksejahteraan yg lebih baik buat buruh2 itu), dsb...

Kalau dilihat dr kronologisnya, justru demo2/protes2 itu terjd setelah sistem mapan yg selama ini kita ikuti terbukti banyak kekurangan di sana-sini lho   ;)

Anyway, bukan soal setuju gak setuju. Maksud reply-ku sebelumnya tuh: kalau kita bilang Indonesia ketinggalan gara2 mahasiswanya yg nggak suka riset atau lebih suka turun ke jalan drpd belajar di kelas, sepertinya ini salah melokalisasi permasalahan kan. Pendidikan di Indonesia, apa ada guna yg lain, selain sbg counter resmi utk cari tiket ke tempat berikutnya? Kalau memang begini, diberi anggaran pendidikan sejumlah yg sama dg luar negeri pun, tetap saja kita akan selalu ketinggalan.

Kalau spt kata Rykov, dan yg lainnya tentu setuju, bahwa pendidikan formal itu penting, sekalipun mahal --> pentingnya kenapa dan utk apa? Apa pendidikan tinggi benar2 bisa membantu seseorang dlm kehidupan sehari2, misalnya? Lha contohnya waktu KKN saja, paling nggak di Gresik setahuku, program dr mhsw utk masyarakat paling2 bikin jamban atau penyaringan air (tiap tahun selalu sama). Yg dari farmasi atau kesehatan masyarakat, kalau mau memberi informasi tentang TOGA (tanaman Indonesia berkhasiat obat), lha ibu2 di desa tsb lebih banyak tahu.  :) Yg berkutat di bidang riset atau yg sempat beruntung melanjutkan ke luar negeri, barangkali pernah merasakan juga, bagaimana perbedaan pola pikir yg dibentuk dr sistem pendidikan di Indonesia dan di luar negeri.

Jadi, budget pendidikan yang besar itu, yg akan selalu terasa kurang (juga di luar negeri), sebenarnya utk apa ya? Kalau tujuannya cuma utk mencetak sebanyak mungkin sarjana bersertifikat, ya tdk perlu besar2 toh budgetnya  :)  Sebaliknya, kalau memang pendidikan dipandang penting, ya bagaimana caranya supaya budget yg akan selalu kecil itu bisa jadi efektif dan lebih berguna buat rakyat?
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: peregrin pada Februari 12, 2007, 08:49:28 PM
KutipEmang bisnis kok 

iya, emang bisnis. Contohnya:

KutipAmerica's Hot New Export: Higher Education
Colleges rush to open degree programs overseas, for both academic and business reasons
http://chronicle.com/weekly/v52/i24/24a04401.htm

Kalau nggak bisa akses, bisa baca artikel selengkapnya di:
http://bocahtuanakal.blogspot.com/
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: reborn pada Februari 14, 2007, 03:52:38 AM
Kutip dari: peregrin pada Februari 12, 2007, 08:49:28 PM

Kalau nggak bisa akses, bisa baca artikel selengkapnya di:
http://bocahtuanakal.blogspot.com/


Bagus blognya, apalagi yang ini :

What are your motives of going to higher education program?
If any, what are your short term goals and what are you long term goals by engaging in a higher education program?

Mantap :)
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: leksanadra pada Februari 16, 2007, 03:36:28 AM
^
gue jawab yang diatas,...

1. Eksistensi Diri.
2. Strata Sosial yang lebih tinggi
3. Pekerjaan yang lebih baik
4. Politis
...

dan mungkin ini yang paling sedikit dipahami
5. Pengabdian . . .
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: reborn pada Februari 17, 2007, 06:11:01 AM
Di Wall Street Journal, Charles Murray menulis tiga buah artikel

http://www.opinionjournal.com/extra/?id=110009531
http://www.opinionjournal.com/extra/?id=110009535
http://www.opinionjournal.com/extra/?id=110009541

Artikel ini berisi opini Murray mengenai pendidikan di Amerika. Secara singkat dia mengatakan :

1. By definition, 50% of the human race has below average intelligence.

2. Even the highest quality education cannot overcome basic intellectual limitations in individual students

3. We need to simply accept these facts and restructure education to embrace them by (a) recognizing that a large minority of students will never meet basic academic standards for reading, math and science in high school as they are now defined, (b) recognizing that far too many American students go to 4-year-colleges despite the fact that they simply do not possess the basic intellectual capacity to benefit from that experience in any meaningful way (c) dramatically increasing the focus on high-paying, high quality vocational education both in high school and beyond and (d) refocusing advanced education on moral values and responsible action for those of high intelligence who will both benefit from that education and develop a corresponding sense of responsibility to live their lives to a higher standard for the general good of humanity.
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: Ahazveroz pada Maret 28, 2007, 12:44:58 PM
harusnya ada sistem financial aid kaya di amrik
jadi yang dari kalangan bawah tetap mendapat kesempatan kuliah
tapi yah memang ujung2nya duit2 lagi ;D
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: peregrin pada September 11, 2007, 09:02:01 PM
rada OOT dengan judul topiknya mungkin, tapi keknya isi tulisan ini nyambung dengan diskusi2 sebelumnya  ;)

Salut banget dengan usaha bapak Andy Sutioso dan Semi Palar utk berkontribusi thdp pendidikan di Indo. Ini salah satu tulisan beliau yg menarik:

Kutip
semipalar.net/tulisan/tulisan01.html
Pendidikan Dasar vs Pendidikan Tinggi - menimbang signifikansi di antara keduanya

Tulisan ini dirangkai sebagai sebuah refleksi tentang apa yang dialami setelah terlibat di dua ujung proses pendidikan, sebagai dosen yang menangani mahasiswa dan setelah lebih dari setahun ini saya terlibat intensif di jenjang pendidikan dasar.


Tulisan ini saya awali dengan mengutip pernyataan AA Gym yang sangat menarik di sebuah surat kabar tanggal 22 Mei 2003 yang lalu, bahwa seharusnya Perguruan Tinggi memberanikan diri untuk tidak memberikan ijazah kepada lulusannya. Saya sepenuhnya setuju dengan beliau karena proses pendidikan atau proses pembelajaran adalah bukan sesuatu yang bisa diukur dengan selembar kertas. Proses pendidikan adalah proses membantu membentuk seseorang menjadi manusia seutuhnya, dalam pengertian sederhana mengenalinya diri sendiri, siapa saya, apa kebisaan saya, apa kelemahan saya, dan apa potensi diri saya…

Kenyataannya, selama ini, hal itu tidak pernah terjadi, yang terjadi justru sebaliknya. Peserta didik selama ini hanya dibimbing dan dinilai dengan fokus angka-angka-angka ulangan, rapor, NEM, IP… Apapun nama dan istilahnya, tetaplah mereka hanya angka-angka yang tidak merepresentasi proses menemukan diri tersebut.



Masyarakat kita saat ini memang terjebak dalam lomba mengejar ijazah, mengejar gelar… yang akhirnya adalah semata-mata mengejar status. Sudah tidak ada lagi pengertian belajar untuk membangun kemampuan / kompetensi diri untuk berkarya menghasilkan sesuatu, memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Yang ada adalah mencari ijazah untuk bekal bekerja… Timbul pertanyaan lagi, bukankah untuk hidup orang harus bekerja? Bisa ya, bisa juga tidak. Ini terjadi karena pemahaman makna hidup sekarang begitu sempit, dan memang masyarakat kita terjebak dalam pragmatisme yang demikian… belajar untuk bekerja… Bisa kita amati begitu banyak institusi pendidikan yang mempromosikan programnya pendidikannya untuk menghasilkan lulusan siap kerja… Lalu apa yang bisa kita amati setelah sekian lama masyarakat kita ini dibangun sebagai pasukan siap kerja? Hasilnya adalah ketergantungan dan ketidak-mandirian yang luar biasa… dari tingkat pribadi, masyarakat, bahkan negara sekalipun. Tidak sulit mencari jawaban kenapa negara kita tidak berhasil keluar dari krisis selama ini. Negara dengan potensi sumber daya yang begitu luar biasa. Sederhana saja, karena selama ini, masyarakat kita tidak dibentuk menjadi manusia, tetapi difabrikasi menjadi robot… Di 'pabrik'nya, sejak seorang anak masuk sekolah hingga universitas pada saat mahasiswa, anak-anak kita hanya semata-mata diprogram … diisi hafalan ilmu pengetahuan, rumus dan teori. Setelah selesai, tanpa operator, tanpa kendali dari luar, si robot hanya bisa diam tidak bergerak…



Apa yang dihasilkan pendidikan tinggi selama ini adalah hanya sarjana… sekedar manusia-manusia bergelar… Lalu apa yang bisa mereka lakukan memang tanda tanya besar… Karena apa yang mereka hasilkan selama di pendidikan tinggi memang nyaris tidak ada. Kita bisa bertanya kritis, apa sih kontribusi pendidikan tinggi kita ke masyarakat? Apa sih gagasan, solusi, inovasi yang dihasilkan pendidikan tinggi kita untuk masyarakat? Apakah betul pendidikan kita mampu membangun manusia yang seutuhnya. Saya kira tidak, toh mahasiswa hanya kuliah untuk memperoleh nilai, mengejar IP dan kemudian memperoleh gelar… SKS yang banyak diistilahkan Sistem Kebut Semalam saya kira bukan gurauan, karena bagi mahasiswa yang penting toh nilainya… tidak penting apa yang dipelajari… Setelah ujian, entah apa yang dipelajari… Jangankan punya minat dan antusiasme mempelajari sesuatu, kebanyakan mahasiswa kita tidak tahu apa yang harus dipelajari, dan untuk apa harus mempelajarinya… Betulkah pendidikan kita bermasalah? Ah, tidak… toh kita tetap mewisuda begitu banyak sarjana setiap tahun… Betul, tetapi seharusnya kita cari tahu lebih jauh seberapa tinggi kualitasnya…



Kalau kita mundur ke titik awal dimana seorang anak mulai masuk dunia pendidikan formal, masuk TK… disini adalah titik awal masalah yang sesungguhnya… saat potensi dan talenta manusia yang sedang berkembang dimatikan lewat apa yang diperoleh anak di sekolah. Bagaimana sih seharusnya pendidikan di TK itu? Bagaimana dengan SD? Apa makna sesungguhnya dengan istilah pendidikan dasar? Bukankan di usia dini, di TK dan di SD anak belajar membaca, menulis, belajar berhitung, mengenal musik dan seterusnya… Bukan, sebetulnya yang seharusnya diperoleh anak adalah pengembangan kemampuan untuk belajar. Dimana anak mulai dikenalkan dengan dunia yang harus dieksplorasinya di kemudian hari lewat cara-cara yang sederhana. Dimana anak harus dibangun minatnya untuk bertanya, untuk berpikir kritis, untuk menggali dan mencari tahu tentang lingkungannya. Untuk dibangun minatnya terhadap dunia keilmuan… tentang teknologi sederhana, tentang sains, tentang bahasa dan musik… tentang lingkungan sosialnya… Dan semua ini tidak mungkin dilakukan lewat penjejalan ilmu pengetahuan dari buku-buku paket yang diterima anak sejak dia mulai duduk di bangku sekolah. Bagaimana mungkin minat belajar, kemampuan anak belajar bisa tumbuh apabila alam lingkungan dia yang begitu luar biasa direduksi hanya dalam lembaran-lembaran buku pelajaran yang begitu menyederhanakan dan memilah-milah situasi dunia nyata dimana anak hidup dari hari ke hari. Dimana pelajaran di sekolah, di dalam kelas begitu mengambil jarak dari kenyataan hidupnya sehari-hari. Sekolah akhirnya jadi penjara yang membosankan, membunuh potensi dan antusiasme anak terhadap dunia keilmuan, karena memang tidak bermakna untuk hidupnya sehari-hari… Bayangkan kondisi ini berjalan bertahun-tahun sampai anak menginjak dunia universitas. Bagaimana mungkin anak bisa tumbuh menjadi seorang intelektual yang punya semangat untuk menggali dan mengeksplorasi dunia keilmuannya, bila sudah terpatri bahwa belajar adalah demikian adanya… membosankan dan tidak bermakna… Bahwa belajar adalah memang untuk mencari nilai dan memperoleh tanda kelulusan, hanya itu…



Apa yang dituangkan dalam tulisan ini diharapkan membangun kesadaran tentang pentingnya orang tua menyadari betapa pentingnya pendidikan usia dini dan pendidikan dasar dalam kerangka pendidikan formal seorang anak. Sekolah yang 'salah' bisa sangat membunuh kemampuan anak untuk tumbuh menjadi seorang manusia yang utuh. Dan ini sudah harus menjadi kesadaran orang tua sejak muncul minat untuk memasukkan anaknya ke sebuah sekolah, bahkan untuk jenjang PlayGroup atau Kelompok Bermain sekalipun.

Apabila di tahap awal orang tua berhasil memilihkan sekolah yang tepat, yang bisa membangun kemampuan dan antusiasme anak untuk 'belajar seumur hidup', besar peluang anak akan bisa terus belajar sepanjang hidupnya, walaupun harus berada di luar lingkungan pendidikan formal. Dan sebagai seorang otodidak, dia akan jauh lebih berhasil daripada seorang sarjana yang selama prosesnya di sekolah hanya mengejar nilai…



Bandung, 15 Juni 2003
A Andy Sutioso

tulisan ini pernah dimuat di FORIS buletin edisi khusus pendidikan (Juli 2003)



Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: reborn pada September 13, 2007, 11:51:41 PM
Kutip dari: peregrin pada September 11, 2007, 09:02:01 PM
seharusnya Perguruan Tinggi memberanikan diri untuk tidak memberikan ijazah kepada lulusannya.

;D senyam senyum aja deh
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: skuler pada Februari 29, 2008, 10:35:29 AM
Kutip dari: reborn pada Desember 01, 2006, 09:27:15 PM
Menurut saya pribadi sih, pendidikan memang harus mahal
gaspkat..!!..aku,atas nama, tim mwa km itb 07-08 memandang maslah pendidikan adalah seharusnya digratiskan...
kami lagi nyusun propaganda n gerakan untuk menggratiskan seluruh biaya pendidikan dan menuntut pemerintah untuk mensubsidi peralatan2 pendidikan (such as buku, asrama, etc2)..doain berhasil ya..!?!?... :-*

Kutip dari: reborn pada Februari 10, 2007, 10:42:00 PMJadi masalah pendidikan mahal ini bukan hanya masalah Indonesia ternyata.
coba liat negara2 yg ngaku komunis....toh mreka bisa mendanai pendidikannya...seharusnya:
Kutip'jadi masalah pendidikan mahal ini bukan masalah bagi beberapa negara ternyata'
::)
dana bukan alasan untuk menghindari kewajiban..!..begitu banyak kegiatan ekonomi di indonesia tapi knapa pemerinta gapunya dana? karna negara kerjanya cuman bayar 'bunga' utang doang yang ga abis2nya.!!..smentara liberalisasi ekonomi pasar menjadikan indonesia sebagai negara konsumtif yang ga berpikir untuk produktif...dan mengakibatkan perputaran uang hanya berjumlah kecil didalam negeri dan keuntungan besarnya ditarik lagi keluar negeri ama investornya buat biaya liburan mereka di hawai. sehingga negara menjadi terekayasa gapunya dana.....gmana? spakatkah kawan2?

INGET.!!...UU BHP diujicoba maret..!!..saatnya kita berpikir apakah pendidikan adalah komoditas yang dipasarkan untuk dibeli oleh generasi muda bangsanya sendiri?

kalo propaganda kami uda jadi, aku janji kirimin linknya ke forumsains...ok bro...!!??!..c.u
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: peregrin pada Maret 04, 2008, 01:53:18 AM
Universitas2 di Malaysia, Korea, China, dan beberapa negara Asia lainnya sekarang mulai dipandang (atau minimal dikenal) di US dan Eropa, karena pemerintah negara2 tsb mulai memberikan dana yg sangat besar utk pendidikan dan riset. Kapan Indonesia?

sukses bro widy  :D
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: skuler pada Maret 04, 2008, 11:55:40 AM
Kutip dari: peregrin pada Maret 04, 2008, 01:53:18 AM
negara2 tsb mulai memberikan dana yg sangat besar utk pendidikan dan riset. Kapan Indonesia?
nah..!!..itu maksud saya....
analogi:
ktika saya menganggap pacar saya adalah berharga, saya akan melakukan apa saja untuk dia...bahkan untuk tidak tidur..tidak makan...dan tidak ngerokok :D
karna saya berharap banyak dari pacar saya...bahwa dia akan menemani saya jika saya nanti kesepian ato membantu saya jika saya nanti ada kesulitan.
back to topic:
di indonesia, kapan pendidikan dan ilmu pengetahuan akan dianggap berharga?
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: eky pada Juli 28, 2008, 04:10:44 AM
kapan pendidikan dan pengetahuan dianggap berharga??
ans:
sebenarnya udah dianggap berharga dari dulu kala, tapi Indonesianya aja yang tidak mampu untuk 'menurunkan kepala' untuk sedikit memberikan sokongan bantuan!!
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: loser1942 pada Mei 30, 2009, 11:03:18 PM
utk om skuler, cia yooooo, semangat yaaaaaa, gua dukung 100%!!!!!!!!!

gua emg di kelas nilai IPS gua jelek banget, tapi gua niat banget di bidang IPA, semoga nanti gua bisa kuliah di bidang IPA!!!!!!

maju om skuler!!!!!!!!!!!!!!!
pantang menyerah!!!!!!!!!!!!!!
aku doain om!!!!!!!!!!!!!!
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: Nabih pada Mei 30, 2009, 11:17:38 PM
Dari pada kita diskusi soal US gini... Jerman gini ... Belanda gini ...


Aku dan kawan2 punya gawe ...
Ada ngga yang punya filosofi keren yang bisa mbangkitin niat anak jalanan buat hidup, belajar mat, english, n komputer
(dengan bahasa yang dimengerti mereka tentunya)

Meskipun kami ngga sanggup menguliahkan mereka, kami ingin mereka cinta belajar, sehingga mereka bisa belajar sendiri, sehingga mereka termotivasi untuk punya keturunan yang cerdas, tidak seperti mereka
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: loser1942 pada Mei 30, 2009, 11:29:44 PM
hmmmm
kalo filosofi gua gak ada, kalo kata2 boleh gak?
kalo kata2 gua gini, ampuh gak ya?

"saudara-saudaraku, mungkin kalian tak pernah dilihat di masyarakat, mungkin kalian tdk mempunyai apa-apa, tapi masih ada beberapa hal yg kalian dpt miliki , yaitu sebuah ILMU PENGETAHUAN!, uang dpt hilang dalam hitungan jam, tapi ilmu pengetahuan tdk akan mudah hilang jika anda mempunyai semangat yg tinggi. bahkan bisa2 ilmu pengetahuan akan abadi di dlm diri kamu."
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: Nabih pada Juni 01, 2009, 11:47:14 AM
Kutip dari: loser1942 pada Mei 30, 2009, 11:29:44 PM
"saudara-saudaraku, mungkin kalian tak pernah dilihat di masyarakat, mungkin kalian tdk mempunyai apa-apa, tapi masih ada beberapa hal yg kalian dpt miliki , yaitu sebuah ILMU PENGETAHUAN!, uang dpt hilang dalam hitungan jam, tapi ilmu pengetahuan tdk akan mudah hilang jika anda mempunyai semangat yg tinggi. bahkan bisa2 ilmu pengetahuan akan abadi di dlm diri kamu."

I like this, ada lagi ???
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: loser1942 pada Juni 01, 2009, 12:42:50 PM
hmmmm.....
mikir dlu ya bos, kalo dapet langsung gua post, boleh dlm pantun, puisi apa aja yg penting nambahin semangatkan?
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: Nabih pada Juni 03, 2009, 07:54:41 PM
Kutip dari: loser1942 pada Juni 01, 2009, 12:42:50 PM
hmmmm.....
mikir dlu ya bos, kalo dapet langsung gua post, boleh dlm pantun, puisi apa aja yg penting nambahin semangatkan?
Saya kan menawarkan untuk semua bukan cuma untuk loser1942
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: loser1942 pada Juni 03, 2009, 09:13:24 PM
wah bahasa indonesia gua jelek, susah nihhh.....
hmm.....
yg lain juga donk, membantu nihhhhhh
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: Nabih pada Juni 03, 2009, 10:22:05 PM
Tenang... Acaranya masih lama kok
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: loser1942 pada Juni 04, 2009, 05:59:15 PM
ohhh
hehehe....
emg rencana acaranya gimana nih??
dimana??
kapan??
siapa tau kalo tempatnya deket gua bisa memebantu gitu, huehehehe
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: pk3dot pada Juni 07, 2009, 01:51:29 PM
sebenarnya, masalah ilmu tu ada dimana2 tergantung orangnya mo dapetin tu ilmu pa gag. kyk kalau kita cuman baca buku ja bisa buat pembangkit listrik. kalau menuntut ilmu harus di sekolah or di universitas, ya itu cuman mo mendapatkan ijasah sebagai pengakuan kalau udah menuntut ilmu. tergantung kemauan seh. kl di indonesia, bisa ja kok gratis asal harus pinter. cz orang bodoh tu mahal. ada lelucon kalau orang Indonesia tu paling mahal. cz orang jepang dll dah bisa buat HP. kl orang indonesia udah berharga murah, bisa komunikasi jarak jauh tanpa alat tuh... :D :D :D
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: loser1942 pada Juni 07, 2009, 06:48:13 PM
maksudnya??
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: luth pada Juni 08, 2009, 12:22:52 AM
Kutip dari: peregrin pada September 11, 2007, 09:02:01 PM
rada OOT dengan judul topiknya mungkin, tapi keknya isi tulisan ini nyambung dengan diskusi2 sebelumnya  ;)

Salut banget dengan usaha bapak Andy Sutioso dan Semi Palar utk berkontribusi thdp pendidikan di Indo. Ini salah satu tulisan beliau yg menarik:

wuih tulisannya bpk andy keren bgt,,bagus.inspriratif
saya br baca skrg pdhl dr taun 2003 ye ;D
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: cleo pada Juli 10, 2010, 01:11:32 PM
sekarang ada sekolah-sekolah yang tarafnya dinaikkan menjadi rSBI= rintisan sekolah bertaraf internasional. kalau sudah menyandang status tersebut, pihak sekolah bisa 'memeras' ortu (bebas memungut biaya pada ortu). dikhawatirkan, sekolah mati-matian untuk menaikkan status menjadi rSBI bukan untuk meningkatkan taraf sekolah, melainkan tarif sekolah. jadi ngerasa bodoh dulu saya dan teman-teman sekolah saya disuruh belajar biar dapat nilai bagus, katanya biar sekolahnya dapat predikat rsbi (yg kalau RSBI bakal dikasih formulir PMDK agak banyak), eh taunya tujuannya ini toh.  :-\

sekarang sma dan bahkan yang smp uang pangkalnya kisaran 5-10 juta. itu sekolah yg bagus2. heran, mau pintar kenapa harus bayar mahal.
Judul: Re: Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: sayamasihbodoh pada April 25, 2011, 11:44:30 AM
Masalah yg dihadapi pendidikan di Indonesia "menurut saya" bukan terletak pada mahal atau tidak mahalnya, masalah itu terletak sistem kurikulum yg tidak sesuai
kualitas SDM dan fasilitas yg tidak merata..

Sentralisasi pendidikan mengakibatkan pendidikan di desa2 dengan fasilitas fisik/nonfisik yg minim jauh tertinggal dengan pendidikan kota2 besar yg fasilitasnya cukup memadai ( walaupun masih kurang yg saya rasakan, hehe..) yg menggunakan sistem kurikulum yg sama..
Judul: Re:Pendidikan Di Indonesia Mahal?
Ditulis oleh: Monox D. I-Fly pada September 14, 2016, 10:59:49 AM
Kutip dari: pk3dot pada Juni 07, 2009, 01:51:29 PM
sebenarnya, masalah ilmu tu ada dimana2 tergantung orangnya mo dapetin tu ilmu pa gag. kyk kalau kita cuman baca buku ja bisa buat pembangkit listrik. kalau menuntut ilmu harus di sekolah or di universitas, ya itu cuman mo mendapatkan ijasah sebagai pengakuan kalau udah menuntut ilmu. tergantung kemauan seh. kl di indonesia, bisa ja kok gratis asal harus pinter. cz orang bodoh tu mahal. ada lelucon kalau orang Indonesia tu paling mahal. cz orang jepang dll dah bisa buat HP. kl orang indonesia udah berharga murah, bisa komunikasi jarak jauh tanpa alat tuh... :D :D :D
Kutip dari: loser1942 pada Juni 07, 2009, 06:48:13 PM
maksudnya??
Iya nih, saya juga bingung... Bisa dijelaskan?