Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 04:57:35 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 83
Total: 83

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

ada yg bisa kasih masukan gak? cara2 agar Indonesia kembali bangkit!!!!!!

Dimulai oleh Karno Giyantono, Juni 29, 2009, 09:20:24 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

eka haris

Kutip dari: ghostdoors pada September 17, 2009, 07:50:04 AM
jgn saling tuding.........,cobalah melihat diri kita sndiri..........

HANYA SATU KATA, REVOLUSI...!!!!!!!

Aq setuju dgn ghostdoors...
kita tdk perlu saling menuding krn menurutku itu tdk akan merubah keadaan.
Kita harus sadar bersama bahwa kita adalah bagian dari Indonesia (kalau Indonesia diibaratkan sebagai sebuah sistem, maka kita semua adalah bagian dari sistem Indonesia). Baik buruknya Indonesia ke depan tergantung dari kita semua.
Memang banyak yang harus direvisi/ diperbaiki dari sistem kita. mulai dari pendidikan, ekonomi, menumbuhkan karakter yg mencerminkan budaya bangsa kita, dll, dsb... Kalau mengutip kata-kata ghostdoors, kita harus lakukan REVOLUSI.

Kalau tdk bisa merubah Indonesia scr besar-besaran, mulailah dengan merubah yang kecil-kecil. Mulailah dari diri sendiri. Misalnya, sebagai penerus bangsa, tebal bangunlah Indonesia dgn ilmu kita. Rajinlah belajar, jgn pernah menyerah menghadapi tantangan. Tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia punya putra-putri yg bisa dibanggakan. ;)
Targetkan perubahan kecil untk diri kita minimal 1 perubahan positif setiap harix. Ok, deh.... Maaf postingnya kepanjangan.

So, MET BEREVOLUSI, Friends. ;)

dewaruci

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 25, 2009, 01:40:08 PM
ini usulan buat pemerintah ya?
udah diliatin ke si sby belum?


Belum lah ... kalo udah dah dikasih liat ke SBY, mungkin gak akan ditulis di media publik kayak gitu. Trus klo SBY berminat, maka sistem ini harus diklaim sebagai ide-nya SBY biar SBY kelihatan makin 'sakti'. Klaim ini secara rahasia ini masih efektif di saat-saat sekarang karena WNI belum banyak yang sadar akan Hak Cipta, mirip masyarakat komunis.

Tapi sayangnya udah dipublikasikan, Hak Cipta perlu diberlakukan untuk menjaga citra SBY sendiri. (kok aku terbayang buku: Confessions of an Economic Hit Man yah ... kayak fiksi tapi itulah yang terjadi)

Tapi ada untungnya juga ditulis di media publik. Kan bisa jadi bahan pertimbangan buat para calon presiden lain pengganti SBY.

Sapa tahu Pak Dhe Regarda pengen mencalonkan diri jadi presiden dan mempertimbangkan mekanisme integrasi ini, masih banyak waktu buat mendalami kemudian mengaplikasikannya dari sejak kampanye. Iya khan?

soviet regarda

KutipTapi ada untungnya juga ditulis di media publik. Kan bisa jadi bahan pertimbangan buat para calon presiden lain pengganti SBY.
yup..bagus tuh..
skalian dong..ditambahin tulisan untuk renungan dan pertimbangan rakyat agar berani menggebuk aparat dan penguasa bathil..he

KutipSapa tahu Pak Dhe Regarda pengen mencalonkan diri jadi presiden dan mempertimbangkan mekanisme integrasi ini, masih banyak waktu buat mendalami kemudian mengaplikasikannya dari sejak kampanye. Iya khan?
oleh karena itu, contreng lah saya.. (waks? kampanye bkn nih?) haha

Dhantez

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 24, 2009, 11:16:45 PM

Kutipkenaikan haji = ekonomi kita ada di pengusaha kecil dan menengah.
kenaikan haji tidak sama dengan ekonomi kita ada di pengusaha kecil dan menengah..

Jadi menurut bung soviet yg naik haji semuanya / mayoritas pengusaha kelas kakap?

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 24, 2009, 11:16:45 PM
ekonomi yang digerakan oleh konsumsi artinya..
pemerintah harus menjaga agar..
duit rakyat ngalir dengan lancar kepada pemilik alat produksi..

Anda baru saja mengubah konsep consumption driven economy dgn sudut pandang yg dangkal.

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 24, 2009, 11:16:45 PM
KutipPendapatan perseorangan? setahu saya mendapatkan data yg sangat detail butuh waktu yg panjang dan metode yg rumit..
ya..penguasa memang ga mau repot ngurusin ekonomi si kere..
boro-boro mau ngurusin..mau tau aja engga..

Kutipbelum lagi pendapatan termasuk data yg privasi, misal jika kita tanya (survey) member forsa ttg pendapatan pribadinya blm tentu ada separuh yg mau memberikan data itu.
belum dicoba..

Skeptisme anda menghasilkan kepercayaandiri yg luar biasa..
Kenapa tdk Anda coba mensurvey pendapatan pribadi org di kampung Anda? Cukup sekampung saja deh.. Saya yakin mayoritas tidak mau menyampaikannya. ;)

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 24, 2009, 11:16:45 PM
KutipMisal, Toyota (perusahaan asing) menjual mobil di indonesia.. maka perhitungan GNP tidak akan memasukkannya..Belum lagi Unilever, Coca Cola, HM Sampoerna, Indosat, XL, Telkomsel..(yg semuanya kini kepemilikan asing) Artinya, biarpun mereka perusahaan asing, tp konsumsinya dilakukan oleh orang Indonesia..Sehingga pengukuran kekuatan ekonomi akan lebih akurat menggunakan GDP
pengukuran kekuatan modal...
rakyat kita kita cuma jadi buruh dan konsumen..

Sepertinya kita sedang membahas konsep GDP deh..
Mana yg lebih akurat dlm pengukuran ekonomi, GDP atau GNP atau yg lain..
kok jawabannya "rakyat kita cuma jadi buruh dan konsumen.." ???

Dan soal peningkatan konsumsi kerak telor..
saya jadi ingat di daerah Jogja dekat UGM. Ada kampung namanya Pogung, disana kurang lebih ada 20 warung bubur kacang ijo. Kebetulan saya suka nongkrong dan dekat dgn beberapa penjualnya. Rata2 mereka bisa menghasilkan omset 800rb sehari. Jadi perputaran uang di kampung Pogung saja gross nya adl 16jt per hari atau 480jt sebulan!!

Itu hanya satu kampung lho.. Padahal masih ada kampung seputar UGM lain spt karangwuni, klebengan, dan blimbingsari yg jumlah wrg burjonya krg lebih sama. Kalo dikumpulin smw burjo seputar UGM, omset bulanannya mgkin bisa lebih dari 2 Milliar per bulan. Dan mayoritas pemilik dan pegawai burjo ini adl orang Kuningan, Jabar.

Nah itu baru burjo. Gimana warung masakan jawa? Gimana warung padang? Gimana warung penyet di pinggir jalan?

Itulah consumption driven economy.. ;)
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Dhantez

Kutip dari: ghostdoors pada Oktober 25, 2009, 02:17:40 AM

@bung dhantez ni slh satu link  soal komodo:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

sebenarnya msh byk di media2 lain,masak saya tulis smua...??? cepek deh..!!!

Tidak satu saja sudah cukup kok..
Terimakasih anda sudah rela bercapek2 demi saya yg krg terinformasi ini.. :)

Kutip dari: ghostdoors pada Oktober 25, 2009, 02:17:40 AM
kalo anda hy mengandalkan data dr BPS apalagi dr pihak asing, apa itu tdk kurang valid bung..??coba anda cari data dr LSM independent lainya dunk...!!!

saya rasa penjelasan dr comerade soviet cukup jelas bung dhantez....!!! apa mau ditambah lagi...???!!!!

Kurang valid?

Setahu saya ini forum sains.. Maka utk penulisan saintifik untuk data statistik Indonesia, yg paling valid adl BPS. Kemudian data world bank, IMF, dan CIA World Data adl sumber yg sangat diakui oleh penulisan ilmiah.

Nah beda lagi klo ini ternyata adl forum antikapitalis yg menganggap data2 yg ada bau2 "Amerika"-nya tdk valid.. Kalo sudah gitu mohon usulannya: data siapa yg valid utk saya pakai sbg bahan analisa. Trims.
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

soviet regarda

KutipJadi menurut bung soviet yg naik haji semuanya / mayoritas pengusaha kelas kakap?
ga juga...maksud saya..
fenomena piknik ke arab tidak hanya fenomena ritual - ekonomi..
tapi ada fenomena ekonomi - politik yang hampir tidak terlihat di permukaan..
ketika orang desa menjual sawah untuk ongkos piknik ke arab..

KutipAnda baru saja mengubah konsep consumption driven economy dgn sudut pandang yg dangkal.
sudut pandang marxian lebih tepatnya..

KutipSkeptisme anda menghasilkan kepercayaandiri yg luar biasa..Kenapa tdk Anda coba mensurvey pendapatan pribadi org di kampung Anda? Cukup sekampung saja deh.. Saya yakin mayoritas tidak mau menyampaikannya. kedip
sudah pernah..  :P

KutipSepertinya kita sedang membahas konsep GDP deh..
Mana yg lebih akurat dlm pengukuran ekonomi, GDP atau GNP atau yg lain..
kan udah...Pendapatan Perseorangan (PI)..
tapi ga ada yang mau repot survey..termasuk badan survey milik negara...

KutipDan soal peningkatan konsumsi kerak telor..
saya jadi ingat di daerah Jogja dekat UGM. Ada kampung namanya Pogung, disana kurang lebih ada 20 warung bubur kacang ijo. Kebetulan saya suka nongkrong dan dekat dgn beberapa penjualnya. Rata2 mereka bisa menghasilkan omset 800rb sehari. Jadi perputaran uang di kampung Pogung saja gross nya adl 16jt per hari atau 480jt sebulan!!
masa? setelah dapat omset sebesar itu duitnya terus kemana?
coba tanya lagi..kehidupan keluarganya sejatera ga?

KutipItu hanya satu kampung lho.. Padahal masih ada kampung seputar UGM lain spt karangwuni, klebengan, dan blimbingsari yg jumlah wrg burjonya krg lebih sama. Kalo dikumpulin smw burjo seputar UGM, omset bulanannya mgkin bisa lebih dari 2 Milliar per bulan. Dan mayoritas pemilik dan pegawai burjo ini adl orang Kuningan, Jabar.
Nah itu baru burjo. Gimana warung masakan jawa? Gimana warung padang? Gimana warung penyet di pinggir jalan?
ya..trus duit yang lebih dari dua milyar itu kemana?

KutipSetahu saya ini forum sains.. Maka utk penulisan saintifik untuk data statistik Indonesia, yg paling valid adl BPS. Kemudian data world bank, IMF, dan CIA World Data adl sumber yg sangat diakui oleh penulisan ilmiah.
setahu saya thread ini bahas sospol..
dan kajian sosial politik tidak terpaku pada statistik..
apalagi dari BPS,data world bank,IMF dan CIA World Data ..CIA?

KutipNah beda lagi klo ini ternyata adl forum antikapitalis yg menganggap data2 yg ada bau2 "Amerika"-nya tdk valid..
ini adalah forum yang plural..dengan adanya orang atau pandangan..
yang anti kapitalis, yang tidak anti kapitalis..atau malah yang pro kapitalis..
diskusi dari pandangan yang berbeda kan malah bagus buat perkembangan khasanah ilmu sosial itu sendiri..

KutipKalo sudah gitu mohon usulannya: data siapa yg valid utk saya pakai sbg bahan analisa.
bahan analisa sesuai kurikulum pendidikan RI ya jelas..
data yang disebut vallid adalah data dari BPS,data world bank,IMF dan CIA World Data ..CIA?











dewaruci

@Pak Lik Dhantez
Memandang konsumsi dari sudut pandang kapitalis emang memberi kesan positif. Tapi perlu diingat bahwa konsumsi juga harus seimbang dengan investasi.

Negeri-negeri G8 emang beberapa waktu tahun yang lalu memberikan persepsi positif terhadap perilaku konsumtif negara-negara berkembang, karena mereka menguasai sumber-sumber produksi. Nah karena tidak mampu menyeimbangkan antara kemampuan konsumsi negara berkembang dengan investasi di negaranya, tak heran jika negara-negara G8 kini terpuruk dalam resesi.

Bukan masalah data valid atau tidak, tapi bagaimana kita menganalisa data-data tersebut dalam sudut pandang tanpa tendensi.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi didominasi oleh kegiatan konsumsi. Apalagi konsumsinya berbentuk ketergantungan terhadap produk import. Padahal produk import yang umumnya teknologi tinggi, memiliki perkembangan yang semakin cepat. Jika budaya konsumsi ini dilanggengkan tanpa kendali akan tiba satu masa dimana lebih besar pasak daripada tiang.

Lain halnya kalo kegiatan konsumsi diimbangi dengan kegiatan investasi, maka ketika kita tidak lagi mampu membeli barang impor, kita masih bisa "shopping" produk dalam negeri. Nah klo investasinya ga seimbang dengan konsumsi, kemana arah keseimbangan ekonomi? 

@ Pak Dhe Regarda
Jaman sudah edan, bisa jadi ekonomi komunis dijalankan oleh seorang kapitalis sejati.
Apa yang akan terjadi jika paham komunis diterapkan oleh seorang yang bermental kapitalis?

Dhantez

OK, utk masalah naik haji saya mengerti dan menerima pemahaman Anda.

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 27, 2009, 12:40:16 AM
KutipSkeptisme anda menghasilkan kepercayaandiri yg luar biasa..Kenapa tdk Anda coba mensurvey pendapatan pribadi org di kampung Anda? Cukup sekampung saja deh.. Saya yakin mayoritas tidak mau menyampaikannya. kedip
sudah pernah..  :P

Artinya ada dua: Anda adalah surveyor yg sangat hebat.. atau orang2 di kampung Anda sungguh terbuka.. Tp sptnya lebih ke kemungkinan yg pertama, jadi saya harus akui Anda sgt hebat.. semoga Anda mau share teknik2 survey di topik baru. Pasti sangat berguna.

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 27, 2009, 12:40:16 AM
KutipSepertinya kita sedang membahas konsep GDP deh..
Mana yg lebih akurat dlm pengukuran ekonomi, GDP atau GNP atau yg lain..
kan udah...Pendapatan Perseorangan (PI)..
tapi ga ada yang mau repot survey..termasuk badan survey milik negara...

Saya malah jadi ragu apakah Anda benar2 pernah melakukan survey..

Jika menggunakan PI, Anda bisa bayangkan melakukan analisa dari data berjumlah 100juta daftar (asumsi saja sekitar 50% penduduk Indonesia memiliki penghasilan). Nah, bayangkan waktu yg dibutuhkan utk mensurvey pendapatan itu.. Satu bulan? Dua bulan? Bayangkan lagi berapa tenaga surveyor yg dibutuhkan utk survey SELURUH indonesia.. Berapa dana yg dikeluarkan utk menggaji surveyor ini? Utk perjalanan mereka mengelilingi Indonesia? Bayangkan peralatan yg digunakan utk menyimpan data tersebut? Komunikasi datanya.. Haruskah setiap survey didaerah yg tdk ada koneksi internetnya dikirim flashdisk lewat kantor pos? Belum lagi klo survey belum selesai tjd gejolak ekonomi yg mengubah data pendapatan lagi.. Maka survey harus diulang lg utk validitas data.. Belum lagi klo tjadi bencana yg merusak struktur pendapatan di satu daerah. Blm kalo di daerah itu ada transaksi antar pulau. Ulang lagi.

Jangan2 Anda malah protes klo pemerintah abis2in duit..

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 27, 2009, 12:40:16 AM

KutipDan soal peningkatan konsumsi kerak telor..
saya jadi ingat di daerah Jogja dekat UGM. Ada kampung namanya Pogung, disana kurang lebih ada 20 warung bubur kacang ijo. Kebetulan saya suka nongkrong dan dekat dgn beberapa penjualnya. Rata2 mereka bisa menghasilkan omset 800rb sehari. Jadi perputaran uang di kampung Pogung saja gross nya adl 16jt per hari atau 480jt sebulan!!
masa? setelah dapat omset sebesar itu duitnya terus kemana?
coba tanya lagi..kehidupan keluarganya sejatera ga?

Anda tinggal di mana sih? Kalo kapan ada kesempatan mainlah ke Jogja.. Saya akan dgn senang hati memperkenalkan Anda dgn "temen2" penjaga burjo.

Atau klo tdk bisa ke Jogja, cobalah di Bandung (sekitar kos2an mahasiswa ITB), atau minimal yg ada kampus cukup besar spt Solo (UNS) dan Semarang (Undip), saya yakin fenomena bisnis burjo ini pasti ada..

Tanya kesejahteraan? Saya cukup dekat dgn beberapa dari mereka hingga pernah menginap di rumahnya di Kuningan sana. Saya tahu apa yg membuat mereka bahagia. Dan saya tdk perlu memprotes pola konsumsi mereka dgn mengajarkan ilmu2 ekonomi dan kesejahteraan.

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 27, 2009, 12:40:16 AM
ya..trus duit yang lebih dari dua milyar itu kemana?

Saya tdk mengerti arah pertanyaan Anda.
Yg jelas kebanyakan dari mereka akan investasi tanah di Kuningan, buka cabang burjo baru, beli kendaraan ato HP, dipake senang2 terutama mancing (itu hobi mayoritas yg aku kenal), beberapa jg buat buka usaha di Kuningan (setahu saya ada yg buka bengkel, pemancingan, rental CD jg).

Kutip dari: soviet regarda pada Oktober 27, 2009, 12:40:16 AM
KutipSetahu saya ini forum sains.. Maka utk penulisan saintifik untuk data statistik Indonesia, yg paling valid adl BPS. Kemudian data world bank, IMF, dan CIA World Data adl sumber yg sangat diakui oleh penulisan ilmiah.

setahu saya thread ini bahas sospol..
dan kajian sosial politik tidak terpaku pada statistik..
apalagi dari BPS,data world bank,IMF dan CIA World Data ..CIA?

Yg dipertanyakan ghostdoor adl validitas data yg aku pakai.. Bukan masalah harus terpaku pd statistik atau tidak.

Dan berkacalah dgn kata "apalagi" yg Anda pakai.. Sejak pertama saya disini, saya berusaha menghargai pluralitas disini. Tapi sudahkah Anda?
Saya baru memakai kata "antikapitalis" entah dipostingan keberapa saya di tred ini.. Tapi sudahkah Anda menghargai data2 dari negara kapitalis dan negara ini sendiri sejak pertama?

Soal data dari CIA. Saya belum mendalami sejarah politik, hanya mendengar sedikit informasi dr kiri kanan..
Jadi saya kurang tahu maksud Anda mengetik: ..CIA?

Tp klo informasi mengenai CIA WorldFact wikipedia menyediakannya [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

ghostdoors

KutipKurang valid?

Setahu saya ini forum sains.. Maka utk penulisan saintifik untuk data statistik Indonesia, yg paling valid adl BPS. Kemudian data world bank, IMF, dan CIA World Data adl sumber yg sangat diakui oleh penulisan ilmiah.
Iya...!! hrs seimbang bung. anda hy melihat satu sisi yg slama ini di gembar-gemborkan. maaf, mgkn hy ini yg anda tau.
baik saya coba link kan, tolong dibaca dulu...

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

ini baru contoh kecil. sebenernya msh ada refrensi yg sgt bagus sekali, sayangnya buku saya masih dipinjem teman. niscaya kalo sudah balik nanti saya post kan.
skali lg saya minta maaf, kalo refrensi nya blm cukup puas....
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

Dhantez

@ghostdoors: Terimakasih infonya..
Tentu saya tahu ttg isu ketidakvalidan data BPS.. Tapi utk saat ini tidak ada pilihan lain.. Dan data yg saya pakaipun (yg dr BPS) bukanlah data vital (misalnya jumlah penduduk miskin) yg bisa membuat analisanya keliru fatal (misal ternyata GDP Indonesia sangat rendah).. Data yg saya pakai hanya utk menjelaskan struktur GDPnya saja (persentase - bukan angka rupiahnya) utk mengatakan bahwa ekonomi Indonesia berbasis konsumsi.

Nah, coba kita anggap persentase pada data BPS salah..
Yg bisa saya lakukan adl mencatut artikel yg menyatakan hal serupa (ekonomi Indonesia adl berbasis konsumsi)
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Selebihnya, saya pertama kali mendengar istilah ekonomi berbasis konsumsi adl dari Bp.Mudrajad Kuncoro (dosen FEB UGM)

Kutip dari: dewaruci pada Oktober 27, 2009, 02:54:31 PM
@Pak Lik Dhantez
Memandang konsumsi dari sudut pandang kapitalis emang memberi kesan positif. Tapi perlu diingat bahwa konsumsi juga harus seimbang dengan investasi.

Mas az kok kesannya tua bener.. umur saya br 24 je.. ;D

Hmm.. saya bukan org kapitalis kok.. saya lbh suka dibilang org yg suka Indonesia maju.. ;)
Konsumsi, dipandang dr sudut pandang ekonomi plg dasar, adl positif. Buat apa klo byk yg produksi tapi tdk ada yg mengkonsumsi?

Nah konsumsi dlm konsep consumption-driven jgn melulu diartikan gaya hidup hedonis.. Saya akan teruskan dibawah.

Kutip dari: dewaruci pada Oktober 27, 2009, 02:54:31 PM
Negeri-negeri G8 emang beberapa waktu tahun yang lalu memberikan persepsi positif terhadap perilaku konsumtif negara-negara berkembang, karena mereka menguasai sumber-sumber produksi. Nah karena tidak mampu menyeimbangkan antara kemampuan konsumsi negara berkembang dengan investasi di negaranya, tak heran jika negara-negara G8 kini terpuruk dalam resesi.

Wah.. saya krg paham masalah finansial global..
Saya ada teman yg mendalami finance, smg dia mau gabung di forsa dan memberi pandangan alternatif utk pembelajaran bersama.. :)

Kutip dari: dewaruci pada Oktober 27, 2009, 02:54:31 PM
Saat ini, pertumbuhan ekonomi didominasi oleh kegiatan konsumsi. Apalagi konsumsinya berbentuk ketergantungan terhadap produk import. Padahal produk import yang umumnya teknologi tinggi, memiliki perkembangan yang semakin cepat. Jika budaya konsumsi ini dilanggengkan tanpa kendali akan tiba satu masa dimana lebih besar pasak daripada tiang.

Lain halnya kalo kegiatan konsumsi diimbangi dengan kegiatan investasi, maka ketika kita tidak lagi mampu membeli barang impor, kita masih bisa "shopping" produk dalam negeri. Nah klo investasinya ga seimbang dengan konsumsi, kemana arah keseimbangan ekonomi? 

Saya sangat setuju..

Tapi mari kita samakan persepsi mengenai pengertian konsumsi dlm konteks GDP dan consumption-driven economy. Sepertinya ada salah paham mengartikan kata konsumsi disini.

Consumption driven economy sdiri jgn langsung diartikan kita ini negara konsumtif atau hedonis. Yg dimaksud Konsumsi disini bukanlah suka beli barang mewah.. Perhatikan pengkategorian dalam data GDP dari BPS: ada konsumsi rumah tangga, investasi, dst dst.. Jika kategori "konsumsi rumah tangga" memiliki peran besar dlm pembentukan GDP maka ekonomi nya disebut consumption driven, sementara jika investasi nya yg besar akan disebut investment driven. Semua ngr maju spt Amerika, Jepang, dll mayoritas investment driven.

Lalu kita telusur lagi.. Apa pengertian konsumsi rumah tangga pd struktur GDP itu? Apakah beli mobil termasuk investasi atau konsumsi rumah tangga? Apakah beli komputer adl investasi atau konsumsi rt?

Kategori konsumsi rumah tangga ini, justru lebih mencerminkan kegiatan ekonomi kerakyatan.. Beli beras, cabe, sayur, jajan masakan padang, dst dst.. Siapa mayoritas produsennya (cabe, beras, sayur, dkk)? InsyaAllah masih orang2 dalam negeri. Jadi consumption-driven dalam ranah Indonesia, justru mencerminkan kegiatan ekonomi ini..

Nah soal investasi, saya setuju bgt.. Terutama jika org2 Indonesia yg memiliki uang lebih mau berinvestasi di negara sdiri, membuka lapangan kerja bagi rakyat kita. Krn saya khawatir klo tlalu mengandalkan investasi asing justru akan merusak masa depan ekonomi ngr kita.
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

ghostdoors

Hmm...,kayaknya anda murid dr Bpk. Budiono ya,,,????

KutipNah soal investasi, saya setuju bgt.. Terutama jika org2 Indonesia yg memiliki uang lebih mau berinvestasi di negara sdiri, membuka lapangan kerja bagi rakyat kita. Krn saya khawatir klo tlalu mengandalkan investasi asing justru akan merusak masa depan ekonomi ngr kita.

Nah, itu dia saya baru sepakat dg anda...!!
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

dewaruci

Kutip dari: Dhantez pada Oktober 27, 2009, 04:17:37 PM
Nah soal investasi, saya setuju bgt.. Terutama jika org2 Indonesia yg memiliki uang lebih mau berinvestasi di negara sdiri, membuka lapangan kerja bagi rakyat kita. Krn saya khawatir klo tlalu mengandalkan investasi asing justru akan merusak masa depan ekonomi ngr kita.
.... dan masalahnya adalah kita terus berhutang tapi rasio investasinya masih kecil. Apakah dana hutang itu engga dipake buat investasi? Jadi gimana mau mengejar ketertinggalan?

ghostdoors

@dhantez:
kalo begitu mslh hutang2 yg menumpuk negeri ini solusinya gmn...?
anda bung yg sgt percaya data BPS, coba kalkulasi hutang dr bank dunia atau bangsa lain. mgkn anda lbh tau, sbenernya buat apa seh hutang2 itu...??
katanya anda "lbh suka dibilang org yg suka Indonesia maju.."
tolong dijabarkan penjelasanya...,Monggo....
"TIDAK ADA SEJARAH YANG TIDAK MENETESKAN DARAH DAN SETIAP PERJUANGAN MEMBUTUHKAN PENGORBANAN"

dewaruci

Kutip dari: ghostdoors pada Oktober 30, 2009, 01:11:51 AM
@dhantez:
kalo begitu mslh hutang2 yg menumpuk negeri ini solusinya gmn...?
anda bung yg sgt percaya data BPS, coba kalkulasi hutang dr bank dunia atau bangsa lain. mgkn anda lbh tau, sbenernya buat apa seh hutang2 itu...??
katanya anda "lbh suka dibilang org yg suka Indonesia maju.."
tolong dijabarkan penjelasanya...,Monggo....

Aku kuatir, hutang-hutang dipake buat naikin gaji PNS yang ujung-ujung mendongkrak konsumsi rumah tangga, dengan asumsi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. (gagasan neo-liberal yang diaplikasi secara salah)

Pada jaman suharto, semua indikator perekonomian kita bagus, malah dapet pujian sebagai "golden boy". Tapi tak ada yang sadar bahwa bagusnya indikator itu akan berujung pada krisis multi dimensi di tahun 1997.

Ada baiknya jika data dipake buat analisa, bukan untuk dipercaya sebagai suatu keadaan.

Klo mau melihat keadaan yang bisa di percaya, turunlah ke jalan, ke gubug-gubug di pinggiran sungai, ke hotel mewah, bicara dengan semua kalangan dan berbagai aktivitas riil lainnya. Setelah itu baru kita bisa mempercayai kondisi yang sebenarnya.

Social Permutation

Kutipmasa? setelah dapat omset sebesar itu duitnya terus kemana?
coba tanya lagi..kehidupan keluarganya sejatera ga?

mohon maaf sodara soviet, saya sekali lagi tidak setuju dengan anda, pesimisme anda membuat saya "gatal",...hahahaha...anda tau ukuran keluarga sejahtera, tolong di cari literaturnya, agar gak ngelantur, karena begini yang di bilang oleh sodara dhantez itu benar adanya, tidak pernah warung burjo itu di kawasan kampus UGM sepi dalam hitungan jam, sejahtera? jelas! kalo tidak sejahtera tidak akan mereka teruskan jualan burjo dan lain-lain, mungkin mereka malah buka usaha yang lebih gampang, SDSB misalnya,

kedua, duitnya kemana? anda bercanda apa dengan menanyakan itu?
tahu yang namanya supply chain production?
uang itu hanya alat pemutar supply chain itu, begini kita tidak usah membahas dari mulai berdirinya usaha burjo itu tapi dari ketika duit diterima oleh pengusaha burjo, dia akan membeli persediaan bahan baku seperti mie instan, telor, kacang hijau, gula, gula merah dan lain-lain dari pasar, grosir dan akan melibatkan peran usaha KADIN di sana, bahkan BULOG, anda pasti bertanya-tanya mengapa hal kecil ini menjadi cukup besar melibatkan dua bahkan lebih lembaga negara, maka dari itu, hal tersebut di istilahkan sebagai supply chain production...
ketika ada demand maka ada supply, selanjutnya persediaan secara partai besar akan memenuhi kebutuhan masyarakat (penjual dan pembeli), begitu selanjutnya, dan untung selalu di cari,

mencari alat bedah sebuah permasalahan negara tidak bisa pakai satu pisau, atau alat ukur, yang anda sebut "SOSIALISME", hal itu sudah usang, kini bagaimana negara di dunia bersaing dalam hal GDP, export dan kemajuan-kemajuan lainnya, maka dari itu gunakan alat "bedah" yang tepat, supaya akurat...
All Waves, Rise now and Become my Shield, Lightning, Strike now and Become my Blade