Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 12:44:39 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 169
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 199
Total: 199

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

PRO KONTRA UJIAN NASIONAL

Dimulai oleh Lanthoq, November 29, 2009, 11:34:03 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Lanthoq

Hai sobat, gimana menurut kalian teantang Pelaksanaan Ujian Nasional di negara kita, kalian setuju ndak..? Kalau aku terus terang aja tidak setuju, karena ini adalah sebuah sistem yang dipaksakan. Aku sih tidak tau apa definisinya Ujian NAsional itu, tapi dari yang aku dengar dan lihat di berita-berita, aku dapat menyimpulakn sendiri bahwa UJIAN NAIONAL itu adalah Ujian yang dilaksanakan secara serentak bagi sekolah-sekolah yang ada diseluruh Indonesia, dengan standart akademik berskala nasional, bagi siswa-siswa yang tidak memenuhi standart tsb, tidak akan lulus.Mudahan-mudahan aja benar kalau salah tolong diluruskan dong

Dengan sistem ini menurut saya, pihak sekolah yang Nota benenya, tempat siswa dididik, otoritas dan wewenangnya terpasung, atau pihak sekolah tidak berhak untuk meluluskan atau tidak meluluskan siswanya, Nah pertanyaanya sekarang apakah menurut kalian, hanya dengan nilai akademik yang digunakan sebagai acuan atau penentu siswa itu lulus atau tidak ?, terus bagaimana dengan Sistem Paket A dan Paket C, dimana siswa yang  tidak lulus berhak ikut Paket tersebut dan izazah yang diperoleh setara  dengan lulus SMP atau SMA dan berhak juga ikut SIPENSIMARU di PT, penentuan lulus mereka ditentukan oleh DEPDIKNAS..Aku jadi bingung nih..

Semestinya, kalau sistem ini diberlakukan secara nasional, standart sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, mulai dari sabang ampe Merauke harus sama, misalnya Gedungnya harus sama, sarana-sarananya harus sama, guru-gurunya juga harus sama kwalitasnya, dll pokoknya semuanya harus sama..ia ndak..baru sistem Ujian NAsional ini the best. Nah gimana menurut kalian, samakah bentuk sekolah, sarana-sarananya, kwalitas gurunya sekolah sekolah-sekolah kita yang ada di Negara Kita yang tercinta ini?

Kalau menurut saya, boleh aja Sistem Ujian NAsional ini diberlakukan, asalkan nanti kalau dinyatakan lulus, terus mau masuk kuliah..nggak pake tes lagi di PT yang dituju..kan lulusnya udah standart nasional  ia nggak teman-teman

okey teman-teman saya pengen dengar pendapat kalian
Jadilah diri sendiri, jangan meniru atau ingin ditiru

r.a.n

Diadakannya ujian nasional memang untuk menyeragamkan mutu lulusan pendidikan...Tapi benar yang dibilang Lanthoq, bagaimana bisa diseragamkan..Sementara sarana dan prasarana ataupun SDM tidak seragam..Sulit jadinya..Lalu dikarenakan..yang berhak meluluskan siswa adalah negara , dalam hal ini penyelenggaraan UN, maka siswa tidak perlu repot untuk masuk sekolah..asal bisa lulus UN proses pendidikan...dapat diabaikan. Mungkin argumentasi tadi merupakan bentuk penyederhanaan berfikir..Namun, apa fungsi sekolah..jika kelulusan ditentukan..negara..bingung dan pelik

Tapi jika dipaksakan sekolah yang menetukan kelulusan..mana ada sekolah yang mau anak didiknya tidak lulus..Selain itu, pengaruh orang tua murid dalam hal ini komite sekolah bisa menekan pihak sekolah jika anak dari anggota komite sekolah dibawah standar kelulusan...Jadi cukup dilema..

Sebagi solusi ada tulisan yang bagus dari rekan kita disa dilihat dihttp://www.forumsains.com/pendidikan/kurikulum-dan-un/ solusinya mas alan
[move]"stem..cell apa BTKV..aduh bingung..???" [/move]

Mat Dillom

Saya kira jangan ngulangi kesalahan lagi deh setelah S1 tanpa skripsi. Itu kesalahan negara paling fatal. Akibatnya, banyak sarjana gak ngerti riset.

r.a.n

@Mat Dillon
saya pernah mendengar dari teman saya..Katanya, sekarang ada istilah ujian..kompre sebagai pengganti skripsi..Bener nggak yah ???. Trus itu ujiannya ngapain..yah???
[move]"stem..cell apa BTKV..aduh bingung..???" [/move]

sisca, chemistry

walah2..
kalo emang takut ga lulus, takut ga bisa tamat, takut ga bisa lanjut ke tingkat lebih tinggi...
mending ga usah sekolah...
dari pada takut takut muluu...

berani donk..
percaya diri...
kalo gagal ulangi lagi...!
ga ada yang perlu dimaluin..
mengulang itu lebih baik dari pada harus meminta jawaban dari sini dari sana,,
kita sekolah bayar uang sekolah mahal2 cuma buat beli jawaban...?
cuma buat nyontek..?
buat ga dapet apa2..?
percuma bgt kan~

harus brani bersaing donk..
masak gara2 misalnya papua.. daerahnya masi terpencil.. dijadiin alasan buat ga maju.? (UN dihilangkan?)
ayok donk... maju.. jangan mau jadi daerah tertinggal..
ga selamanya maju menghilangkan budaya lama koq...
apalagi di sana masi byk hutan2.. kalo mereka pintar.. pasti mereka bisa menambah luas hutan di sana...
truz mereka malah bakalan lebih maju dari pada daerah lain..
selain pintar di teori,, mereka juga bisa langsung terapin yg mreka pelajarin...!!
ayok ayok.,, maju truz...!!

klo soal UN itu mah, terserah sama orang2 yg ada di atas ajah dech...
tapi pendapat aku malah kalo ga ada UN bikin daerah tertinggal makin jauh tertinggal...
T.T
[move]
~ You are what you eat ~
[/move]

Lanthoq

kalo emang takut ga lulus, takut ga bisa tamat, takut ga bisa lanjut ke tingkat lebih tinggi...
mending ga usah sekolah...
dari pada takut takut muluu...
Kutip dari: sisca, chemistry pada Desember 01, 2009, 07:52:40 PM

Ini bukan masalah takut dan tiak takut.. saya yakin setiap siswa yang sekolah sudah siap dengan Kalimat "UJIAN", tapi ini adalh masalah "Keadilan"..Pemerintah semestinya harus lebih bijak, turun kelapangan lihat kondisi-kondisi sekolah/sarana/guru-guru yang ada di pulau-pulau terpencil , kalau sama kondisinya dengan di pulau jawa, Bali dan sumatra..ia nggak masalah. Kalau semua udah sama ..terus UN diterapkan kemudian ada yang perotes itu baru namanya pengecut alias penakut.
Jadilah diri sendiri, jangan meniru atau ingin ditiru

Lanthoq

Kutip dari: r.a.n pada Desember 01, 2009, 07:41:13 PM
@Mat Dillon
saya pernah mendengar dari teman saya..Katanya, sekarang ada istilah ujian..kompre sebagai pengganti skripsi..Bener nggak yah ???. Trus itu ujiannya ngapain..yah???

kompre itu..istilah ujian lisan/tanya jawab yang diberikan guru/dosen setelah selesai melakukan praktek.
Jadilah diri sendiri, jangan meniru atau ingin ditiru

sisca, chemistry

oo...
iyah...
ini pulau2 yg t'tinggal juga harusnya berusaha untuk bangkit..
masak mereka mau dipake nama wilayah ato daerahnya sebagai alasan supaya UN ditiadakan..?
dgn alasan masi byk daerah t'tinggal.?
okelah,, kalo dijawab butuh waktu..
kalo gitu orang2 yg di sumatra, jawa, bali yang uda sama mungkin tingkat pendidikannya di laksanain ajah UN...
UN itu supaya kita2 sebagai murid bisa tau uda sampai mana sebenarnya ilmu kita ini... jangan sampai kita ketinggalan...

tapi mungkin lbh baik UN itu ga digunakan untuk menentukan murid lulus atau tidak..
hanya sebagai kewajiban saja lebih bagus..
jadi UN jgn dihapuskan, dan juga jgn digunakan sbg penentu kelulusan siswa...
hanya sebagai alat ukur sampai dimana ilmu kita ajah,, fine,, fine ajah kan... ;D
[move]
~ You are what you eat ~
[/move]

Mat Dillom

#8
Kutip dari: r.a.n pada Desember 01, 2009, 07:41:13 PM
@Mat Dillon
saya pernah mendengar dari teman saya..Katanya, sekarang ada istilah ujian..kompre sebagai pengganti skripsi..Bener nggak yah ???. Trus itu ujiannya ngapain..yah???

Iyah ada, semacam karya ilmiah aja tanpa ada upaya menguji hipotesa. Cuma kutip sana sini lalu dianalisa secara sederhana untuk mendapatkan kesimpulan. Akibatnya, yah mentah. Menurut pengamatan saya terhadap hasil kompre, tidak bisa dijadikan rujukan. Kecuali kutipan teorinya saja yg mereka ambil dari sumber lain.

Sejarah kompre dulu ada menteri pendidikan (saya lupa namanya), yang menurutnya skripsi hanya 6 SKS. Padahal mahasiswa sudah mencapai minimal 140 SKS. Banyak Mahasiswa yang gagal kuliah hanya karena nilai 6 SKS itu. Kemudian Pemerintah mengeluarkan kebijakan S1 tanpa skripsi (saya lupa apakah Kepmen atau PP). Sejak saat itu belakulah Kompre. Sampai sekarang masih berlaku walau di tempat saya kuliah sudah dilarang oleh ketua jurusan untuk kompre. Tapi SK tersebut belum dicabut. Akibatnya mahasiswa yang tidak selesai skripsinya justru diajurkan tetap bisa lulus melalui jalur kompre. Artinya, jurusan sendiri tidak serius menghentikan kompre.

r.a.n

Oh..begitu..karya ilmiah...jadi pendekatannya studi literatur..yah..masih belum paham nanti ujiannya kayak apa yah ???
[move]"stem..cell apa BTKV..aduh bingung..???" [/move]

Mat Dillom

Kutip dari: r.a.n pada Desember 02, 2009, 08:13:48 AM
Oh..begitu..karya ilmiah...jadi pendekatannya studi literatur..yah..masih belum paham nanti ujiannya kayak apa yah ???


Ujiannya sih mirip skripsi. Ada beberapa dosen yang bertanya. Namanya juga tetep, sidang sarjana. Tapi pastinya ane gak tau. Abis ane skripsi sih.

monokorobo

Kutip dari: r.a.n pada Desember 01, 2009, 07:41:13 PM
@Mat Dillon
saya pernah mendengar dari teman saya..Katanya, sekarang ada istilah ujian..kompre sebagai pengganti skripsi..Bener nggak yah ???. Trus itu ujiannya ngapain..yah???
wah enak bgt ya klo mnk da kompre pengganti skripsi??
klo  di tempat q, persyartn bwt sidang skripsi malahan harus ikut sidang kompre n sidang khusus, klo ga2l harus  mengulang n tidak bisa mengikuti sidang skripsi.

klo menurut q, q ga setuju klo UAN dihilangkan, klo UAN di hilangkan maka tidak adanya tantangan anak tuk belajar, mereka akan malas belajar karena mereka tw UAN tidak ada. jika qt menggunakan UAS, maka terkadang nilai tsb tidak murni, yg sy tw, bnyak guru memberi anak muridnya dengan nilai kasihan n tu pun terjadi jg di perkuliahan, terkadang dosen  memberi nilai A atau B karena nilai kasihan atau karena dekat dgn dosen tsb.
Seharusnya UAn tsb di jadikan tantangan atau motivator agar si murid lebih giat belajar, terkadang anak sekarang tidak pernah memikirkan apa yg terjadi kelak nanti, mereka hanya memikirkan sekarang.

Dengan adanya UAN, agar qt bisa bersaing dengan negara tetangga, agar si anak lebih giat belajar n menjadi berkualitas di masyarakat, karena setelah lulus akan dipertanyakan,apakah si anak bisa bersosial n bisa mendapat pekerjaan yg layak. :)
Waktu diibaratkan pedang yang akan bunuh diri kita, waktu tak akan bisa berputar kembali,janganlah sia-siakan waktumu, taukah kamu setiap detik dan menit mengandung manfaat bagi orang yang menggunakan

Nabih

Untuk postingan selanjutnya harap gunakan format, contoh:


SETUJU
Ujian nasional kan hanya syarat minimum akademik, kalo mau ditambah juka bukan masalah, lalu

Kutip dari: Lanthoq pada November 29, 2009, 11:34:03 PM


Semestinya, kalau sistem ini diberlakukan secara nasional, standart sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, mulai dari sabang ampe Merauke harus sama, misalnya Gedungnya harus sama, sarana-sarananya harus sama, guru-gurunya juga harus sama kwalitasnya, dll pokoknya semuanya harus sama..ia ndak..baru sistem Ujian NAsional ini the best. Nah gimana menurut kalian, samakah bentuk sekolah, sarana-sarananya, kwalitas gurunya sekolah sekolah-sekolah kita yang ada di Negara Kita yang tercinta ini?
Bukan semua harus sama, tetapi nilai minimumnya yang sama, kalo mau ada guru yang sudah baik, ga perlu diturunkan kualitasnya, kalo ada sarana prsarana yang lengkap ga perlu dikurangi, kalo ada yang bagus, ga perlu diperburuk, hanya untuk mengurangi apa yang kurang

r.a.n

SETUJU

Kalo niatnya setuju banget...perlu ada standardisasi agar lulusan Pendidikan dasar dan menengah...ada penyetaraannya.

TIDAK SETUJU
Ini soal teknisnya...kalau dari ungkapan Nabih...dibuat batasan minimum...maka batasan minimum per wilayah juga berbeda semestinya...Menurut saya solusi dari mas alvin sudah cukup baik...yaitu..membuat sistema ujian yang bersifat kewilayahan..dan sementara menuju proses tingkat nasional..dilakukan perbaikan kondisi sarana dan prasarana..serta Sumber Daya Gurunya yang mengajar di daerah tersebut...Mungkin dalam tingkat kabupaten dulu dari tiap wilayah...Lalu naik...sampai ke tingkat nasional...Jadi konsekuensinya logisnya beda antara batas kelulusan murid di Kota Besar dan batasan kelulusan murid di daerah..Apalagi di daerah yang tertinggal

 
[move]"stem..cell apa BTKV..aduh bingung..???" [/move]

kurapnaga

Kutip dari: r.a.n pada Desember 01, 2009, 07:41:13 PM
@Mat Dillon
saya pernah mendengar dari teman saya..Katanya, sekarang ada istilah ujian..kompre sebagai pengganti skripsi..Bener nggak yah ???. Trus itu ujiannya ngapain..yah???

komprehensif itu adalah ujian lisan untuk menguji kemampuan mahasiswa terhadap jurusannya

klo di jurusan gw kompre itu seluruh mata kuliah, yg nguji sekitar 4 dosen di ruang tertutup

jadi 4 vs 1 di ruangan tertutup  >:D