Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 06:18:35 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 70
Total: 70

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

DARI FENOMENA BATU ES YANG MENGAPUNG HINGGA FENOMENA UFO DAN SUMBER ENERGI

Dimulai oleh dummy, Desember 14, 2013, 06:15:10 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Aras Yahya

Oleh : Aras Yahya

Tidak asing lagi bagi kita hampir setiap hari menjumpai fenomena yang satu ini, yakni batu es yang mengapung dalam gelas minum kita. Tapi pernahkah kita sekedar bertanya-tanya dalam hati mengapa batu es itu mengapung? Kecuali kita tidak memiliki kepekaan ilmiah terhadap fenomena alam. Akhir-akhir ini selepas saya berkutat menyelesaikan riset pribadi saya selama lebih dari 14 tahun yang lalu saya selalu berusaha menjelaskan setiap fenomena yang saya jumpai sehari-hari, ini mungkin apa yang disebut bawaan (semacam "gen" dari teori yang saya dapatkan dari hasil riset itu).

Bagaimana tidak teori tersebut yang mendorong saya untuk selalu peka terhadap hal-hal tersebut. Ya, maklumlah saya telah berhasil merumuskan apa yang disebut "Teori Segala Hal". Ini kedengarannya sesuatu yang sangat mustahil mengingat diri saya yang awam, hanya saja ini menjadi kendala teknis sehingga tidak bisa terpublis ke publik sampai saat ini.

Perlu anda ketahui bahwa teori tersebut pernah digarap oleh orang yang dinobatkan paling jenius sepanjang masa di jagat raya ini,siapa dia kalau bukan Albert Einstein. Beliau melakukan riset sejak tahun 1920-an hingga akhir hayatnya tahun 1955, namun gagal merumuskan apa yang disebutnya Teori Medan Terpadu. Saya tidak sekadar mengklaim bahwa saya telah berhasil merumuskan teori segala hal yang sangat dicari-cari itu, melainkan didukung oleh bukti-bukti.

Salah satu buktinya yang akan saya paparkan di sini adalah rahasia mengapa batu es itu mengapung? Teori yang ada sekarang sudah jelas tidak dapat berkutik menghadapi soal semacam ini. Sebab menurut pengalaman sehari-hari kita seharusnya air yang lebih dingin (batu es dengan suhu 0 oC) berada di bawah (tenggelam) daripada air dalam gelas (yang lebih hangat dengan suhu di atas 0 oC).

Karena itu untuk menjawab hal ini sebaiknya kita mengetahui apa yang terjadi jika suatu konduktor listrik didinginkan. Menurut hasil eksperimen yang pernah dilakukan bahwa hambatan listriknya menurun, seperti contohnya fenomena superkonduktor (konduktor bebas hambatan) dimana sebuah konduktor listrik dilewatkan pada helium cair bersuhu 4 oK (-269 oC). Hal yang sama juga berlaku terhadap molekul-molekul air yang didinginkan dimana hambatan listriknya juga menurun karena itu elektron-elektronnya cenderung bergerak lebih kencang dari biasanya. Itulah sebabnya air es itu terlihat membeku (bandingkan baling-baling pesawat berputar lambat identik wujud air dalam keadaan cair dan berputar cepat identik wujud air dalam keadaan padat).

Nah, dalam teori segala hal (hasil riset saya yang belum terpublis itu) dinyatakan bahwa hasil kali antara elektron dengan kecepatannya menghasilkan temperatur, secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: e v = T, dimana e elektron (Coulumb = m2 s), v kecepatan (m/s), T suhu (oK = m3). Dari persamaan ini kita melihat bahwa v berbanding lurus dengan T. Artinya, jika kecepatan elektron meningkat maka suhu yang ditimbulkan akibat perputaran elektron juga naik. Ini terbukti dari volume es yang juga ikut naik (ingat! satuan volume dalam teori segala hal identik dengan satuan suhu, m3). Jadi, terbukti sesuai pengalaman kita sehari-hari bahwa air panas selalu berada di atas daripada air dingin, begitu juga halnya dengan batu es tadi.

Sekarang kita sudah faham mengapa batu es itu mengapung di dalam gelas kita. Selanjutnya kita dapat menggeneralisasi bahwa sebenarnya setiap kali perputaran elektron dalam atom akan menghasilkan suhu. Jika demikian halnya tidak heranlah dalam kondisi dingin di atmosfir dan bertekanan tinggi di perut bumi yang tersusun dari atom-atom terakumulasi energi panas dan dilepaskan dalam bentuk petir dan gempa bumi. Persoalannya sekarang bagaimana cara praktis memanfaatkan suhu yang ditimbulkan oleh perputaran elektron dari suatu atom? Caranya sangat mudah dengan mendinginkan air dalam wadah bertekanan tinggi menuju suhu nol absolut (dimana akan tercapai titik suhu ruang hampa) maka akan dihasilkan energi (lagi-lagi menurut teori segala hal) sebagai berikut:

e v p = E

dimana

e elektron (Coulumb = m2 s)
v kecepatan (m/s)
p tekanan (N/m2 = m-1 s2)
E energi (Joule = m2 s2)

Sebagai berbandingan untuk satu atom hidrogen dengan kecepatan elektron 0.5 kecepatan cahaya pada tekanan 1 Nm-2 maka akan dihasilkan tenaga sebesar 1.6022 x 10-19 x 0.5 x 3 x 108 x 1 = 2.4033 x 10-11 Joule per siklus elektron. Bayangkan saja berapa jumlah elektron untuk 1 liter air dan berapa siklus elektron per detik? Lagi pula, energi ini boleh dikatakan praktis, gratis dan yang lebih penting lagi bebas limbah karena pada dasarnya tidak melibatkan massa, seperti energi konvensional: Ekinetik = 1/2mv2 dan E = mc2 di mana m massa (kg = s4), v dan c kecepatan (m/s), kecuali itu elektron-atom hanya membutuhkan tekanan (gaya gravitasi) untuk menghasilkan energi yang dapat tersedia secara alami. Tanpa tekanan energi ini sama sekali tidak menunjukkan eksisistensi apa-apa dan oleh para ahli astronom disebut energi gelap yang mengisi 73% alam semesta.

Inilah sumber energi misterius tersebut yang digunakan oleh benda-benda angkasa untuk saling tidak bertabrakan (antigravitasi) dan eksis seperti komet, UFO, bintang, pulsar, quasar, galaksi dan bahkan energi penciptaan jagat raya (big bang) itu sendiri. Dengan demikian, anjurannya waspadalah, energi ini bagaikan pisau bermata dua, disatu sisi energi ini menjadi perisai bumi sehingga tidak jatuh ke matahari dan bertabrakan dengan benda/planet lain, di sisi lain juga ia menjadi biang kerok gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami matahari, lumpur lapindo, pencairan es di kutub dan bahkan hari kiamat. Sebagai penutup marilah kita sama-sama menjaga diri dari tekanan emosi dan pikiran negatif dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar elektron-elektron tubuh kita menghasilkan energi sel yang sehat. Ingat! rumus evp = E, dimana e elektron, v kecepatan elektron, p tekanan (gravitasi, emosi, pikiran,dll) dan E energi.

Emerald_Eyes

Bapak/Mas mohon ditinjau ulang teorinya.
1) Es mengapung karena massa jenisnya lebih rendah dari air pd suhu kamar.
2) Bagaimana dg foton, neutron, dan partikel2 lain yg tidak bermuatan, apakah energinya nol berdasarkan E=evp?
3) Coulomb=ampere.second.
4) dimensi tekanan dan energi salah.
5) atas dasar apa anda mengasumsikan UFO itu ada?
Masih ada beberapa poin lainnya yg terdengar aneh.

mhyworld

KutipIngat! rumus evp = E, dimana e elektron, v kecepatan elektron, p tekanan (gravitasi, emosi, pikiran,dll) dan E energi.
dari mana tekanan bisa diartikan sebagai gravitasi, emosi, pikiran, dll?
ini sih jelas pseudoscience.
once we have eternity, everything else can wait