Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 08:48:43 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 211
Total: 211

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Anda Bertanya Geocentrist Menjawab

Dimulai oleh nʇǝʌ∀, Desember 23, 2014, 01:02:43 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 2 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 23, 2014, 02:53:49 AM
wah, nʇǝʌ∀ nyerobot saya nih  >:( kan harusnya gwa yang bikin thread ini!    ;D

buat, Goen. saya juga punya pertanyaan-pertanyaan.

1. alam semesta static itu maksudnya alam semesta ruangnya terbatas? nah terus apa definisi atau prinsip dari black hole?

2. yang soal solar flare matahari, jadi dari semua referensi yang anda bawa, apa indikasinya bahwa matahari mengelilingi bumi ?
dan benar atau tidak bahwa solar flare matahari juga merilis long wavelength ?

3. kalau bintang polaris mengalami blueshift di utara sedangkan yang lain-lain, termasuk selatan, mengalami redshift berarti meskipun efek Doppler yang dipakai, tidak menjadikan referensi yang mengarah pada pelanggaran copernican principle?

4. soal siklus bintang.. kata anda kalau sebuah bintang meledak, maka pecahannya menjadi bintang-bintang baru. berarti ukurannya lebih kecil?

5. yang tempo hari diperdebatkan dengan Pi-One soal ether, jadi intinya apakah Einstein pernah berkata secara harafiah bahwa ada aether atau aether yang dia maksud itu sama konsepnya dengan aether geocentrism ?


segitu saja dulu. sebagai pemanasan tidak usah banyak2 dulu. saya intinya pingin tahu point-point apa yang dianggap benar, salah, atau abu-abu dalam geocentrism. mudah-mudahan nanti ketemu benang merahnya.

wah salah nangkep kayanya saya. yang STATIC UNIVERSE itu BUKAN klaim geocentrism ya.
dan siklus bintang juga BUKAN klaim geocentrism

jadi intinya, geocentrism percaya alam semesta FINITE alias TERBATAS.
saya ulangi pertanyaan nomor 1,

jadi alam semesta terbatas ruangnya, lalu apa definisi atau prinsip lubang hitam?
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

#16
http://www.forumsains.com/fisika/usulan-percobaan-pembuktian-bahwa-bumi-berotasi/msg143663/#msg143663

Kutip
Masih di Olber Paradox, kan?
Tidak semua bintang bisa menjadi blackhole. Itu masalahnya. Sehingga akan lebih banyak bintang dalam hal ini. Lagipula, static universe meyakini siklus evolusi bintang. Ketika bintang sekarat, dia meledak dan pecahannya menjadi bintang-bintang baru.

dalam teori heliosentris yang berlandaskan pada iman atau supranatural Fairy Goddess of Yuri Heaven dikatakan dari waktu ke waktu, di langit akan lebih banyak peri bermunculan, dan kemunculan itu ditandai dengan makin terangnya alam semesta. cocok memang dengan klaim bahwa akan lebih banyak bintang.

tapi okelah kita bicara sains, bukan iman atau supranatural. anda jangan berharap alam semesta terang benderang secepat itu. alam semesta tidak terbatas so mungkin sekian milyar atau trilyun tahun lagi baru serba terang benderang. sabar saja menunggu. keyakinan heliosentris saya sendiri masih pada cakupan tata surya, tapi suatu hari pasti akan kelihatan alam semesta makin terang.

nah lalu apa buktinya bahwa alam semesta itu terbatas? kalau alam semesta terbatas berarti jumlah bintangnya terbatas dan semakin sedikit, dan bagaimana nasib bintang-bintang yang lenyap/jatuh? dan bagaimana dengan lubang hitam?
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

nʇǝʌ∀

#17
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 24, 2014, 08:23:14 AM
Menurut saya Casimir effect justru membuktikan bahwa massa menghasilkan gravitasi sendiri pada "vakum" (ya saya tau gak ada yang namanya vakum mutlak. Itu hanya menyebut kondisi yang nyaris tidak ada apa-apa). Dan kalau massa-massa itu identik dan diam, maka mereka akan saling mendekat (seperti dua cermin/plat tsb). Artinya hanya gravitasi saja yang dihasilkan.

Namun kalau massa-massa itu identik dan berotasi, mereka akan saling mendekat dan berputar saling "kejar-kejaran". mereka tidak hanya menciptakan gravitasi, tapi juga gaya sentripugal dan pusat massa yang terkonsentrasi ke tengah (karena dua massa itu identik). Dan pergerakan mereka yg berkelanjutan akan menghasilkan gravitasi dan sentripugal yang "dipancarkan" terus-terusan dan mempertahankan pusat massa di tengah.

Energi misterius yang "muncul" dari eksperimen Casimir justru bisa dipakai untuk menjelaskan Dark Energy/Matter, energi yg menyebabkan jarak antar benda langit saling menjauh sekaligus mempertahankan keseimbangan orbit.

Massa pada dasarnya bisa menghasilkan gravitasi sendiri dengan catatan dia ada di dalam "vakum" dan dalam kondisi diam dalam rentang waktu tertentu atau bergerak secara konsisten (bergeraknya begitu-begitu aja) dalam rentang waktu tertentu. Mereka akan menghasilkan gravitasi sendiri. ini persis seperti planet yang berotasi dan berevolusi. Karena massa yang bergerak secara konsisten lebih cocok kalau digambarkan dengan rotasi benda bulat atau nyaris bulat, dan mereka berevolusi karena pengaruh massa lain yang bentuknya juga bulat atau nyaris bulat. kurang lebih seperti itu.

Jadi pada dasarnya ini menjelaskan mengapa massa seorang manusia tidak menarik sendok atau sendal yang dekat dia padahal massa sendok dan sendal jauh lebih kecil. Dan massa manusia juga tidak menarik benda-benda kecil ketika mereka berada di pesawat luar angkasa, di bulan, atau di luar stasiun luar angkasa.

Jadi sebetulnya energi misterius yang dipancarkan massa itulah yang menjelaskan mengapa total massa, menurut perhitungan ilmuwan, tidak cukup untuk menghasilkan gravitasi dan gaya sentripugal untuk membuat para benda langit saling menjauh dan mempertahankan keseimbangan orbit. Dengan syarat mengikuti kondisi seperti yg saya sebutkan barusan, maka massa manapun bisa menghasilkan gravitasi. Jadi sebenarnya Casimir effect itu jawaban untuk teori Dark Energy/Matter.

Itu dia, efek Casimir dipadukan dengan hukum Newton klasik = hukum pergerakan planet terasional saat ini + dark energy/matter terjawab. Memangnya siapa yang bilang istilah "void" yang biasa dipakai menggambarkan benar-benar void? Saya pikir setiap ilmuwan juga menyangsikan hal itu. Sama seperti mengatakan benda langit bulat, bukan berarti "bulat sempurna". Efek Casimir sendiri menggambarkan fluktuasi vakum padahal bukan benar2 vakum. jadi kenapa harus dipertanyakan lagi definisinya?

Dan justru dengan efek Casimir kita bisa melihat gravitasinya disebabkan oleh massa yg berotasi terus-terusan di "void". Dan keanehan macam ada "kekuatan" lain yang mempertahankan keseimbangan orbit bisa terjawab. Jadi "kekuatan" lain itu muncul dari massanya sendiri.

Kalau kita melihat benda langit tanpa orbit melayang-layang kesana kemari nggak jelas itu karena ia terpantul-pantul karena pengaruh gaya sentripugal dan gravitasi benda-benda langit yg sedang berotasi dan berevolusi, jadi seperti dioper-oper kaya bola. Dan menurut saya kalau bentuknya nggak bulat/nyaris bulat, susah konsisten pada orbitnya.

PS : Paradox Bentley yang menganggap aneh kenapa ada bintang yang independent dan tidak terpengaruh oleh gaya yg ditimbulkan bintang lain, itu karena tidak memenuhi syarat untuk terjadinya fluktuasi vakum.

kita sih masih amatiran soal fisika. :D tapi kalau dibaca-baca memang kedengaran masuk akal segala penjelasan tentang efek casimir + hukum newton classic untuk menggambarkan hukum pergerakan planet dlm bahasa yg sederhana.  8)


                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

nʇǝʌ∀

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 25, 2014, 03:02:39 PM
http://www.forumsains.com/fisika/usulan-percobaan-pembuktian-bahwa-bumi-berotasi/msg143663/#msg143663

dalam teori heliosentris yang berlandaskan pada iman atau supranatural Fairy Goddess of Yuri Heaven dikatakan dari waktu ke waktu, di langit akan lebih banyak peri bermunculan, dan kemunculan itu ditandai dengan makin terangnya alam semesta. cocok memang dengan klaim bahwa akan lebih banyak bintang.

tapi okelah kita bicara sains, bukan iman atau supranatural. anda jangan berharap alam semesta terang benderang secepat itu. alam semesta tidak terbatas so mungkin sekian milyar atau trilyun tahun lagi baru serba terang benderang. sabar saja menunggu. keyakinan heliosentris saya sendiri masih pada cakupan tata surya, tapi suatu hari pasti akan kelihatan alam semesta makin terang.

nah lalu apa buktinya bahwa alam semesta itu terbatas? kalau alam semesta terbatas berarti jumlah bintangnya terbatas dan semakin sedikit, dan bagaimana nasib bintang-bintang yang lenyap/jatuh? dan bagaimana dengan lubang hitam?


Jadi menurut anda alam semesta itu akan semakin terang karena akan lebih banyak bintang yang tercipta? secara tidak langsung anda membenarkan paradox Olber. Tapi bukankah satu lubang hitam saja sudah sanggup menyedot banyak bintang? Kira-kira cukup sebandingkah jumlah bintang yg muncul dari siklus dengan jumlah bintang yg disedot lubang hitam?

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 26, 2014, 10:09:27 PM
Jadi menurut anda alam semesta itu akan semakin terang karena akan lebih banyak bintang yang tercipta? secara tidak langsung anda membenarkan paradox Olber. Tapi bukankah satu lubang hitam saja sudah sanggup menyedot banyak bintang? Kira-kira cukup sebandingkah jumlah bintang yg muncul dari siklus dengan jumlah bintang yg disedot lubang hitam?

Bener kok. solusi yang diciptakan untuk memecahkan paradox itu tidak meliputi "stellar flare" yang seharusnya bisa saja divonis kepada beberapa bintang yang mengalami redshift. jadi nggak cuma berlandaskan Doppler effect. ini pun bisa jadi hipotesa bahwa alam semesta memuai karena energi panas maha besar yang dihasilkan oleh bintang-bintang yang, anehnya, justru teramati merah. kalau soal lubang hitam saya tidak tahu. yang pasti bintang-bintang masih bertebaran banyak di langit dan akan terus ditemukan bintang2 baru, jauh lebih banyak daripada lubang hitam.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Goen

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 23, 2014, 01:02:43 AMNah,
Saya masih bingung dengan "konsep atau prinsip perputaran dalam model geocentrism".
Yang benar yang mana.

1. Alam semesta berputar dan menciptakan pusat massa.
2. Ether yang berputar dan menciptakan pusat massa.
3. Massa-massa yang ada di alam semesta yang menciptakan pusat massa, bukan perputaran ether.
Nomor 3.

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Desember 23, 2014, 01:06:54 AMSoal quasar juga banyak dari pandangan Halton Arp - yang ditolak mayoritas kalangan sains. Maka takkan heran jika pendukung kreasionisme yang mencomot pandangan Arp juga bakal menolak teori relativitas umum - sebagaimana Arp.
Halton Arp adalah salah satu ilmuwan yang menjadi korban pemecatan dan pengucilan karena berani mempertanyakan sains mainstream saat itu, si dogma keramat: "The Expanding Universe," meskipun telah menyertakan bertumpuk-tumpuk bukti observasi. ;D ;D ;D

Dipecat:

The phenomenon of failed expected relationship between redshift and distance was further investigated by Halton Arp... Consequently, he was deprived of the observation time at the 200-inch Palomar telescope as these observations do not comport with standard Big Bang cosmology, i.e. with the central preconceived dogma of so called mainstream scientists:

    "The commitee feels that it is not longer reasonable to assign time to Arp to pursue researches aimed at establishing the association of quasars with nearby galaxies."

He was advised to change the line of research or look for another job and finallly forced to resign from his permanent position.
[[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

Dikucilkan:

Halton Arp, the award-winning American astronomer and protégé of Edwin Hubble, who has died aged 86, wrote a widely-used text, the Atlas of Peculiar Galaxies (1966); yet in the middle of his career he found himself attacked by his fellow scientists and was eventually forced to pursue his studies in exile, after he dared to question the Big Bang theory of the universe. [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

Wawancara dengan Halton Arp sewaktu masih hidup:

[https://www.youtube.com/watch?v=Mf5y6PJR5lE]

KutipPadahal teori Arp ini dicetuskan saat teleskop yang digunakan belum sebagus sekarang.
Ya, tapi masih lebih bagus dibandingkan dengan masanya Edwin Hubble ketika dia memperkuat teori Expanding Universe  dengan redshift-nya galaksi-galaksi tahun 1929.

KutipLihat saja bagaimana Goen mencomot artikel wiki tentang quasar, tapi dia takkan mencomot bagian ini:

"Quasars show a very high redshift, which is an effect of the expansion of the universe between the quasar and the Earth.
[4] When combined with Hubble's law, the implication of the redshift is that the quasars are very distant, and it follows, very ancient objects. They tend to inhabit the very center of active, young galaxies, and are among the most luminous, powerful, and energetic objects known in the universe, emitting up to a thousand times the energy output of the Milky Way, which contains 200–400 billion stars. This radiation is emitted across the electromagnetic spectrum, almost uniformly, from X-rays to the far-infrared with a peak in the ultraviolet-optical bands, with some quasars also being strong sources of radio emission and of gamma-rays."
Coba simak lagi postingan saya sebelum threadnya di lock, "Usulan Percobaan Pembuktian bahwa bumi berotasi." Tepatnya di:

http://www.forumsains.com/fisika/usulan-percobaan-pembuktian-bahwa-bumi-berotasi/msg143660/#msg143660

KutipTahu, kan, maksudnya high redshift? Big-banger bilang, redshift adalah indikator jarak dan kecepatan. Makin besar redshit, makin cepat dan makin jauh dari pengamat. Tapi, quasar ini adalah objek paling terang yang teramati. Dengan energi sebesar itu tapi diikuti dengan nilai redshift yang tinggi membuat ilmuwan meragukan apakah memang benar redshift itu indikator jarak dan kecepatan:

When quasars were first discovered in the nineteen-sixties, they confronted astronomers and astrophysicists with an acute dilemma: If their enormous redshifts truly represented distance, nothing known in physics could explain their source of energy. Indeed, the very existence of such a compact but colossal source of energy seemed for a time to challenge  the  known  body  of physical principles, and a variety of fanciful notions like the "white hole" hypothesis were seriously considered in some quarters. ["Mosaic," 9:18-27, May-June 1978.]

Dimana kontradiksinya? ;D ;D ;D

KutipIntinya, kapan juga pengamatan terhadap blueshift/redshift matahari dipakai untuk menentukan matahari mendekat atau menjauhi bumi?
Kapan juga saya menyatakan redshift matahari itu karena mendekat atau menjauhi bumi (efek Doppler)? ;D ;D ;D

KutipYa, mengagumkan seperti bicara soal ether yang berputar super cepat menyeret bintang dan galaksi.
Kapan ya Einstein mengaitkan gerak dengan 'ether' dalam bahasan dia?
Dua poin:

Pertama, medium ether bisa menjadi perwakilan fisik dari ruang-waktu versi Einstein. Sebagaimana berulang-ulang saya kutip:

Recapitulating, we may say that according to the general theory of relativity space is endowed with physical qualities; in this sense, therefore, there exists an ether. According to the general theory of relativity space without ether is unthinkable; for in such space there not only would be no propagation of light, but also no possibility of existence for standards of space and time (measuring-rods and clocks), nor therefore any space-time intervals in the physical sense. [en.wikisource.org/wiki/Ether_and_the_Theory_of_Relativity]

Kedua, Equivalence Principle dalam Teori Relativitas Umum:

In the physics of general relativity, the equivalence principle is any of several related concepts dealing with the equivalence of gravitational and inertial mass, and to Albert Einstein's observation that the gravitational "force" as experienced locally while standing on a massive body (such as the Earth) is actually the same as the pseudo-force experienced by an observer in a non-inertial (accelerated) frame of reference. [en.wikipedia.org/wiki/Equivalence_principle]

Jadi, entah itu bumi berotasi terhadap kerangka acuan inersia (ruang-waktu yang diinterpretasikan secara fisik dengan medium ether) yang diam atau sebaliknya bumi diam terhadap kerangka acuan non-inersia (karena berputar) adalah SAMA SAJA baik itu kinematical maupun dynamical.

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 23, 2014, 02:53:49 AMbuat, Goen. saya juga punya pertanyaan-pertanyaan.

1. alam semesta static itu maksudnya alam semesta ruangnya terbatas? nah terus apa definisi atau prinsip dari black hole?
Bukan. Static Universe itu alam semesta yang tanpa awal, tanpa akhir dan tanpa batas. Jadi, terus-menerus ber-evolusi untuk terus ada. Sehingga, semesta semacam ini bersifat statis tanpa perubahan. Lawannya adalah Dynamic Universe, ya tidak lain, Expanding Universe.

Black hole sebenarnya tidak ada di dalam Static Universe. Blackhole ini produk Relativitas. Dan Relativitas tidak jalan di Static Universe, kecuali, dengan memodifikasinya. Misalnya, dengan menghidupkan kembali Cosmological Constant-nya milik Einstein.

Namun, di dalam Static Universe dikenal istilah Dark Body produk dari Newtonian Physics. Prinsipnya sama. Cahaya tidak bisa lolos dari gravitasi. Perbedaannya, blackhole adalah ruang-waktu yang melengkung tanpa ujung (singularity) sementara dark body adalah objek bermassa sangat padat namun bervolume kecil sehingga menghasilkan gravitasi yang besar yang dengan itu cahaya tidak bisa lolos.

Kutip2. yang soal solar flare matahari, jadi dari semua referensi yang anda bawa, apa indikasinya bahwa matahari mengelilingi bumi ?
dan benar atau tidak bahwa solar flare matahari juga merilis long wavelength ?
Ini bukan masalah long atau short wavelength. Tapi, longer atau shorter wavelength dari normalnya. Bisa bedain, kan?

Perihal redshift pada matahari, kan ada dua mekanisme penghasil redshift dalam sains mainstream: efek Doppler dan gravitational shift.

Efek doppler sudah pasti tidak mungkin. Karena, matahari tidak menjauhi bumi.

Gravitational shift, nilainya terlalu kecil dibandingkan dengan hasil pengamatan.

Jadi, mekanisme apa lagi yang bisa memperbesar nilai redshift agar sesuai hasil pengamatan kalau begitu?

Geocentrists mengusulkan gravitational centrifugal force sebagai akibat dari perputaran semesta. Besaran centrifugal force yang muncul dari objek-objek yang berputar sehari-semalam, sebanding dengan jaraknya dari pusat pusaran.

Hal ini dikuatkan dengan bintang yang terletak di poros semesta (celestial pole) tidak mengalami redshift, malah tetap blueshift. Bintang Polaris, contohnya. Karena letaknya, bintang polaris tidak berputar secara signifikan untuk menghasilkan centrifugal force yang cukup untuk menggeser spektrum cahayanya ke arah spektrum merah (redshift).

Kutip3. kalau bintang polaris mengalami blueshift di utara sedangkan yang lain-lain, termasuk selatan, mengalami redshift berarti meskipun efek Doppler yang dipakai, tidak menjadikan referensi yang mengarah pada pelanggaran copernican principle?
As I said before, bintang Polaris mengalami blueshift karena terletak persis di sumbu semesta. Nilai redshiftnya: -0,000055. Minus berarti blueshift (sumber: [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]])

Sayangnya, tidak ada objek seperti itu di bagian selatan. Paling dekat adalah Sigma Octan. Sudutnya sekitar 1 derajat dari sumbu. Oleh karena itu tetap mengalami redshift, tapi dengan nilai yang sangat kecil. Nilai redshiftnya: 0.000040 (Sumber: [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]])

Sementara yang dimaksud dengan Copernican Principle adalah: tidak ada tempat spesial di alam semesta ini, tidak ada pusat semesta. Saya tidak tahu maksud Anda mengkaitkan bintang-bintang di bagian utara-selatan terhadap pelanggaran Copernican Principle.

Kutip4. soal siklus bintang.. kata anda kalau sebuah bintang meledak, maka pecahannya menjadi bintang-bintang baru. berarti ukurannya lebih kecil?
Ketika bintang dengan ukuran tertentu meledak, dia melepas awan materi dalam jumlah besar. Dari materi-materi ini ada yang membentuk bintang lagi sebagaimana proses awal terbentuknya bintang ada juga yang tidak. Kalau terbentuknya cuma satu, ya ukurannya kembali seperti awal lagi. Kalau lebih, ya ukurannya jadi lebih kecil. Seperti halnya pada n-stars (binary, ternary, dst.) yang diyakini dulunya berasal dari satu bintang yang lebih besar lagi. Sebaliknya, satu bintang bisa berasal dari n-stars.

Masalah dengan skema seperti ini adalah, ketiadaan dukungan berdasarkan observasi. Maksudnya, melalui observasi sering ditemukan bintang mati, tapi tidak pernah ditemukan bintang lahir.

Tambahan lagi untuk static universe. Materi dan energi itu reversible. Maksudnya, dari materi bisa dihasilkan energi dan dari energi bisa dihasilkan pula materi. Jadi, prosesnya tidak akan ada habis-habisnya.

Kutip5. yang tempo hari diperdebatkan dengan Pi-One soal ether, jadi intinya apakah Einstein pernah berkata secara harafiah bahwa ada aether atau aether yang dia maksud itu sama konsepnya dengan aether geocentrism ?
Simak tanggapan saya di atas untuk sdr. nʇǝʌ∀.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 25, 2014, 03:02:39 PMdalam teori heliosentris yang berlandaskan pada iman atau supranatural Fairy Goddess of Yuri Heaven dikatakan dari waktu ke waktu, di langit akan lebih banyak peri bermunculan, dan kemunculan itu ditandai dengan makin terangnya alam semesta. cocok memang dengan klaim bahwa akan lebih banyak bintang.

tapi okelah kita bicara sains, bukan iman atau supranatural. anda jangan berharap alam semesta terang benderang secepat itu. alam semesta tidak terbatas so mungkin sekian milyar atau trilyun tahun lagi baru serba terang benderang. sabar saja menunggu. keyakinan heliosentris saya sendiri masih pada cakupan tata surya, tapi suatu hari pasti akan kelihatan alam semesta makin terang.
Silahkan saja berasumsi seperti itu. Terserah mau masukkan angka berapa pun untuk usia semesta sekarang versi asumsi Anda ini. Seratusan tahun, sejutaan tahun, semiliaran tahan, setriliuanan tahun, dan n-tahun. Semuanya tetap saja:

"Dimulai dari angka nol, ya, Pak!" Kata mbak penjaga SPBU.

Artinya, asumsi Anda ini bertentangan dengan konsep static universe itu sendiri yang tanpa-awal dan tanpa-akhir.

Kutipnah lalu apa buktinya bahwa alam semesta itu terbatas? kalau alam semesta terbatas berarti jumlah bintangnya terbatas dan semakin sedikit, dan bagaimana nasib bintang-bintang yang lenyap/jatuh? dan bagaimana dengan lubang hitam?
Bukti bahwa semesta itu terbatas selain malam yang gelap adalah, salah satunya, CMB. :)

Tambahan, lubang hitam tidak ada dalam semesta geocentric. Bahkan saya sangsikan lubang hitam itu benar-benar exists.

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Goen pada Desember 28, 2014, 04:55:37 PM
Bukan. Static Universe itu alam semesta yang tanpa awal, tanpa akhir dan tanpa batas. Jadi, terus-menerus ber-evolusi untuk terus ada. Sehingga, semesta semacam ini bersifat statis tanpa perubahan. Lawannya adalah Dynamic Universe, ya tidak lain, Expanding Universe.

Black hole sebenarnya tidak ada di dalam Static Universe. Blackhole ini produk Relativitas. Dan Relativitas tidak jalan di Static Universe, kecuali, dengan memodifikasinya. Misalnya, dengan menghidupkan kembali Cosmological Constant-nya milik Einstein.

Namun, di dalam Static Universe dikenal istilah Dark Body produk dari Newtonian Physics. Prinsipnya sama. Cahaya tidak bisa lolos dari gravitasi. Perbedaannya, blackhole adalah ruang-waktu yang melengkung tanpa ujung (singularity) sementara dark body adalah objek bermassa sangat padat namun bervolume kecil sehingga menghasilkan gravitasi yang besar yang dengan itu cahaya tidak bisa lolos.

Kutip dari: Goen pada Desember 28, 2014, 04:55:37 PM
Ketika bintang dengan ukuran tertentu meledak, dia melepas awan materi dalam jumlah besar. Dari materi-materi ini ada yang membentuk bintang lagi sebagaimana proses awal terbentuknya bintang ada juga yang tidak. Kalau terbentuknya cuma satu, ya ukurannya kembali seperti awal lagi. Kalau lebih, ya ukurannya jadi lebih kecil. Seperti halnya pada n-stars (binary, ternary, dst.) yang diyakini dulunya berasal dari satu bintang yang lebih besar lagi. Sebaliknya, satu bintang bisa berasal dari n-stars.

Masalah dengan skema seperti ini adalah, ketiadaan dukungan berdasarkan observasi. Maksudnya, melalui observasi sering ditemukan bintang mati, tapi tidak pernah ditemukan bintang lahir.

Tambahan lagi untuk static universe. Materi dan energi itu reversible. Maksudnya, dari materi bisa dihasilkan energi dan dari energi bisa dihasilkan pula materi. Jadi, prosesnya tidak akan ada habis-habisnya.

Di halaman 2 ini, saya sudah klarifikasi bahwa pertanyaan nomor 1 dan 4 ada kesalahan. Pertanyaan tsb sebetulnya tidak terkait geocentrism. Makanya saya rombak pertanyaan saya nomor 1 itu. Pertanyaan nomor 4 sebenarnya tidak penting, karena awalnya saya kira siklus bintang adalah klaim geosentrisme. Saya misunderstood, kirain static sama dengan finite. tapi terima kasih karena telah menjawab.

Kutip dari: Goen pada Desember 28, 2014, 04:55:37 PM
Ini bukan masalah long atau short wavelength. Tapi, longer atau shorter wavelength dari normalnya. Bisa bedain, kan?

Perihal redshift pada matahari, kan ada dua mekanisme penghasil redshift dalam sains mainstream: efek Doppler dan gravitational shift.

Efek doppler sudah pasti tidak mungkin. Karena, matahari tidak menjauhi bumi.

Gravitational shift, nilainya terlalu kecil dibandingkan dengan hasil pengamatan.

Jadi, mekanisme apa lagi yang bisa memperbesar nilai redshift agar sesuai hasil pengamatan kalau begitu?

Geocentrists mengusulkan gravitational centrifugal force sebagai akibat dari perputaran semesta. Besaran centrifugal force yang muncul dari objek-objek yang berputar sehari-semalam, sebanding dengan jaraknya dari pusat pusaran.

Hal ini dikuatkan dengan bintang yang terletak di poros semesta (celestial pole) tidak mengalami redshift, malah tetap blueshift. Bintang Polaris, contohnya. Karena letaknya, bintang polaris tidak berputar secara signifikan untuk menghasilkan centrifugal force yang cukup untuk menggeser spektrum cahayanya ke arah spektrum merah (redshift).

Persamaan matematisnya?

Kutip dari: Goen pada Desember 28, 2014, 04:55:37 PM
As I said before, bintang Polaris mengalami blueshift karena terletak persis di sumbu semesta. Nilai redshiftnya: -0,000055. Minus berarti blueshift (sumber: [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]])

Sayangnya, tidak ada objek seperti itu di bagian selatan. Paling dekat adalah Sigma Octan. Sudutnya sekitar 1 derajat dari sumbu. Oleh karena itu tetap mengalami redshift, tapi dengan nilai yang sangat kecil. Nilai redshiftnya: 0.000040 (Sumber: [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]])

Sementara yang dimaksud dengan Copernican Principle adalah: tidak ada tempat spesial di alam semesta ini, tidak ada pusat semesta. Saya tidak tahu maksud Anda mengkaitkan bintang-bintang di bagian utara-selatan terhadap pelanggaran Copernican Principle.

Yah, maksud saya karena anda menggunakan referensi tsb sebagai penggugat copernican principle tempo hari. Kalau bisa dipakai untuk menggugat copernican principle berarti mengarah pada klaim "ada tempat special di alam semesta".

Kutip dari: Goen pada Desember 28, 2014, 04:55:37 PM
Simak tanggapan saya di atas untuk sdr. nʇǝʌ∀.

Maksud anda tanggapaan untuk Pi-One? nʇǝʌ∀ hanya mewakili post-postnya saja.
Sekalian minta juga kutipan dari Einstein sendiri tentang ether.

Kutip dari: Goen pada Desember 28, 2014, 04:55:37 PM
Silahkan saja berasumsi seperti itu. Terserah mau masukkan angka berapa pun untuk usia semesta sekarang versi asumsi Anda ini. Seratusan tahun, sejutaan tahun, semiliaran tahan, setriliuanan tahun, dan n-tahun. Semuanya tetap saja:

"Dimulai dari angka nol, ya, Pak!" Kata mbak penjaga SPBU.

Artinya, asumsi Anda ini bertentangan dengan konsep static universe itu sendiri yang tanpa-awal dan tanpa-akhir.

Tidak. Jangan samakan konsep saya dengan yang lain-lain. Alam semesta tak terbatas itu artinya tidak bertepi, bukan berarti tidak berawal tidak berakhir. Tapi alam semesta tetap memuai. Bingung kan? Ya memang saat ini logika manusia belum mencapainya. Menurut asumsi saya, alam semesta itu memuai meski tak bertepi. Karena kalau sudah masuk ke ranah alam semesta, maka tidak bisa 100 persen digambarkan dengan perspektif 3 dimensi. Menurut asumsi saya pula, alam semesta akan makin terang. saya meyakini penyebab terciptanya bintang bisa saja dengan munculnya sumbu putar sendiri di luar angkasa, yang bisa berasal dari "kemunculan sendiri" atau sumbu putar lain yang lebih besar. sumbu putar itu yg menggabungkan partikel2 hingga menjadi bintang. suatu hari ada ilmuwan yang membuktikan alam semesta lebih terang daripada sebelumnya, dan akan semakin terang.

Konsep alam semesta ruang lingkup tertutup dan terbatas juga punya flaw, yaitu tidak ada jawaban atas apa yang membungkus alam semesta ini. Karena kalau sudah termasuk "ruang lingkup tertutup dan terbatas" maka konsepnya adalah alam semesta 3 dimensi. Artinya harus ada ruang lain yang lebih luas yang membungkusnya. Dan di luar ruang itu, ada ruang lagi, dan seterusnya...

Sebagai gambaran :

Kelereng di dalam toples.
Toples di dalam rumah.
Rumah di dalam planet bumi.
Planet bumi di dalam alam semesta.
Alam semesta di dalam....?

Kutip dari: Goen pada Desember 28, 2014, 04:55:37 PM
Bukti bahwa semesta itu terbatas selain malam yang gelap adalah, salah satunya, CMB. :)

Tambahan, lubang hitam tidak ada dalam semesta geocentric. Bahkan saya sangsikan lubang hitam itu benar-benar exists.

1. Jadi setelah umur sebuah bintang habis, maka akan jadi apa dia, dan bagaimana dengan massa dan volumenya?
2. Apakah ada bintang-bintang yang sudah mati? Dan seperti pertanyaan saya sebelumnya, apakah jumlah bintang terbatas?
3. Kalau alam semesta terbatas, maka berapa tahun cahaya jarak dari pusat alam semesta ke tepian alam semesta?
4. Anda percaya atau tidak percaya bahwa alam semesta semakin terang?
5. Jadi apa yang selama ini yang dianggap orang sebagai lubang hitam ?
6. Di bagian tepi alam semesta itu warnanya apa, dan berupa bahan apa?
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

ytridyrevsielixetuls

[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Pi-One

Sebuah bintang melakukan reaksi fusi, dan semua bintang termasuk matahari massanya berkurang dari waktu ke waktu. Bahkan saat dia meledak sebagai supernova, materi ledakan tadi juga terpencar ke berbagai arah. Bahkan unsur-unsur berat yang lebih berat dari besi pun terbentuk melalui supernova. Sungguh tak terbayangkan satu bintang meledak, lalu materi ledakannya berkumpul kembali membentuk bintang yang ukurannya sama.

zecklawdark

dan terakhir setiap materi massa berat saling tarik menarik sehingga tiap galaksi di alam semesta bersatu membentuk mega black hole dan menyedok segalanya di alam semesta menjadkan sebuah klereng hitam besar di alam semesta dan akhirnya berubah menjadi bintang membesar terakhir terjadilah ledakan akhir ( bigbank )

Pi-One

Kutip dari: zecklawdark pada Desember 30, 2014, 09:18:56 PM
dan terakhir setiap materi massa berat saling tarik menarik sehingga tiap galaksi di alam semesta bersatu membentuk mega black hole dan menyedok segalanya di alam semesta menjadkan sebuah klereng hitam besar di alam semesta dan akhirnya berubah menjadi bintang membesar terakhir terjadilah ledakan akhir ( bigbank )
Kok galaksi bersatu membentuk black hole?
Saat dua galaksi menyatu, teorinya sih black hole di pusat galaksi juga turut menyatu menjadi black hole yang lebih besar. jadi bukan galaksinya yang menjadi mega black hole. Dan black hole maupun galaksi berbeda dengan bintang, dan ledakan bintang raksasa adalah supernova, bukan big bang.

ytridyrevsielixetuls

Kutip dari: Pi-One pada Desember 28, 2014, 10:39:03 PM
Sebuah bintang melakukan reaksi fusi, dan semua bintang termasuk matahari massanya berkurang dari waktu ke waktu. Bahkan saat dia meledak sebagai supernova, materi ledakan tadi juga terpencar ke berbagai arah. Bahkan unsur-unsur berat yang lebih berat dari besi pun terbentuk melalui supernova. Sungguh tak terbayangkan satu bintang meledak, lalu materi ledakannya berkumpul kembali membentuk bintang yang ukurannya sama.

kan bisa saja materi yang menyusun bintang baru berasal dari ledakan beberapa bintang (jadi bukan berasal dari satu bintang saja), atau materi bekas ledakan satu bintang yang berkumpul dengan materi-materi di luar angkasa yang bukan berasal dari bintang itu kemudian membentuk sebuah bintang baru. bahkan menurut asumsi saya bahwa galaksi-galaksi yang sudah bertabrakan, meledak, dan lenyap akan menghasilkan cahaya-cahaya baru di luar angkasa. dan akhirnya jadi bintang dan galaksi baru.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

Goen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 28, 2014, 10:30:50 PMPersamaan matematisnya?
Saya masih mempelajari beberapa jurnal yang melibatkan perputaran untuk redshift. Selama ini baru ada keterkaitan dengan kecepatan sudut, belum centrifugal force. Namun, hal ini cukup menjanjikan karena ada beberapa eksperimen yang menunjukkan bahwa perputaran dapat menyebabkan blue/redshift seperti eksperimen Mössbauer (1958), Hay dkk.(1960), Champeney dkk. (1963, 1965), Kündig (1963) [Sumber: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

KutipYah, maksud saya karena anda menggunakan referensi tsb sebagai penggugat copernican principle tempo hari. Kalau bisa dipakai untuk menggugat copernican principle berarti mengarah pada klaim "ada tempat special di alam semesta".
Bintang-bintang di pole celestial tidak bisa menggugat Copernican Principle.

KutipMaksud anda tanggapaan untuk Pi-One? nʇǝʌ∀ hanya mewakili post-postnya saja.
Sekalian minta juga kutipan dari Einstein sendiri tentang ether.
Silahkan baca-baca di sini:

[en.wikisource.org/wiki/Ether_and_the_Theory_of_Relativity]


Pertanyaan berikut saya anggap dalam geocentric, ya.
Kutip1. Jadi setelah umur sebuah bintang habis, maka akan jadi apa dia, dan bagaimana dengan massa dan volumenya?
Setelah umur bintang habis, ya, massa dan volumenya juga ikutan habis.

Kutip2. Apakah ada bintang-bintang yang sudah mati? Dan seperti pertanyaan saya sebelumnya, apakah jumlah bintang terbatas?
Bintang yang sudah mati banyak. Jumlah bintang dalam geocentric terbatas.

Kutip3. Kalau alam semesta terbatas, maka berapa tahun cahaya jarak dari pusat alam semesta ke tepian alam semesta?
Tidak tahu. Tapi, yang jelas tidak sebesar klaim sains sekarang (sampai miliaran tahun cahaya).

Dalam Islam Geocentrism (ingat, -ism), semesta ada 7 lapis. Jarak pusat ke langit pertama 500 tahun cahaya, tebal lapisan pertama 500 tahun cahaya. Jarak langit pertama ke langit ke dua 500 tahun cahaya, tebal lapisan kedua 500 tahun cahaya. Begitu terus sampai langit ketujuh. Jadi jaraknya sekitar (500 x 7 x 2) = 7000 tahun cahaya.

Kutip4. Anda percaya atau tidak percaya bahwa alam semesta semakin terang?
Tidak percaya.

Kutip5. Jadi apa yang selama ini yang dianggap orang sebagai lubang hitam ?
Entahlah, supranatural mungkin. :)

Kutip6. Di bagian tepi alam semesta itu warnanya apa, dan berupa bahan apa?
Tidak tahu.

Dalam Samawi Geocentrism (tidak hanya Islam), di balik semesta ada elemen air. Sama halnya dengan lapisan langit, elemen air ini transparan. Tidak ada warna.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Desember 28, 2014, 10:33:28 PMOh ya saya nemu ini di kaskus. Ini akun anda, bukan?

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Iya.

Pi-One

Kutip dari: Goen pada Januari 07, 2015, 01:21:50 PM
Silahkan baca-baca di sini:

[en.wikisource.org/wiki/Ether_and_the_Theory_of_Relativity]
Masih modal quote mining yang sama.
Gak mau peduli kalau ether yang dimaksud Einstein sama sekali beda dengan ether yang dia usung, dan gak ada tuh ether versi Einstein bakal menyeret obyek langit dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Wong ide pergerakan saja gak bisa diaplikasikan ke konsep itu...